Galukoma peningkatan TIO dengan adanya kelaianan lapang pandang dan kerusakan nervus optikus
hipertensi okuli --> peningkatan TIO tanpa adanya kelainan lapang pandang dan kerusakan nervus
optikus
glaukoma akut, peningkatan TIO secara mendadak biasanya diiringi dengan kelainan faktor2 anatomis
(pasien hipermetropia, bilik mata yg dangkal, dll)
gejalanya : mata merah, visus menurun, sakit kepala, vertigo, mual dan muntah
1. Visus menurun
3. Mata merah
4. Kornea oedem
7. papil atrofi tidak dapat diperiksa karena adanya edema kornea (media refraksinya tidak bersih)
1. Segera turunkan TIO, piliha pertamanya pilokarpin 2% bida diberikan tiap menit, dapat diberikan
timolol 0,5% 2kali sehari diobservasi setiap 5 menit atau 30 menit sampai 1 hari. Jika lebih dari satu hari
persiapkan untuk op
persiapan untuk operasi --> iridektomi, trabekulotomi apa bila ada katarak dilakukan pergantian lensa
glaukoma kronis, peningkatan TIO, gangguan lapang pandang, kerusakan nervus optiikus
1. Cek visus
2. Cek tekanan intraokuli 10-21 mmHg
4. Cek nervus optikus - ditemukan cup disk ratio membesar, arteri dan vena ke arah nasal (nasalisasi),
ditemukan papilnya di area nasal
tatalaksananya: penggunaan obat tetes mata atau boleh dilakukan tindakan bedah
katarak hipermatur, kortkesk akan mencair, nukleus akan memadat, pori2 kapsul melebar sehingga
terjadi inhibisi cairan keluar ke COA sehingga
Trauma Mata
- Trauma tajam
- Trauma tumpul
- Trauma kimia
- Trauma termis/radiasi
Trauma tumpul
- perdarahan pada palpebra - atasi perdarahan, antibiotik profilaksis utk mencegah terjadinya infeksi
- hematom - dikompres dengan air dingin selama 24 jam utk vasokontriksi sehingga menghentikan
perdarahan kemudian kompres air hangat. Pemberian obat vitamin c utk membantu penyerapan darah,
pemberian analgesik apa bila merasa sakit
- perdarahan subkonjungtiva - antibiotik tetes mata dan pemberian vitamin C dan diberikan edukasi
memerlukan waktu utk kembali normal. Jika perdarahan banyak boleh diberikana asam treksamat,
hentikan jika ada konsumsi obat pengencer darah
media refraksi kornea - aquous humor -pupil - lensa - viterous humor dilanjutkan ke makula
erosi kornea - pemberian softlens, diberikan salep antibiotik dan beba tekan selama 24 jam (8jam
epitelisasi sudah sempurna - 8 jam cukup) diberikan antibiotik tetes mata kemudian evaluasi perbaikan
visus, erosi kornea apakah sudah terbentuk epitelisasi,
- COA - hifema - dilakukan bed rest dilakukan 5 hari utk menghindari perdarahan sekunder (2-5 hari) hari
ke-7 kontrol, kepala ditinggikan dgn 2 bantal
- Lensa - dislokasi lensa (lepasnya zonula zonii) - luksasi lensa bisa ke depan ke belakang
luksasi lensa ke depan/COA - KEGAWATDARURATAN --> menghambat aquos humor --> peningkatan TIO
--> glaukoma akut --> klo > 24 jam ditakutkan terjadi nervus opticus tertekan sehingga dapat rusak
luksasi lensa ke belakang/ke viterous --> cek visus berikan lensa koreksi positif +12 --> meyakinkan lensa
jatuh kebelakang dirujuk ke sp.M
aquos humor
Prosessus siliaris - posterior chamber - anterior chamber - trabekular meshwork - kanal schlemm -
pembuluh darah
Px riwayat trauma dgn penurunan visus dan pemeriksaan mata tenang --> curiga perdarahan viterous
atau perdarah retina rujuk ke sp.M
TRAUMA KIMIA
- asam - proses koleganase (barier sehingga asam tidak dapat masuk -- denaturasi dan presipitasi protein
pada jaringan
Tatalaksana awal : irigasi menggunakan NaCl/ringer laktat/air mengalir sebanyak 2L (4-5 kolf), jangan
lupa dibersihkan di sudut mata.
