PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Tujuan
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka tujuan penulisan makalah ini
antara lain sebagai berikut :
PEMBAHASAN
A.KONSEP MEDIS
1. Anatomi Fisilogi
Dalam kasus di mana ukuran dari tumor hipofisis begitu besar atau
menimbulkan kontak/penekanan pada saraf optik, maka tindakan
pembedahan dapat menjadi langkah pertama untuk mengecilkan ukuran
tumor, sebelum mengobati sisa dari tumor
2. Defenisi
3. Etiologi
Namun, account cacat ini hanya sebagian kecil dari kasus-kasus tumor
hipofisis. Selain itu, tumor hipofisis didapat dari hasil penyebaran (metastasis)
dari kanker situs lain. Kanker payudara pada wanita dan kanker paru-paru
pada pria merupakan kanker yang paling umum untuk menyebar ke kelenjar
pituitari. Kanker lainnya yang menyebar kekelenjar pituitari termasuk kanker
ginjal, kanker prostat, melanoma, dan kanker pencernaan.
4. Klasifikasi
Tumor fungsional lebih sering ditemukan pada usia yang lebih muda
sedangkan tumor non fungsional sebagian besar ditemukan pada usia yang
lebih tua.
(a) kromofobik
(b) kromofilik
(b) basofilik
Walaupun demikian klasifikasi ini terbukti tidak mempunyai nilai klinis dan
sekarang sudah mulai digantikan dengan klasifikasi yang bersifat lebih fungsional
dengan menggunakan mikroskop electron dan imunohistokimia.Tehnik ini dapat
mengidentifikasi produksi hormone pada adenoma kromofob,yang
memungkinkan ahli patologi untuk dapat mengidentifikasikan hormone yang
diproduksi oleh tumor eosinofilik.selain itu juga ditemukan bahwa banyak tumor
mensekresikan lebih dari satu hormone.bentuk mutasi dari P53 suatu gen
suppressor tumor,juga dapat ditemukan secara histologis serta menunjukkan
bahwa tumor tersebut pertumbuhannya akan sangat cepat.
5. Patofisiologi
Inaktifasi tumor supresor bersifat resesif, karenanya kedua gen allel harus
terlibat untuk mempengaruhi fungsi seluler. Heterogenitas defek genetik
ditemukan pada adenoma hipofisis sesuai dengan proses neoplastik multi step.
Abnormalitas protein G, penurunan ekspresi protein nm23, mutasi ras gen,
delesi gen p53, 14 q, dan mutasi, kadar c-myc onkogen yang tinggi dapat
menyebabkan pertumbuhan adenoma kelenjar hipofisis.
6. Manifestasi Klinis
a. Nyeri kepala
b.Karena perluasan tumor ke area supra sella, maka akan menekan chiasma
optikum, timbul gangguan lapang pandang bitemporal. Karena serabut
nasal inferior yang terletak pada aspek inferior dari chiasma optikum
melayani lapang pandang bagian temporal superior (Wilbrands knee),
maka yang pertama kali terkena adalah lapang pandang quadrant
bitemporal superior. Selanjutnya kedua papil akan menjai atrophi.
c. Tumor yang tumbuh perlahan akan menyebabkan gangguan fungsi hipofisis
yang progressif dalam beberapa bulan atau beberapa tahun berupa :
1. Hypotiroidism, tidak tahan dingin, myxedema, rambut yang kasar
2. Hypoadrenalism, hipotensi ortostatik, cepat lelah
3. Hypogonadism, amenorrhea (wanita), kehilangan libido dan
kesuburan
7. Penatalaksanaan
1) Pengobatan :
2) Pembedahan :
Tingkat kematian kurang dari 1%. Mayor morbiditas, termasuk stroke, kehilangan
penglihatan, meningitis, CSF bocor, atau cranial palsy, kurang dari 3,5%.
Diabetes insipidus permanen muncul setelah operasi dalam 2 sampai 5% dari
pasien dan diperlakukan oleh penggantinya.
3) Terapi radiasi :
8. Komplikasi
2. Hypotiroidism.
3. Hypoadrenalism.
4. Hypogonadism.
5. Hyperprolactenemia.
B.Asuhan Keperawatan
A.Pengkajian
1.Pengkajian sekunder
a. Identitas
b. Keluhan Utama
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi :
b. Palpasi :
a. Aktifitas /istirahat :
b.Sirkulasi
-. Takikardi.
c. Integritas ego
d. Eliminasi.
e. Makanan/cairan
-. Malnutrisi
f. Neurosensori.
g. Nyeri/kenyamanan
h. Keamanan
-. Demam
-. Menggigil
B.Diagnosa Keperawatan
metabolic ( hipermetabolik)
C.Rencana Keperawatan
3. Berikan kompres
hangat jika ada
demam. Hindari
penggunaan alcohol
4. Orientasikan pasien
pada lingkungan
sekitar sebagaimana
kebutuhan
15 nov 4. Gangguan Tujuan : Nutrisi klien 1.Pantau masukan 1. Mengidentifikasi kekuatan/defisiensi
2011 pemenuhan nutrisi adekuat makanan setiap hari nutrisi
kurang dari
08:00
kebutuhan tubuh
b.d gangguan
KH: 2. Ukur tinggi, berat 2. Membantu dalam identifikasi malnutrisi
badan. Timbang berat protein kalori, khususnya bila berat badan
metabolik
badan setiap hari atu kurang dari normal
Mendemonstrasikan
(hipermetabolik) sesuai indikasi.
berat badan yang
stabil,
3. Kebutuhan jaringan metabolic
Bebas tanda ditingkatkan
dari malnutrisi.
3. Dorong pasien
untuk makan diet
tinggi kalori kaya
nutrient, dengan
masukan cairan
adekuat
15 nov 5. Kelemahan b.d Tujuan: 1. Evaluasi laporan 1. Menentukan derajat dari efek
2011 penurunan Menunjukan kelemahan, kesulitan ketidakmampuan
produksi energy perbaikan menyelesaikan tugas.
08:00
metabolik, kemampuan klien Perhatikan
malnutrisi untuk beraktivitas kemampuan
istrahat/tidur dengan
tepat
KH:Melaporkan
perbaikan rasa
berenergi, 2. Kaji kemampuan 2. Mengidentifikasi kebutuhan individual
untuk berpatisipasi dan membantu pilihan intervensi
Berpatisipasi pada
pada aktivitas yang
aktivitas yang
dibutuhkan/diinginkan
diinginkan
3. Mencegah kelelahan berlebihan dan
menyimpan energy untuk penyembuhan
3. Rencanakan priode
istrahat adekuat
4. Berikan bantuan
dalam aktivitas sehari-
hari dan ambulansi
P: intervensi di lanjutkan
16 nov 2 Mengukur TTV S: klien mengeluh cepat lelah
2011
O: klien tampak lemah
08:00
A: masalah tidak teratasi
P: intervensi di lanjutkan
16 nov 3 Menciptakan lingkungan S: klien mengatakan pandangannya
2011 aman dan nyaman kabur
P: intervensi di lanjutkan
16 nov 4 Pemenuhan intek cairan S: klien mengatakan cepat lelah
2011
O: klien mengalami hipertensi
08:00
A: masalah tida teratasi
P: intervensi di lanjutkan
16 nov 5 Pemenuhan nutrisi S: klien mengatakan nafsu makan
2011 menurun
P: intervensi di lanjutkan
BAB III
ANALISA KASUS
A.Gambaran Kasus
Tn. X berusia 49 tahun datang ke RSUD Arifin Ahmad dengan keluhan pusing
berkepanjangan, merasa cepat lelah. akhirnya Tn.X di bawa ke RS karena
pandangan nya kabur dan tak jelas, dan susah membedakan warna pada tanggal 7
september 2011. setelah dilakukan pemeriksaan fisik pasien tampak lemah, pucat,
dan pasien pun tampak mengantuk, juga terdapat kelemahan otot tonus. suhu
badan meningkat (38,000 C ),tekanan darah 130/90mmhg ,nadi 82 x/m ,sedangkan
pernafasan 22 x/m.
1.Identitas Pasien:
Umur : 49 tahun
Agama : Islam
Status : Kawin
2.Riwayat penyakit sekarang : Tn.X tampak lemah, pucat, dan pasien pun tampak
mengantuk, juga terdapat kelemahan otot tonus
2.Pemeriksan Fisik :
B.Askep Kasus
1.Analisa Data
-. TD : 130/90mmhg
-. N : 82 x/m
-. S : 38,000 C
-. RR : 22 x/m
2 Ds : Gangguan system penekanan pada ciasma
penglihatan optikum
-. Pasien mengatakan pandangannya
kabur dan tak jelas
Do :
2.Diagnosa
KH : Penurunan tajam
dan lapang pandang
klien tidak semakin 2. Menentukan
memburuk, adekuatnya saraf kranial
yang berhubungan
Klien mangatakan
dengan kemampuan
pandangan kabur dan 2. Kaji fungsi saraf III,
ganda mulai berkurang IV, VI,VII pergerakan mata
bahkan hilang
3. Memberikan lubrikan
dan melindungi mata
4. Mengenali lingkungan
4. Orientasikan pasien
pada lingkungan sekitar
sebagaimana kebutuhan
4.Implemantasi
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Tumor jenis ini tidak diketahui penyebabnya namun ada factor predis posisi
berkaitan dengan herediter bersifat dominan autosomal hipersekresi hormone
anterior dan posterior.
B.SARAN