Anda di halaman 1dari 8

KEDARURATAN DALAM

ILMU PENYAKIT MATA

Keadaan darurat:
keadaan dimana mata terancam akan kehilangan visus atau buta,
kalau tidak mendapat terapi segera
A.

Gawat sangat:
tindakan terapi sudah harus dilakukan dalam beberapa menit
1. trauma alkali (basa)
2. oklusi arteri sentralis retina

B.

Gawat
diagnosa dan terapi sudah harus dilakukan dalam beberapa jam

1. konjungtivitis gonore
2. trauma tumpul bola mata
3. trauma tembus bola mata
4. hifema
5. ulkus kornea

6. endoftalmitis
7. glaukoma akut kongestif
8. glaukoma sekinder oleh karena lensa
9. ablasio retina
10. selulitis orbita
11. skleritis (infiltratif)
12. trombosis sinus kavernosus
13. neuritis/papilitis optika
A.1. Terapi trauma kimia:
1.segera irigasi dengan aqua larutan fisiologis selama 30 menit
sebanyak 2000 ml, lebih lama lebih baik
2. pemeriksaan dengan kertas lakmus apakah telah terjadi netralisasi
asam/basa (pH normal air mata 7,3)
3. bila penyebab CaOH --> beri EDTA 0,05
4. beri antibiotik tetes mata
5. beri siklopegik tetes mata
6. rujuk segera

A.2. Oklusi arteri retina sentral


gejala klinis:
1. mengenai satu mata
2. visus turun mendadak
3. visus bisa 0
pupil lebar
4. mata tenang
5. funduskopi
retina pucat
cherry red spot pada makula
pembuluh darah retina terisi tidak merata
terapi:
1. pengurutan bola mata
2. antikoagulan
3. vasodilator
4. obat-obat penurun TIO
asetazolamid
manitol

B.1. Konjungtivitis gonore (blenore)

bayi < 10 hari


inkubasi 1-5 hari, bilateral
stadium infiltratif: palpebra, konjungtiva oedem ++
stadium supuratif: sekret kental, purulent
terapi:
sekret dibersihkan (irigasi) tiap 15 menit
tetes antibiotik tiap 15 menit
antibiotika sistemik
penyulit: perforasi kornea

B.2. Glaukoma akut kongestif

usia > 40 tahun


mata merah, sakit, visus
sakit kepala + mual + muntah
halo (melihat pelangi sekitar lampu)
konjungtiva bulbi oedem
injeksi siliar + episklera

kornea oedem, COA dangkal


pupil lebar, refleks cahaya lambat
TIO sangat tinggi
terapi:
topikal:
miotikum tiap jam
beta blocker
sistemik:
asetazolamid
manitol 20% i.v.
gliserol 50% oral 1 gr/Kg/BB
operatif: segera setelah TIO terkontrol

B.3. Glaukoma sekunder oleh karena lensa (fakogenik)


1. katarak intumesen (fakomorfik)
2. katarak hipermatur (fakolitik + fakotoksik)
3. dislokasi lensa:
luksasi anterior
luksasi posterior
subluksasi

1. katarak intumesen
gejala: glaukoma akut, lensa keruh
terapi:
turunkan TIO
operasi katarak
2. glaukoma fakolitik
gejala:
usia lanjut
lensa hipermatur
glaukoma akut
COA tidak dangkal
terapi:
turunkan TIO
operasi katarak
3. dislokasi lensa (anterior) glaukoma akut
terapi:
miotika
lensa dikeluarkan

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai