Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN NIFAS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Ditetapkan

PROSEDUR Tanggal terbit Direktur


TETAP

Pengertian Perawatan dan penatalaksanaan setelah persalinan

.
Sebagai pedoman untu.k perawatan nifas dibidang , agar

Tujuan pasien mengerti dan faham akan tujuan pemeriksaan.

Kebijakan Agar pasien mendapatkan pelayanan yang optimal tentang

Kelainan yang berhubungan dengan infeksi.

Kelainan yang berhubungan dengan perdarahan.

Kelainan yang berhubungan dengan trombosit.

Kelainan yang berhubungan dengan payudara dan menyusui.

Prosedur Diagnosis :

Anamnesis / MMPI tes.

Pemeriksaan fisik.

Doppler.

Laboratorium.

Mensuport involusi sempurna.

Mensuport ASI eksklusif.


Mensuport system kardio vaskuier GIT, traktus urinarius
kembali ke N

Mensuport estetik perempuan.

Kewaspadsan post partum blus.

Manajemen : Keluhan yang berhubungan dengan infeksi:

Antibiotik

Perawatan luka terinfeksi

Drainase

Laparotomi

Perawatan intensif pada keadaan lanjut (sepsis)

Kelainan yang berhubungan dengan perdarahan

Preparat Ergometrin / Oksitosin

Kuretase

Laparotomi

Antibiotik

Kelainan yang berhubungan dengan tromboemboli

Obat Antikoagulan

Antibiotik

Ambulasi dini

1. Konseling

1.1. Menerangkan maksud dan tujuan petneriksaan vaginal pada pasien.

2. Persiapan Tindakan

2.1. Syarat :

2.1.1. Dilakukan dengan halus dan hati-hati.

2.1.2. Dilakukan dalam keadaan steril.

2.1.3. Dilakukan dengan pendamping tenaga paramedik atau keluarga


pasien.

2.2. Indikasi

2.2.1. Pada perneriksaan kesehatan ginekologik berkala (check


up).

2.2.2. Bila ada keluhan dan atau kelainan yang diduga

berasal dari organ genitalis.

2.3 Indikasi Kontra

2.3.1. Masih virgin

2.3.2. Dalam hal ini dilakukan pemeriksaan rektal.

1. Nama Pekerjaan

Faktor Resti Untuk Ibu Hamil

2. Tujuan

Sebagai acuan dalam menentukan factor resiko dan resiko tinggi pada ibu hamil

3. Ruang Lingkup

Semua ibu hamil yang datang berobat ke UPTD Puskesmas Kendal Kerep

4. Ketrampilan Petugas

3.1 Dokter
3.2 Bidan

5. Alat dan bahan

5.1 Alat
5.1.1 Timbangan Berat badan
5.1.2 Pita pengukur lingkar lengan atas
5.1.3 Pengukur Tinggi Badan
5.1.4 Tensi Meter
5.1.5 Buku KIA ( Score Poedji Rochjati)
5.2 Bahan
5.2.1 Tidak ada

6. Instruksi Kerja

Faktor Resiko Ibu Hamil diantaranya


6.1 Primi muda, hamil ke-1 umur kurang dari 16 tahun
6.2 Primi tua, hamil ke-1 umur lebih dari 35 tahun, atau terlalu lambat hamil ke-1
kawin lebih dari 4 tahun.
6.3 Terlalu lama hamil lagi, lebih dari 10 tahun.
6.4 Terlalu cepat hamil lagi, kurang dari 2 tahun
6.5 Terlalu banyak anak, Anak lebih dari 4
6.6 Terlalu tua, umur lebih dari 35 tahun
6.7 Tinggi badan kurang dari 145 cm
6.8 Pernah gagal kehamilan
6.9 Pernah melahirkan dengan tarikan tang / vakum
6.10 Pernah melahirkan dengan Uri dirogoh
6.11 Pernah melahirkan dengan diberi infuse/transfusi.
6.12 Pernah operasi seksio
6.13 Adanya penyakit pada ibu hamil : kurang darah, Malaria, TBC paru,
Payah jantung, kencing manis dan penyakit menular seksual.
6.14 Adanya bengkak pada muka/tungkai dan tekanan darah tinggi.
6.15 Hamil kembar 2 atau lebih.
6.16 Hamil kembar air (Hydramnion).
6.17 Bayi mati dalam kandungan.
6.18 Kehamilan lebih bulan.
6.19 Hamil letak sungsang.
6.20 Hamil letak lintang.
6.21 Hamil dengan perdarahan.
6.22 Pre eklamsi berat (kejang)
Kriteria Faktor Resiko Tinggi Ibu Hamil diantaranya
6.23 HB kurang dari 8 gr %
6.24 Tekanan darah tinggi (Sistole > 140 mmHg, diastole > 90 mmHg)
6.25 Eklampsia
6.26 Oedema yang nyata
6.27 Perdarahan pervaginam
6.28 Ketuban pecah dini
6.29 Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu
6.30 Letak sungsang pada primigravida
6.31 Infeksi berat / sepsis
6.32 Persalinan premature
6.33 Kehamilan ganda
6.34 Janin yang besar
6.35 Penyakit kronis pada ibu ; Jantung, paru, ginjal, dll
6.36 Riwayat obstetric buruk, riwayat bedah sesar dan komplikasi kehamilan .

Penatalaksanaan sesuai kelompok Resiko :


6.37. Jumlah skor 2, termasuk kelompok Bumil resiko rendah (KRR), pemeriksaan
kehamilan bisa dilakukan bidan, tidak perlu dirujuk, tempat persalinan bisa di
polindes, penolong bisa bidan.
6.38. Jumlah skor 6-10, termasuk kelompok Bumil resiko Tinggi (KRT),
pemeriksaan kehamilan dilakukan bidan atau dokter, rujukan ke bidan dan
puskesmas, penolong persalinan bidan atau dokter.
6.39. Jumlah skor lebih dari 12, termasuk kelompok Resiko Sangat Tinggi
(KRST), pemeriksaan kehamilan harus oleh dokter, penolong harus dokter

7. Indikator Kinerja

Faktor resti dapat diidentifikasi sedini mungkin sehingga dapat mengatasi akibat
dari resti itu sendiri dan menurunkan angka kematian ibu.

8. Catatan mutu

8.1 Register Kohort Ibu Hamil


8.2 Register KIA
8.3 Status Ibu
8.4 Buku KIA
8.5 Laporan AMP

9. Referensi.

Buku Kesehatan Ibu dan Anak, Dinas Kesehatan Kota Malang, 2007

Pengertian Nebulaizer adalah suatu tindakan yang bertujuan


untuk mengencerkan dahak dan melonggarkan jalan
nafas
Tujuan Sebagai acuan tindakan nebulaizer
Kebijakan Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter

Peralatan nebulizer standar


Prosedur PERSIAPAN ALAT :

1. tabung O2

2. Obat untuk bronchodilator antara lain :


ventolin, dexamethasone

3. Masker oksigen

4. Nebulaizer

PERSIAPAN PASIEN :

1. Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang hal-


hal yang akan dilakukan
2. Pasien diatur sesuai kebutuhan

PELAKSANAAN :

1. Perawat cuci tangan

2. Mengisi ventolin pada nebulezer

3. Mengisi pada tempat humidifaier dengan


bronchodilator misalnya : ventolin (sabutamol)
atau kadang diberi dexamethasone pada status
asmatikus.

4. Memasang masker pada pasien

5. Nebulaizer dinyalakan

6. Observasi pasien

7. Selesai dilakukan tindakan pasien dirapikan

8. Alat-alat dibereskan dan dikembalikan

9. Perawat cuci tangan

Unit Rawat inap


terkait

Anda mungkin juga menyukai