PENDAHULUAN
Anemia adalah salah satu kondisi medis tersering yang berkaitan dengan
kelainan darah yang terdapat pada kehamilan. Anemia dalam kehamilan menjadi
salah satu penyakit yang menjadi penyebab utama dari meningkatnya morbiditas
dan mortalitas pada wanita hamil di setiap negara dan memiliki dampak buruk
untuk kondisi ibu dan bayi. Menurut data dari badan kesehatan dunia atau World
Health Organization (WHO) jumlah total ibu hamil di dunia yang mengalami
anemia pada tahun 2011 sekitar 38,2% atau 32,4 juta ibu hamil. Berdasarkan
kategori Ilmu Kesehatan Masyarakat atau public health, 146 negara dari seluruh
dunia memiliki ibu hamil yang mengalami anemia derajat sedang. Asia Tenggara
memiliki prevalensi ibu hamil yang mengalami anemia terbanyak sekitar 48,7%
atau 11,5 juta ibu hamil, diikuti oleh Afrika dengan total 9,2 juta ibu hamil yang
mengalami anemia.1
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) pada tahun 2013
prevalensi ibu hamil yang mengalami anemia di Indonesia sebesar 37,1%.2 Jumlah
Kematian Ibu di Provinsi Banten pada tahun 2011 adalah 168,8 / 100.000
kelahiran hidup. Di Provinsi Banten jumlah ibu hamil yang mendapat tablet besi
(Fe) menurun dari tahun 2010 ke 2011. Hal ini akan berdampak pada kondisi
anemia pada ibu hamil. Pada tahun 2011 jumlah Bumil yang mendapat tablet Fe1
sebanyak 191.384 (79,2%) dan tablet Fe3 sebanyak 180.097 (74,5%) sedangkan
tahun 2010 jumlah Bumil yang mendapat tablet Fe1 sebanyak 206.976 (89,10%)
dan tablet Fe3 sebanyak 185.959 (80,1%).3
Beberapa penelitian sudah dilaksanakan mengenai dampak anemia pada
ibu hamil. Anemia di trimester pertama kehamilan berhubungan dengan berat
badan lahir rendah dan bayi lahir prematur serta mengakibatkan cadangan besi
pada neonatus rendah.4-5 Penelitian di Amerika oleh badan organisasi ACOG
(American College of Obstetricians and Gynecologists) melaporkan bayi yang
lahir dari ibu hamil yang mengalami anemia derajat berat tidak akan mengalami
anemis pada saat lahir, namun bayi tersebut hampir tidak mempunyai cadangan
besi di dalam tubuhnya. Akibatnya bayi tersebut akan mengalami anemia pada
periode neonatal. Selain itu ibu hamil yang mengalami anemia dapat melahirkan
bayi prematur dan IUFD (Intra-Uterine Fetal Death).6 Penelitian di Australia
melaporkan komplikasi yang akan terjadi saat hamil adalah pre-eklamsia, infeksi
berulang, bayi lahir prematur. Komplikasi yang akan terjadi saat persalinan adalah
inersia uterina, perdarahan post partum, dan syok.7
Beberapa penelitian di negara-negara seperti Amerika, India, Turki dan
beberapa negara di Afrika, telah meneliti dan melihat prevalensi anemia dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya. 12,13,14,15,17
Meskipun demikian, penelitian-
penelitian ini, faktor yang menyebabkan anemia pada ibu hamil masih terdapat
perbedaan dan hasil yang dikatakan kurang signifikan. Maka dari itu, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai prevalensi ibu hamil yang
mengalami anemia beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya di Rumah Sakit
Umum Siloam (RSUS) Karawaci, Tangerang, Banten. RSUS Karawaci
merupakan rumah sakit pendidikan dan merupakan salah satu pusat rujukan
terbesar untuk wilayah Tangerang, Banten. Gambaran keadaan pasien di RSUS
Karawaci adalah merupakan gambaran keadaan kesehatan masyarakan Tangerang
pada umumnya.
2. Faktor apa saja (usia, pendidikan dan paritas) yang mempengaruhi kondisi
anemia pada ibu hamil?
3. Dimana asal lokasi rujukan terbanyak ibu hamil yang mengalami anemia
ke RSUS Karawaci, Tangerang, Banten?
