Anda di halaman 1dari 9

A.

RUANG LINGKUP PROFESI KEPERAWATAN


1. Pengertian Profesi
Profesi berasal dari bahasa latin Proffesio yang mempunyai dua pengertian yaitu
janji/ikrar dan pekerjaan. Bila artinya dibuat dalam pengertian yang lebih luas menjadi
kegiatan apa saja dan siapa saja untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan
suatu keahlian tertentu. Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti kegiatan yang
dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan
norma-norma sosial dengan baik. Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang
khusus melaksanakan kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna
memenuhi kebutuhan yang rumit dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara
yang benar akan ketrampilan dan keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan
dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup yang luas, mencakup sifat
manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya serta adanya disiplin etika
yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yang menyandang profesi
tersebut.

Profesi merupakan bagian dari pekerjaan, namun tidak setiap pekerjaan adalah profesi.
Seorang petugas staf administrasi bias berasal dari berbagai latar ilmu, namun tidak demikian
halnya dengan Akuntan, Pengacara, Dokter yang membutuhkan pendidikan khusus.

Profesi merupakan suatu pekerjaan yang mengandalkan keterampilan dan keahlian khusus
yang tidak didapatkan pada pekerjaan-pekerjaan sebelumnya.

Profesi merupakan suatu pekerjaan yang menuntut pengemban profesi tersebut untuk terus
memperbaharui keterampilannya sesuai perkembangan teknologi.

Belum ada kata sepakat mengenai pengertian profesi karena tidak ada standar pekerjaan/tugas
yang bagaimanakah yang bisa dikatakan sebagai profesi. Ada yang mengatakan bahwa
profesi adalah jabatan seseorang walau profesi tersebut tidak bersifat komersial. Secara
tradisional ada 4 profesi yang sudah dikenal yaitu kedokteran, hukum, pendidikan, dan
kependetaan.

SUMBER:

1. amutiara.staff.gunadarma.ac.id//files//PENGERTIAN+ETIKA.doc
2. http://www.kawan-
kuliah.com/download/semester%20VII/etika%20dan%20profesi/etika%20dan%20pro
fesi%20cyberlaw.pdf

A.Pengertian Profesi
Profesi adalah suatu pekerjaan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat dan bukan
untuk kepentingan golongan atau kelompok tertentu. Profesi sangat mementingkan
kesejahteraan orang lain, dalam konteks bahasan ini konsumen sebagai penerima jasa
pelayanan keperawatan professional.
Menurut Webster profesi adalah pekerjaan yang memerlukan pendidikan yang lama dan
menyangkut ketrampilan intelaktual.
Kelly dan Joel, 1995 menjelaskan professional sebagai suatu karakter, spirit atau metode
professional yang mencakup pendidikan dan kegiatan diberbagai kelompok okupasi yang
angotanya berkeinginan menjadi professional. Professional merupakan suatu proses yang
dinamis untuk memenuhi atau mengubah karakteristik kearah suatu profesi.

