Anda di halaman 1dari 7

Analisis Kualitas Fisik dan Kimia Air di Daerah Medan Sekitarnya

Benika Naibaho

ABSTRACT

There are many pollutants founded in the water used in housing which come from any
kinds of waste from industries, house hold even they are from agriculture production. The
pollution of wells and other water sources can accure if the waste is not processed properly types
of waste. Project site selected was based on visual monitoring considered as a vurnerable are to
pollution or unpoluted area. Based on this observation ten areas selected describing characteristic
those areas. They area Mandala (two sites) KIM (to sites), Belawan (one sites), Sutomo street
(one site), Simalingkar B (one site) Namo Bintang (one site), Komplek Kejaksaan (one site) and
in the edge of Deli River (one site). Water sample was obtimal from five different well in every
single area. The research result showed that two of ten sample locations namely from Mandala
dindt meet clean water standard.
---------------
Keywords: clean water

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

Salah satu sumberdaya alam yang paling penting bagi hidup manusia adalah sumberdaya
air. Air merupakan kebutuhan pokok manusia sehari-hari, sehingga dapat dikatakan manusia
tidak dapat hidup tanpa air, oleh karena itu perlu dipelihara kualitasnya agar tetap bermanfaat
bagi hidup dan kehidupan manusia serta makluk lainnya. Diperkirakan dari tahun ke tahun
kebutuhan akan air semakin meningkat, bukan hanya disebabkan oleh peningkatan jumlah
penduduk akan tetapi disebabkan oleh kebutuhan per kapita yang meningkat sesuai dengan
perkembangan pola hidup manusia.

Telah diketahui bahwa persediaan air dari berbagai sumber air sangat terbatas dengan
distribusi yang tidak merata, sehingga perlu dari upaya-upaya untuk mengatasi kelangkaan air
bagi generasi yang akan datang. Kelangkaan air akan merangsang pemanfaatan air dari berbagai
sumber air.

Sumur telah lama digunakan sebagai sumber air bagi berbagai kebutuhan rumah tangga
dan industri kecil, menengah dan besar. Penggunaan sumur merupakan suatu alternative bagi
daerah yang tidak mendapat pelayanan atau tidak terjangkau pelayanan Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM). Keterbatasan teknologi, dana dan modal akan membatasi kemungkinan
distribusi yang merata akan air bersih dan sehat bagi penduduk. Oleh karena itu penduduk tidak
dapat seluruhnya menggantungkan diri pada system pengolahan air sehat, dan bersih seperti
PAM untuk memenuhi kebutuhannya.
Di Indonesia berdasarkan catatan dari Departemen Kesehatan (Unun Suriawira, 1993)
rata-rata keperluan air adalah 60 liter per kapita meliputi (Tabel berikut).

Air untuk keperluan Jumlah (liter)


Mandi 30
Mencuci 15
Memasak 5
Minum 5
Lain-lain 5

Pada air yang kelihatan jernih, misalnya yang berasal dari sumur biasa, sumur pompa,
sumber mata air dan sebagainya di dalamnya kemungkinan besar mengandung mikroorganisma
seperti; kelompok bakteri besi yang mampu mengoksidasi senyawa fero menjadi feri, akibatnya
air sering berubah warnanya kalau disimpan lama yaitu warna kehitam-hitaman, kecoklat-
coklatan dan sebagainya.

Air yang dipergunakan untuk banyak keperluan seperti untuk air minum, mencuci, mandi
dan sebagainya dapat dicemari oleh penyakit berbentuk infektif dan jenis virus, bakteri dan
sebagainya. Pencemaran biasanya disebabkan karena masuknya kotoran manusia dan hewan ke
dalamnya, misalnya dalam bentuk hasil metabolism misalnya urine, fases dan lain-lain.
Pencemaranyang tidak disengaja banyak pula terjadi seperti kembalinya air buangan ke dalam
sumur secara langsung atau melalui tempat bocor dari celah-celah tanah. Misalnya dari toilet ke
dalam sumur yang letaknya terlalu dekat. Pencemaran tersebut dapat mengakibatkan wabah.
Misalnya banyak penyakit virus yang dapat tertular melalui air, seperti enteritis (penyakit berak-
berak).

Air juga dapat dicemari oleh berbagai pencemaran baik yang berasal dari sumber
domestic (rumah tangga, perkampungan, kota, pasar, jalan dan lain-lain), ataupun sumber non
domestic (pabrik, industri, pertanian, peternakan dan lain-lain) yang banyak memasuki ataupun
tidak langsung pencemaran tersebut akan berpengaruh terhadap kualitas air baik untuk keperluan
air minum, air industri ataupun keparluan lain.

Dari pemaparan tersebut di atas maka sangat perlu telah dilakukan analisis kualitas fisik
dan kimia air bersih di daerah Medan sekitarnya.

1.2. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kualitas air bersih di daerah Medan sekitarnya, apakah telah memenuhi
standard baku air bersih yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

2. Untuk mengetahui faktor lingkungan yang diduga sebagai pencemar air bersih (jika air bersih
tersebut tercemar).
3. Untuk mengidentifikasi bahan-bahan kimia pencemar yang terdapat pada air bersih.

1.3. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah tentang data dasar
sebagai gambaran kualitas air sumur galian di daerah Medan sekitarnya, dan dapat digunakan
sebagai masukan bagi pemerintah setempat khususnya instansi atau lembaga yang terkait untuk
menentukan kebijakan tentang penyediaan sumberdaya air bersih.

2. METODE PENELITIAN

2.1. Lokasi Penelitian

Pemilihan lokasi penelitian adalah berdasarkan pengamatan visual yang dianggap rawan
pencemaran dan juga lokasi yang dianggap belum tercemar misalnya daerah perumahan/
pemukiman yang jauh dari sumber-sumber pencemaran. Lokasi yang ditetapkan sebagai daerah
penelitian dibagi 5 group, yaitu: daerah yang berada di sekitar pasar, daerah di sekitar sungai,
daerah yang dekat industry, daerah yang merupakan tempat pembuangan sampah dan daerah
yang jauh dari sumber-sumber pencemaran.

Adapun titik-titik pengambilan sampel tersebut adalah:

a. Daerah Mandala yang lokasinya dekat dengan pasar dan peternakan bagi (A)
b. Daerah Mendala yang lokasinya jauh dari pasar dan tidak ada peternakan (B)
c. Daerah pinggiran Sungai Deli di mana ditemukan mata air yang digunakan penduduk
setempat sebagai sumber air bersih (C)
d. Daerah Simalingkar B di Jalan Raya Tani yang merupakan bekas lokasi pembuangan
sampah pada tahun 1970-an (D).
e. Daerah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang dekat Pancur Batu yang
merupakan tempat pembuatan sampah kota Medan (E).
f. Daerah KIM (Kawasan Industri Medan) yaitu pemukiman yang jaraknya sangat dekat
dengan pabrik (F).
g. Daerah KIM 2 yaitu pemukiman yang jaraknya jauh dari pabrik (G).
h. Daerah Belawan (H).
i. Daerah Jalan Sutomo (I)
j. Daerah pemukiman komplek Kejaksaan jalan Stella Medan (J).

2.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Oktober Nopember tahun 2006.


2.3. Pengambilan Contoh Air

Pengambilan contoh air sumur diambil secara random dari 5 sumur yang berbeda yang
kemudian dicampur hingga homogeny, sehingga contoh air yang dianalisis diharapkan dapat
mewakili lokasi penelitian. Untuk contoh air yang bukan air sumur dilakukan secara langsung
dari sumber mata air dimaksud. Karena itu tujuan mikrobiologi pengambilan contoh dilakukan
secara aseptis dan dimasukkan ke dalam botol-botol steril.

2.4. Tempat Analisis Laboratorium

Analisis dilakukan di Provincial Health Laboratory, Departemen Republik Indonesia.


Aspek yang diuji adalah sesuai dengan criteria air bersih yang sudah ditetapkan pemerintah yaitu
No. 416/Menkes/PER/IX/90.

2.5. Analisis Data

Penelitian ini bersifat deskriptif dan ekploratif dan tidak menggunakan analisis statistik.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil

Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1 pada lampiran

3.2. Pembahasan

Kualitas Fisik

Karakteristik fisik yang umum dianalisis dalam penentuan kualitas air meliputi: bau,
kekeruhan, jumlah zat padat terlarut (TDS), temperature, warna dan rasa.

Dari hasil analisis laboratorium dapat dilihat bahwa kualitas fisik air masih sesuai dengan
standard yang ditetapkan. Hal ini kemungkinan besar disebabkan karena sampel air yang
dianalisis umumnya adalah air sumur yang kemungkinan pencemarannya sangat kecil.
Pencemaran ke dalam sumur dapat terjadi dengan kembalinya air buangan ke dalam sumur
secara langsung atau melalui tempat bocor dan celah-celah tanah, misalnya dari kakus ke dalam
sumur yang letaknya terlalu dekat atau karena pipa bocor. Umumnya sampel air diambil dari
sumur bor yang kedalamannya 25 m, dan sumur biasa yang kedalamannya 4 6 m.

Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh kehadiran organism dalam air seperti algas serta oleh
adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi anaerobic dan oleh adanya senyawa-
senyawa tertentu. Baud an rasa yang tidak enak dapat menunjukkan adanya senyawa-senyawa
asing yang mengganggu kesehatan (Tehobaoglus G dan Schroeder E.D, 1987).

Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organic dan anorganik yang
terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan-bahan yang dihasilkan oleh buangan industry.
Dari segi estetika konsumen pada umumnya tidak mau minum air yang berwarna-warna yang
berasal dari bahan buangan industry kemungkinan dapat membahayakan kesehatan.

Kenaikan suhu air menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut yang terlalu rendah.
Kadar oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat
terjadinya degradasi anaerobic. Kadar residu terlarut yang terlalu tinggi dapat menyebabkan rasa
tidak enak dan dapat mengganggu pencemaran makanan (Suriawiria Unur, 1993).

Kualitas Kimia

Dari hasil analisis laboratorium ditemukan 2 sampel air yang kadar bahan organic dan
kesadahan yang tinggi yaitu di daerah Mandala, baik yang dekat dengan pasar ataupun yang jauh
dari pasar. Dugaan sementara bahwa aktivitas makhluk hidup di sekitar sumur air baik air sumur
ataupun sumber mata air lain yang berpengaruh. Hal ini dapat dilihat bahwa di daerah
Simalingkar B tepatnya di jalan Raya Tani yang merupakan lokasi pembuangan sampah kota
Medan di tahun 1970-an, dan di daerah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang di
dekat Pancur Batu tidak ditemukan senyawa-senyawa kimia di luar standard air bersih yang telah
ditentukan. Demikian juga air yang diambil dari kawasan industry Medan (KIM) dan Belawan.

Standard kualitas air memberikan batas konsentrasi maksimum yang dianjurkan dan
diperkenankan bagi berbagai parameter kimia, karena pada konsentrasi yang berlebihan
kehadiran unsur-unsur tersebut di dalam air akan memberikan pengaruh-pengaruh yang negative,
baik bagi kesehatan maupun dari segi pemakaian lainnya.

Pembatasan pH dilakukan karena pH akan mempengaruhi rasa, korosivitas air dan


efisiensi chlorinasi. Kehadiran unsur Arsen (Ar) pada dosis yang rendah sudah merupakan racun
pada manusia sehingga perlu pembatasan yang ketat. Demikian juga halnya dengan unsur
Sianida (Cn). Kehadiran besi (Fe) dalam air bersih menyebabkan timbulnya rasa dan bau logam,
menimbulkan warna koloid merah (karat) dalam air akibat oksidasi oleh oksigen terlarut dan
dapat merupakan racun bagi manusia. Kesehatan air yang tinggi akan mempengaruhi efektivitas
pemakaian sabun, namun sebaliknya dapat memberikan rasa yang segar. Di dalam pemakaian
airu untuk industri adanya kesadahan dalam air tidak dikehendaki (Suriawira Unur, 1993).

Kehadiran senyawa organik dalam air menyebabkan beberapa problem antara lain, 1)
menyebabkan perubahan warna pada air, 2) menyebabkan bau dan rasa yang tidak enak, 3)
pembentukan senyawa-senyawa organohalogen apabila air tersebut didesinfeksi dengan halogen,
4) mempengaruhi proses pengolahan selanjutnya (Teoganoglous G dan Schroeder E.D, 1987).
4. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, baha dari 10 lokasi pengambilan sampel
terdapat 2 lokasi yang tidak memenuhi syarat sebagai air bersih yaitu di daerah Mandala baik
yang dekat pasar ataupun yang lokasinya jauh dari pasar. Hasil uji mikrobiologis menunjukkan
ada 4 lokasi yang belum tercemar.

4.2. Saran

Perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kualitas air dari berbagai ke dalam sumur,
dan pengaruh j arak septi tank terhadap sumur.

DAFTAR PUSTAKA

Frazer, W.C., E.H. Marth dan R.H. Derbel, 1969. Laboratory Manual for Food Microbilogy, 4th
ed Bungers Publ. C., Minneapolis, Minnesota.
Frazer, W.C. dan D.C. Westhoff. 1988. Food Microbilogy, 4th ed Mc. Graw Hill Book Co., New
York.
Fardiaz Sukandi, (1993), Analisis Mikrobiologi Pangan, PT. Raja Grafindo Persada.
Suriawiria Unur, 1993. Analisis Mikrobiologi Air, Penerbit Alumni Bandung
Tchobanoglous George, Edward D. Schroeder, 1987. Water Quality: Addison-Wesley Publishing
Company.
Winarno, F.G. 1984. Kimia Pangan dan Gizi, PT. Gramedia Jakarta.
www.indomedia.com/bernas/042001/10/Utama/10 pel.ihtm.
www.inawater.com/new/Umview.php? Art ID = 1270. Kemitraan Air Indonesia.
www.kompas.com/kompas.cetak/0610/13/Utama/3023683. htm. Air Lumpur Merembes ke
Sumur
Tabel 3.1. Hasil Analisis Kualitas Fisik dan Kimia Sampel Air

No. Parameter S A M P E L Kadar


A B C D E F G H I J Maksimum
I. Fisika Yang di-
perbolehkan
1 Bau Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak -
nyata nyata nyata nyata nyata nayata nyata nyata nyata nyata
2. Jumlah zat 125 168 107 156 118 198 110 103 2246 253 1500
padat terlarut
(TDS) (Mg/e)
3. Kekeruhan 1.6 1.3 1.9 2.1 1.0 1.4 1.1 1.8 1.9 1.2 25
(NTU)
4. pH 7.0 6.9 6.6 6.5 6.6 6.5 6.5 6.9 6.7 6.5 6.5-9.0
5. Rasa Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak -
nyata nyata nyata nyata nyata nyata n yata nyata nyata nyata
6. Suhu (oC) 28.1 28.3 28.2 28.1 28.2 28.2 28.2 28.2 28.2 28.1 Suhu udara
7. Warna (Skala 7.0 7.0 5.0 5.0 5.0 7.0 5.0 5.0 5.0 6.0 50
TCU)
II. Kimia Anor-
ganig (Mg/e)
1. Air Raksa (Hg) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.001
2. Arsen (Ar) 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.05
3. Besi (Fe) 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.0
4. Fluorida (F) 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.5
5. Kadmium (Cd) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.005
6. Kesadahan 122 1160 136 256 168 200 154 112 234 240 500
(CaCO3
7. Klorida (Cl) 230 43 23 49 56 68 40 24 27 48 600
8. Chrinium (Cr-6) 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.05
9. Mangan (Mn) 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.5
10. Nitrat sebagai 0.2 0.1 0.0 0.4 0.2 0.1 0.0 0.0 0.0 0.0 10
N (NO3-N)
11. Nitrit sebagai 1.5 0.5 0.0 0.0 0.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.0
N (NO2-N)
12. Selenium (Se) 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01
13. Seng (Zn) 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 15
14. Sianida (Cu) 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.1
15. Sulfat (SO4) 80 55 27 43 10 51 46 10 28 46 400
16. Timbal (Pb) 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.05
B. Kimia
Organik (Mg/e)
1. Detergen 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.5
2. Zat Organik 142 11.0 8.8 8.5 5.4 10 10 9.8 10 7.0 10
(KMnO4)

Anda mungkin juga menyukai