Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan
penuh perjuangan.

Adapun judul makalah ini adalah ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN


KASUS NUTRISI PADA LANSIA. Dalam penulisan makalah ini kami menyadari
masih banyak terdapat kekurangan baik dalam penulisan maupun pembahasannya. Untuk
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini, kami banyak mendapatkan arahan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Untuk itu, kami mengucapkan banyak terima kasih. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kami sebagai mahasiswa dan orang lain yang membacanya.

Batusangkar, Oktober 2008

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Tujuan .........................................................................................................1
1. Tujuan Umum........................................................................................1
2. Tujuan Khusus.......................................................................................1

BAB II LAPORAN PENDAHULUAN


A. Konsep Dasar Penyakit................................................................................2
1. Defenisi..................................................................................................2
2. Etiologi...................................................................................................2
3. Dampak Malnutrisi................................................................................2
4. Penyebab Malnutrisi..............................................................................2

BAB III KONSEP DASAR KEPERAWATAN


A. Pengkajian ..................................................................................................4
1. Riwayat Kesehatan ...............................................................................4
2. Pemeriksaan Fisik.................................................................................4
B. Diagnosa yang Mungkin Muncul................................................................6
C. Perencanaan................................................................................................6
D. Implementasi...............................................................................................8
E. Evaluasi.......................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lansia beresiko tinggi mengalami masalah nutrisi, hal ini cukup beralasan
sehingga prevalensi yang tinggi mengenai masalah nutrisi pada lansia ini telah
menjadi sorotan dalam jumlah survei, karena terdapat fakta bahwa sebahagian besar
lansia dikomunitas mengalami masalah nutrisi juga dapat dialami oleh lansia yang
dirawat di rumah sakit.
Lansia yang mengalami masalah nutrisi disebabkan oleh sejumlah faktor,
antara lain fisik, patologis, dan psikososial. Jika semuanya bergabung maka akan
mengakibatkan keburukan status nutrisi, yang akhirnya dapat membahayakan status
kesehatan mereka.

1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mempu menerapkan proses asuhan keperawatan gerontik terutama pada
klien dengan mal nutrisi
2. Tujuan Khusus
- Dalam rangka memenuhi tugas asuhan keperawatan gerontik
- Mampu melakukan pengkajian, menganalisa dan menentukan diagnosa
keperawatan terhadap klien

iii
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Defenisi
Malnutrisi adalah : - Suatu keadaan gizi yang buruk yang terjadi karena tidak
cukupnya asupan satu atau lebih nutrisi yang
membahayakan status kesehatan (Watson, Roger. 2003.
Perawatan Pada Lansia. Jakarta : EGC)
- Gangguan gizi yang dapat terjadi karena tidak cukupnya
asupan nutrient esensial atau karena mal asimilasi.
(Hincliff, Sue. 1999. Kamus Keperawatan, Jakarta : EGC)
Malnutrisi adalah adalah kondisi gangguan minat yang menyebabkan depresi
agitasi, dan mempengaruhi fungsi kognitif / pengambilan keputusan.

2. Etiologi
Tinggal sendiri
Kelemahan fisik
Kehilangan
Depresi
Pendapatan yang rendah
Peny. Saluran cerna
Penyalahgunaan alkohol

3. Dampak Malnutrisi
Mal nutrisi yang lama pada lansia akan berdampak pada kelemahan otot dan
kelelahan karena energi yang menurun.
Lansia dengan mal nutrisi beresiko tinggi terhadap terjatuh/mengalami
ketidakmampuan dalam mobilisasi yang menyebabkan cedera.

4. Penyebab Malnutrisi
Perubahan sensorik yang menyebabkan pengurangan kemampuan untuk
mencium dan merasakan makanan, sehingga nafsu makan berkurang.

