Berikut ini pendapat beberapa pakar kenegaraan berikut ini tentang negara.
1. Aristoteles
Menurut Aristoteles, negara (polis) adalah suatu persekutuan dari keluarga dan desa
untuk mencapai kehidupan yang sebaikbaiknya.
2. Mac Iver
1
3. Logeman
1. Rakyat
Suatu negara harus memiliki rakyat yang tetap. Rakyat merupakan unsur terpenting
dari terbentuknya negara. Rakyat menjadi pendukung utama keberadaan sebuah negara.
Hal ini karena rakyatlah yang merencanakan, mengendalikan, dan menyelenggarakan
sebuah negara. Dalam hal ini rakyat adalah semua orang yang berada di wilayah suatu
negara serta tunduk pada kekuasaan negara tersebut.
2. Wilayah
Adanya wilayah merupakan suatu keharusan bagi negara. Wilayah adalah tempat
bangsa atau rakyat suatu negara tinggal dan menetap. Wilayah yang dimaksud dalam
hal ini meliputi daratan, lautan, udara, ekstrateritorial, dan batas wilayah
negara.Wilayah merupakan unsur kedua setelah rakyat. Dengan adanya wilayah yang
didiami oleh manusia, negara akan terbentuk. Jika wilayah tersebut tidak ditempati
secara permanen oleh manusia, mustahil untuk membentuk suatu negara. Wilayah
memiliki batas wilayah tempat kekuasaan negara itu berlaku. Wilayah suatu negara
sebagai berikut.
2
3. Pemerintahan yang Berdaulat
Kedaulatan sangat diperlukan bagi sebuah negara. Tanpa kedaulatan, sebuah negara
tidak akan berdiri tegak. Negara tidak memiliki kekuasaan untuk mengatur rakyatnya
sendiri, terlebih mempertahankan diri dari negara lain. Oleh karena itu, kedaulatan
merupakan unsur penting berdirinya negara. Jadi, pemerintah yang berdaulat berarti
pemerintah yang mempunyai kekuasaan penuh untuk memerintah baik ke dalam
maupun ke luar. Kedaulatan suatu negara mempunyai empat sifat sebagai berikut.
Permanen. Artinya, kedaulatan itu tetap ada pada negara selama negara itu tetap ada
(berdiri) sekalipun mungkin negara itu mengalami perubahan organisasinya.
Asli. Artinya, kedaulatan itu tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih tinggi,
tetapi asli dari negara itu sendiri.
Bulat/tidak terbagi-bagi. Artinya, kedaulatan itu merupakan satusatunya kekuasaan
yang tertinggi dalam negara dan tidak dapat dibagi-bagi. Jadi, dalam negara hanya
ada satu kedaulatan.
Tidak terbatas/absolut. Artinya, kedaulatan itu tidak dibatasi oleh siapa pun sebab
apabila bisa dibatasi berarti ciri kedaulatan yang merupakan kekuasaan tertinggi
akan hilang.
3
1. Memaksa
Sifat memaksa artinya negara mempunyai kekuasaan untuk memaksa kekerasan
fisik secara sah. Tujuannya ialah agar peraturan perundang-undangan ditaati, ketertiban
dalam masyarakat tercapai, serta anarki (kekacauan) alam masyarakat dapat dicegah.
Alat pemaksanya bermacam-macam, seperti polisi, tentara, dan berbagai persenjataan
lainnya. Contohnya, setiap warga negara harus membayar pajak. Orang yang
menghindari kewajiban ini dapat dikenakan denda atau harta miliknya disita, bahkan
dapat dikenakan hukuman kurungan.
2. Monopoli
Sifat monopoli yaitu hak negara guna melaksanakan sesuatu sesuai dengan tujuan
bersama dari masyarakat. Contohnya, menjatuhkan hukuman kepada setiap warga
negara yang melanggar peraturan, menjatuhkan hukuman mati, mewajibkan warga
negaranya untuk mengangkat senjata jika negaranya diserang musuh, memungut pajak,
menentukan mata uang yang berlaku dalam wilayahnya, serta melarang aliran
kepercayaan atau aliran politik tertentu yang dinilai bertentangan dengan tujuan
masyarakat.
3. Mencakup semua
Sifat mencakup semua berarti semua peraturan perundang-undangan (misalnya
keharusan membayar pajak) barlaku untuk semua orang tanpa terkecuali. Hal ini
memang diperlukan karena kalau sesorang dibiarkan berada di luar ruang lingkup
aktivitas negara, maka usaha negara kearah tercapainya cita-cita negara.
4
penyelenggaraan negara. Dengan demikian, pengertian konstitusi sampai dewasa ini dapat
menunjuk pada peraturan ketatanegaraan baik yang tertulis maupun tidak tertulis.
Selain itu, beberapa ahli juga mengemukakan pengertian konstitusi sebagai berikut.
