Anda di halaman 1dari 9

SAHAM

A. DEFINISI SAHAM
Dalam bahasa Belanda saham disebut aandeel, dan dalam bahasa Inggris disebut dengan
share, dalam bahasa Jerman disebut aktie, dan dalam bahasa Perancis disebut action.
Semua istilah ini mempunyai arti surat berharga yang mencantumkan kata saham di
dalamnya sebagai tanda bukti pemilikan sebagian dari modal perseroan.
Saham adalah surat bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan yang melakukan penawaran umum
(go public) dalam nominal dan persentase tertentu. Sementara itu, saham merupakan jumlah
satuan dari modal kooperatif yang sama jumlahnya bisa diputar dengan berbagai cara berdagang,
dan harganya bisa berubah sewaktu-waktu tergantung keuntungan dan kerugian atau kinerja
perusahaan tersebut
Saham adalah tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas seperti yang telah diketahui
bahwa tujuan pemodal membeli saham untuk memperoleh penghasilan dari saham tersebut.
Masyarakat pemodal itu dikategorikan sebagai investor dan speculator. Investor disini adalah
masyarakat yang membeli saham untuk memiliki perusahaan dengan harapan mendapatkan
deviden dan capital, gain dalam jangka panjang, sedangkan spekulator adalah masyarakat yang
membeli saham untuk segera dijual kembali bila situasi kurs dianggap paling menguntungkan
seperti yang telah diketahui bahwa saham memberikan dua macam penghasilan yaitu deviden dan
capital gain.
Pengertian return saham yaitu: berapa hasil investasi saham atau hasil trading saham. Rumus
return saham adalah selisih harga jual saham vs harga beli saham plus deviden saham.
Pengertian deviden saham adalah bunga saham. Deviden saham bisa berupa uang tunai atau
saham. Dividen saham plus capital gain saham adalah total return saham. Kapan deviden saham
dibayar tergantung jadwal deviden emiten perusahaan.
Pengertian emiten saham adalah perusahaan penjual saham. Definisi emiten saham berarti harga
saham dijual tergantung siapa perusahaan emiten saham.
Ada berbagai definisi saham yang telah dikemukakan oleh para ahli maupun berbagai buku-buku
teks, antara lain:
a) Menurut Gitman:
Saham adalah bentuk paling murni dan sederhana dari kepemilikan perusahaan. (Gitman:2000, 7)
b) Menurut Bernstein:
Saham adalah selembar kertas yang menyatakan kepemilikan dari sebagian perusahaaan.
(Bernstein:1995, 197)
c) Menurut Mishkin:
Saham adalah suatu sekuritas yang memiliki klaim terhadap pendapatan dan asset sebuah
perusahaan. Sekuritas sendiri dapat diartikan sebagai klaim atas pendapatan masa depan seorang
peminjam yang dijual oleh peminjam kepada yang meminjamkan, sering juga disebut instrumen
keuangan. (Mishkin:2001, 4).

B. JENIS SAHAM
a. Saham Biasa (Common Stock)
Saham Biasa (common stock) adalah saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior atau akhir
terhadap pembagian dividend an hak atas kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.
Ciri yang lain dari saham ini adalah dividen dibayarkan selama perusahaan memperoleh laba. Setiap
pemlik saham memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). Pemegang saham biasa
memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain sebesar proporsi sahamnya dan memiliki hak
untuk mengalihkan kepemilikan sahamnya kepada pihak lain.
Menurut Dahlan Siamat (1995:385), ciri ciri dari saham biasa adalah sebagai berikut:

1. Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.

2. Memiliki hak suara (one share one vote).

3. Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan apabila bangkrut dilakukan setelah semua
kewajiban perusahaan dilunasi.

b. Saham Preferen (Preferred Stock)


Saham Preferen, saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi
dan saham biasa, karena menghasilkan pendapatan tetap. Saham ini lebih aman dibandingkan dengan
saham biasa karena memiliki hak klaim terhadap kekayaan perusahaan dan pembagian dividen terlebih
dahulu. Saham preferen sulit diperjualbelikan seperti saham biasa karena jumlahnya yang sedikit.

Adapun ciri ciri dari saham preferen menurut Dahlan Siamat (1995:385)adalah:

1. Memiliki hak paling dahulu memperoleh deviden.

2. Tidak memiliki hak suara.

3. Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan pengurus.

4. Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham lebih dahulu setelah kreditur
apabila perusahaan dilikuidasi.

OBLIGASI
A. DEFINISI OBLIGASI
Kata obligasi berasal dari bahasa Belanda, yaitu obligatie atau obligaat, yang berarti kewajiban yang
tidak dapat ditinggalkan atau surat hutang suatu pinjaman Negara atau daerah atau perseroan dengan
bunga tetap. Menurut UU Pasar Modal No. 8 tahun 1995, Obligasi Konvensional yaitu surat berharga
jangka panjang yang bersifat hutang yang dikeluarkan oleh emiten kepada pemegang obligasi dengan
kewajiban membayar bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok pada saat jatuh tempo.

Obligasi merupakan instrumen utang bagi perusahaan yang hendak memperoleh modal. Jangka waktu
jatuh tempo dari suatu obligasi adalah jumlah tahun yang telah dijanjikan oleh emiten untuk memenuhi
kewajiban-kewajibannya, jatuh tempo dari obligasi mengacu pada tanggal berakhirnya eksistensi utang
tersebut dan hari dimana emiten akan menebus obligasi dengan membayar jumlah yang terutang.
Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak pengakuan hutang atas pinjaman yang
diterima oleh penerbit obligasi dari pemberi pinjaman (pemodal)
Berinvestasi (membeli) Obligasi : meminjamkan uang
Menerbitkan Obligasi : berhutang uang
Penerbit obligasi, seperti perusahaan, akan membayar bunga kepada pembeli obigasi secara periodik.
Kemudian, pada akhir waktu tertentu, penerbit obligasi membayar pokok obligasi yang biasa disebut nilai
par.

Obligasi biasanya dijual di pasar obligasi dan memiliki harga pasar yang dapat berubah setiap saat.
Obligasi ini tidak menawarkan hak istimewa kepada pemilik perusahaan. Contohnya, 10 tahun obligasi
AT & T memberikan hak untuk menerima pembayaran kupon atau bunga secara periodik dan pokok atau
face value pada saat jatuh tempo. Pemegang obligasi tidak memiliki suara dalam pengambilan keputusan
di perusahaan.
Obligasi adalah bagian dari Efek
Bab 1, Pasal 1, Angka 5, UU RI No. 8 1995 tentang Pasar Modal, Efek adalah suatu surat berharga, yang
dapat berupa surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, OBLIGASI, tanda bukti utang, unit
penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek

B. Karakteristik Obligasi
1. Nilai obligasi (jumlah dana yang dipinjam)
Dalam penerbitan obligasi, maka perusahaan akan dengan jelas menyatakan jumlah dana yang dibutuhkan
yang dikenal dengan istilah jumlah emisi obligasi. Penentuan besar kecilnya jumlah penerbitan obligasi
berdasarkan aliran arus kas perusahaan, Kebutuhan, serta kinerja bisnis perusahaan.

2. Jangka waktu obligasi


Setiap obligasi mempunyai masa jatuh tempo atau berakhirnya masa pinjaman (maturity). Secara umum
masa jatuh tempo obligasi adalah 5 tahun. Ada yang 1 tahun, adapula yang 10 tahun. Semakin pendek
jangka waktu obligasi maka akan semakin diminati oleh investor, karena dianggap risikonya kecil.

3. Principal dan Coupon rate


Nilai prinsipal obligasi adalah sejumlah uang yang disetujui oleh penerbit obligasi agar dibayarkan
kepada pemegang obligasi pada masa jatuh tempo. Jumlah ini biasa berhubungan dengan redemption
value, maturity value, par value or face value. Coupon rate juga disebut nominal rate, adalah tingkat
bunga yang disetujui penerbit untuk dibayar kepada pemegang obligasi setiap tahun. Besarnya
pembayaran bunga setiap tahun kepada pemilik obigasi selama jangka waktu obligasi dinamakan coupon.
Tingkat persentase coupon dikali nilai prinsipal obligasi menghasilkan besarnya coupon.
Contohnya, obligasi dengan 8% coupon rate dan nilai par nya adalah $1,000 akan membayar bunga per
tahun sebesar $80.
Jadwal pembayaran
Kewajiban pembayaran kupon obligasi oleh perusahaan penerbit, dilakukan secara berkala sesuai dengan
kesepakatan sebelumnya, bisa dilakukan triwulan, semesteran, atau tahunan.

5. Diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah.


Jenis-Jenis Obligasi
Ada banyak tolak ukur yang dapat digunakan untuk membedakan jenis obligasi, diantaranya
adalah obligasi berdasarkan sisi penerbit, system pembayaran bunga, hak penukaran, segi
jaminan, segi nilai nominal, dan obligasi berdasarkan segi perhitungan imbal hasil.

1. Jenis obligasi berdasarkan sisi penerbit

Corporate Bond, obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan tertentu, perusahaan ini dapat
berbentuk perusahaan swasta maupun perusahaan Negara (BUMN).

Government Bond, obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.

Municipal Bond, obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah yang akan digunakan untuk
membiayai proyek-proyek publik.

2. Jenis obligasi berdasarkan jaminannya

Secured Bond, obligasi yang dijaminkan dengan menggunakan kekayaan tertentu yang dimiliki
oleh penerbit, atau bisa juga dijaminkan dengan menggunakan pihak ketiga. Obligasi ini terbagi
menjadi tiga yaitu guaranteed bond (obligasi yang dijaminkan oleh pihak ketiga), mortgage bond
(obligasi yang dijaminkan dengan hipotik atau aset tetap), dan collateral trust bond (obligasi yang
dijaminkan dengan menggunakan efek yang dimiliki oleh penerbitnya).

Unsecured Bond, obligasi yang tidak dijaminkan dengan menggunakan kekayaan tertentu yang
dimiliki oleh penerbitnya.

3. Jenis obligasi berdasarkan hak penukaran

Convertible Bond, obligasi yang dapat ditukarkan dengan saham perusahaan penerbit. Artinya
pemegang obligasi ini memiliki hak jika sewaktu-waktu ingin menukarkan obligasi yang
dipegangnya dengan saham perusahaan.

Exchangeable Bond, obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menukar
saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya.

Callable Bond, obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli kembali obligasi
pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.

Putable Bond, obligasi yang memberikan hak kepada investor yang mengharuskan emiten untuk
membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.

4. Jenis obligasi berdasarkan system pembayaran bunga

Zero Coupon Bond, system pembayaran dari obligasi ini dilakukan dengan cara dibayarkan
sekaligus ketika jatuh tempo (pokok pinjaman dan bunganya) bukan secara periodik.

Coupon Bond, obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik sesuai dengan
ketentuan penerbitnya.

Fixed Coupon Bond, obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan sebelum masa
penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik.

Floating Coupon Bond, obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan sebelum jangka
waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu.

5. Jenis obligasi berdasarkan nilai nominal


Konvensional Bond, obligasi dengan satuan nilai nominal yang besar, umumnya Rp. 1 Miliar per
lot.

Retail Bond, kebalikan dari konvensional bond, yaitu obligasi dengan satuan nilai nominal yang
kecil.

6. Jenis obligasi berdasarkan perhitungan imbal hasil

Konvensional Bond, obligasi yang cara kerjanya menggunakan system bunga.

Syariah Bond, obligasi yang cara kerja dan perhitungannya menggunakan system islam/syariat
islam yaitu system bagi hasil (Mudharabah dan Ijarah).

Apakah Saham Preferen itu?


Saham preferen merupakan gabungan (hybrid) antara obligasi dan saham biasa. Artinya, disamping
memiliki karakteristik seperti obligasi, juga memiliki karakteristik saham biasa. karakteristik obligasi
misalnya, saham preferen memberikan hasil yang tetap, seperti bunga obligasi. Biasanya saham preferen
memberikan pilihan tertentu atas hak pembagian dividen. Ada pembeli saham preferen yang menghendaki
penerimaan dividen, dan lain sebagianya. memiliki karakteristik saham biasa, sebab tidak selamanya
saham preferen bisa memberikan penghasilan seperti yang dikehendaki pemegangnya. jika suatu ketika
emiten mengalami kerugian, maka pemegang saham preferen bisa tidak menerima pembayaran dividen
yang sudah ditetapkan. sebelumnya. jadi jelasnya, saham preferen adalah saham yang memberikan
prioritas pilihan (preferen) kepada pemegangnya.

Prioritas apa saja yang ditawarkan saham preferen?


1.Prioritas pembayaran: Dalam hal ini pemodal memiliki hak didahulukan dalam hal pembayaran dividen
2.Dividen tetap : Dalam hal ini pemodal memiliki hak mendapatkan pembayaran dividen dengan jumlah
tetap.
3.Dividen kumulatif: Dalam hal ini pemodal berhak mendpatkan pembayaran semua dividen yang
terutang pada tahun-tahun sebelumnya.
4.Convertible preferred stock: Dalam hal ini pemodal berhak menukar saham preferen yang dipegangnya
dengan saham biasa.
5.Adjustable dividen: Dalam hal ini pemodal mendapat prioritas pembayaran dividennya menyesuaikan
dengan saham biasa.

C. Jenis-Jenis Obligasi
Sekuritas pasar modal meliputi instrumen-instrumen yang lebih besar dari satu tahun dan isntrumen-instrumen yang
tidak memiliki masa jatuh tempo. Secara umum, pasar ini terjadi karena adanya instrumen yang berisi sekumpulan
aliran kas yang dijanjikan, atau menawarkan partisipasi untuk mendukung profitabilitas perusahaan di masa yang
akan datang. Dalam sekuritas pasar modal ni terdapat dua macam instrumen yaitu fixed income securities dan equity
income securities. Fixed income securities terbagi dua kategori besar yaitu:

1. Government Bond
Seperti T-Bills, US Treasury Notes dan US Teasury Bond adalah sekuritas pemerintah yang digunakan untuk
pendanaan dalam utang pemerintah. Pembayaran kuponnya bersifat semi-annual. Ketika diterbitkan, US Treasury
Notes memiliki masa jatuh tempo 2 (dua) sampai 10 (sepuluh) tahun dan US Treasury-Bond memiliki masa jatuh
temponya lebih dari 10 (sepuluh) tahun. Jenis-jenis obligasi pemerintah yaitu pertama, Callable Bond yang biasanya
dibeli kembali oleh penerbitnya pada harga tertentu di masa yang akan datang. Kedua, Federal Agency Bond.
Ketiga, Municipal Bond, yang diterbitkan oleh pemerintah lokal untuk mendanai highways, sistem perairan
pendidikan dan capital project lainya. Ada 2 (dua) tipe Multicipal Bond yaitu General Obligation Bond dan Revenue
Bond. (Levy 40-41)

2. Corporate Bond
Corporate Bond adalah sekuritas yang mencerminkan janji dari perusahaan yang menerbitkan untuk memberikan
sejumlah pembayaran berupa pembayaran kupon dan pokok pinjaman kepada pemilik obligasi, selama jangka waktu
tertentu. Perusahaan yang menerbitkan obligasi disebut debitur, sedangkan investor yang membeli obligasi disebut
kreditur. (Timothy and Joseph 408).

Jenis-jenis Corporate Bond adalah:

- Secured Bonds
Secured Bonds adalah obligasi yang penerbitannya dijamin oleh sejumlah aset.
- Mortgage bonds
Mortgage bonds adalah obligasi yang penerbitannya dijamin oleh aset riil (bukan dalam bentuk finansial).
- Unsecured bonds (Debentures)
Unsecured bonds adalah obligasi yang penerbitannya tidak memiliki jaminan. Pembayaran sangat bergantung pada
kemampuan dan kemauan dari perusahaan penerbit untuk memberikan bunga yang dijanjikan dan membayar pokok
pinjaman sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Jika terjadi gagal bayar, maka pemegang obligasi akan menjadi
unsecured creditors. Investor tidak memiliki hak atas harta perusahaan.
- Convertible bonds
Convertible bonds adalah salah satu jenis obligasi yang memiliki kekhususan. Obligasi ini dapat dikonversi ketika
terdapat keputusan pemilik obligasi menjadi sejumlah sekuritas lain yang diterbitkan oleh perusahaan yang sama.
Biasanya sekuritas lain
tersebut adalah common stock.
- Variable-Rate bonds
Obligasi yang memberikan pembayaran kupon yang bervariasi mengikuti frekuensi bunga yang berlaku di pasar
atau market rate index.
- Putable bonds
Putable bonds adalah obligasi yang dapat dicairkan sebelum jatuh tempo sesuai dengan keputusan dari pemilik
obligasi.
- Junk bonds
Junk bonds biasanya dikenal dengan sebutan high-yield bonds, adalah obligasi yang memiliki peringkat dibawah
investment grade. Disebut junk karena obligasi ini lebih berisiko dari obligasi yang berkategori investment grade.
- International bonds
International bonds adalah obligasi yang dijual di negara lain. Obligasi dapat diperdagangkan dalam satuan mata
uang negara lain atau obligasi diperdagangkan di negara lain dalam mata uang perusahaan penerbit biasanya disebut
Eurobonds.
- Super Long-Term bonds
Obigasi yang memiliki masa jatuh tempo lebih besar atau sama dengan 100 tahun.

Dari sisi sistem pembayaran :


o Zero coupon bond, yaitu obligasi yang tidak mewajibkan penerbitnya membayar coupon (bungan) kepada
pemegangnya.
o Coupon bond (fixed coupun bond & Floating coupon bond), yaitu obligasi yang mewajibkan penerbit untuk
membayar coupon (bunga) baik tetap (fixed coupon bond) maupun bungan mengambang (floating coupon bond)

Dari sisi Hak penukaran :


o Convertible bond , yaitu obligasi yang dapat ditukar dengan saham penerbitnya (ditukar saham emiten)
o Exchangable bond , yaitu obligasi yang dapat ditukar dengan saham afiliasi milik penerbit/emiten
o Callable bond , yaitu obligasi yang memberi hak kepada penerbitnya untuk melakukan penarikan/pelunasan pada
waktu tertentu(waktu penarikan biasanya sudah diatur dalam perjanjian waktu penerbitan obligasi)
o Putable bond , yaitu obligasi yang memberikan hak kepada pemilik/pemegang untuk menukarkan/meminta
pelunasan kepada penerbit/emiten.

Dari sisi Jaminan :


Secure bond , yaitu obligasi yang dijamin pelunasannya dengan assets tertentu.
Guaranteed bond , jika penjaminnya adalah pihak III
Mortgage bond , jika dijamin dengan real properties (: gedung)
Collateral trust bond, jika dijamin dengan surat berharga (sekuritas, receivables) Unsecured bond (Debentures),
yaitu obligasi yang tidak dijamin oleh assets tertentu.
PERSAMAAN SAHAM PREFEREN DAN OBLIGASI

1. Ada klaim atas laba dan aktiva sebelumnya

2. Selama masa saham berlaku dividen akan tetap

3. Memiliki hak tebus dan dapat di tukar dengan saham biasa

PERBEDAAN SAHAM DAN OBLIGASI


SAHAM OBLIGASI

1. Tanda bukti kepemilikan 1. Merupakan bukti pengakuan utang


perusahaan

2. Jangka waktu tidak terbatas 2. Jangka waktu terbatas, hari jatuh


tempo ditentukan
3. Pemegang saham memperoleh
penghasilan disebut dividen 3. Tingkat bunga dan periode
dengan frekuensi tidak menentu pembayaran telah ditetapkan

4. Dividen dibayar dari laba 4. Baik perusahaan untung maupun


perusahaan, potensi laba rugi bunga dan pokok pinjaman
perusahaan sulit ditaksir wajib dibayar

5. Dari sisi perpajakan, dividen 5. Bunga obligasi terlebih dahulu


merupakan bagian laba perusahaan dikeluarkan sebagai biaya sebelum
setelah dikenai pajak pajak diperhitungkan

6. Harga saham sangat fluktuatif dan 6. Harga obligasi relatif stabil namun
sangat sensitif terhadap kondisi sensitif terhadap tingkat bunga dan
makro dan mikro inflasi

7. Pemegang saham memiliki hak 7. Pemegang obligasi tidak memiliki


suara pada perusahaan (RUPS) hak suara pada perusahaan

8. Jika terjadi likuidasi (pembubaran 8. Jika terjadi likuidasi (pembubaran


perusahaan) maka pemegang perusahaan) pemegang obligasi
saham memiliki klaim yang memiliki klaim terlebih dahulu
inferior (kebagian sisa-sisa hasil terhadap assets perusahaan.
pembubaran).

Perbedaan Fungsi
Salah satu perbedaan antara saham dan obligasi adalah terletak pada fungsinya. Fungsi saham
adalah sebagai tanda bukti kepemilikan seseorang atas aset-aset perusahaan yang besarnya
ditentukan dan tercantum di dalamnya. Sementara fungsi obligasi adalah sebagai tanda bukti
pengakuan perusahaan atas hutang dengan besaran tertentu kepada seseorang.
2. Perbedaan Jangka Waktu
Kepemilikan atas saham tidak dibatasi oleh jangka waktu tertentu. Seseorang yang memiliki
saham atas sebuah perusahaan bisa menjual atau menyimpan saham-sahamnya secara bebas
tanpa batasan masa. Sementara itu, kepemilikan atas obligasi terbatas pada jangka waktu tertentu
sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati antara perusahaan dan pemilik obligasi.
3. Perbedaan Asal Penghasilan
Pemilik saham memperoleh penghasilan dengan besar sesuai dengan jumlah keuntungan yang
diperoleh perusahaan dalam periode tertentu melalui sistem bagi hasil. Sementara pemilik
obligasi memperoleh penghasilan dari besarnya bunga pada setiap periode yang telah disepakati.
Perbedaan saham dan obligasi dalam hal asal penghasilan yang diperoleh ini juga sering menjadi
pertimbangan tersendiri bagi investor untuk menginvestasikan dananya.
4. Perbedaan Besar Keuntungan
Besarnya keuntungan yang diperoleh antara pemilik saham dan pemilik obligasi juga berbeda.
Keuntungan pemilik saham akan sulit diprediksi karena jumlahnya tergantung pada seberapa
besar keuntungan perusahaan atas usaha yang dilakukannya. Sementara pemilik obligasi
memiliki besar keuntungan yang statis, tidak dipengaruhi oleh untung atau ruginya usaha yang
dilakukan perusahaan.

5. Perbedaan Sisi Perpajakan


Besarnya keuntungan yang diperoleh pemilik saham akan dipotong oleh pajak. Hal ini karena
keuntungan tersebut termasuk ke dalam pendapatan bersih perusahaan yang wajib kena pajak.
Sementara itu, besaran keuntungan yang diperoleh pemilik obligasi tidak akan ikut terpotong
pajak karena akan dikeluarkan dulu sebelum kena pajak.
6. Perbedaan Fluktuasi Harga
Perbedaan saham dan obligasi juga terletak pada tingkat fluktuasi harga keduanya. Harga saham
sangat fluktuatif dan sangat sensitif terhadap kondisi makro dan mikro. Sementara itu, harga
obligasi relatif stabil dan hanya sensitif terhadap tingkat bunga dan inflasi. Pertimbangan harga
antara saham dan obligasi sering dijadikan pertimbangan utama bagi mereka yang memiliki
surplus dana dan akan berinvestasi.
7. Perbedaan Hak Suara Atas Perusahaan
Setiap keputusan penting yang dihasilkan oleh manajemen perusahaan harus disetujui oleh setiap
pemilik saham. Hal ini karena setiap pemilik saham memiliki hak suara atas perusahaan.
Sementara itu, pemilik obligasi tidak memiliki hak suara sama sekali terhadap keberlangsungan
dan keputusan yang ditelurkan manajemen perusaahaan.
8. Perbedaan Jika Terjadi Likuidasi
Jika terjadi likuidasi atau bubarnya perusahaan, maka pemilik obligasi akan memiliki hak yang
lebih besar pada setiap aset yang tersisa. Setelah semua obligasi terbayar, barulah pemilik saham
yang akan berhak terhadap sisa aset tersebut.

Sumber: http://danperbedaan.blogspot.co.id/2016/04/perbedaan-saham-dan-obligasi.html
Disalin dari Dan Perbedaan.

D. HARGA OBLIGASI
Harga obligasi adalah suatu harga apabila kita ingin membeli atau menjual obligasi di pasar modal baik melalui
transaksi bursa maupun OTC. Beberapa hal yang mempengaruhi harga obligasi adalah :
* Nominal, yaitu harga obligasi sebagaimana pada waktu penerbita.
*Tingkat bunga, yaitu tingkat bunga yang umum berlaku dalam masyarakat sebagai pembanding kupon (bunga)
obligasi.
*Periode pembayaran bunga, yaitu periode waktu dimana penerbit melakukan pembayaran kupo . Biasanya 3
bulanan atau 6 bulanan.
*Jangka waktu jatuh tempo yaitu jangka waktu sejak obligasi diterbitkan sampai dilunasi oleh penerbitnya.

Contoh :
Nominal obligasi =Rp 1000 ;
Kupon = 10%/th
Periode pembayaran setiap 6 bulan, dengan jatuh tempo 20 tahun

Jika tingkat bunga yang berlaku umum adalah 11%/tahun, maka harga obligasi :
P = C/(1+r) + C/(1+r)2 C/(1+r)n + M/(1+r)n
P = 50/(1+0.055) + 50/(1+0.055)2 ..+50/(1+0.055)40 + 1000/(1+0.055)40 = 919.77 (harga di bawah nominal
disebut at discount)

Jika required yield 10%/tahun (sama dengan kupon), maka harga obligasi :
P = C/(1+r) + C/(1+r)2 C/(1+r)n + M/(1+r)n
P = 50/(1+0.05) + 50/(1+0.05)2 ..+50/(1+0.05)40 + 1000/(1+0.05)40 = 1000 (harga sama persis dengan nominal
disebut at par)

Jika required yield 6.8%/tahun, maka harga obligasi :


P = C/(1+r) + C/(1+r)2 C/(1+r)n + M/(1+r)n
P = 50/(1+0.034) + 50/(1+0.034)2 ..+50/(1+0.034)40 + 1000/(1+0.034)40 = 1.347,04 (harga di atas nominal
disebut at premium)

Dari contoh di atas nampak semakin tingi tingkat bunga umum (required yied), maka harga obligasi semakin turun.

Pengertian Saham Dan Obligasi

1. Pengertian Saham

Ada berbagai definisi saham yang telah dikemukakan oleh para ahli maupun

berbagai buku-buku teks, antara lain:

1. Menurut Gitman: Saham adalah bentuk paling murni dan sederhana dari kepemilikan

perusahaan. (Gitman:2000, 7)
2. Menurut Bernstein: Saham adalah selembar kertas yang menyatakan kepemilikan dari

sebagian perusahaaan. (Bernstein:1995, 197)

3. Menurut Mishkin: Saham adalah suatu sekuritas yang memiliki klaim terhadap

pendapatan dan asset sebuah perusahaan. Sekuritas sendiri dapat diartikan sebagai

klaim atas pendapatan masa depan seorang peminjam yang dijual oleh peminjam

kepada yang meminjamkan, sering juga disebut instrumen keuangan. (Mishkin:2001, 4)

Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa saham menunjukkan

kepemilikan atas suatu perusahaan dan memberikan hak kepada pemiliknya. dan

memberikan kontribusi kepada pemegangnya berupa return yang dapat diperolehnya,

yaitu keuntungan modal (capital gain) atas saham yang memiliki harga jual lebih tinggi

daripada harga belinya, atau deviden atas saham tersebut. Di samping hak lainnya

non-financial-benefit berupa hak suara dalam RUPS. Peluang untuk mendapatkan

return dari capital gain ini memotivasi para investor untuk melakukan perdagangan

saham di pasar modal (Bursa Efek).

2. Pengertian Obligasi

Perbedaan Saham dan Obligasi

Perbedaan Antara Saham dengan Obligasi

a. Penghasilan pemilik saham disebut sebagai deviden dimana frekuensi

penghasilan yang dia terima tidak ditentukan sedangkan pada pemilik obligasi,

penghasilan yang diterima sudah disebutkan pada surat obligasi dengan tingkat

bunga yang sudah disesuaikan untuk jangka waktu tertentu.

b. Keuntungan investasi yang didapatkan oleh pemegang saham bergantung pada

keuntungan perusahaan sehingga tidak bisa ditentukan secara tetap. Bahkan

dalam beberapa kasus jika perusahaan merugi maka Anda selaku pemegang

saham juga merasakan imbasnya. Sedangkan pemegang obligasi

keuntungannya sudah dapat dipastikan karena pada faktanya tidak memiliki

hubungan dengan perusahaan.

c. Harga investasi saham tidak bisa dipastikan dan cukup sulit untuk diprediksi.

Terkadang harga saham bisa naik namun tidak jarang juga turun, bergantung
pada perkembangan perusahaan. Sedangkan harga obligasi biasanya relatif

stabil dan sensitif terhadap suku bunga dan tingkat inflasi.

d. Bentuk kepemilikan pada saham adalah pemegang saham memiliki hak milik

terhadap perusahaan tertentu, sedangkan bentuk kepemilikan pada obligasi

hanya berbentuk pengakuan utang. Jadi, pemegang saham sudah sebagai

pemilik perusahaan atau memiliki hak pada suatu perusahaan, sedangkan

pemegang obligasi bukan pemilik perusahaan melainkan perusahaan hanya

berutang.

e. Waktu investasi saham bersifat jangka waktu tidak tertentu sedangkan obligasi

sudah memiliki jangka waktu yang ditetapkan.

f. Pajak pemegang saham sudah dipotong terlebih dahulu jadi keuntungan yang

diperoleh oleh bersifat bersih, sedangkan pemilik obligasi, keuntungan yang

akan diperoleh mengalami pemotongan. Karena itu biasanya perhitungan

potongan pajak sudah dilakukan terlebih dahulu sebelum pembayaran utang

oleh pihak perusahaan.

g. Hak suara atau menentukan kebijakan perusahaan pada pemegang saham

memiliki andil untuk menentukannya karena merupakan pemilik perusahaan

juga. Sedangkan pemegang obligasi tidak dapat ikut serta menentukan kebijakan

perusahaan karena statusnya adalah sebagai pemberi pinjaman.

h. Jika likuidasi atau pembubaran terjadi pada perusahaan maka pemegang saham

tidak memiliki hak prioritas untuk pembagian. Pembagian bukan prioritas

perusahaan. Namun pada pemegang obligasi punya klaim inferior untuk

mendapatkan aset-aset yang dipunyai oleh perusahaan demi pembayaran utang.

Oleh karena itu, pemilik obligasi diprioritaskan ketika perusahaan mengalami

likuidasi.

Anda mungkin juga menyukai