Anda di halaman 1dari 8

MODUL PERKULIAHAN

Bahasa
Indonesia
Fungsi dan Kedudukan
Bahasa Indonesia

Fakultas Program Studi Online Kode MK Disusun Oleh

02
Teknik Mesin MK82009 Sugeng Winarna,M.Pd

Abstract Kompetensi
Bahasa Indonesia memiliki dua fungsi Setelah mempelajari bab ini diharapkan
utama, yakni sebagai bahasa nasional mahasiswa mampu memahami fungsi
dan bahasa negara. Sebagai bahasa dan kedudukan bahasa Indonesia serta
isi undang-undang bahasa serta politik
nasional, peristiwa yang tak boleh bahasa nasional.
dilupakan adalah Sumpah Pemuda.
Dari peristiwa tersebut munculah
kesadaran untuk menjunjung bahasa
persatuan, bahasa Indonesia.
Latar Belakang

Judul wacana pada bab di atas diharapkan dapat mengingatkan pembaca bahwa
betapa pentingnya bahasa dalam kehidupan manusia. Bahasa yang kita gunakan, yaitu
bahasa Indonesia memiliki fungsi sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Dalam
perkembangannya, kedua fungsi tersebut mengalami kekaburan, terutama dalam hal
penerapannya di lapangan. Selain itu, pembaca juga diharapkan kritis terhadap penggunaan
bahasa saat ini, terutama tentang fenomena kebahasaan yang terjadi di masyarakat
Indonesia yang dikatikan dengan kebijakan bidang kebahasaan dan dasar hokum di
Indonesia.

Asal Mula Bahasa Indonesia

Apabila ingin membicarakan perkembangan bahasa Indonesia, mau tidak mau kita
harus membicarakan bahasa Melayu sebagai sumber (akar) bahasa Indonesia yang kita
pergunakan sekarang. Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu,
yang sejak dahulu sudah dipakai sebagai bahasa perantara (lingua franca), bukan saja di
Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara.

Pertanyaan yang mungkin timbul adalah kapan sebenarnya bahasa Melayu mulai
dipergunakan sebagai alat komunkasi. Berbagai batu bertulis (prasasti) kuno ditemukan,
seperti (1) Prasasti Kedukan Bukit di Palembang, tahun 683, (2) Prasasti Talang Tuo di
Palembang, tahun 684, (3) Prasasti Kota Kapur di Bangka Barat, tahun 686, dan (4) Prasasti
Karang Brahi antara Jambi dan Sungai Musi, tahun 688, yang bertulis Pra-Nagari dan
bahasanya bahasa Melayu Kuno, memberi petunjuk kepada kita bahwa bahasa Melayu
dalam bentuk bahasa Melayu Kuno sudah dipakai sebagai alat komunikasi pada zaman
Sriwijaya (Halim, 1979: 67). Prasasti-prasasti yang juga tertulis di dalam bahasa Melayu
Kuno terdapat di jawa Tengah (Prasasti Gandasuli, tahun 832) dan di Bogor (Prasasti Bogor,
tahun 942). Kedua prasasti di Pulau Jawa itu memperkuat pula dugaan kita bahwa bahasa
melayu Kuno pada waktu itu bukan saja dipakai di Sumatera, melainkan juga dipakai di
Pulau Jawa.

Berdasarkan petunjuk-petunjuk lainnya, dapatlah kita kemukakan bahwa pada


zaman Sriwijaya, bahasa Melayu berfungsi sebagai berikut;

1. Sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku-buku yang berisi aturan-aturan


hidup dan sastra.
2. Sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) antarsuku di Indonesia.

2016 Bahasa Indonesia


2 Sugeng Winarna,M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. Sebagai bahasa perdagangan, terutama di sepanjang pantai, baik bagi suku yang
ada di Indonesia ,aupun bagi para pedagang yang datang dari luar Indonesia.
4. Bahasa resmi kerajaan

Peresmian Nama Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia dengan perlahan-lahan, tetapi pasti, berkembang dan tumbuh


terus. Pada waktu akhir-akhir ini, perkembangannya itu menjadi demikian pesatnya
sehingga bahasa ini telah menjelma menjadi bahasa modern, yang aya akan kosakata dan
mantap dalam struktur.

Pada tanggal 28 Oktober 1928, para pemuda dan pemudi kita mengikrarkan Sumpah
Pemuda. Naskah putusan Kongres Pemuda Indonesia tahun 1928 itu berisi tiga butir
kebulatan tekad dan bunyi butir terakhir itu menyatakan menjunjung bahasa persatuan yaitu
bahasa Indonesia.

Kami, putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia

Dengan diikrarkannya Sumpah Pemuda, resmilah bahasa Melayu, yang sudah


dipakai sejak pertengahan abad VII itu, menjadi bahasa Indonesia.

Mengapa Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa Indonesia?

Mengapa bahasa Melayu yang dijadikan bahasa nasional? Ada empat faktor yang
menjadi penyebab bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia, yaitu:

1. Bahasa Melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan,


dan bahasa perdagangan.
2. Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dipelajari karena dalam bahasa ini tidak
dikenal tingkatan bahasa seperti dalam bahasa daerah.
3. Suku Jawa, Sunda, dan suku-suku lainnya dengan sukarela menerima bahasa
Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
4. Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa
kebudayaan dalam arti yang luas.

Persitiwa-peristiwa Penting yang Berkaitan dengan Perkembangan Bahasa Melayu/Bahasa


Indonesia

2016 Bahasa Indonesia


3 Sugeng Winarna,M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
a) Tahun 1901 disusun ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. A. van Ophuijsen dan
dimuat dalam Kitab Logat Melayu.
b) Tahun 1908 pemerintah mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacan yang
diberi nama Taman Bacaan Rakyat, yang kemudian pada tahun 1917 diubah menjadi
Balai Pustaka. Balai Pustaka menerbitkan buku-buku novel, seperti Sitti Nurbaya dan
Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara
kesehatan, yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan
masyarakat luas.
c) Tahun 1928 tanggal 28 Oktober merupakan saat-saat yang paling menentukan
dalam perkembangan bahasa Indonesia karena para pemuda dan pemudi
memancangkan tonggak yang kukuh yaitu Sumpah Pemuda.
d) Tahun 1933 secara resmi berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang
menamakan dirinya Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisjahbana
(STA) beserta kawan-kawannya.
e) Tahun 1938 tanggal 25 28 Juni dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo.
Kongres tersebut menyimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan
bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan.
f) Tahun 1945 tanggal 18 Agustus ditandatanganilah UUD 1945, yang pada salah satu
pasalnya (pasal 36) menetapkan bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.
g) Tahun 1947 tanggal 19 Maret diresmikan penggunaan Ejaan Republik (Ejaan
Soewandi) sebagai pengganti ejaan van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya.
h) Tahun 1954 tanggal 28 Oktober 2 November Kongres Bahasa Indonesia II di
Medan merupakan perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terus-menerus
menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa nasional dan
ditetapkan sebagai bahasa negara.
i) Tahun 1972 tanggal 16 Agustus Presiden RI, Bapak Soeharto, meresmikan
penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) melalui pidato kenegaraan di depan
sidang DPR yang dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden (Keppres) No. 57
tahun 1972.
j) Tahun 1972 tanggal 31 Agustus Menteri Pendidikan dan Kebudayaan/Mendikbud
(sekarang Mendiknas) menetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh
Indonesia.
k) Tahun 1978 tanggal 28 Oktober 2 November diselenggarakan Kongres Bahasa
Indonesia III yang merupakan peristiwa penting bagi kehidupan bangsa Indonesia.
Kongres yang diadakan dalam rangka peringatan hari Sumpah Pemuda yang kelima
puluh ini, selain memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan

2016 Bahasa Indonesia


4 Sugeng Winarna,M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
bahasa Indonesia sejak tahun 1928, juga berusaha mematapkan kedudukan dan
fungsi bahasa Indonesia (Badudu, 1975: 8 10).
l) Tahun 1983 tanggal 21 26 November diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia
IV di Jakarta. Kongres ini deselenggarakan dalam rangka memperingati hari Sumpah
Pemuda yang ke-55. Dalam putusannya disebutkan bahwa pembinaan dan
pengembangan bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amanat yang
tercantum di GBHN, yang mewajibkan kepada semua warga negara Indonesia untuk
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat mencapai maksimal.
m) Tahun 1988 tanggal 28 Oktober 3 November diselenggarakan Kongres Bahasa
Indonesia V di Jakarta. Kongres ini dihadiri tujuh ratus pakar bahasa Indonesia dari
seluruh Nusantara dan peserta tamu dari beberapa negara, seperti Malaysia,
Singapura, Brunei Darussalam, belanda , Jerman, dan Australia. Kongres ini ditandai
dengan dipersembahkannya Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
n) Tahun 1993 tanggal 28 Oktober 2 November diselenggarakan Kongres Bahasa
Indonesia VI di Jakarta. Pesertanya sebanyak 770 pakar bahasa dari Indonesia dan
53 peserta dari mancanegara, yaitu Rusia, Amerika Serikat, Australia, Brunei
Darussalam, Jerman, Hongkong, India, Italia, Jepang, Singapura, dan Korea
Selatan. Kongres ini mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa dirtingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta
mengusulkan disusunnya Undang-Undang Bahasa Indonesia.
o) Tahun 1998 tanggal 26 30 Oktober diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VII
di Hotel Indonesia, Jakarta. Kongres ini mengusulkan dibentuknya Badan
Pertimbangan Bahasa dengan ketentuan sebagai berikut:
Keanggotaannya terdiri atas tokoh masyarakat dan pakar yang mempunyai
kepedulian terhadap bahasa dan sastra
Tugasnya ialah memberikan nasihat kepada Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa serta mengupayakan peningkatan status
kelembagaan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia

Kedudukan Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, seperti tercantum


pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda tahun 1928 yang berbunyi Kami putra dan putri

2016 Bahasa Indonesia


5 Sugeng Winarna,M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Selain itu di dalam UUD 1945
bab XV pasal 36 yang berbunyi Bahasa negara ialah bahasa Indonesia.

Fungsi Bahasa Indonesia

Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi


sebagai (1) lambang kebanggaan kebangsaan, (2) lambang identitas nasional, (3) alat
perhubungan antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya, dan (4) alat yang memungkinkan
penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasanya
masing-masing ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia.

Di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi


sebagai (1) bahasa resmi kenegaraan, (2) bahasa pengantar dalam dunia pendidikan, (3)
alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan , dan (4) alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Penting atau Tidaknya Bahasa Indonesia

Sebuah bahasa penting atau tidaknya dapat dilihat dari tiga kriteria, yaitu jumlah
penutur, luas daerah penggunaannya, luas daerah penyebarannya, dan terpakainya bahasa
itu dalam sarana ilmu, susastra, dan budaya.

Dpandang dari Jumlah Penutur

Ada dua bahasa di Indonesia, yaitu bahasa Indonesia dan bahas daerah. Bahasa
Indonesia lahir sebagai bahasa kedua bagi sebagian besar warga negara Indonesia. Yang
pertama kali muncul atas diri seseorang adalah bahasa daerah (bahasa ibu). Bahasa
Indonesia baru dikenal anak-anak setelah mereka sampai pada usia sekolah (Taman Kanak-
kanak/TK).

Berdasarkan keterangan di atas, penutur bahasa Indonesia yang mempergunakan


bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu tidak besar jumlahnya. Mereka hanya terbatas pada
orang-orang yang lahir di kota-kota besar, dan orang yang mempunyai latar belakang
bahasa Melayu. Dengan demikian, kalau kita memandang bahasa Indonesia sebagai
bahasa ibu, bahasa Indonesia itu tidak penting. Akan tetapi, pandangan kita tidak tertuju
pada masalah bahasa ibu. Jumlah penutur yang dimaksud adalah jumlah penutur yang
memberlakukan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Data ini akan membuktikan
bahwa penutur bahasa Indonesia adalah lebih dari 210 juta orang ditambah dengan
penutur-penutur yang berada di luar Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa
Indonesia amat penting kedudukannya di kalangan masyarakat.

2016 Bahasa Indonesia


6 Sugeng Winarna,M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dipandang dari Luas Penyebarannya

Penyebaran suatu bahasa tentu ada hubungannya dengan penutur bahasa itu. Oleh
sebab itu, tersebarnya suatu bahasa tidak dapat dilepaskan dari segi penutur.

Penutur bahasa Indonesia yang berjumlah lebih dari 210 juta orang ini lebih tersebar
dalam daerah yang luas, yaitu dari Sabang sampai Merauke. Daerah ini masih harus
ditambah dengan di samping Malaysia dan Brunei daerah-daerah lain seperti Rusia,
Belanda, Jepang, dan Australia. Lusa penyebaran ini dapat dilihat pula pada beberapa
universitas di luar negeri yang membuka jurusan bahasa Indonesia sebagai salah satu
jurusan. Keadaan daerah penyebarannya ini akan membuktikan bahwa bahasa Indonesia
amat penting kedudukannya di antara bahasa-bahasa dunia.

Dipandang dari Dipakainya sebagai Sarana Ilmu, Budaya, dan Susastra

Sejalan dengan jumlah penutur dan luas penyebarannya, pemakaian suatu bahasa
sebagai sarana ilmu, budaya, dan susastra dapat dijadikan pula ukuran penting atau
tidaknya bahasa itu. Kalau kita mencoba memandang bahasa daerah, seperti bahasa Bugis,
kita dapat menelusuri seberapa jauh bahasa itu dapat dipakai sebagai sarana sastra,
budaya, dan ilmu.

Tentang susastra, bahasa Bugis kaya dengan macam dan jenis susastranya
walaupun hanya susastra lisan. Susastra Bugis telah memasyarakat ke segenap pelosok
daerah Sulawesi Selatan. Dengan demikian, bahasa Bugis telah dipakai sebagai sarana
dalam susastra.

Tentang budaya, bahasa Bugis telah dipakai pula walaupun hanya dalam
berkomunikasi bertutur adat, bernyanyi, berpantun, dan sebagainya.

Tentang ilmu pengetahuan, bahasa Bugis belum mampu memecahkannya. Jika


hendak menulis surat, orang-orang Bugis memakai bahasa Indonesia, bukan bahasa Bugis.
Hal ini membuktikan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang penting.

Jadi, fungsi bahasa yang utama adalah untuk menyampaikan informasi kepada
orang lain agar orang yang kita beri informasi tersebut mengerti dan paham. Maka, peranan
bahasa Indonesia pada zaman sekarang sangatlah penting, mengapa? Karena pada zaman
ini banyak stasiun teve menayangkan sinetron yang belum tentu menggunakan bahasa
Indonesia yang baik seperti pemakaian kata kamu menjadi lu, saya menjadi gw.
Padahal, kata lu dan gw itu lebih mengacu kepada penggunaan bahasa daerah (Betawi).
Pada saat seperti inilah peranan bahasa Indonesia sangat menonjol karena bahasa

2016 Bahasa Indonesia


7 Sugeng Winarna,M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Indonesia dapat menumbuhkan kembali cinta akan negeri sendiri di dalam tubuh warga
Indonesia. Jadi, marilah kita belajar bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Pentingkah bahasa Indonesia dalam tatanan kehidupan bermasyarakat?


Warga Indonesia tidak dapat lepas dari bahasa Indonesia. Terbukti dari penggunaannya
untuk percakapan sehari-hari, tentu ada peran bahasa yang membuat satu sama lain dapat
berkomunikasi dan saling menyampaikan maksud. Tak hanya dalam bentuk lisan, tentu saja
bahasa juga digunakan dalam bentuk tulisan.

Dengan demikian, peranan bahasa Indonesia dalam tatanan kehidupan


bermasyarakat sangat penting, karena selain sebagai bahasa resmi, juga dapat menjadi
penghubung komunikasi antarwarga Indonesia. Jadi, mulai saat ini, kita harus memakai
bahasa Indonesia yang baik dan benar agar bahasa Indonesia tetap terjaga dan lestari.

Daftar Pustaka

Arifin, Zaenal dan S. Amran Tasai. 2004. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo.

Badudu, J.S. 1975. Pelik-Pelik Bahasa Indonesia. Cetakan IX. Bandung: Pustaka Prima.

__________. 1983. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: Gramedia.

Finoza, Lamuddin. 2009. Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa Nonjurusan


Bahasa. Jakarta: Diksi Insan Mulia.

Halim, Amran. (Editor) 1976. Politik Bahasa Nasional 2. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa.

Pamungkas, Sri. 2012. Bahasa Indonesia dalam Berbagai Perspektif. Yogyakarta:Andi


Offset

2016 Bahasa Indonesia


8 Sugeng Winarna,M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai