a) Nilai Kontrak
Nilai kontrak adalah nilai pekerjaan yang dikerjakan oleh pihak pemborong berdasarkan
surat perjanjian, surat perintah kerja antara pihak pemberi pekerjaan (pihak I) dengan penerima
pekerjaan (pihak II) dalam jangka waktu tertentu dan jumlah biaya tertentu.
Didalam Nilai Kontrak mencakup : Kesepakatan harga yang disebutkan dalam kontrak, mata
uang yang di jadikan standar, menjelaskan pihak mana yang menanggung biaya pajak, materai
dan biaya lainnya (biasanya Kontraktor), sumber pendanaan yang jelas.
b) Pembayaran/Cara Pembayaran
Pembayaran dan cara pembayarannya sangat erat berkaitan dengan jaminan yang harus
disediakan, baik oleh Penyedia Jasa maupun Pengusaha Jasa untuk menjamin/mengamankan
pembayaran-pembayaran tersebut.
Didalamnya berisi ketentuan tentang tahapan pembayaran, cara pengukuran prestasi, jangka
waktu pembayaran dan konsekuensi apabila terjadi keterlambatan pembayaran (misal denda).
Cara Pembayaran : Pembayaran uang muka, Pembayaran prestasi pekerjaan, Pembayaran
bulanan, Pembayaran pra perdana penuh dari penyedia jasa.
c) Jaminan (Bond)
Seperti yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999 tentang
Usaha Jasa Konstruksi mengenai Kegagalan Bangunan, tanggung jawab pengguna jasa dan
penyedia jasa baik itu penyedia jasa perencana, penyedia jasa pelaksana maupun penyedia jasa
pengawas dalam suatu proyek konstruksi tidak terbatas pada masa konstruksi saja namun sampai
dengan waktu 10 tahun setelahnya terhitung sejak tanggal serah terima ke-dua atau berakhirnya
masa tanggung jawab atas cacat. (berakibat sanksi pidana atau denda)
Aspek Perpajakan
Dalam suatu kontrak kontrusi terkandung aspek perpajakan, terutama yang berkaitan dengan
nilai kontrak sebagai pendapatan penyedia jasa. Jasa. Jenis pajak yang terkai dengan jasa
kontruksi adalah:
a. Pajak Pertambahan nilai (PPN)
Dasar hukum yang mengenai Pajak Pertambahan nilai (PPN) atas jasa kontruksi diatur pada
pasal 4 (c) UU No.8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah dengan UU No.18 Tahun 2000. Dasar Hukum
pengenaan Pajak Penghasilan (PPh) atas penghasilan jasa kontruksi siatur pada pasal 4 ayat 1
dan 2 UU No.7 Tahun 1983 tentang pajak penghasilan sebagaimana telah diubah dengan UU
No.17 Tahun 2000.
CCO
Apa perbedaan antara CCO (Contract Changer Order), Adendum dan Amandemen
Kontrak?
apa perbedaan addendum dan amandemen. Secara retorika, yang bertanya menjawab bahwa
addendum adalah penambahan/perubahan dokumen pada saat lelang atau sebelum kontrak
ditandatangani, sedangkan amandemen adalah penambahan/perubahan setelah kontrak berjalan
atau telah ditandatangani.
Addendum dan Amandemen Kontrak adalah istilah yang sama, hanya Addendum dan
Amandemen Kontrak merupakan produk lanjutan dari CCO (Contract Change Order). Jika
terjadi CCO berarti akan terjadi Addendum atau Amandemen Kontrak, sedangkan jika terjadi
Addendum atau Amandemen belum tentu telah terjadi CCO.
Dari klausul di atas terlihat bahwa jenis CCO atau Perintah Perubahan Kontrak atau Perintah
Perubahan Kerja atau Perubahan Lingkup Pekerjaan adalah sebagai berikut:
Pekerjaan Tambah/Kurang (Volume dan Jenis Pekerjaan)
Volume pekerjaan pada item-item jenis pekerjaan yang terdapat dalam Kontrak
bertambah/berkurang disesuaikan kondisi
Perubahan Spesifikasi Teknis dan Gambar Pekerjaan, pada Pekerjaan Konstruksi
perubahan ini sering disebut Revisi Desain
Revisi desain dilakukan jika terdapat perubahan yang sangat signifikan dan kondisi lapangan
membutuhkan perubahan penanganan sehingga desain atau spesifikasi teknis berubah.
Penambahan Pekerjaan Baru
Penambahan item jenis pekerjaan yang sebelumnya tidak terdapat dalam Kontrak dikarenakan
kondisi lapangan membutuhkan penanganan jenis pekerjaan tersebut.
KLAIM KONSTRUKSI
Pengertian Klaim Konstruksi
Klaim Konstruksi Adalah Klaim Yang Timbul Dari Atau Sehubungan Dengan
Pelaksanaan Suatu Pekerjaan Jasa Konstruksi Antara Pengguna Jasa Dan Penyedia Jasa Atau
Antara Penyedia Jasa Utama Dgn Sub-Penyedia Jasa Atau Pemasok Bahan Atau Antara Pihak
Luar Dan Pengguna/ Penyedia Jasa Yang Biasanya Mengenai Permintaan Tambahan Waktu,
Biaya Atau Kompensasi Lain.
Pembahasan Klaim Konstruksi
Unsur-Unsur Klaim
Klaim-Klaim Konstruksi yang biasa muncul dan paling sering terjadi adalah klaim mengenai
waktu dan biaya sebagai perubahan pekerjaan.
Namun Terkadang Penyedua jasa, Disamping Mengajukan Klaim Untuk Perubahan Pekerjaan,
Juga Mengajukan Klaim Sebagai Dampak Terhadap Pekerjaan Yang Tdk Berubah Ut
Menghitung Biaya Pekerjaan Yg Tdk Diubah Adalah Tidak Mudah.
1. Kenaikan Upah Tenaga Kerja/ Tambahan Atau Upah Yang Lbh Tingi
2. Tambahan Material Dan Peralatan Yang Diperlukan
3. Tambahan Pengawasan, Admistrasi Dan Overhead
4. Tambahan Waktu Yg Perlu Ut Pelaksanaan
5. Membuka/ Mengerjakan Kembali Pekerjaan
6. Penurunan Produktivitas Atau Efisiensi
7. Pengaruh Cuaca
8. Catatan Mengenai Hambatn-Hambatan Dan Kelambatan2
9. Demobobilisasi Dan Remobilisasi
10. Penanganan Material Yang Berlebiahan
11. Biaya-Biaya Lembur Dan Waktu Kerja
12. Lembur Yang Berlebihan, Yang Mengarah Penurunan Produktivitas
13. Salah Penempatan Peralatan
14. Penumpukan Pd Tempat Kerja
15. De-Efisiensi Dari Jenis Pekerjaan
Dari Sub Penyedia jasa Atau Pemasok Bahan Terhadap Penyedia jasa Utama
Jenis-Jenis Klaim :
a) Klaim Tambahan Biaya Dan Waktu
Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Tambahan Waktu Dan Biaya
b) Klaim Biaya Tak Langsung (Ovrhead)
Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Tambahan Waktu Dan Biaya
c) Klaim Tambahan Waktu (Tanpa Tambahan Biaya)
d) Klaim Kompensasi Lain