Anda di halaman 1dari 8

SAINS KEPERAWATAN

TEORI CALISSTA ROY

Oleh:
Kelompok 1
Manajemen Keperawatan
1. Basok Bukhari
2. Elvia Malbeni
3. Mazidawati

MAGISTER KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG-SUMATERA BARAT
2016
TEORI CALISSTA ROY

A.SIFAT-SIFAT SAINS KEPERAWATAN


1. Sifat-sifat sains keperawatan
a) Sains keperawatan bersifat dinamis
b) Sains keperawatan bersifat sistematis dan berdasarkan metode ilmiah
atau rasionalisme
c) Sains keperawatan mempunyai body of knowledge.
d) Sains keperawatan bertujuan mengamati, mengklarifikasi dan
menyelidiki hubungan yang memberikan pengertian tentang fenomena
e) Sains keperawatan bersifat komprehensif.

2. Karakteristik sains keperawatan


a) Kelompok pengetahuan yang melandasi keterampilan untuk
menyelesaikan masalah dalam tatanan praktik keperawatan
b) Kemampuan memberikan pelayanan yang unik kepada klien
c) Memiliki pendidikan yang memenuhi standar yang diselenggarakan
oleh perguruan tinggi atau universitas
d) Adanya pengendalian terhadap standar praktik.
e) Bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap tindakan yang
dilakukan.
f) Karir seumur hidup
g) Memiliki fungsi yang otonom.
h) Metode Ilmiah Sebagai Ciri Sains
B. FILOSOFI DASAR SAINS KEPERAWATAN
Filosofi bersifat abstrak yang menunjukkan keyakinan dasar disiplin
keperawatan dalam memandang manusia sebagai makhluk biologis dan respon
manusia dalam keadaan sehat dan sakit, serta berfokus kepada respons mereka
terhadap suatu situasi. Filosofi belum dapat diaplikasikan langsung dalam
praktik keperawatan, sehingga perlu dijabarkan dan dibuat dalam bentuk
yang lebih konkrit (less abstrac) yang dikembangkan lebih lanjut dalam bentuk
paradigma keperawatan.
Filosofi terdiri dari nilai-nilai keyakinan dan kepercayaan yang dianut
oleh anggota dari disiplin. Filosofi keperawatan adalah suatu pernyataan yang
membahas konsep-konsep utama dari disiplin yang berkaitan dengan keyakinan
tentang keperawatan dan manifestasi dari nilai-nilai keperawatan (Parker, 2005).
Filosofi dalam keperawatan mengungkapkan arti dan fenomena keperawatan
melalui penalaran logis dan presentasi ide. Filosofi memberikan pandangan
umum yang luas dari keperawatan yang berfungsi untuk menjelaskan nilai-nilai
keperawatan untuk menjawab pertanyaan disiplin yang luas (Alligood, 2010).

C. PARADIGMA SAINS KEPERAWATAN


Paradigma keperawatan cara pandang yang mendasar tentang
bagaimana memikirkan, menyikapi dan memilih tindakan terhadap berbagai
fenomena keperawatan yaitu manusia (klien), perawat/keperawatan, sehat dan
kesehatan, lingkungan fisik, hubungan sosial dan ekonomi (Potter & Perry,
1997).
Paradigma keperawatan berfungsi sebagai acuan atau dasar dalam
melaksanakan praktek keperawatan yang bersifat professional.
Dengan dasar tersebut, sesuatu yang mungkin terjadi di mana dua orang
dengan paradigma yang berbeda akan memandang suatu fenomena dengan
cara berbeda sehingga menimbulkan penarikan kesimpulan yang berbeda pula.
Model Konsep adaptasi pertama kali dikemukakan oleh Sister Calissta
Roy (1969). Roys Adaptation Model menjelaskan 4 (empat) elemen essensial
dalam model adaptasi keperawatan yaitu: Manusia, lingkungan,
Kesehatan dan Keperawatan.
1. Manusia (Individu)
Roy memandang individu sebagai suatu sistem adaptif yang
berespon terhadap stimiulus lingkungan internal dan eksternal dalam
4 model: adaptif (Fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan
interdependensi)
a) Adaptasi fisiologis, terdiri dari: oksigenasi, nutrisi, eliminasi,
aktivitas dan istirahat, sensori, cairan dan elektrolit, integritas
kulit, fungsi saraf, fungsi endokrin dan reproduksi.
b) Konsep diri, menunjukkan pada keyakinan perasaan akan diri
sendiri yang mencakup: persepsi, perilaku dan respon. Konsep
diri meliputi integritas psikis, moral/etik/spiritual diri, konsistensi
diri, ideal diri dan harga diri.
c) Fungsi peran, menggambarkan hubungan interaksi perorangan
dengan orang lain yang tercermin pada peran pertama, kedua dan
seterusnya.
d) Interdependensi (ketergantungan mengidentifikasi nilai manusia,
cinta dan keseriusan). Proses ini terjadi dalam hubungan antar
manusia dengan individu dan kelompok.

2. Lingkungan
Lingkungan adalah stimulus internal dan eksternal yang
meliputi stimulus vokal, kontekstual, dan residual. Yang secara
bersamaan membentuk tringkat adaptif . Individu atau zona
kemampuan koping.

3. Kesehatan
Kesehatan adalah suatu keadaan atau proses akan dan menjadi orang
yang terintegrasi utuh (Roy, 1984 hal.39) melalui adaptasi energi,
individu dibebaskan dari upaya-upaya coping tidak efektif dan dapat
digunakan untuk meningkatkan integritas, penyembuhan, dan
meningkatkan kesehatan.

4. Keperawatan
Keperawatan dianggap sebagai ilmu dan praktek yang meningkatkan
adaptasi agar individu dapat berfungsi secara holistik melalui aplikasi
proses keperawatan untuk mempengaruhi kesehatan secara positif.

D.FALSAFAH SAINS KEPERAWATAN

Falsafah dapat diartikan sebagai anggapan, gagasan dan sikap batin

yang paling dasar yang dimiliki orang atau masyarakat. Arti lain dari falsafah

adalah pandangan hidup. Berdasarkan makna kata, falsafah keperawatan

merupakan gagasan yang paling mendasar mengenai keperawatan sebagai suatu

proses, cara, perbuatan merawat, memelihara, dan membela orang sakit yang

sesuai dengan sifat sains akan selalu dikembangkan dengan dasar hasil dari

proses perawatan itu sendiri. Pada akhirnya, subjek pelayanan keperawatan

ternyata berkembang bukan hanya kepada orang sakit tetapi juga kepada orang

yang berpotensi untuk sakit maupun sebaliknya orang yang berpotensi untuk

menjadi lebih sehat


E. PENGEMBANGAN SAINS KEPERAWATAN

Teori adaptasi Suster Calista Roy (Roy dan Obloy, 1979, roy, 1980,
1984, 1989) memandang klien sebagai suatu sistem adaptasi. Sesuai dengan
model Roy, tujuan dari keperawatan adalah membantu seseorang untuk
beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan fisiologis, konsep diri, fungsi
peran, dan hubugan interdependensi selama sehat dan sakit (mariner-
Tomery,1994).

Dalam Sebuah seminar dengan Dorrothy E. Johnson, Roy tertantang


untuk mengembangkan sebuah model konsep keperawatan. Konsep
adaptasi mempengaruhi Roy dalam kerangka konsepnya yang sesuai dengan
keperawatan. Dimulai dengan pendekatan teori sistem. Roy menambahkan kerja
adaptasi dari Helsen (1964) seorang ahli fisiologis psikologis. Untuk memulai
membangun pengertian konsepnya. Helsen mengartikan respon adaptif
sebagai fungsi dari datangnya stimulus sampai tercapainya derajat adaptasi
yang di butuhkan individu. Derajat adaptasi dibentuk oleh dorongan tiga jenis
stimulus yaitu : focal stimuli, konsektual stimuli dan residual stimuli.

Roy mengkombinasikan teori adaptasi Helson dengan definisi


dan pandangan terhadap manusia sebagai sistem yang adaptif. Selain konsep-
konsep.

Roys menjelaskan bahwa manusia memiliki sistem adaptasi terhadap


berbagai stimulus atau stressor yang masuk. Mekanisme koping merupakan proses
penterjemahan stimulus dengan dua sub system yaitu sub system kognator dan
sub system regulator. Hasil dari proses adaptasi akan menghasilkan respon
adaptive atau maladaptive. Secara spesifik Roys menyebutkan dengan istilah
Manusia sebagai system Adaptive. Asuhan keperawatan dengan penerapan teori
Roy melalui metode.
Konsep Roy dikembangkan dari konsep individu dan proses adaptasi
seperti diuraikan dibawah ini:
1. Manusia adalah keseluruhan dari biopsikologi dan sosial yang terus
menerus berinteraksi dengan lingkungan.
2. Manusia menggunakan mekanisme pertahanan untuk mengatasi
perubahan-perubahan biopsikososial.
3. Setiap orang memahami bagimana individu mempunyai batas kemampuan
untuk beradaptasi. Pada dasarnya manusia memberikan respon terhadap
semua rangsangan baik positif maupun negatif.
4. Kemampuan adaptasi manusia berbeda-beda antara satu dengan yang
lainnya, jika seseorang dapat menyesuaikan diri dengan perubahan maka
ia mempunyai kemampuan untuk menghadapi rangsangan baik positif
maupun negatif.
5. Sehat dan sakit merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari dari
kehidupan manusia
DAFTAR PUSTAKA

Sudarta, W (2015). Managemen Keperawatan : Penerapan teori model


dalam pelayanan keperawatan hal.52 . Yogyakarta: Goshen
Publishing

Asmadi (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai