Puji syukur senantiasa kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberi nikmat
iman dan nikmat kesehatan dalam melaksanakan segala aktivitas hidup kita terutama di
bidang pendidikan. Salawat dan salam kita sampaikan juga kepada Nabi Muhammad SAW
sebagai tokoh pendidikan yang patut dijadikan teladan dalam setiap proses pendidikan.
Penulisan laporan buku ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu tugas tengah
semester IV tahun ajaran 2016/2017, Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Sains dan Teknologi
dalam mata kuliah "Manajemen Organisasi" dibimbing oleh Bapak Muhammad Rifai M.Pd.
Dalam penulisan CRITICAL BOOK REPORT ini, penulis menyadari terdapat banyak
kesalahan di luar sepengetahuan penulis. Oleh karena itu, Kritik berupa saran penulis
harapkan kepada Dosen pembimbing mata kuliah ini.
Akhir kata, dengan segala kerendahan hati penulis ucapkan Alhamdulillah kepada Allah
SWT, dan terima kasih kepada Dosen pembimbing mata kuliah ini. Semoga bermanfaat
untuk kita bersama.
1. Unsur-unsur Dalam Resensi, Yaitu :
A. Identitas Buku
B. Judul Resensi
Judul yang ingin saya resensi adalah, buku tentang Pemimpin dan Kepemimpinan
C. Data Buku
Data Buku berisi :
1) Judul Buku
Pemimpin dan Kepemimpinan
2) Pengarang
Dr. Kartini Kartono
3) Penerbit
PT Raja Grafindo Persada
4) Tahun terbit beserta Cetakannya
Cetakan ke-18, September 2011
5) Dimensi Buku
6) Harga Buku
D. Ikhtisar Isi resensi Buku
1) Tata Tertib dan Keteraturan Pemimpin Formal dan Informal
Tata tertib, keteraturan dan kerja sama kooperatif itu penting bagi peradaban dan bagi
usaha mempertahankan hidup bersama. Tanpa semua itu dunia merupakan kekacauan
massa, dan menjadi musibah bagi manusia. Salah satu cara untuk memelihara-
mengurus-mengendalikan dunia sekitar, demi kesejahteraan bersama ialah dengan
administrasi. Karena itu manusia disebut sebagai homo administratikus atau the
organization man. Semua pengaturan, tata tertib dan administrasi itu harus
dikendalikan oleh pemimpin dengan kepemimpinannya.
Manajemen adalah inti dari administrasi sedangkan kepemimpinan merupakan inti
dari organisasi dan dari manajemen. Selanjutnya fungsi utama dari kepemimpinan
ialah sebagai dinamisator dan koordinator bagi semua sumber daya manusia, sumber
daya alam, dana dan sarana untuk mencapai sasaran-sasaran tertentu.
2) Arti Kerja Bagi Manusia Dan Kaitannya Dengan Kepemimpinan
Bekerja itu merupakan aktivitas social yang memberikan isi dan makna pada manusia.
Kerja juga merupakan aktivitas dasar yang paling penting bagi individu, karena
memberikan kesenangan dan arti tersendiri bagi kehidupan khususnya bagi orang-
orang yang sehat jasmani-rohaninya. Kerja juga bisa memberikan status social kepada
seseorang, sekaligus meningkatkan dirinya dengan pribadi lain, karena setiap individu
harus bekerja sama dengan orang lain.
Situasi bekerja dalam masyarakat modern yang sangat kompleks di masa sekarang
senantiasa membutuhkan kerja sama dan kerja kooperatif untuk membangun karya-
karya besar. Dalam situasi kerja sedemikian ini selalu dibutuhkan pemimpin dan
kepemimpinan demi efektifitas dan efisiensi kerja. Lalu muncul hierarki organisasi
dengan beberapa lapis kekuasaan dan birokrasi. Namun dalam perkembangan
selanjutnya, ekses dari birokrasi tersebut adalah overbirokratisasi dan oversentralisasi.
Overbirokratisasi mengakibatkan organisasi menjadi lamban dan tidak efisien sedang
oversentralisasi mengakibatkan organisasi menjadi berat di atas dan macet. Dan
kedua-duanya mengakibatkan menurunnya moral bawahan.
3) Konsep Dan Teori Mengenai Pemimpin dan Kepemimpinan
Masyarakat manusia itu dinamis sifatnya dan selalu mengalami perubahan sepanjang
masa. Hal ini disebabkan oleh karena setiap harinya orang itu aktif melakukan
macam-macam usaha untuk mempertahankan keberadaannya secara individual dan
adanya kelompok-kelompok manusia yang secara bersama-sama membangun
lingkungan hidupnya dalam gerak membudaya. Maka aktifitas kolektif untuk
membangun dunia manusia itu selalu membutuhkan pemimpin dan kepemimpinan,
demi efisiensi kerja dan keberhasilannya.
Banyak studi telah dilakukan untuk mempelajari fungsi pemimpin dan kepemimpinan,
yang kemudian dikembangkan dalam teori kepemimpinan dan teknik kepemimpinan.
Teori kepemimpinan adalah penggeneralisasian satu seri perilaku pemimpin beserta
konsep-konsep kepemimpinannya, dengan menampilkan latar belakang historis
kemunculan pemimpin dan kepemimpinan, sebab musabab penampilannya di tengah
khalayak ramai, tipe dan gayanya, persyaratan kepemimpinan dan untuk menjadi
pemimpin, sifat-sifat utama pemimpin, tugas-tugas pokok, dan etika profesi
kepemimpinan.
Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki superioritas tertentu, sehingga dia
memiliki kewibawaan dan kekuasaan untuk menggerakkan orang lain melakukan
usaha bersama guna mencapai satu sasaran tertentu. Jadi, pemimpin itu harus
memiliki satu atau beberapa kelebihan, sehingga dia mendapat pengakuan dan respek
dari para pengikutnya, serta dipatuhi segala perintahnya.
Diharapkan agar pemimpin itu berbudi luhur dan memiliki sifat-sifat yang utama,
sehingga dia bisa membawa anak buahnya pada keselamatan dan kesejahteraan.
4) Kepemimpinan Metode dan Tipe Kepemimpinan
Pemimpin adalah pibadi yang memiliki keterampilan teknis, khususnya dalam satu
bidang, hingga ia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan
aktivitas, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan organisasi. Kepemimpinannya
pada umumnya distimulir oleh dorongan-dorongan kuat dari dalam diri sendiri untuk
memimpin. Diharapakan agar pemimpin itu mampu membina bawahannya menjadi
mahir secara teknis, bersemangat/bergairah bekerja, loyal dan bermoral tinggi. Juga
bisa membangkitkan kekuatan rasional dan kekuatan emosional yang positif.
Ringkasnya dia mampu mengembangkan segenap potensi anak buah dalam iklim
sosial yang menyenangkan.
Born leader dianggap memiliki sifat-sifat unggul yang dibawa sejak lahir, dan sifatnya
khas unik, tidak dimilki atau tidak dapat ditiru oleh orang lain. Namun pada masa
modern sekarang, dengan berbagai kegiatan yang serba teknis dan kompleks, di
manapun juga selalu dibutuhkan pemimpin. Dan pemimpin-pemimpin sedemikian itu
harus dipersiapkan, dilatih, dididik, dan dibentuk secara terencana serta sistematis.
Pemimpin dengan segenap kelebihan dan kekurangannya itu merupakan fungsi dari
situasi khusus. Sifat-sifatnya tepat dan bisa diterima oleh kelompo yang bersangkutan,
juga cocok dan sesuai dengan situasi zamannya.
Setelah mempelajari berpuluh-puluh defenisi mengenai kepemimpinan, Prof. Dr.