boleh diberikan anestesi lokal pantokain / lidokain 1:9 aquabidest kemudian teteskan ke pasien sehingga
pasiennya lebih tenang
Farmakologi :
- klo kornea tidak intak diberika antibiotik topikal murni kombinasi antiradang PO , klo kornea intak
boleh kombinasi antibiotik topikal kombinasi steroid
subluksasi lensa, sebagian lepas sebagian masih nempel tetap dikonsull ke Sp.M
Katarak traumatic
TRAUMA TAJAM
ruptur yg sejajar margo palpebra, kemudian kontrol dalam 2 minggu, seminggu sekali utk evaluasi
jahitannya
perdarahan konjungtiva,
luka < 1 cm diberikan antibiotik tetes mata bisa kombinasi dengan antibiotik salep pada malem hari
Subkonjungtiva bleeding walaupun ukurannya kecil bisa dicurigai ada robekan pada skelera dengan tand
- visusnya turun
- bentuk pupil berubah menjadi lonjong ke arah adanya rupture konjungtiva --> rujuk ke Sp.M
luka pda mata--> antibiotik tetes, jika pada kornea/sklera diberikan ab tetes mata murni tiap 1 jam
sambil dirujuk ke Sp.M
Infeksi
Keratitis --> patognomonik ditemukan infiltrat (akumulasi sel-sel asing pada epitel kornea)
Pem. lab utk keratitis --> perlu tapi kenyataannya hanya dilakukan pada yg fasilitas yang tersedia
Bentuk infiltrat
Keratitis jamur - lesi satelit --> sehingga diberikan antifungal (sangat jangan terjadi, apabila terjadi
biasanya lsg berat sehingga menyebabkan ulkus kornea)
Keratitis virus- dendritik, geografik, kumtata, diskformis --?sehingga diberikan antiviral dapat
dikombinasikan dgn steroid (apabila kondisinya membaik setelah mendapatkan antiviral)
Harus dilakukan segera utk mencegah terjadinya sikatrik yg dapat menganggu pengelihatan
PERADANGAN di KORNEA - Tidak boleh diberikan steroid karena sifatnya menurunkan imunitas di
daerah fokal sehingga memperberat infeksi pada kornea dan memperlambat epitelisasi pada kornea.
Tatalaksana -> antibiotik + steroid salep sehingga efeknya lebih bertahan lama, bulu matanya dikeramas
menggunakan shampo bayi
- hordeolum interna (infeksi kelenjar meibom) bentuk insisi vertikal (tegak lurus margo palpebra utk
menghindari terjadinya kerusakan jaringan kelenjar yg susunannya vertikal)
- hordeolum eksterna (infeksi kelenjar mol dan seis) bentuk insisi horizontal (sejajar margo palpebra)
1. Infiltratif (masih ditemukan tanda2 inflamasi ditemukan keluhan mata bengkak, nyeri saat ditekan)
dan diberikan tatalaksana antibiotik + steroid salep, antibiotik PO, analgesik PO)
2. Supuratif (masih bengkak namun tidak ditemukan kemerahan dan nyeri) tatalaksananya dilakukan
insisi pada benjolan yg menetap lama sehingga dilakukan insisi + kuretase
Kalazion
KU : mata merah, mata berair, sekret (belekan mata) (kuning dengan jumlah banyak - curiga bakteri,
gatal sekret seperti benang - curiga alergi, lebih air - curiga virus), ada yg mengganjal
Konjungtivitis alergi - konjugtivitis sternal (musim, pada anak2) KU gatal, khasnya ditemukan
cabblestone (papil besar dan mengumpul) trantasdot (hipertrofi pada limbus)
pada anamnesi tanyakan: sekret seperti apa, klo dibersihkan gampang muncul ga)
klinisnya : injeksi konjungtiva, lakukan eversi pada konjungtiva palpebra dapat ditemukan folikel
(bentuknya bulet2 dan lebih bening (curiga virus) / papil (bentuknya tdk beraturan shg dpt terbentuk
cabblestone, ukurannya gede dinamakan giant papil, dan lebih merah karena ditemukan titik PD)
(curiga alergi/bakteri --> (shg ada keluhan ada yg mengganjal), pseudomembran --> sekret yg mengering
di daerah vornis harus dibersihkan
Tatalaksana : antibiotik + steroid tetes mata (harus yakin di kornea tdk ada masalah), air mata buatan
KERATITIS
Infiltrat fumtata - titik, filamen - garis2, dendritik (khas pada virus), numular, lesi satelit, tepinya lebih
menonjol (jamur)
ENDOFTALMITIS - ada infeksi pd bagian dalam, ditemukan nanah pd viterous biasnya terjadi komplikasi
akibat operasi, trauma tajam, ulkus kornea
KU : visus sangat turun (1/60), nyeri saat bola mata digerakkan, tanyakan riwayat operasi mata
PANOFTALMITTIS - semua komponen mata sudah infeksi shingga tidak dapat menggerakan bola mata
Pemeriksaan fluorosence --> kertas berwarna kuning ditaruh dimata kemudian menggunakan slit lamp
(berwarna biru) --> + apabila ditemukan berwarna hijo
UVEITIS
Temuan klinis: Injeksi silier, matanya burem, matanya tidak terlalu merah dan tidak terlalu nyeri. Dapat
ditemukan keratin presipitat (sel radang yg menempel di endotel kornea) mirip sama infilttrat namun
pada keratin presipita tes fluorosens negatif, pada COA dapat ditemukan sel dan flare (gambarannya
seperti debu) , hipopion (grade IV, sudaj berat)
Ulkus kornea - matanya masih merah, defeknya ke arah dalam, batas tepinya tidak jelas
Sikatrik - matanya sudah tenang (tdk merah lg, permukaannya datar, batas tepinya jelas
Skleritis mirip konjugtivits namun tdk ditemukan sekret dan nyeri