iv
Dalam keadaan sakit, nafsu makan lansia tanpak berkurang sehingga
menyebabkan malnutrisi, sedangkan energi yang mereka butuhkan akan
meningkat.
Kondisi yang kronik seperti penyakit serebrovaskuler, artritis, diabetes, dan
gangguan mental, disfagia.
Faktor psikososial
Obesitas
Obat

v
BAB III
KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Pengkajian meliputi identitas klien, diantaranya nama, umur, pendidikan terakhir,
pekerjaan, suku bangsa, penanggung jawab, agama, alamat dll
1. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Meliputi keluhan yang dirasakan klien saat dilakukan pengkajian, misalnya :
1. Sulit mengunyah makanan
2. Nafsu makan berkurang
3. Badan terasa letih dan lemah, dll
b. Riwayat kesehatan dahulu
Meliputi penyakit yang pernah diderita oleh klien tetapi masih berhubungan
dengan penyakit sekarang, misalnya : gastritis, dispepsia, dll
c. Riwayat kesehatan keluarga
Berisi tentang penyakit yang pernah diderita oleh keluarga klien, baik
berhubungan dengan panyakit yang diderita oleh klien-klien maupun penyakit
keturunan dan menular lainnya.

2. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan pemeriksaan secara head to too, misalnya ;
a. Rambut
Infeksi : Dilihat keadaan rambut dan kulit kepala, bersih atau tidak, apakah
terdapat ketombe, apakah rambut subur, rontok, alopecia, berbau atau
tidak
Palpasi : Diraba keadaan kulit kepala apakah ada oedema, nyeri tekan atau ada
bekas luka, Diraba tekstur rambut apakah halus atau kasar.
b. Mata
Infeksi :
- Dilihat kesemetrisan mata
- Palpebra : apakah normal atau ptosis, apakah ada bekas luka atau oedema

vi
- Sklera : dilihat icteric / non icteric
- Konjungtiva : anemis atau tidal anemis
- Pupil : Dilakukan dengan memberikan reflek cahaya bila keduanya miosis
berarti isokor
Palpasi : Diraba disekitar bola mata apakah ada oedema atau terasa nyeri
c. Leher
Infeksi : Dilihat kesimetrisan leher, apakah ada bekas luka, dilihat apakah
tonsil meradang atau tidak
Palpasi : Diraba keadaan leher klien apakah ada pembesaran kelenjer tyroid dan
kalenjer sub mandibula. Apakah ada terasa masa yang ada
d. Dada / Thorak
Infeksi : Dilihat kesimetrisan dada, frekuensi pernafasan teratur atau tidak
Palpasi : Diketahui dengan cara melakukan perabaan taktil fremitus, bila
getarannya sama maka keadaan paru normal/baik.
Perkusi : Dilakukan untuk mengetahui batas-batas organ yang ada di
dalam rongga dada.
Auskultasi : Untuk mengetahui bunyi nafas apakah vesicular, whezing atau
ronki
e. Cardiovaskular
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetai bunyi jantung, irama jantung,
normal adalah sinus ritme. Jika ada bunyi tambahan berarti ada kelainan pada
jantung.
f. Abdomen
Infeksi : Dilihat kesimetrisan perut apakah ada scar, colostomy, ataupun
kelainan lainnya.
Auskultasi : Dilakukan pemeriksaan bising usus disekitar umbilicus dengan
bising usus normal 8-12 x/i
Palpasi : Dilakukan perabaan apakah ada massa, nyeri tekan atau nyeri
lepas
Perkusi : Untuk mengetahui apakah ada cairan atau massa didalam rongga
perut
g. Genitalia

vii
Infeksi : Dilihat kebersihan genital, apakah ada oedema, varices,
terpasang kateter atau tidak.
Palpasi : Dilakukan perabaan untuk mengetahui apakah ada oedema dan
rasa nyeri disekitar vulva atau genital.
h. Ekstremitas
Dilakukan pemeriksaan baik ekstremitas atas maupun bawah, misalnya
melakukan penilaian kekuatan otot.

3. Aktivitas Sehari-hari
Mencakup pengkajian tentang miksi, defekasi, mandi, menggosok gigi, cuci
rambut, makan, minum, tidur, dan lain-lain

4. Pemeriksaan Penunjang
Apakah ada pemeriksaan penunjang misalnya rontgen, USG, dll

5. Catatan tambahan
Jika setelah pengkajian dilakukan ternyata masih ada yang ingin ditambahkan
maka dibuat pada point ini

B. Diagnosa yang Mungkin Muncul


1. Nutrisi perubahan kurang dari kebutuhan tubuh berbeda dengan degenerasi
membran periodontal dengan kehilangan gigi.
2. Beresiko tinggi cedera, terjatuh b/d defisit motorik dan sensorik

C. Perencanaan
Diagnosa : Nutrisi perubahan dari kebutuhan tubuh berbeda dengan degenerasi
membran periodontal dengan kehilangan gigi.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi bisa terpenuhi secara adekuat.
KH : - Meningkatkan masukan oral
- Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai rentang yang
diharapkan individu
- Klien menyatakan tidak lemah lagi
Intervensi :
a. Buat tujuan berat bdan minimum dan kebutuhan nutrisi harian

viii
R/ Malnutrisi adalah kondisi gangguan minat yang menyebabkan depresi,
agitasi dan mempengaruhi fungsi kognitif,. Perbaikan status nutrisi
meningkatkan kemampuan berfikir dan kerja psikologis
b. Evaluasi kemampuan untuk memproses dan menyiapkan makanan seperti
keuangan, transportasi, mobilitas, keterampilan manual.
R/ Dengan mengetahui kemampuan klien kita bisa mengetahui apakah faktor
tersebut sangat berpengaruh terhadap nafsu makan klien.
c. Anjurkan makan sedikit tapi sering dan beri makanan kecil yang tepat
R/ Dilatasi saster dapat terjadi bila pemberian makan terlalu cepat setelah
periode puasa.
d. Berikan makanan yang lunak dan mudah dicerna
R/ Membantu dalam proses pemasukan makanan kedalam lambung karena
penurunan daya periodontal disebabkan karena kehilangan gigi
e. Berikan diit cair dan/atau makanan selang bila diperlukan
R/ Bila masukan kalori gagal untuk memenuhi kebutuhan metabolik, dukungan
nutrisi bisa digunakan untuk mencegah malnutrisi berlanjut.
f. Menganjurkan meningkatkan kalsium sampai 1.200 mg/hari
R/ Konsumsi kalsium yang cukup bisa mengurangi kelelahan otot dan tulang.

Diagnosa : Resiko tinggi cidera / terjatuh berbeda dengan defisit motorik dan
sessorik
Tujuan : Cedera bisa dicegah dan diminimalkan
KH : - Menyatakan pemahaman faktor yang terlibat dalam kemungkinan
cidera.
- Klien menyatakan merasa lebih aman dalam beraktifitas
Intervensi : Pertahankan tempat tidur pada ketinggian yang paling rendah
R/ Upaya intervensi menurun resiko terjadinya cedera dan terjatuh
Intervensi : Letakkan pispot disebelah tempat tidur
R/ Memudahkan pat dalam melakukan aktifitas eliminasi
Intervensi : Berikan bantuan maksimal dalam beraktifitas
R/ Meminimalkan kemungkinan terjadinya cedera yang diakibatkan
aktifitas yang berlebihan.

ix
D. Implementasi
Merupakan : Serangkaian kegiatan melakukan tindakan / intervensi baik yang
direncanakan maupun tidak, disesuaikan dengan kebutuhan klien.
E. Evaluasi
Merupakan : Tahap akhir dalam proseskeperawatan, dimana melalui evaluasi kita bisa
mengetahui kemajuan / perubahan penyakit klien. Evaluasi ini biasanya
diterapkan dengan teori : S.O.A.P.

x
DAFTAR PUSTAKA

Watson, Roger, 2003. Perawatan Pada Lansia. Jakarta : EGC

Hincliff, Sue. 1999. Kasus Keperawatan. Jakarta : EGC

Marlin. E Doenges. 1999. Mari Frances Moorhouse. Jakarta : EGC

Linda Jual Corpenito.R.N.M.S.N.CRNP. 2000. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC

xi
ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN KASUS
NUTRISI PADA LANSIA

Oleh :

Kelompok 1 :
1. Azra Lusiana
2. Arif Rahman. R
3. Ari Indra
4. Desrika Erlianti
5. Desvita
6. Desil Daniati
7. Detri Patrija. O
8. Devi Muslianti
9. Dewi Masrita
10. Dini Juwita Lestari
11. Dona Maliza

AKADEMIKEPERAWATAN

xii
YAYASANPURNABHAKTIHUSADA
BATUSANGKAR
2008

xiii

Anda mungkin juga menyukai