Anda di halaman 1dari 2

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan fisik
penyakit liver bias menimbulkan perubahan pada fisik seseorang. Perubahan fisik
ini biasanya mempengaruhi hamper semua system tubuh termasuk jantung, paru-paru,
perut, kulit, otak, dan fungsi kognitif serta bagian lain dari system saraf. Pemeriksaan
fisik pada penderita penyakit hepatitis sering membutuhkan pemeriksaan pada seluruh
tubuh. Salah satu ciri seseorang menderita penyakit liver, umumnya perut menjadi lebih
besar seperti kembung.

2. Tes darah laboratorium


patologi standar untuk mengetahui penyakit liver biasanya dengan mengukur
enzim hati, protein total, albumin dan bilirubin. Meskipun tes ini disebut tes fungsi hati,
namun sebenarnya tes ini dilakukan untuk menunjukkan apakah organ hati rusak atau
tidak, bukan tes tentang bagaimana hati berfungsi. Tes laboratorium ini digunakan untuk
mendeteksi penyakit liver seperti, hepatitis dan sirosis serta sel-sel hati yang rusak akibat
virus, bakteri,alcohol, obat-obatan dan lain sebagainya. Masalah ringan yang terjadi pada
liver, tidak bias menggunakan tes laboratorium ini melainkan dengan mengamati tanda
dan gejalanya.

3. Pencitraan (scan/usg ) pada tubuh


pencitraan dilakukan untuk menvisualisasikan, tidak hanya liver tetapi organ
terdekat lain yang mungkin sakit. Contoh scan/ usg meliputi :

- Ct scan (tomografi aksial komputerisasi )


- Mri (magnetic resonance imaging )
- Usg (gelombang pencitraan suara, yang sangat membantu dalam menilai kandung
empedu dan saluran empedu )

4. Biopsi hati
suatu contoh jaringan hati bisa diambil selama pembedahan eksplorasi, tetapi
lebih sering diperoleh melalui sebuah jarum yang dimasukkan lewat kulit menuju ke
hati.
Sebelum dilakukan prosedur ini, diberikan bius lokal kepada penderita. Skening
ultrasonik atau ct bisa digunakan untuk menentukan lokasi daerah yang abnormal,
darimana contoh jaringan hati diambil. Biasanya penderita yang menjalani prosedur ini
tidak perlu menjalani rawat inap. Setelah diperoleh contoh jaringan, penderita dianjurkan
untuk tidak segera meninggalkan rumah sakit (minimal selama 3-4 jam), karena prosedur
ini memiliki resiko terjadinya komplikasi:

- hati bisa mengalami robekan dan bisa terjadi perdarahan ke dalam perut.
- empedu bisa mengalami kebocoran ke dalam perut, menyebabkan peradangan selaput
perut (peritonitis).

Pada sekitar 2% penderita, komplikasi ini bisa menyebabkan masalah yang serius
dan 1 dari 10.000 orang, meninggal setelah menjalani prosedur ini.setelah biopsi hati
sering timbul nyeri ringan di perut kanan bagian atas, yang kadang menjalar ke bahu
kanan, dan biasanya akan menghilang setelah pemberian analgesik (obat pereda
nyeri).pada biopsi hati transvenosa, sebuah kateter dimasukkan kedalam suatu vena
leher, menuju ke jantung dan ditempatkan ke dalam vena hepatik yang berasal dari
hati.jarum kateter kemudian dimasukkan melalui dinding vena kedalam
hati. Dibandingkan dengan biopsi hati perkutaneus, tehnik ini tidak terlalu mencederai
hati, dan bahkan bisa digunakan pada seseorang yang mudah mengalami perdarahan.

Anda mungkin juga menyukai