Marat dalam bukunya Pemimpin dan Kepemimpinan mengelompokkannya sebagai
berikut :
a) Kepemimpinan sebagai focus dari proses-proses kelompok Pemimpin dilihat sebagai
focus dari perubahan, aktivitas dan proses kelompok (periode 1932-1948).
b) Kepemimpinan sebagai kepribadian dengan efek-efeknya. Konsep mengenai
kepribadian menjelaskan mengapa beberapa orang itu lebih mampu melaksanakan
kepemimpinan daripada orang lain (periode 1926-1935).
c) Kepemimpinan sebagia seni untuk memunculkan kerelaan dan ketundukan.
kepemimpinan sebagai penggunaan terarah berpengaruh, dan sebagai satu
instrument untuk membentuk kelompok, sesuai dengan kemauan pemimpin (periode
1921-1959).
d) Kepemimpinan sebagai penggunaan pengaruh, bahwa kepemimpinan itu
menggunakan satu dampak determinatif pada tingkah laku anggota-anggota
kelompok dan aktivitas kelompok (periode 1929-1961).
e) Kepemimpinan sebagai perbuatan atau tingka laku (kaum teoretisi behavioral;
periode 1949-197).
f) Kepemimpinan sebgai bentuk persuasi (bujukan, rayuan, ajakan). fakta bahwa
persuasi itu merupakan satu instrumen yang sangat kuat untuk membentuk harapan
dan kepercayaan, khususnya dalam masalah-masalah politik,social,dan religious
(periode 1928-1948).
g) Kepemimpinan sebagai satu relasi kekuatan beberapa pemimpin lebih cenderung
mengubah sembarang kesempatan kepemimpinan ke dalam satu relasi kekuatan yang
jelas (periode 1953-1960).
h) Kepemimpinan sebagai satu instrument untuk mencapai tujuan. kepemimpinan
dirumuskan oleh kaum teoretisi sebagai satu fungsi krusial di dalam kelompok
(periode 1962-1969).
i) Kepemimpinan sebagai inisiasi/ permulaan dari struktur. ( kepemimpinan itu bukan
merupakan pemilikan satu posisi atau perolehan satu peranan, akan tetapi merupakan
satu proses mengawali dan menegakkan struktur peranan (periode 1935-1960).
5) Asas dan Fungsi Kepemimpinan Tugas-Tugas Pemimpin
Manusia modern sekarang ini sangat berkepentingan dengan kepemimpinan yang
baik, yang memiliki keterampilan teknis tinggi dan sifat-sifat kepribadian yang
unggul, dan jelas dapat dibedakan dari sifat-sifat yang inferior/buruk. Oleh karena itu,
keberhasilan pemimpin juga harus diukur dari apakah kepemimpinannya memberikan
dampak kesejahteraan jasmani-rohani pula kepada anak buahnya, di samping semua
prestasi yang telah dicapainya.
Asas-asas kepemimpinan yang baik itu seharusnya berlandaskan :
a) Kemanusiaan
Yaitu berupa pemberian tuntunan untuk mengembangkan semua potensi individu.
b) Efisiensi teknis, efisiensi social, dan asa manajemen modrn
c) Kesejahteraan serta kebahagiaan insani yang lebih merata. Karena itu maka profesi
kepemimpinan harus dilandasi motivasi dan nilai-nilai kemanusiaan yang luhur, yang
bisa menjiwai setiap perbuatan pemimpin.
Jadi, sifat-sifat pemimpin itu harus cocok sesuai dengan kebutuhan kelompok tertentu,
dan sesuai-pas dengan kondisi situasi dan zamannya.
Selanjutnya ada beberapa kekuatan yang erat kaitannya dengan kepemimpinan, yaitu:
a) Kearifan dari ajaran-ajaran kuno warisan para leluhur kita mengenai kepemimpinan
dan manajemen/pengelolaan;
b) Esensi dari manajemen modern berasal dari Negara-negara Barat, yang sudah disaring
dan diuji cobakan , serta cocok dengan situasi-kondisi di tanah air sekarang;
c) Realitas hidup bangsa Indonesia di masa sekarang dengan unsure filsafat hidup,
norma, nilai, cita-cita dan kebudayaan bangsa Indonesia yang semuanya
nonmanajemen sifatnya, dalam menggapai masa depan yang lebih sejahtera.
