Bab Ii
Bab Ii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi biomaterial secara umum adalah suatu material tak hidup yang
manusia yang rusak dengan material tak hidup telah ada sejak lebih dari dua ribu
tahun yang lalu dimulai dari bangsa romawi, china dan Aztec yang memiliki
peradaban kuno tercatat menggunakan emas untuk perawatan gigi. Pada masa itu
perkembangan biomaterial diuji coba secara trial and error terhadap tubuh
(Cahyanto, 2009).
(a) (b)
Gambar 1.1 Penggunaan emas (a) dan kayu (b) sebagai salah satu biomaterial yang
2.2 Biomaterial
dan manipulasi material kedokteran gigi yang berkontak dengan jaringan keras /
fungsi dan estetik di dalam suatu system stomagenik di dalamnya juga diuraikan
Hal pertama dan yang terpenting adalah biomaterial tersebut harus cocok,
biomaterial ini harus tidak memperlihatkan respon yang merugikan dari tubuh,
biomaterial harus memiliki sifat fisik dan mekanik yang memadai untuk berfungsi
sebagai pengganti atau pengganda dari jaringan tubuh. Untuk penggunaan secara
praktis, biomaterial tersebut harus dapat dengan mudah dibentuk atau dilakukan
relatif murah dan bahan bakunya banyak tersedia dipasaran (Basker, 2003).
1. Polimer
Resin sebagai basis gigi tiruan, resin akrilik dan nilon menunjukkan beberapa
estetik.
5
e. Biaya murah
diantaranya:
b. Dimensi tidak stabil baik pada waktu pembuatan, pemakaian dan reparasi
Basis kombinasi logam resin ini berupa rangka dari logam, dilapisi resin
untuk tempat perlekatan elemen tiruan dan bagian yang berkontak dengan
1993).
2. Keramik
ilmu kedokteran gigi. Hal ini meliputi material untuk mahkota gigi, tamabalan
dan gigi tiruan. Tetapi kegunaan dalam bidang lain dari pengobatan medis
tidak terlihat begitu banyak bila dibandingkan dengan logan dan polimer. Hal
ini dikarenakan ketangguhan retak yang buruk dari keramik yang akan sangat
3. Komposit
(Cahyanto, 2009).
material untuk bekerja selaras dengan tubuh tanpa menimbulkan efek lain yang
Bidang biomaterial mengarah pada ilmu material dan bidang ilmu biologi
aplikasinya seperti pada drug-delivery dan terapi gen (gene therapy), perancah
replacement), serta alat biomedis dan bedah. Peningkatan ini sejalan dengan
Cahyono, 2009).
2009).
sejumlah faktor oleh karena itu peran kekerasan sebagai suatu prediktor
7
ketahahan abrasi adalah terbatas. Kekerasan suatu bahan hanyalah satu dari
banyak faktor yang mempengaruhi penikisan atau abrasi permukaan email gigi
2. KEKENTALAN
sebelumnya dari cairan. Suatu cairan ini yang menjadi kurang kental dan lebih
cair di bawah tekanan disebut tiksotropik. Plaster, semen resin dan beberapa
bahan tidak mengalir dari sendok cetak sampai diletakan pada jaringan mulut
(Anusavice, 2003).
3. RELAKSASI TEKANAN
gigi bukan Kristal seperti malam, resi dan gel yang ketika dimanipulasi
Creep adalah geseran plastic yang bergantung waktu dari suatu bahan di
bawah muatan statis. Aliran umumnya digunakan dalam kedokteran gigi untuk
menggambarkan reologi dari bahan amorf sperti malam. Aliran dari malam
2003).
1) Konduktivitas termal
memiliki konduktivitas resin yang lemah bila air dingin berkontak dengan
restorasi logam panas dislurkan lebih cepat menjauhi gigi karena kondktivits
2) Difusi termal
suatu bahan. Besarnya dapat diukur pada saat suatu benda dengan temperatur
penyaluran panas tidak stabil selama penyerapan makanan dan cairan panas
atau dingin difusi termal bahan kedokteran gigi lebih penting dari
Sifat termal yang juga penting bagi dokter gigi ini adalah perubahan
panjang per unit panjang asal dari suatu benda bila temperature dinaikan
(Anusavice, 2003).
dibagi menjadi:
1. Kekuatan (Strength)
yaitu:
2. Kekerasan (hardness)
(abrasi), indentasi atau penetrasi. Sifat ini berkaitan dengan sifat tahan aus
3. Kekenyalan (elastisitas)
10
4. Kekakuan (stiffness)
5. Plastisitas (plasticity)
6. Ketangguhan (toughness)
7. Kelelahan (fatique)
elastiknya.
8. Creep (merangkak)
b) bahan tersebut tidak boleh mengandung substansi toksik yang larut dalam
(Anusavice, 2003).
komponen produk potensial yang dapat merugikan atau merusak jaringan mulut
(baris), dengan yang paling cepat dan ekonomis dimasukkan dalam tingkatan
Primer. Suatu produk dengan sifat-sifat yang menjanjikan dikenai uji sekunder
yang lebih mahal dan, akhirnya, uji (penggunaan) pra-klinis yang mahal pada
Kelompok I: Uji Primer. Uji primer terdiri atas evaluasi sitotoksik dimana bahan
kedokteran gigi dalam keadaan segar atau tanpa diproses ditempatkan langsung
pada biakan sel jaringan atau membran (penghalang seperti lempeng dentin) yang
menutupi sel jaringan biakan yang bereaksi terhadap efek dari produk atau
(Anusavice, 2003).
Uji Genotoksik. Sel mamalia atau sel non-mamalia, bakteri, ragi atau jamur
disebabkan oleh bahan,alat, dan ekstrak dari bahan yang diujikan (Anusavice,
2003).
Kelompok II: Uji Sekunder. Pada tingkat ini, produk dievaluasi terhadap
dan sensitivitas serta respons implantasi. Dalam uji toksisitas sistemik seperti uji
dosis letal rata-rata untuk rongga mulut (LD50), sampel bahan yang diujikan
diberikan setiap hari pada tikus selama 14 hari baik secara oral maupun
dimasukkan dalam makanannya. Bila 50% tikus-tikus tersebut tetap hidup, produk
tersebut lolos uji. Usaha untuk mengembangkan uji toksisitas sistemik yang
(Anusavice, 2003).
Kelompok III: Uji Penggunaan Pra-klinis. Suatu produk dapat disetujui oleh
US Food and Drug Administration (FDA) setelah berhasil melalui uji primer dan
digunakan dengan efisien, teliti dan cermat. Namun, berkaitan dengan bahan-
13
MATERIAL APLIKASI
pacemaker encapsulation
orthodonti
2) POLIMER
buatan
d. PVC d. Tubing
cements)
14
a. BIS-GMA-quartz/silica filler
kedokteran gigi
a. Biomaterial logam.
Kelebihan Kekurangan
yang baik
b. Biomaterial polimer.
Kelebihan Kekurangan
c. Kelebihan komposit
Kelebihan Kekurangan
d. Kelebihan keramik
Kelebihan Kekurangan
berontak
Daya tahan tinggi terhadap pemakaian Tidak dapat dihaluskan dengan cepat
Mempunyai daya kompresif strength yang Tidak ada pengikat untuk dasar
tambahan
BAB V
Bagian Kesatu
Tenaga Kesehatan
Pasal 27
dimiliki.
Bagian Keempat
Pasal 42
(2) Teknologi kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup segala
sakit.
dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi standar yang ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan.
Standar internasional
Awalnya, FDI mengawali dan mendukung secara aktif suatu program untuk
merumuskan spesifikasi untuk bahan dan alat kedokteran gigi. Sebagai hasilnya,
beberapa spesifikasi untuk bahan dan alat kedokteran gigi telah terbentuk
Tanggung jawab komite ini adalah untuk memperbaharui istilah dan metode
Negara mereka sendiri bila Negara lain atau masyarakat internasional belum
dari peralatan kedokteran umum (dan gigi) yang berbahaya atau tidak efektif.
klasifikasi dan pengaturan dari.semua peralatan medis yang tidak dibakukan tetapi
dipakai untuk manusia. Beberapa produk kedokteran gigi, seperti bahan yang
dalam operasi dianggap alat, dan karenanya harus dikontrol oleh FDA Center for
Devices and Radiological Health. Juga mencakup produk umum yang dijual pada
masyarakat seperti sikat gigi, benang pembersih gigi, dan perekat gigi tiruan.
oleh panel-panel yang terdiri atas ahli kedokteran gigi swasta serta perwakilan
Alat kelas I dianggap berisiko rendah dan terkena kontrol umum, termasuk hal
seperti pencatatan produk pabrik, berkaitan dengan praktek produksi yang baik,
serta persyaratan membuat catatan tertentu. Bila dianggap bahwa kontrol umum
ini tidak cukup dalam menjamin keamanan dan keefektifan seperti yang dikatakan
oleh produsen, maka peralatan tersebut ditempatkan ke dalam kategori kelas II.
pengerjaan yang dibuat oleh FDA atau badan lain yang berwenang seperti ADA.
tertentu untuk memastikan bahwa produk dalam jumlah besar atau individual
mematuhi persyaratan.
Kelas III, kategori yang paling keras, mengharuskan agar suatu alat
ditanam atau mendukung kehidupan dimasukkan dalam katagori ini. Data tertentu
dipasarkan. Pada keadaan tertentu, produk atau alat mungkin sama pentingnya
dengan produk lain yang telah disetujui, dan dalam keadaan ini yang diperlukan
dari alat-alat ini, implan endoseous untuk perekatan gigi tiruan, dianggap prioritas
clievaluasi oleh Panel Produk Kedokteran Gigi untuk menentukan apakah jenis
implan yang diusulkan sebelumnya dapat bertahan di pasaran atau apakah implan
barn dapat dipasarkan. Petunjuk yang telah dikembangkan oleh FDA bisa
diperoleh oleh semua pihak yang berminat untuk mengetahui persyaratan preklinis
dan
melalui evaluasi biologic, laboratorium, dan klinis, bila cocok, atau bila standar
20
atau spesifikasi fisik sudah tidak ada lagi. Panduan tertentu untuk persetujuan dari
tiap produk generik, misalnya, bahan penutup ceruk dan fisura, atau sikat gigi
bervariasi antara 12-48 jam, meskipun dapat juga terjadi hanya 4 jam atau
paling lama 72 jam. Periode inkubasi dapat singkat misalnya 2 hari (racun ivy)
atau sampai beberapa tahun ( untuk bahan sensitif yang lemah). Dermatitis
bergantung dosis sedang reaksi alergi tidak bergantung pada dosis (Anusavice,
2003).
Pada tanggal 29 Maret 1991, FDA menerbitkan suatu bulletin (US FDA,
(Anusavice, 2003).
Reaksi alergi sistemis yang paling serius terjadi bila produk mengandung
lateks, seperti sarung tangan dan isolator karet (rubber dam), berkontak
Reaksi negatif terlihat berupa lesi local atau lesi jenis kontak, tetapi
dilaporkan pula reaksi yang terjadi pada tempat yang jauh dari tempat bahan
berkontak (seperti gatal pada telapak tangan atau telapak kaki). Reaksi jangka
degradasi, konsentrasi komponen yang diserap dan tertimbun, serta faktor lain
2003).
Uji diagnostik yang paling definitive untuk alergi dermatitis kontak atau
stomatitis adalah uji tempel (patch). Bila penggantian bahan restorasi gigi
menghasilkan penyembuhan spontan dari lesi local, hal ini seringkali dianggap
sebagai alat pemeriksa untuk respon allergen. Bahan kimia yang mungkin
pada obat kumur. Pasta gigi, obat-obat topical seperti tablet isap dan obat
Hanya sekitar 30% dari pasien yang diketahui alergi nikel, mengalami
akibat restorasi logam nikel di dalam mulut tidak terbukti. Insidens kanke
hidung dan sinus yang tinggi ditemukan pada pekerja tempat pembersihan
nikel, tetapi insidens yang tinggi berkaitan dengan karbonil nikel yang
oleh mengisap debu dan asap beryllium. Logam campur yang mengandung
itu serupa, efek bahan restorasi lebih mudah diketahui dan diinterpretasikan.
1. Amalgam
pulpa baik secara lambat atau ringan,respon pulpa darri bahan amalgam
jangka pendek lebih besar dibandingkan sifat toksik, kimia, atau termal dari
bila preparasi kavitas dibuat dengan menggunakan teknik semprotan air udara
sampai 3 minggu untuk menyebabkan lesi pulpa yang besar( Anusavice, 2003
).
( Anusavice, 2003 ).
Bila digunakan sebagai basis , yaitu sebagai massa yang tebal, sedikit
tanda peradangan pulpa terjadi bila mahkota sementara disemen dengan semua
jenis OSE.Apalagi jika basis ini digunakan pada pasien muda maka tubulus
dentin akan terbuka dengan lebar lebih rentan terhadap respon peradangan
daripada pada pasien yang umurnya yang lebih tua, hal ini disebabkan karena
yang pada usia tersebut sudah membentuk sejumlah jentin sklerotik dan
reparatif yang menutupi tubulus dentin serta mencegah asam mencapai pulpa (
Anusavice, 2003 ).
kuat dan monomer toksik, asam poliakrilik dan polyacid lebih lemah
yang lebih tinggi yang membatasi difusinya melalui tubulus dentin ke pulpa (
Anusavice, 2003 ).
ganda ,resin komposit ini dimasukkan dan ditahan dengan dengan ditekan
ganda tidak menerima energi sinar, tingkat rata-rata respon pulpa yang terjadi
).
Pasien yang lebih tua memiliki sedikit jaringan pulpa dibandingkan dengan
pasien yang lebih muda, Begitu gigi tetap mengalami efek abrasi, erosi, karies,
jangan gunakan teknik apapun yang bisa menyebabkan produksi debtin reparatif
kapasitas penyembuhan pulpa bila pulpa terkena trauma. Prognosis pemulihan dan
25
jaringan pulpa dan pasokan darah, baik akibat penyakit atau penyebab lain. Jadi,
apabila respon peradangan terjadi pada pulpa pasien yang telah berumur,daya
tahan pulpa sendiri dalam mengatasi lesi dan menahan infeksi sudah jauh
volume atau 2,5/1 satuan berat. Bila ratio terlalu tinggi, tidak semua
akan bergranula. Selain itu juga tidak boleh terlalu rendah karena sewaktu
polymer yang benar, kontraksi sekitar 7%. Bila terlalu banyak monomer,
terbuat dari keramik atau gelas yang tidak tembus cahaya (mixing jar). Hal
ini dimaksudkan supaya tidak terjadi polymerisasi awal. Bila polymer dan
26
berikut:
Tahap 3 : Adonan apabila disentuh dengan jari atau alat bersifat lekat,
Tahap 4 : Adonan bersifat plastis (dough stage). Pada tahap ini sifat
lekat hilang dan adonan mudah dibentuk sesuai dengan yang kita inginkan.
Tahap 5 : Kenyal seperti karet (rubbery stage). Pada tahap ini lebih
Tahap 6 : Kaku dan keras (rigid stage). Pada tahap ini adonan telah
a. Ukuran partikel polymer; partikel yang lebih kecil akan lebih cepat
1. Penuangan
cetakan. Misal: besi, kuningan, alumunium, dll dapat dituang ke dalam cetakan
yang terbuat dari pasir dan tanah liat. Cetakan dari tanah liat dan pasir ini rusak
setiap kali setelah pemakaian. Die casting mempergunakan cetakan permanen dari
logam.
2. Pekerjaan dingin
Pada umumnya logam dapat ditempa menjadi lembaran, ditarik atau digulung.
Logam dapat ditarik melalui suatu die untuk mendapatkan bentuk kawat.
3. Serbuk metalurgi
Suatu bentuk logam dapat dipres dibawah tekanan tinggi untuk mendapatkan
bahan degan bentuk yang dikehendaki. Hasil ini tidak kuat karena hasil adhesi.
dipanaskan dalam atmosfir yang tidak teroksidasi dibawah titk cair dan
menggumpalkan partikel.
28
4. Electro forming
Suatu logam dapat dilapiskan pada permukaan yang bersifat penghantar dengan
proses elektrolisa.
Pengerasan dimulai pada bagian tengah atau pada pusat kristalisasi yang
disebut nuclei atau inti. Pertumbahan kristal inti terjadi dalam bentuk 3
MANIPULASI GIPSUM
gips dengan air atau larutan PE dengan perbandingan 100gr dengan 50 sampai
60ml. Harus dijaga agar tidak terbentuk gelembung udara sewaktu mengaduk
Pemilihan
Untuk proses awal, harus dilakukan pemilihan gips berdasarkan aplikasi yang
akan dibuat.
Perbandingan air dan bubuk yang tepat akan sangat menentukan proses
manipulasi dan juga setting reaksi, misalnya apabila terlalu banyak kandungan air
dalam gips maka waktu setting akan lebih cepat dan diperoleh hasil gips yang
lunak. Karena kekuatan suatu stone secara tidak langsung sebanding dengan rasio
W:P adalah sangat penting untuk mempertahankan jumlah air serendah mungkin.
Namun, jangan terlalu rendah sehingga adukan tidak mengalir ke dalam setiap
detail cetakan. Air dan bubuk harus selalu diukur dengan menggunakan silinder
pengukur volume air yang akurat dan menimbang kesetaraannya untuk bubuk.
Bubuk tidak boleh diukur dengan volume (menggunakan sendok penakar), karena
Pengadukan
halus, dan tahan terhadap abrasi. Spatula harus memiliki bilah yang kaku serta
Vibrator
Sewaktu menuang ke dalam cetakan model atau die biasanya digunakan vibrator
tinggi dan amplitude yang tinggi adalah membantu. Cegah dilakukannya vibrasi
Setelah dicampur selama 1 menit, working time dimulai. Selama viscositas dari
campuran bertambah, bahan tidak lagi mengalir dan mulai megeruh. Saat mulai
mengeruh berarti campuran telah mencapai initial setting. Atau bisa dilihat pada
awal campuran dimana bahan menjadi kaku tetapi tidak keras dan tidak dapat
dibentuk serta terjadi ekspansi termis atau adanya panas. Pada umumnya, initial
Final setting
Finnal setting dicapai saat bahan dapat dengan aman dibentuk, tetapi memiliki
kekuatan dan resistensi yang minimal. Saat final setting reaksi kimia selesai dan
jam sampai akhirnya bahan bisa dengan aman dilepas dari cetakan
31
Sebelum dilakukan pencetakan dengan gips sebaiknya pola diberi bahan separasi
seperti Vaseline. Hal ini bertujuan agar setelah gips setting maka akan mudah
dilepas. Namun tidak boleh terlalu berlebihan karena akan membuat permukaan
porositas pada hasil akhir dari gips. Hal tersebut dapat dihindari dengan
menuangkan air terlebih dulu ke dalam wadah setelah itu diikuti dengan
memasukkan powder.
Penyimpanan
Gips dapat menyerap air dari lingkungan. Kelembaban dan tempat yang dekat
dengan sumber air akan berpengaruh buruk pada powdernya. Hal ini akan
tertutup. Namun terkadang diperlukan proses merendam model gipsum dalam air,
gigi tiruan jenis ini, sesuai dengan namanya, dapat dilepas-pasang sendiri oleh
untuk menggantikan satu, beberapa atau bahkan semua gigi hilang, kita bisa
pertimbangkan gigi tiruan jenis lepasan ini. berdasarkan bahan platnya, gigi tiruan
- plat keras
- menggunakan bantuan kawat untuk pegangan dengan gigi asli yang masih ada
- bisa untuk menggantikan satu, beberapa dan bahkan semua gigi yang hilang
- tidak membutuhkan kawat untuk pegangan dengan gigi asli yang masih ada
- bisa untuk menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang, namun tidak bisa
untuk kasus kehilangan gigi paling belakang dan kehilangan semua gigi
gigi tiruan jenis ini dilekatkan langsung dengan gigi asli yang ada disebelah gigi
yang hilang, dengan syarat pengasahan gigi sebelahnya, sehingga gigi tiruan tidak
bridge bisa untuk menggantikan satu gigi atau beberapa gigi yang hilang
berurutan, tapi tidak bisa menggantikan semua gigi yang hilang, karena gigi tiruan
ini butuh pegangan cekat dengan gigi asli yang masih ada, yang lebih kuat dan
1. metal
2. metal + akrilik
33
3. metal + porselen
4. porselen
dari keempat bahan bridge ini, masing-masing punya indikasi, kelebihan dan
Implant
Jenis gigi tiruan ini adalah gigi tiruan yang ditanam langsung ke dalam
tulang rahang. Sebelum gigi tiruan dibuat, pertama-tama akan dimasukkan satu
bahan pengganti akar gigi kedalam tulang rahang pada area gigi yang hilang
penyatuan bahan tersebut dengan tulang. setelah bahan implant menyatu dengan
tulang rahang, dibuat lah mahkota tiruan pada bagian implant yang muncul diatas
tulang rahang. Gigi tiruan jenis implant ini bisa digunakan untuk menggantikan
satu atau beberapa gigi yang hilang dan bahkan gigi implant ini bs untuk
Dari banyaknya jenis gigi tiruan yang ada, kita tidak perlu khawatir lagi
jika gigi kita ada yang harus dicabut karena kerusakan akibat lubang gigi yang