Anda di halaman 1dari 2

3.3.

Sebab permukiman kumuh di kawasan permukiman pancuran, Kota


Salatiga

Aspek pertama yang menjadi penyebab adanya permukiman kumuh di


kawasan permukiman pancuran ini adalah ketersediaan lahan yang sedikit dari
perkembangan jumlah hunian, sehingga membuat masyarakat urbanis
mengabaikan aturan-aturan dasar tentang pengadaan bangunan rumah seperti;
kualitas bahan, jenis ruang, garis sempadan jalan atau jarak antar rumah. Dari
sinilah terbentuk masalah-masalah yang mulai mengakar di kawasan permukiman
pancuran, diantaranya; munculnya bangunan permanen dan tidak permanen baru
di badan jalan maupun di trotoar yang mengakibatkan terganggunya fungsi jalan
dan kenyamanan pengguna jalan, pemanfaatan daerah sungai oleh masyarakat
urbanis untuk kegiatan ekonomi yang menjadikan terganggunya fungsi sungai
secara maksimal, tidak adanya jarak antar bangunan yang mengakibatkan rumah
menjadi tidak sehat, kumuhnya permukiman akibat aktivitas kawasan yang terlalu
berlebihan sehingga menyebabkan lingkungan hunian menjadi tidak sehat dan
tidak nyaman untuk ditinggali, tidak berfungsinya saluran drainase kota di
kawasan tersebut, sampah dan limbah akibat aktivitas warga yang tidak dikelola
dengan baik sehingga menyebabkan pemandangan yang kotor, serta kurangnya
sarana dan prasarana beserta pemeliharaannya.

Aspek kedua yang menjadi penyebab adanya permukiman kumuh di kawasan


permukiman pancuran ini adalah perihal perbedaan kondisi ekonomi masyarakat,
dimana mayoritas penghuni permukiman merupakan kaum urbanis dari golongan
ekonomi menengah ke bawah. Mereka sengaja datang dan tinggal di daerah pusat
perdagangan untuk menghemat biaya perjalanan dari tempat mereka tinggal ke
tempat kerja yang berada di daerah pusat perdagangan tersebut seperti pasar.

Sedangkan penyebab kekumuhan di kawasan permukiman pancuran, Kota


Salatiga terdiri dari 3 faktor yaitu status kepemilikan bangunan, lama tinggal
penghuni, dan tingkat penghasilan. Status kepemilikan bangunan memiliki
pengaruh terhadap kekumuhan kawasan karena disebabkan oleh perilaku para
pendatang yang tidak merasa ikut memiliki dan menjaga bangunan yang mereka
tempati, sehingga dapat berdampak terhadap terjadinya kerusakan bangunan.
Lama tinggal penghuni memiliki pengaruh karena disebabkan oleh cara pandang
penghuni yang merasa hanya tinggal untuk sementara waktu dan tidak merasa
memiliki bangunan, sehingga perlindungan dan pelestarian terhadap bangunan
tidak terlalu diperhatikan oleh masyarakat. Sedangkan tingkat penghasilan
memiliki pengaruh karena disebabkan oleh ketidakmampuan penghuni dalam
memperbaiki bangunan hunian mereka dengan besar penghasilan yang ada.

3.4. Solusi permukiman kumuh di kawasan permukiman pancuran, Kota


Salatiga

Anda mungkin juga menyukai