UNTUK PA K A N T E R N A K
I. Pendahuluan
Peningkatan populasi ternak masih terpaku pada kemampuan suatu wilayah untuk
menyediakan tanaman pakan ternak. Hilangnya areal padang penggembalaan umum serta
pengurangan lahan sebagai akibat semakin diintesifkannya usaha tanaman pangan dan peningkatan
kebutuhan lahan akibat perkembangan kawasan industri maupun pemukiman mengakibatkan luas
areal sumber tanaman pakan ternak semakin berkurang.Dengan demikian ketersediaan pakan
hijauan, khususnya pada akhir musim kemarau sampai dengan awal hujan dianggap sebagai masalah
paling utama. Dan pada masa musim kemarau yang berkepanjangan merupakan musim paceklik.
Dalam usaha peternakan, pakan merupakan faktor yang sangat menentukan. Pakan ternak
ruminansia seperti sapi, kambing, domba atau kerbau sebagian besar berupa hijauan. Bagi para peternak
yang lebih maju umumnya juga telah memberi pakan konsentrat terutama untuk penggemukan (ternak
potong) dan induk laktasi (ternak perah).
Apabila melihat potensi bahan pakan hasil limbah dari tanaman pertanian, perkebunan dan
industrinya, maka kekhawatiran tersebut seharusnya tidak perlu terjadi. Hasil limbah pertanian tersebut
memiliki potensi sebagai sumber pakan ternak ruminansia dan monogastrik, walaupun ada
kelemahannya seperti nilai nutrisinya rendah, serat kasar yang tinggi, penyimpanannya memerlukan
ruangan yang besar dan cepat rusak namun hal tersebut dapat diatasi dengan proses pengolahan seperti
pencacahan, pengepresan, fermentasi (amoniasi, molases, dan lain lain) penepungan dan penggilingan.
Hasil limbah pertanian selama ini kurang dirasakan oleh peternak di daerah karena mereka
masih berkesempatan untuk mencari rumput alam yang tumbuh tanpa dibudidayakan (native
grass) walaupun lokasinya cukup jauh. Manfaat hasil limbah pertanian sangat dirasakan atau
dibutuhkan pada saat (1) Jumlah ternak yang diusahakan banyak; (2) Musim kemarau (sulit pakan
terutama hijauan); (3) Tenaga kerja terbatas (terutama pada saat musim tanam, panen dan lain-lain)
(4) Populasi ternak di wilayah bersangkutan padat dan (5) Lahan pertanian dibudidayakan secara intensif.
Hasil limbah pertanian yang dapat digunakan sebagai bahan pakan alternatif untuk ternak
ruminansia antara lain :
1. Hasil Limbah Tanaman Padi
Hasil limbah tanaman padi dapat berupa jerami dan dedak. Jerami merupakan pakan sumber
serat sedangkan dedak kualitasnya sangat bervariasi, dapat berfungsi sebagai sumber serat atau sumber
serat dan energi. Jerami lambat tercema sehingga dalam saluran pencemaan dibutuhkan waktu
sekitar 81,67 jam.
Jerami merupakan hasil limbah tanaman pertanian yang paling potensial dan terdapat
hampir di seluruh daerah di Sendang dengan produksi sekitar 8.055 ton jerami per tahun.. Jerami padi
cukup potensial sebagai pakan ternak ruminansia, tetapi tidak dapat digunakan sebagai pakan tunggal.
Jerami padi dapat menggantikan 10 % hijauan segar untuk kambing dan domba. Apabila digunakan
bersamaan dengan konsentrat, maka jerami padi fermentasi dapat menggantikan rumput segar sebanyak
30%.
Dewasa ini pemanfaatan jerami padi sangat tinggi dan telah terjadi persaingan untuk
kebutuhan :(1). Mulsa (penutup lahan); (2) Pakan ternak; (3) Bahan baku pembuatan kertas dan (4)
Media budidaya tanaman jamur. Sehingga secara nilai ekonomis jerami memiliki nilai yang tinggi.
Pemanfaatan dedak padi yang nerupakan hasil limbah penggilingan padi sebagai bahan
pakan ternak sudah umum dilakukan. Nutrisi dedak padi sangat bervariasi bergantung pada jenis padi dan
jenis mesin penggiling. Dedak padi dapat menggantikan konsentrat komersial hingga 100%, terutama
dedak padi kualitas baik yang biasa disebut dengan bekatul.
1
yang lebih baku adalah meningkatkan kadar protein dari semua bahan baku yang digunakan.
Caranya adalah limbah pertanian dihancurkan dengan mesin pemotong lalu dilakukan fermentasi
bersama dengan bahan konsentrat secara an aerob dengan perbandingan 40 % konsentrat dan 60 %
limbah pertanian.( tergantung bahan limbah yang digunakan ) dengan menggunakan bacteri Starbio.
Sedangkan sebagai bahan konsentrat dapat berupa limbah industri pertanian seperti
katul,polar ,tetes,bungkil kopra dan lain-lain serta tepung jagung dan urea.
Dalam memproduksi pakan siap saji dalam skala besar diperlukan beberapa peralatan
prosesing agar terjadi efisiensi tenaga kerja dan mutu pakan dapat lebih baik. Peralatan tersebut
diantaranya coper untuk menghancurkan limbah pertanian yaitu coper untuk jerami padi,tebon
jagung dan penggiling jaggel serta mixer untuk pengaduk pakan supaya homogen. Namun
demikian dapat juga dilakukan dengan cara manual dengan tenaga manusia.
Sebagai tempat fermentasi dapat digunakan plastik kantong berkuran lebar 50 Cm dan
panjang sesuai kebutuhan agar isi kantong plastik berkisar antara 25 kg. atau sesuai kebutuhan dan
dapat juga dilakukan fermentasi di gorong-gorong berdiameter satu meter ditumpuk tiga sampai
empat buah yang didalamnya dilapisi plastik agar terjadi suasana an aerob.
Caran fermentasinya adalah apabila menggunakan plastik sebagai wadah maka bahan
konsentrat dan limbah pertanian yang sudah
disiapkan dimasukkan kantong plastik dan
kemudian dijahit agar terjadi suasana an aerob
serta diberi tanggal pembuatan agar dapat
diketahui kapan masaknya. Dengan
menggunakan kantong plastik ini selain tidak
terlalu banyak modal juga lansung dapat
dikirim ke konsumen. Selanjutnya apabila
menggunakan gorong-gorong maka bahan
konsentrat dan limbah pertanian yang sudah
disiapkan dimasukkan kedalam tumpukan
gorong-gorong yang sudah dilapisi kantong
plastik berdiameter 100 cm kemudian plastik
diikat agar tidak bocor. Kapasitas gorong-
gorong ini dapat mencapai 2 sampai 4 kw. Namun apabila akan dikirim perlu pengemasan lagi.
Dapat juga menggunakan drum plastik diameter 50 cm tinggi 1 meter dengan kapasitas kurang
lebih 75 kg. Drum ini sudah ada tutupnya sehingga setelah diisi penuh dan dipadatkan dapat
langsung ditutup dan di klem agar supaya tidak bocor .
Pakan akan siap atau jadi dalam waktu 12 sampai 20 hari setelah pembuatan
4
V.Analisa Usaha
Lampiran : 1
KEBUTUHAN POKOK HIDUP SAPI
Berat Badan Energi Protein
No
( Kg ) ( Gr.TDN ) (Gr.Pdd )
1 350 2850 260
2 400 3150 280
3 450 3450 300
4 500 3720 325
5 550 4000 350
6 600 4270 370
Lampiran 2
CONTOH PERHITUNGAN MENYUSUN RANSUM SAPI PERAH
Diketahui :
Berat badan sapi = 595 kg
Produksi = 15 lt/hari
Kadar Fat = 3,5 %
Maka penghitungannya adalah :
Kebutuhan hidup pokok 595 kg = Pdd 370 TDN 4270
Produksi 15 lt = Pdd 840 TDN 4575
Total = Pdd 1210 TDN 8845
Bila Kebutuhan bahan kering diambil 2 % saja maka kebutuhannya adalah 2 % x 595 kg = 11,9 Kg
= 11900 gr
Apabila diberi pakan rumput gajah kwalitas sedang maka kebutuhannya adalah = 11900 : 140 = 85
Kg
Pdd = 85 x 9,4 = 799 gr
TDN = 85 x 73 = 6205 gr
Kekurangan :
Pdd = 1210 - 799 = 411 gr
TDN = 8845 - 6205 = 2640 gr
Dapat dicukupi dari :
1.Yellow Feed = 411 : 120 = 3,42 Kg ( Pdd )
2640 : 70 = 3,7 Kg ( TDN ) Rata-rata = 3,5 Kg
2.Dedak = 411 : 75 = 5,5 Kg ( Pdd )
2640 : 616 = 4,2 Kg ( TDN ) Rata-rata = 5 Kg
Jadi kebutuhannya adalah =
Rumput gajah = 85 Kg
Yellow Feed = 3,5 Kg
Dedak = 5 Kg
9
Cm Kg Cm Kg Cm Kg Cm Kg Cm Kg