10) Kepemimpinan Demokratis Dan Kepemimpinan Abnormal
Pemimpin demokratis tulen itu merupakan pembimbing yang baik, juga penuntun
yang efisien bagi kelompoknya. Maka organisasi atau lembaga itu bukanlah masalah
pribadi individual pemimpin, akan tetapi kekuatan organisasi tersebut justru terletak
pada partisipasi aktif dari setiap anggotanya. Maka tugas pemimpin demokratis yang
poko ialah, mendinamisasi dan mengkoordinir kegiatan-kegiatan bawahannya.
Bila sekelompok besar bawahan atau rakyat menjadi abnormal dan jahat, maka
hendaknya sumber penyebabnya dicari pada kondisi kepemimpinan dan sifat-sifat
pemimpinnya yang abnormal dan patologis secara sosial, yang menimbulkan situasi
social yang patologis. Maka semua kericuhan dan kesulitan di dunia ini terutama
disebabkan oleh pemimpin-pemimpin yang tidak beres, abnormal dan sakit hingga
menimbulkan berbagai kondisi abnormal di tengah masyarakat.
11) Memilih dan Melatih Pemimpin Pembinaan Kepemimpinan Pemuda
Kualifikasi calon pemimpin antara lain ialah :
a) Berani memikul tanggung jawab
b) Perseptif atau peka
c) Kreatif dan inovatif
d) Komunikatif
e) Bersikap ambeg paramarta.
Maka usaha melatih dan mempersiapkan para kandidat itu harus mempunyai landasan,
yaitu ideologi, konstitusional, kultural, strategis, dan operasional.
Namun kemudian, pada masa pembangunan lanjut, dengan adanya kestabilan politik dan
kemajuan-kemajuan ekonomi, kepemimpinan militer pada umumnya condong menjadi :
a) Penjaga gawang yang konservatif dari orde politik yang ada, menjadi ekor atau
penjaga-belakang yang berusaha memblokir partisipasi politik yang lebih luas.
b) Serta memperlambat proses reformasi sosial-ekonomi dari rakyat yang berasal dari
kelas-kelas sosial lebih bawah.
15) Pemimpin dan Kepemimpinan Indonesia Karakteristik Kepemimpinan
Di samping sifat-sifat karakteristik umum, kepemimpinan Indonesia perlu
mencerminkan pada kepemimpinan Pancasila, sesuai dengan filsafat bangsa dan
filsafat Negara. Maka di tingkat, jenjang serta bidang apa pun juga, nilai-nilai moral
kepemimpinan seperti yang diwariskan oleh nenek moyang bangsa Indonesia itu
diharapkan menjadi landasan dasar bagi way of life bangsa Indonesia, yaitu berupa :
a) Landasan diplomasi,
b) Landasan kepemimpinan,
c) Landasan pengabdian dan
d) Landasan kebijaksanaan.
Selanjutnya agar kepemimpinan Pancasila itu dapat diterapkan secara nyata, perlu adanya
pembinaan dalam hal pengetahuan dan kecerdasan, kemahiran teknis dan keterampilan
sosial, lalu pembinaan kebiasaan, watak, kejiwaan dan kepribadian. Sebab faktor yang
paling cardinal (utama) dalam kepemimpinan itu ialah pribadi pemimpin atau the man
behind the gun.
Pembinaan generasi muda itu berarti mempersiapkan orang-orang muda untuk menjadi
tenaga-tenaga kepemimpinan dan calon-calon pemimpin yang tangguh, juga
berkepribadian Pancasila dan berdisiplin nasional. Khususnya, keterampilan untuk
berkarya dalam era pembangunan bangsa dan Negara (kepemimpinan karya), sangat
diutamakan.
Dengan demikian dapat diharapkan adanya peningkatan peranan generasi muda di tengah
dinamika perjuangan mengisi Kemerdekaan.