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi para praktisi kesehatan di daerah
Tangerang, Banten pada umumnya dan khususnya bagi para pelayan kesehatan di
RSUS Karawaci, Tangerang, Banten. Referensi tersebut diharapkan bermanfaat
sebagai bahan dalam melakukan evaluasi dan investigasi lebih lanjut tentang
bagaimana melakukan pencegahan anemia pada ibu hamil beserta tatalaksana
yang tepat, sehingga mampu menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta
Angka Kematian Ibu (AKI) di Tangerang, Banten khususnya dan di Indonesia
pada umumnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Anemia
Tabel 1. Batas kadar Hb dan Ht pada ibu hamil dengan anemia sesuai
usia kehamilan
4. Faktor Resiko
Beberapa penelitian melihat beberapa faktor resiko yang
mempengaruhi terjadinya anemia pada kehamilan seperti usia ibu, tingkat
sosio-ekonomi, agama, jumlah kontrol kehamilan, paritas, indeks massa
tubuh dan pola hidup pasien.12,13,14,15,17
4.1. Usia Ibu
Angka kejadian anemia pada kehamilan lebih tinggi 2,72 kali pada
ibu hamil dengan umur ibu diatas 34 tahun dibandingkan dengan umur 18-
25 tahun.12
4.3. Agama
Peranan agama berpengaruh terhadap pola hidup ibu hamil seperti
jenis makanan yang di konsumsi. Presentasi anemia menunjukkan angka
yang lebih tinggi pada ibu hamil dengan agama Hindu karena sebagian
besar dari mereka adalah vegetarian.12 Meskipun demikian, masih tidak
bisa dijelaskan hubungan jelas antara agama dengan anemia pada
kehamilan.
4.5. Paritas
Ibu hamil dengan jumlah paritas 3 memiliki insidensi 1,8 kali
lebih besar terjadinya anemia daripada ibu hamil dengan paritas 3. 12 Bedi
et.al., menemukan bahwa 46,6% ibu hamil dengan jumlah anak 2
memiliki anemia yang lebih berat daripada ibu hamil dengan jumlah anak
1 (37,89%).12 Sebaliknya, Ezugwu et.al., tidak menemukan adanya
perbedaan yang signifikan terhadap hubungan nuliparitas, multiparitas dan
grande multiparitas terhadap dengan anemia pada kehamilan.16
Penelitian yang dilakukan oleh Obse et.al., terhadap 374 ibu hamil
menunjukkan bahwa ibu hamil dengan 5 anak memiliki risiko 17,8%
lebih tinggi terkena anemia lebih tinggi dibandingkan dengan yang
memiliki jumlah paritas lebih sedikit [AOR = 5.22 (1.2921.09), 95% CI].
Prevalensi anemia menurun saat internal antarkelahiran diperbesar. Ibu
yang menunda kehamilannya selama 2 tahun atau lebih memiliki
prevalensi anemia yang lebih kecil dibandingkan yang interval
antarkelahirannya kurang dari 2 tahun [COR = 1.648 (1.01,2.694), 95%
CI]. Selain itu, proposi anemia pada ibu yang memiliki sejarah aborsi 4,4%
lebih tinggi dibandingkan yang dibandingkan yang tidak memiliki sejarah
aborsi [COR = 2,076 (1,115-3,865), 95% CI].
5. Jenis-Jenis Anemia
Ibu hamil membutuhkan lebih banyak zat besi sehingga ibu hamil
7. Dampak Anemia
Beberapa tipe anemia mungkin mengancam kelangsungan hidup
apabila tidak tidak terdiagnosis dan tidak diobati. Terlalu sedikit oksigen
dalam tubuh dapat merusak berbagai organ. Pada penderita anemia,
jantung harus bekerja lebih keras untuk menutupi kekurangan sel darah
merah atau hemoglobin. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya
kerusakan jantung atau bahkan gagal jantung.30 Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh Msuya, Hussein, Uriyo, Sam, Stray-Pederson (2011),
rata-rata berat badan bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan anemia berat
~230 gram lebih ringan dari bayi dari ibu yang sehat dan tingginya pun
lebih rendah ~1 cm. Terdapat peningkatan resiko low baby weight (LBW)
sebesar 1,3 kali pada ibu dengan anemia sedang (1,1-3,1; 95% CI), 5,3 kali
pada ibu dengan anemia berat. Namun demikian, anemia tidak
diasosiasikan dengan skor APGAR yang rendah.27
Terdapat peningkatan insiden kelahiran prematur pada ibu yang
dilakukan dengan mengonsumsi suplemen zat besi dan makanan tinggi zat
besi untuk meningkatkan kandungan zat besi dalam tubuh. Selain itu,
untuk anemia defisiensi asam folat, hal yang harus dilakukan adalah
mengonsumsi suplemen asam folat dan makan makanan dengan
kandungan asam folat yang tinggi. Selain itu, ibu hamil yang terkena
anemia juga mungkin disarankan untuk memakan makanan hewani, seperti
daging, telur, dan produk hasil olahan hewani.22
Jika anemia yang terjadi disebabkan oleh infeksi, ibu hamil akan
9. Pencegahan Anemia
Indeks Massa
Tubuh
Pola hidup Sosioekonomi
Faktor Perancu
Faktor Langsung:
Keterangan:
Hipotesis yang saya miliki akan penelitian ini adalah bahwa prevalensi kejadian anemia
pada ibu hamil masih tergolong tinggi dan faktor usia, paritas dan tingkat pendidikan ikut
mempengaruhi terjadinya anemia pada ibu hamil.
BAB IV
METODE PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan studi observasional dengan desain studi cross
sectional.
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan bertempat pada: Rumah Sakit Umum Siloam. Studi
akan dilakukan pada periode waktu Januari 2013 sampai Desember 2016, data
sekunder dengan menggunakan rekam medis dan pengukuran variabel-
variabel tertentu yang akan dijabarkan di dalam variabel dan cara kerja
penelitian.
3. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi target adalah ibu hamil dengan anemia.
Sample adalah pasien 353 pasien ibu hamil dengan anemia
Populasi terjangkau adalah ibu hamil dengan anemia di Rumah Sakit
Umum Siloam periode Januari 2013 Desember 2016.
Sampel penelitian adalah pasien-pasien yang memenuhi kriteria inklusi
penelitian.
4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Kriteria inklusi
1. Ibu hamil dengan anemia (Hb< 11 mg/dL)
Kriteria eksklusi
1. Ibu hamil dengan kelainan darah sebelumnya
2. Ibu hamil dengan pendarahan
3. Ibu hamil dengan pre-eklamsia berat dan eklamsia
4. Ibu hamil dengan Acute Fatty Liver of Pregnancy (AFLP)
5. Ibu hamil dengan penyakit kronis lainnya (gagal ginjal kronik,
kanker dan pengobatan kemoterapi, infeksi HIV, infeksi kronik)
5. Estimasi Besar Sampel
Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh tingkat spiritualitas
dengan kejadian depresi mayor, oleh karena itu untuk menghitung sampel
dengan analitik komparatik kategorik tidak berpasangan:
P =1/2 (P1+P2)
P1 = proporsi efek yang diteliti
P2 = proporsi efek standar (kelompok kontrol)
Z = Derajat kepercayaan = .96 hipotesis one tail )
Z = Kekuatan uji 0 = 0.
Penyusunan proposal
Penyusunan formulir penelitian
Sample penelitian
Tabulasi data
8. Analisis data
Analisis statistik
Pengumpulan data akan dilakukan
dengan menggunakan alat ukur yang telah
terstandarisasi. Kemudian, data tersebut akan ditabulasi dengan software
Microsoft Excel 2016. Kemudian akan dilakukan pengolahan data dan
dianalisis. Metode pengolahan data dengan menggunakan software Stata .0.
9. Uji Statistik
Berdasarkan jenis penelitian yaitu studi analitik komparatif katagorik tidak
berpasangan, maka, prioritas analisis menggunakan Chi Square, sementara
alternatif analisis menggunakan uji Fisher.
10. Masalah etika
Penelitian ini dimintakan ethical clearance dari Mochtar Riady Institie for
Nanotechnology. Pada setiap subyek penelitian (atau walinya) dilakukan
penjelasan lisan dan tertulis mengenai tujuan penelitian, manfaat penelitian,
dan prosedur penelitian, dimana setelahnya subyek penelitian (atau walinya)
diminta persetujuannya secara tertulis untuk bersedia ikut dalam penelitian
(formulir terlampir). Semua data dan identitas yang dipergunakan akan dijaga
kerahasiaannya.
11. Organisasi penelitian
BAB V
TINJAUAN PUSTAKA
3. Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011. 1st ed. Serang: Dinas
Kesehatan Provinsi Banten; 2011.
4. Scholl TO, Hediger ML, Fisher RL, Shearer JW. Anemia vs. iron
deficiency: increased risk preterm delivery in a prospective study. Am J
Clin Nutr. 1992;55:985988.
5. Murphy JF, ORiordan J, Newcombe RJ, Coles EC, Pearson JF. Relation
of haemoglobin levels in first and second trimesters to outcome of
pregnancy. Lancet 1986;1:992995.
16. Ezugwu EC, Mbah BO, Chigbu CO, Onah HE. Anaemia in
pregnancy: a public health problem in Enugu, southeast Nigeria. J
Obstet Gynaecol 2013; 33: 451-4.
17. Noronha JA, Bhaduri A, Bhat HV, Kamath A. Maternal risk factors
and anaemia in pregnancy: a prospective retrospective cohort study.
Journal of Obstetrics and Gynaecology. 2010 Feb 1;30(2):132-6.