B. Karakteristik Profesi
1. Gary dan Pratt (1991), Kiozer Erb dan Wilkinson (1995) mengemukakan karakteristik
professional sebagai berikut :
a. Konsep misi yang terbuka terhadap perubahan
b. Penguasaan dan penggunaan pengetahuan teoritis
c. Kemampuan menyelesaikan masalah
d. Pengembangan diri secara berkesinambungan
e. Pendidikan formal
f. System pengesahan terhadap kompetensi
g. Penguatan secara legal terhadap standart professional
h. Praktik berdasarkan etik
i. Hukum terhadap malpraktik
j. Penerimaan dan pelayanan pada masyarakat
k. Perbedaan peran antara pekerja professional dengan pekerjaan lain dan membolehkan
praktik yang otonom.
2. Menurut Lindberg, Hunter dan Kruszewski (1993), Leddy dan Pepper (1993) serta Berger
dan Williams (1992), keperawatan sebagai suatu profesi memiliki karakteristik sebagai
berikut :
a. Kelompok pengetahuan yang melandasi keterampilan untuk menyelesaikan masalah dalam
tatanan praktik keperawatan.
Pada awalnya praktik keperawatan dilandasi oleh ketrampilan yang bersifat intuitif. Sebagai
suatu disiplin, sekarang keperawatan disebut sebagai suatu ilmu dimana keperawatan banyak
sekali menerapkan ilmu-ilmu dasar seperti ilmu perilaku, social, fisika, biomedik dan lain-
lain. Selain itu keperawatan juga mempelajari pengetahuan inti yang menunjang praktik
keperawatan yaitu fungsi tubuh manusia yang berkaitan dengan sehat dan sakit serta pokok
bahasan pemberian asuhan keperawatan secara langsung kepada klien.
b. Kemampuan memberikan pelayanan yang unik kepada masyarakat.
Fungsi unik perawat adalah memberikan bantuan kepada sesorang dalam melakukan kegiatan
untuk menunjang kesehatan dan penyembuhan serta membantu kemandirian klien.
c. Pendidikan yang mmenuhi standart dan diselenggarakan di perguruan tinggi atau
universitas.
Beralihnya pendidikan keperawatan kepada institusi pendidikan tinggi memberikan
kesempatan kepada perawat untuk mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan intelektual,
interpersonal dan tehnikal yang memungkinkan mereka menjalankan peran dengan lebih
terpadu dalam pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan berkesinambungan. Disampingg itu
perawat dituntut untuk mengembangkan Iptek keperawatan.
d. Pengendalian terhadap standart praktik.
Standart adalah pernyatan atau criteria tentang kualitas praktik. Standart praktik keperawatan
menekankan kpada tangung jawab dan tangung gugat perawat untuk memenuhi standart yang
telah ditetapkan yang bertujuan menlindungi masyarakat maupun perawat. Perawat bekerja
tidak dibawah pengawasan dan pengendalian profesi lain.
e. Bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap tindakan yang dilakukan.
Tangung gugat accountable berarti perawat bertanggung jawab pelayanan yang diberikan
kepada klien. Tanggung gugat mengandung aspek legal terhadap kelompok sejawat, atasan
dan konsumen. Konsep tangung gugat mempunyai dua implikasi yaitu bertanggung jawab
terhadap konsekuensi dari tindakan yang dilakukan dan juga menerima tanggung jawab
dengan tidak melakukan tindakan pada situasi tertentu.
f. Karir seumur hidup
Dibedakan dengan tugas/job yang merupakan bagian dari pekerjaan rutin. Perawat bekerja
sebagai tenaga penuh yang dibekali dengan pendidikan dan ketrampilan yang menjadi
pilihannya sendiri sepanjang hayat.
g. Fungsi mandiri
Perawat memiliki kewenangan penuh melakukan asuhan keperawatan walaupun kegiatran
kolaborasi dengan profesilain kadang kala dilakukan dimana itu semua didasarkan kepada
kebutuhan klien bukan sebagai ekstensi intervensi profesi lain.

C. Perkembangan Profesionalisme Keperawatan


Melihat catatan sejarah tentang awal mula keberadaan perawat di Indonesia, yang
diperkirakan baru bermula pada awal abad ke 19, dimana disebutkan adanya perawat saat itu
adalah dikarenakan adanya upaya tenaga medis untuk memberikan pelayanan kesehatan yang
lebih baik sehingga diperlukan tenaga yang dapat membantu atau tenaga pembantu. Tenaga
tersebut dididik menjadi seorang perawat melalui pendidikan magang yang berorientasi pada
penyakit dan cara pengobatannya. Sampai dengan perkembangan keperawatan di Indonesia
pada tahun 1983 PPNI melakukan Lokakarya Nasional Keperawatan di Jakarta, melalui
lokakarya tersebut prawat bertekad dan bersepakat menyatakan diri bahwa keperawatan
adalah suatu bidang keprofesian.
Perkembangan profesionalisme keperawatan di Indonesia berjalan seiring dengan
perkembangan pendidikan keperawatan yang ada di Indonesia. Pengakuan perawat
profesionalan pemula adalah bagi mereka yang berlatar belakang pendidikan Diploma III
keperawatan. Program ini menghasilkan perawat generalis sebagai perawat professional
pemula, dikembangkan dengan landasan keilmuan yang cukup dan landasan professional
yang kokoh.
Perkembangan pendidikan keperawatan dalam rangka menuju tingkat keprofesionalitasan
tidak cukup sampai di tingkat diplima saja, di ilhami keinginan dari profesi keperawatan
untuk terus mengembangkan pendidikan maka berdirilah PSIK FK-UI (1985) dan kemudian
disusul dengan pendirian program paska sarjana FIK UI (1999).
Peningkatan kualitas organisasi profesi keperawatan dapat dilakukan melalui berbagai cara
dan pendekatan antara lain :
1. Mengembangkan system seleksi kepengurusan melalui pnetapan criteria dari berbagai
aspek kemampuan, pendidikan, wawasan, pandangan tentang visi dan misi organisasi,
dedikasi serta keseterdiaan waktu yang dimiliki untuk organisasi.
2. Memiliki serangkaian program yang kongkrit dan diterjemahkan melalui kegiatan
organisasi dari tingkat pusat sampai ke tingkat daerah. Prioritas utama adalah rogram
pendidikan berkelanjutan bagi para anggotanya.
3. Mengaktifkan fungsi collective bargaining, agar setiap anggota memperoleh penghargaan
yang sesuai dengan pendidikan dan kompensasi masing-masing.
4. Mengembangkan program latihan kepemimpinan, sehingga tenaga keperawatan dapat
berbicara banyak dan memiliki potensi untuk menduduki berbagai posisi di pemerintahan
atau sector swasta.
5. Meningkatkan kegiatan bersama dengan organisasi profesi keperawatan di luar negeri,
bukan anya untuk pengurus pusat saja tetapi juga mengikut sertakan pengurus daerah yang
berpotensi untuk dikembangkan.

D. Pohon Ilmu ( Body of Knowledge )


Pohon ilmu dari keperawatan adalah ilmu keperawatan itu sendiri. Pendidikan keperawatan
sebagai pendidikan profesi harus dikembangkan sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu dan
profesi keperawatan, yang harus memiliki landasan akademik dan landasan professional yang
kokoh dan mantap.
Pengembangan pendidikan keperawatan bertolak dari pengertian dasar tentang ilmu
keperawatan seperti yang dirumuskan oleh Konsorsium Ilmu kesehatan (1991) yaitu : Ilmu
keperawatan mencakup ilmu-ilmu dasar seperti ilmu alam, ilmu social, ilmu perilaku, ilmu
biomedik, ilmu kesehatan masyarakat, ilmu dasar keperawatan, ilmu keperawatan komunitas
dan ilmu keperawatan klinik, yang apluikasinya menggunakan pendekatan dan metode
penyelesaian masalah secara ilmiah, ditujukan untuk mempertahankan, menopang,
memelihara dan meningkatkan integritas seluruh kebutuhan dasar manusia .
Wawasan ilmu keperawatan mencakup ilmu-ilmu yang mempelajari bentuk dan sebab tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia, melalui pengkajian mendasar tentang hal-hal yang
melatar belakangi, serta mempelajari berbagai bentuk upaya untuk mencapai kebutuhan dasar
tersebut melalui pemanfaatan semua sumber yang ada dan potensial.
Bidang garapan dan fenomena yang menjadi objek studi keperawatan adalah penyimpangan
dan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia (bio-psiko-sosio-spiritual), mulai dari
tingkat individu tang utuh (mencakup seluruh siklus kehidupan), sampai pada tingkat
masyarakat, yang juga tercermin pada tidak terpenuhinya kebutuhan dasar pada tingkat
system organ fungsional sampai sub seluler atau molekuler.

E. Cerminan Perawat Profesional


Cerminan nilai professional perawat dalam praktik keperawatan dikelompokkan dalam nilai
intelektual dan nilai komitmen moral interpersonal, sebagai berikut :
1. Nilai intelektual
Nilai intelektual dalam prtaktik keperawatan terdiri dari
a. Body of Knowledge
b. Pendidikan spesialisasi (berkelanjutan)
c. Menggunakan pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan kreatif.
2. Nilai komitmen moral
Pelayanan keperawatan diberikan dengan konsep altruistic, dan memperhatikan kode etik
keperawatan. Menurut Beauchamp & Walters (1989) pelayanan professional terhadap
masyarakat memerlukan integritas, komitmen moral dan tanggung jawab etik.
Aspek moral yang harus menjadi landasan perilaku perawat adalah :
a. Beneficience
Perawat selalu mengupayakan keputusan yang dibuat berdasarkan keinginan melakukan yang
terbaik dan tidak merugikan klien. (Johnstone, 1994)
b. Fair
Tidak mendeskriminasikan klien berdasarkan agama, ras, social budaya, keadaan ekonomi
dan sebagainya, tetapi memprlakukan klien sebagai individu yang memerlukan bantuan
dengan keunikan yang dimiliki.
c. Fidelity
Berperilaku caring (peduli, kasih sayang, perasaan ingin membantu), selalu berusaha
menepati janji, memberikan harapan yang memadahi, komitmen moral serta memperhatikan
kebutuhan spiritual klien.

3. Telaah filosofis terhadap keperawatan sebagai profesi


4. Keperawatan saat ini tengah mengalami masa transisi panjang yang tampaknya belum
akan segera berakhir. Keperawatan yang awalnya merupakan vokasi dan sangat
didasari oleh mother instinct naluri keibuan, mengalami perubahan / pergeseran
yang sangat mendasar atas konsep dan proses, menuju keperawatan sebagai profesi.
Perubahan ini terjadi karena tuntutan dan perkembangan kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kesehatan secara umum, perkembangan IPTEK dan perkembangan profesi
keperawatan sendiri.
5.
Keperawatan sebagai profesi harus didasari konsep keilmuan yang jelas, yang
menuntun untuk berpikir kritis-logis-analitis; bertindak secara rasional etis; serta
kematangan untuk bersikap tanggap terhadap kebutuhan dan perkembangan
kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan. Keperawatan sebagai direct
human care harus dapat menjawab mengapa seseorang membutuhkan dan dapat
dibantu melalui keperawatan; domain keperawatan dan keterbatasan lingkup
pengetahuan serta lingkup garapan praktek keperawatan; basis konsep dari teori dan
struktur substantif setiap konsep menyiapkan substansi dari ilmu keperawatan
sehingga dapat menjadi acuan untuk melihat wujud konkrit permasalahan pada situasi
kehidupan manusia dimana perawat/keperawatan diperlukan keberadaannya.

Secara mendasar, keperawatan sebagai profesi dapat terwujud bila para


profesionalnya dalam lingkup karyanya senantiasa berpikir analitis,kritis dan logis
terhadap fenomena yang dihadapinya; bertindak secara rasional-etis; serta bersikap
tanggap/peka terhadap kebutuhan klien sebagai pengguna jasanya. Akan tetapi
pergeseran-pergeseran ini membawa konsekwensi dan segudang pertanyaan untuk
dijawab : Apakah benar keperawatan itu profesi, kalau ya pertanyaan yang kemudian
muncul adalah apa fokus telaahannya, , lingkup garapan dan basis intervensinya, pada
sirkumstansis seperti apa intervensi keperawatan dibutuhkan, atau secara singkat how
nurses facilitate the health of human beings? Apakah keperawatan itu ilmu? Kalau
demikian apa objek formilnya; objek materiilnya; konsep-konsep apa yang mendasari
building block nya; melalui proses metodologi seperti apa ilmu keperawatan tsb
ditemukan dan dibangun.

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tsb diperlukan telaah terhadap esensi


keperawatan didasarkan pada berbagai konsep yang melandasi perkembangan
berbagai teori-teori keperawatan. Berbagai teori keperawatan mengemuka sejak
Florence Nightingale (notes on nursing), Virginia Henderson (the activities of living) ,
Callista Roy (Adaptation Model), Dorothea Orem (Self-care model), M.Leininger
(transcultural nursing), Jean Watson (human science and human care) dan masih
banyak lagi.

Tulisan ini mencoba menelaah keperawatan dengan teori Jean Watson sebagai
pegangan utama, karena alasan : 1) paradigma keperawatan menekankan manusia
sebagai fokus sentral, 2) dari teori-teori keperawatan yang mengemuka, ada
konsensus umum bahwa disiplin keperawatan menekankan a holistic and humanistic
viewpoint with a fundamental ethic of caring.

ESENSI PROFESI

Profesi, secara historis dikaitkan dengan pendidikan tinggi atau institusi pembelajaran
dan membawa implikasi pada tingkat kemampuan tertentu yang dicapai melalui
proses studi dan riset. Lebih lanjut, ada kesepakatan umum bahwa profesionalisme
berkaitan langsung dengan keahlian, otonomi dan pelayanan. Seorang professional
bertindak secara konsiensius, paham dan mengerti apa yang dilakukannya dan
bertanggung jawab terhadap dirinya dan orang lain (Perry & Potter,2005:7). Profesi
mempunyai katarkeristik utama :

Profesi mensyaratkan pendidikan yang memadai untuk meletakkan dasar-dasar


professional bagi para praktisinya

Profesi mempunyai pengetahuan , konsep dan teori sebagai landasan untuk


mengembangkan ketrampilan , kemampuan dan norma-norma

Profesi mempunyai bidang garap dan layanan yang spesifik, serta standar sebagai
acuan Anggota profesi mempunyai otonomi dan kewenangan untuk mengambil
keputusan terhadap hal-hal yang menjadi lingkup garap keprofesian

Profesi mempunyai kode etik untuk menuntun anggota profesi dalam menjalankan
aktifitas profesionalnya, serta melindungi masyarakat konsumennya. Karakteristik
tersebut akan menjadi penciri bagi para profesional dalam menjalankan peran dan
fungsinya. Peran dan fungsi yang diemban para profesional sejalan dengan domain
profesionalnya, dalam hal ini menyangkut tiga hal pokok yaitu fokus telaahan ,
lingkup garapan dan basis intervensi. Ketiga domain profesi ini menjadi landasan bagi
para profesional untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, seperti diketahui
bahwa profesi ada karena keberadaannya dibutuhkan masyarakat sehingga terjadi
hubungan timbal balik antara masyarakat profesi dan masyarakat konsumen,hubungan
saling percaya antara keduanya dibangun dan dibina sehingga melalui hubungan ini
tumbuh pengakuan masayarakat terhadap profesi dan pengakuan tersebut melekatkan
status dan privelege pada masyarakat profesi. Di pihak lain , pengakuan status dan
privelege ini membangun komitmen para profesional untuk menginvestasikan diri
dan hidupnya bagi karyanya melayani masyarakat, dengan demikian pada akhirnya
penciri profesi akan melekat pada gaya hidup,perilaku dan personality; dan kehidupan
profesional dapat berujung pada income,prestige dan power. Dalam konteks ini ketiga
hal tersebut dapat bermakna bahwa melalui profesinya seseorang dapat hidup layak,
bangga pada profesinya dan melalui aktifitas profesinya dapat mempengaruhi
kehidupan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai