Anda di halaman 1dari 15

Laporan pendahuluan

Asuhan keperawatan keluarga dengan haemoroid


A. Definisi
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal. Hemoroid
sangat umum terjadi. Pada usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe hemoroid
berdasarkan luasnya vena yang terkena. Kehamilan diketahui mengawali atau
memperberat adanya hemoroid. (Brunner & Suddarth, 2002)
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal. Hemoroid
internal yaitu hemoroid yang terjadi diatas spingter anal sedangkan yang muncul di
spingter anal disebut hemoroid eksternal. ( Suzanne C. Smeltzer, 2006 )
Berdasarkan letak terjadinya hemoroid dibedakan dalam dua klasifikasi, yaitu :
1. Hemoroid Eksterna
Hemoroid eksterna diklasifikasikan sebagai akut dan kronis. Bentuk akut berupa
pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya merupakan
hematoma, bentuk ini sering sangat nyeri dan gatal karena ujung ujung saraf pada
kulit merupakan reseptor nyeri. Hemoroid eksterna kronik atau skin tag berupa satu atau
lebih lipatan kulit anus yang terdiri dan jaringan penyambung dan sedikit pembuluh
darah.
2. Hemoroid Interna
- Derajat I : terjadi pembesaran hemoroid yang tidak prolaps keluar kanal anus. Hanya
dapat dilihat dengan anorektoskop.
-Derajat II : pembesaran hemoroid yang prolaps dan menghilang atau masuk sendiri ke
dalam anus secara spontan setelah selesai BAB.
-Derajat III : pembesaran hemoroid yang prolaps dapat masuk lagi ke dalam anus
dengan bantuan dorongan jari.
-Derajat IV : prolaps hemoroid yang permanen, rentan dan cenderung untuk mengalami
thrombosis atau infark

B. Etiologi
Berbagai penyebab yang dipercaya menimbulkan terjadinya hemoroid, antara
lain sebagai berikut :
1. BAB dengan posisi jongkok yang terlalu lama.
BAB dengan posisi jongkok yang terlalu lama. Hal ini akan meningkatkan
tekanan vena yang akhirnya mengakibatkan pelebaran vena. Sedangkan BAB dengan
posisi duduk yang terlalu lama merupakan factor resiko hernia, karena saat duduk pintu
hernia dapat menekan.
2. Obtipasi atau konstipasi kronis
Obtipasi atau konstipasi kronis, konstipasi adalah suatu keadaan dimana
seseorang mengalami kesulitan saat Buang Air Besar (BAB) sehingga terkadang harus
mengejan dikarenakan feses yang mengeras, berbau lebih busuk dan berwarna lebih
gelap dari biasanya dan frekwensi BAB lebih dari 3 hari sekali. Pada obstipasi atau
konstipasi kronis diperlukan waktu mengejan yang lama. Hal ini mengakibatkan
peregangan muskulus sphincter ani terjadi berulang kali, dan semakin lama penderita
mengejan maka akan membuat peregangannya bertambah buruk
3. Tekanan darah (Aliran balik venosa)
Tekanan darah (Aliran balik venosa), seperti pada hipertensi portal akibat sirosis
hepatis. Terdapat anastomosis antara vena hemoroidalis superior,media dan inferior,
sehingga peningkatan tekanan portal dapat mengakibatkan aliran balik ke vena-vena ini
dan mengakibatkan hemoroid
4. Faktor pekerjaan
Faktor pekerjaan. Orang yang harus berdiri,duduk lama, atau harus
menggangkat barang berat mempunyai predisposisi untuk terkena hemoroid.
5. Olah raga berat
Olah raga berat adalah olahraga yang mengandalkan kekuatan fisik. Yang
termasuk olahraga berat antara lain mengangkat beban berat/angkat besi, bersepeda,
berkuda, latihan pernapasan, memanah, dan berenang. Seseorang dengan kegiatan
berolahraga yang terlalu berat seperti mengangkat beban berat/angkat besi, bersepeda,
berkuda, latihan pernapasan lebih dari 3 kali seminggu dengan waktu lebih dari 30 menit
akan menyebabkan peregangan . sphincter ani terjadi berulang kali, dan semakin lama
penderita mengejan maka akan membuat peregangannya bertambah buruk.
6. Diet rendah serat sehingga menimbulkan obstipasi.

C. Manifestasi klinik
1. Pembengkakan pada area anus
2. Timbulnya rasa gatal dan nyeri akibat inflamasi
3. Perdarahan pada faeces berwarna merah terang
4. Keluar selaput lender, timbul karena iritasi mukosa rectum.
5. Prolaps hemoroid (benjolan tidak dapat kembali)
Grade I : prolaps (-), perdarahan (+)
Grade II : prolaps (+), masuk spontan
Grade III : prolaps (+), masuk dengan manipul
Grade IV : prolaps (+), inkarserata
D. Patofisiologi
Drainase daerah anorektal adalah melalui vena-vena hemoroidalis superior dan
inferior. Vena hemoridalis superior mengembalikan daerah ke v. mesenterika inferior
dan berjalan submukosa dimulai dari daerah anorektal dan berada dalam bagian yang
disebut kolumna morgagni, berjalan memanjang secara radier sambil mengadakan
anostomosis. Ini menjadi varices disebut hemoroid interna. Lokasi primer hemoroid
interna (pasien berada dalam posisi litotomi) terdapat pada tiga tempat yaitu anterior
kanan, posterior kanan dan lateral kiri. Hemoroid yang lebih kecil terjadi diantara tempat-
tempat tersebut. V. hemoroidales inferior memulai venular dan pleksus pleksus kecil
di daerah anus dan distal dari garis anorektal. Pleksus ini terbagi menjadi dua dan
pleksus inilah yang menjadi varices dan disebut hemoroid eksterna (Mansjoer, 2000 :
321).
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik
dari vena hemoroidalis. Beberapa faktor etiologi telah diajukan termasuk konstipasi atau
diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran prostat, fibroma
uteri, dan tumor rektum. Penyakit hati kronik yang disertai hipertensi portal sering
mengakibatkan hemoroid, karena vena hemoroidalis superior mengalirkan darah ke
dalam sistem portal. Selain itu, sistem portal tidak mempunyai katub, sehingga mudah
terjadi aliran balik.
Hemoroid adalah pelebaran vena hemoroidalis. Pada saat terdapat penekanan,
hemoroid internal akan terdorong melewati pintu anus dan membentuk penonjolan
(prolap). Prolap pada hemoroid derajat II dapat masuk kembali dengan sendirinya,
pada derajat III dapat masuk dengan bantuan dari luar ( tekanan tangan ) dan pada
derajat IV tidak dapat masuk kembali ke dalam (menetap). Prolap yang menetap
mengandung gumpalan darah (thrombus) yang dapat menimbulkan pembengkakan dan
peradangan. Prolap yang mendapat gesekan dapat menimbulkan nyeri. Selain itu prolap
yang mendapat gesekan dapat menimbulkan iritasi kulit perianal. Bila penderita tidak
dapat menjaga kebersihan tubuhnya, maka dapat menimbulkan rasa gatal dan
mengeluarkan lendir. Adanya lendir menyebabkan kelembaban di daerah anus.
Bila prolap tersebut terus mendapat tekanan dari feses yang keras maka dapat
merusak permukaan halus hemoroid dan menyebabkan perdarahan. Pendarahan yang
terjadi kadang hanya menetes dan kadang dapat memancar deras. Pendarahan yang
berulang dapat menimbulkan anemia.
E. Komplikasi
Adapun komplikasi yang terjadi akibat penyakit ini adalah :
1. Anemia yang disebabkan karena perdarahan hebat oleh traumapada saat defekasi.
2. Hipotensi disebabkan karena perdarahan yang keluar menyebabkan kerja jantung
menurun.
F. Pemeriksaan Penunjang
- Hemoglobin, mengalami penurunan < 12 mg%.
- Anoscopy, pemeriksaan dalam rektal dengan menggunakan alat, untuk mendeteksi
ada atau tidaknya hemoroid.
Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol keluar.
Anoskop dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran. Penderita dalam posisi
litotomi. Anoskop dan penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam mungkin,
penyumbat diangkat dan penderita disuruh bernafas panjang. Hemoroid interna
terlihat sebagai struktur vaskuler yang menonjol ke dalam lumen. Apabila penderita
diminta mengejan sedikit maka ukuran hemoroid akan membesar dan penonjolan
atau prolaps akan lebih nyata
- Digital rectal examination, pemeriksaan dalam rektal secara digital.
- Sigmoidoscopy dan barium enema, pemeriksaan untuk hemoroid yang disertai
karsinoma.
- Inspeksi Hemoroid eksterna mudah terlihat, terutama bila sudah menjadi thrombus.
Hemoroid interna yang menjadi prolaps dapat terlihat dengan cara menyuruh pasien
mengejan. Prolaps dapat terlihat sebagai benjolan yang tertutup mukosa.
- Rectal Toucher (RT)
Hemoroid interna stadium awal biasanya tidak teraba dan tidak nyeri, hemoroid ini dapat
teraba bila sudah ada thrombus atau fibrosis. Apabila hemoroid sering prolaps, selaput
lendir akan menebal. Trombosis dan fibrosis pada perabaan terasa padat dengan dasar
yang lebar. Rectal toucher (RT) diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya
karsinoma recti.
- Pemeriksaan diperlukan untuk melihat hemoroid interna yang belum prolaps. Anaskopi
dimasukan untuk mengamati keempat kuadran dan akan terlihat sebagai struktur
vaskuler yang menonjol kedalam lumen. Apabila penderita diminta mengejan sedikit
maka ukuran hemoroid akan membesar dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata.
Banyaknya benjolan, derajatnya, letak, besarnya, dan keadaan lain seperti polip, fissure
ani, dan tumor ganas harus diperhatikan

G. Penatalaksanaan
1. Terapi konservatif
a) Pengelolaan dan modifikasi diet
Diet berserat dan rendah sisa, buah-buahan dan sayuran, dan intake air
ditingkatkan. Diet serat yang dimaksud adalah diet dengan kandungan selulosa yang
tinggi. Selulosa tidak mampu dicerna oleh tubuh tetapi selulosa bersifat menyerap air
sehingga feses menjadi lunak. Makanan-makanan tersebut menyebabkan gumpalan isi
usus menjadi besar namun lunak sehingga mempermudah defekasi dan mengurangi
keharusan mengejan secara berlebihan.
b) Medikamentosa
Terapi medikamentosa ditujukan bagi pasien dengan hemoroid derajat awal.
Obat-obatan yang sering digunakan adalah:
1. Stool Softener, untuk mencegah konstipasi sehingga mengurangi kebiasaan
mengejan, misalnya Docusate Sodium.
2. Anestetik topikal, untuk mengurangi rasa nyeri, misalnya Liidocaine ointmenti 5%
(Lidoderm, Dermaflex). Yang penting untuk diperhatikan adalah penggunaan obat-
obatan topikal per rectal dapat menimbulkan efek samping sistematik.
3. Mild astringent, untuk mengurangi rasa gatal pada daerah perianal yang timbul akibat
iritasi karena kelembaban yang terus-menerus dan rangsangan usus, misalnya
Hamamelis water (Witch Hazel)
4. Analgesik, misalnya Acetaminophen (Tylenol, Aspirin Free Anacin dan Feverall) yang
merupakan obat anti nyeri pilihan bagi pasien yang memiliki hiperensitifitas terhadap
aspirin atau NSAID, atau pasien dengan penyakit saluran pencernaan bagian atas atau
pasien yang sedang mengkonsumsi antikoagulan oral.
5. Laxantina ringan atau berak darah (hematoscezia). Obat supositorial anti hemoroid
masih diragukan khasiatnya karena hasil yang mampu dicapai hanya sedikit. Obat
terbaru di pasaran adalah Ardium. Obat ini mampu mengecilkan hemoroid setelah
dikonsumsi beberapa bulan. Namun bila konsumsi berhenti maka hemoroid tersebut
akan kambuh lagi.

2. Terapi Tindakan Non Operatif Elektif


a) Skleroterapi
Vasa darah yang mengalami varises disuntik Phenol 5 % dalam minyak nabati
sehingga terjadi nekrosis lalu fibrosis. Akibatnya, vasa darah yang menggelembung
akan berkontraksi / mengecil. Untuk itu injeksi dilakukan ke dalam submukosa pada
jaringan ikat longgar di atas hemoroid interna agar terjadi inflamasi dan berakhir dengan
fibrosis. Untuk menghindari nyeri yang hebat, suntikan harus di atas mucocutaneus
juction (1-2 ml bahan diinjeksikan ke kuadran simptomatik dengan alat hemoroid
panjang dengan bantuan anoskopi). Komplikasi : infeksi, prostitis akut dan reaksi
hipersensitifitas terhadap bahan yang disuntikan. Skleroterapi dan diet serat merupakan
terapi baik untuk derajat 1 dan 4.
b) Ligasi dengan cincin karet (Rubber band Ligation)
Teknik ini diperkenalkan oleh Baron pada tahun 1963 dan biasa dilakukan untuk
hemoroid yang besar atau yang mengalami prolaps. Tonjolan ditarik dan pangkalnya
(mukosa pleksus hemoroidalis) diikat denga cincin karet. Akibatnya timbul iskemik yang
menjadi nekrosis dan akhirnya terlepas. Pada bekasnya akan mengalami fibrosis dalam
beberapa hari. Pada satu kali terapi hanya diikat satu kompleks hemoroid sedangkan
ligasi selanjutnya dilakukan dalam jangka waktu dua sampai empat minggu. Komplikasi
yang mungkin timbul adalah nyeri yang hebat terutama pada ligasi mucocutaneus
junction yang kaya reseptor sensorik dan terjadi perdarahan saat polip lepas atau
nekrosis (7 sampai 10 hari) setelah ligasi.
c) Bedah Beku (Cryosurgery)
Tonjolan hemoroid dibekukan dengan CO2 atu NO2 sehingga terjadi nekrosis
dan akhirnya fibrosis. Terapi ini jarang dipakai karena mukosa yang akan dibekukan
(dibuat nekrosis) sukar untuk ditentukan luasnya. Cara ini cocok untuk terapi paliatif
pada karsinoma recti inoperabel.
d) IRC (Infra Red Cauter)
Tonjolan hemoroid dicauter / dilelehkan dengan infra merah. Sehingga terjadilah
nekrosis dan akhirnya fibrosisTerapi ini diulang tiap seminggu sekali.
3. Terapi Operatif
Pada operasi wasir yang membengkak ini dipotong dan dijahit biasanya dalam
anaestesie spinal (pembiusan hanya sebatas pusar kebawah) sehingga pasien tidak
merasa sakit, tapi tetap sadar.
Ada dua metode operasi : yang pertama setelah hemoroid dipotong, tepi sayatan
dijahit kembali. Pada metode yang kedua dengan alat stapler hemoroid dipotong dan
dijahit sekaligus. Keuntungan dari metode kedua ini adalah rasa sakit yang jauh
berkurang dari pada metode pertama meskipun pada operasi wasir dengan metode
pertama pun rasa sakit sudah berkurang dibandingkan cara operasi 10-20 tahun yang
lalu.
H. Konsep Asuhan keperawatan
A. PENGKAJIAN
1. Pengkajian
. Penjajakan pertama
Tujuan penjajakan tahap pertama adalah untuk mengetahui masalah yang
dihadapi oleh keluarga. Merupakan informasi yang diperlukan untuk mengukur
masalah kesehatan ,status kesehatan, kesanggupan keluarga dalam memberikan
perawatan pada anggota keluarga .
a) Struktur dan sifat anggota keluarga
- Anggota anggota keluarga dan hubungan dengan kepala keluarga.
- Data demografi : umur,jenis kelamin, kedudukan dalam keluarga.
- Tempat tinggal masing-masing anggota keluarga.
- Macam struktur anggota keluarga apakah matrikat,patrikat berkumpul atau
menyebar.
- Anggota keluarga yang menonjol dalam pengambilan keputusan.
- Hubungan dengan anggota keluarga termasuk dalam perselisihan yang nyata
ataupun tidak nyata.
- Kegiatan dalam hidup sehari-hari,kebiasaan tidur,kebiasaan makan dan
penggunaan waktu senggang.
b) Faktor sosial budaya dan ekonomi
Pekerjaan, penghasilan, kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan primer, jam
kerja ayah dan ibu, siapa yng menentukan keuangan dan penggunaannya .
c) Faktor lingkungan
- Perumahan: luas rumah, pengaturan dalam rumah, persediaan sumber air,
adanya bahan kecelakaan, dan pembuangan sampah.
- Macam lingkungan / daerah rumah
- Fasilitas social dan lingkungan
- Fasilitas transportasi dan kesehatan
d) Riwayat kesehatan
- Riwayat kesehatan dari tiap anggota keluarga
- Upaya pencegahan terhadap penyakit
- Sumber pelayanan kesehatan
- Perasepsi keluarga terhadap peran pelayanan dari petugas kesehatan.
- Pengalaman yang lalu dari petugas kesehatan.
e) Cara pengumpulan data
(1) Oservasi langsung : dapat mengetahui keadaan secara langsung.
Keadaan fisik dari tiap anggota keluarga, komunikasi dari tiap anggota keluarga,
peran dari tiap anggota keluarga, keadaan rumah dan lingkungan.
(2) Wawancara (Aspek fisik, aspek mental, sosial budaya, ekonomi, kebiasaan,
lingkungan.

(3) Dilakukan terhadap angota keluarga yang mengalami masalah kesehatan dan
keperawatan antara lain : tanda-tanda penyakit dan kelainan organ tubuh.

B. Analisa data
Analisa data bertujuan untuk mengetahui masalah kesehatan yang dialami oleh
keluarga. Dalam menganalisis data dapat menggunakan typologi masalah dalam family
health care. Permasalahan dapat dikategorikan sebagai berikut :

a. Ancaman kesehatan adalah : keadaan yang dapat memungkinkan terjadinya


penyakit, kecelakaan atau kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan.
b. Kurang atau tidak sehat adalah : kegagalan dalam memantapkan kesehatan.
c. Krisis adalah : saat- saat keadaan menuntut terlampau banyak dari indivdu atau
keluarga dalam hal penyesuaian maupun sumber daya mereka.

C. Perumusan Masalah

Prinsip dalam menyusun masalah kesehatan adalah menggunakan 5 tugas


kesehatan, alasan untuk memakai 5 tugas kesehatan sebagai kerangka ,adalah karena
dalam perawatan kesehatan masyarakat, perawat sebagian besar akan mengurus
masalah-masalah yang berhubungan dengan tingkah laku manusia.

Tahap penjajakan satu :

1. Adanya ancaman kesehatan adalah keadaan-keadaan yang dapat


memungkinkan penyakit kecelakaan / kegagalan dalam mencapai potensi
kesehatan
2. Kurang / tidak sehat adalah kegagalan dalam memantapkan kesehatan
3. Krisis adalah saat-saat keadaan menuntut terlampau banyak dari individu
/ keluarga dalam hal penyesuain maupun dalam hal sumber daya mereka.

Tahap penjajakan dua :

Tahap ini menggambarkan sampai dimana keluarga dapat


melaksanakan tugas-tugas kesehatan yang berhubungan dengan ancaman
kesehatan, kurang /tidak sehat dan krisis yamg dialami oleh keluarga yang
didapat pada penjajakan tahap pertama. Pada tahap kedua menggambarkan
ketidak mampuan keluarga untuk melaklasanakan tugas-tugas kesehatan serta
cara pemecahan masalah yang dihadapi . berikut adalah diagnosa yang muncul
pada kasus haemoroid (wasir) :

- Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita hemoroid


berhubungan dengan kuranganya informasi penyakit hemoroid.

- Risiko terjadi penyakit berulang berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga


mengenal masalah kesehatan.

- Ketidakmampuan keluarga untuk menyediakan diet khusus bagi penderita hemoroid


berhubungan kurangnya pengetahuan tentang jenis makanan yang dapat menurunkan
resiko terjadinya hemoroid, ekonomi.

D. Menentukan prioritas masalah

Setelah data dianalisa akan ditemukan beberapa masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga, yang tidak dapat ditangani seklaligus. Maka untuk menangani masalah ini,
perawat dapat menyusun masalah yang telah diidentifikasikan sesuai dengan
prioritasnya.

Skala Untuk Menyusun Masalah Kesehatan Keluarga Dengan Prioritas

No Kriteria Nilai Bobot

1 Sifat masalah : - Ancaman kesehatan 2 1

- Tidak / kurang sehat 3


- Krisis
1

2 Kemungkinan masalah dapat diubah : - Mudah 2 2

- Sebagian 0
- Rendah
1

3 Potensi masalah untuk dicegah : - Mudah 3 1

- Sebagian 2
- Rendah
1
4 Menonjolnya masalah : - Masalah berat harus 2 1
segera ditangani

- Adanya masalah tapi tidak perlu


segera ditangani
- Masalah tidak dirasakan 1

Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot.

Skor
X bobot
Angka tertinggi

Jumlahkanlah skor untuk semua kriteria , skor tertinggi 5 sama dengan seluruh
bobot.

E. Perencanaan

Rencana perawatan keluarga adalah kumpulan tindakan yang di tentukan oleh


perawat untuk dilaksanakan untuk memecahkan masalah kesehatan dan masalah
perawatan yang telah diidentifikasikan

Proses dalam pengembangan rencana perawatan keluarga menyangkut metode


pemecahan masalah. Pada umumnya metode ini terdiri dari beberapa bagian

a. Penentuan masalah
b. Sasaran dan tujuan perawatan
c. Rencana tindakan
d. Rencana untuk mengevaluasi perawatan

Intervensi

Merupakan realisasi dari rencana tindakan keperawatan yang telah ditetapkan


bersama keluarga untuk memecahkan masalah sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan.
Diagnosa dan Interveni Asuhan Keperawatan pada Klien dengan haemoroid

No Diagnosa keperawatan keluarga Tujuan Intervensi Rasional


I ketidakmampuan keluarga Setelah dilakukan 1-2 X - Beri informasi tentang Klien dan keluarga
merawat anggota keluarga yang kunjungan, klien dan keluarga penyakit hipertensi, mengetahui tentang
menderita hemoroid mampu mampu mengenal meliputi pengertian, penyakit yang diderita
berhubungan dengan kurangnya masalah nyeri dan cara penyebab, gejala, dampak klien
pengetahuan penyakit. merawat keluarga yang serta cara pencegahan
menderita wasir. hemoroid.
Dengan kriteria hasil :
a. Klien dan keluarga
mampu mengetahui
pengertian, penyebab,
gejala, dampak serta
cara pencegahan
hemoroid.

II Risiko terjadi penyakit berulang Setelah dilakukan 1-2 X


berhubungan dengan kunjungan, klien dan keluarga - Diskusikan dengan
keluarga tentang tanda - Klien dan
ketidakmampuan keluarga mampu mengenal masalah
dan gejala hemoroid keluarga dapat
mengenal masalah kesehatan, yang timbul karena hemoroid
menantisipasi jika
ketidaktahuan cara mengatasi dan acara mengatasinya. tanda hemoroid
masalah hemoroid. muncul .
Dengan kriteria hasil :
a. Menyebutkan gejala - Motivasi keluarga untuk - Masalah bisa
hemoroid mengambil keputusan cepat teratasi.
b. Mengambil keputusan tentang tindakan yang
untuk mengatasi perlu diambil dalam
masalah hemoroid mengatasi masalah,
c. Klien dan keluarga berobat ke sarana
mengetahui manfaat kesehatan ( puskesmas )
dan pelayanan yang
tersedia di sarana
kesehatan (puskesmas,
RS, Klinik dokter).

III Ketidakmampuan keluarga Setelah dilakukan 2-3 X - Anjurkan keluarga untuk - Memenuhi
kunjungan, klien dan keluarga selalu memberikan air kebutuhan cairan
untuk menyediakan diet khusus
mampu mampu mengetahui minum 1,5 2 liter sehari tubuh per Hari,
bagi penderita hemoroid jenis makanan cara pengolahan mencegah
makanan yang tepat untuk terjadinya
berhubungan kurangnya
penderita hemoroid. konstipasi.
pengetahuan tentang jenis
Dengan kriteria hasil : - kurangi mengkonsumsi - Mengurangi
makanan yang dapat
makanan yang pedas dan penyerapan air
menurunkan resiko terjadinya a. Klien dan keluarga tinggi lemak. berlebihpada usu
mengetahui manfaat yang dapat
hemoroid, ekonomi.
dari jenis makanan mengakibatkan
tertentu dan dapat konsitpasi
menyediakan diet
khusus, dan cara - Anjurkan diet tinggi serat - Melancarkan BAB
pengolahan makanan dan Melunakan
feces, sehingga
yang tepat untuk mencegah
penderita hemoroid. terjadinya
konstipasi dan
upaya mengejan.
F. Implementasi

Merupakan realisasi rencana tindakan keperawatan yang telah ditetapkan


bersama dengan kelompok

Hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap


keluarga

a. Sumber daya keluarga (keuangan)


b. Tingkat pendidikan keluarga
c. Adat istiadat yang berlaku
d. Respon dan penerimaan keluarga
e. Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga

G. Evaluasi

Merupakan tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai / tidak evaluasi selalu
berkaitan dengan tujuan. Evaluasi sebagai suatu proses dapat diputuskan pada lain
dimensi, yaitu :

a. Keberhasilan tindakan yang dikaitkan dengan tujuan


b. Untuk menambah ketepatgunaan dari tindakan perawat
c. Sebagai bukti hasil dari tindakan perawatan serta alasan mengapa biaya
pelayanan perawatan tinggi
d. Untuk mengembangkan dan menyempurnakan praktek keperawatan

Anda mungkin juga menyukai