1. E.C. Wade
Konstitusi adalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas pokok dari badan
pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan tersebut.
2. KC. Wheare
Konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara yang berupa
kumpulan peraturan yang membentuk an mengatur pemerintahan negara.
3. Herman Heller
Herman Heller membagi konstitusi menjadi tiga pengertian, yaitu:
Konstitusi yang bersifat politik sosiologis, yaitu konstitusi yang mencerminkan
kehidupan politik masyarakat.
Konstitusi yang bersifat yuris, yaitu konstitusi merupakan kesatuan kaidah yang
hidup di dalam mayarakat.
Konstitusi yang bersifat politis, yaitu konstitusi yang ditulis dalam suatu naskah
sebagai undang-undang.
4. CF. Strong
Menurut CF. Strong, konstitusi merupakan kumpulan asas yang didasarkan
pada kekuatan pemerintah, hak-hak yang diperintah, serta hubungan-hubungan antara
keduanya yang diatur
5. Sri Soemantri
Konstitusi merupakan naskah yang memuat suatu bangunan negara dan sendi-
sendi sistem pemerintahan negara.
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada dua
pengertian konstitusi, yaitu
Dalam arti luas, merupakan suatu keseluruhan aturan dan ketentuan dasar (hukum
dasar yang meliputi hukum dasar tertulis dan hukum dasar tidak tertulis yang
mengatur mengenai suatu pemerintahan yang diselenggarakan di dalam suatu
negara;
Dalam arti sempit, merupakan undang-undang dasar, yaitu suatu dokumen yang
berisi aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang bersifat pokok dari
ketatanegaran suatu negara.
5
1.5 Kedudukan Konstitusi
1. Konstitusi tertulis
Yaitu suatu naskah yang menjabarkan (menjelaskan) kerangka dan tugas-tugas
pokok dari badan-badan pemerintahan serta menentukan cara kerja dari badan-badan
pemerintahan tersebut. Konstitusi tertulis ini dikenal dengan sebutan undang-undang
dasar.
6
2. Konstitusi sebagai penjamin hak asasi manusia, yaitu merupakan penentu hak dan
kewajiban warga negara dan badan-badan pemerintah;
3. Konstitusi sebagai forma regiments, yaitu merupakan kerangka pembangunan
pemerintah.
7
BAB II
8
2.2 Perkembangan Konsep Geostrategi Indonesia
Pada awalnya perkembangan Geostrategi Indonesia digagas oleh Sekolah Staf dan
Komando Angkatan Darat (SSKAD) Bandung pada tahun 1962. isi konsepnya yaitu
pentingnya pengkajian terhadap perkembangan lingkungan strategi di kawasan Indonesia yang
ditandai dengan meluasnya pengaruh komunis. Sehingga pada saat itu, Geostrategi Indonesia
dimaknai sebagai strategi untuk mempertahankan, mengembangkan dan membangun
kemampuan territorial dan kemampuan gerilyawan untuk menghadapi ancaman komunis di
Indocina.
Pada tahun 1965-an Lembaga Ketahanan Nasional mengembangkan kosep Geostrategi
Indonesia yaitu untuk mengembangkan keuletan dan daya tahan, kekuatan nasional untuk
menghadapi dan menangkal ancaman, tantangan, hambatan serta gangguan yang bersifat
internal maupun eksternal.
Sejak tahun 1972, Lembaga Ketahanan Nasional terus melakukan pengkajian tentang
Geostrategi Indonesia yang lebih sesuai dengan konstelasi Indonesia sehingga Geostrategi
Indonesia dibatasi sebagai metode untuk mengembangkan potensi ketahanan nasional dengan
pendekatan kemanan dan kesejahteraan guna menjaga identitas kelangsungan serta integrasi
nasional agar tujuan nasional dapat tercapai.
11
c. Kewibawaan artinya menjaga harkat dan martabat bangsa dan negara sebagai daya
pencegah dan penangkalan.
d. Berubah menurut waktu yaitu ketahanan nasional bersifat dinamis atau berubah sesuai
dengan fungsi dan waktu.
e. Tidak membenarkan adanya adu kekuasaan atau adu kekuatan.
f. Percaya pada diri sendiri. (self Confidence).
g. Tidak tergantung pada pihak lain (self Relience) yaitu ketahanan nasional dikembangkan
atas dasar kemampuan diri sendiri
Dinamika lingkungan strategis memang selalu membawa implikasi baik positif maupun
negatif, secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini dapat mempengaruhi jalannya
pembangunan nasional yang sedang terlaksana saat ini. Perkembangan lingkungan strategis
dapat melalui aspek-aspek astha gatra, aspek statis (demografi, geografi dan sumber daya alam)
dan aspek dinamis (ideologi, politik, ekonomi, social budaya dan pertahanan keamanan). Hal
inilah yang menjadi alas an mendasar setiap Negara perlu melakukan penelaahan dan
pengkajian lingkungan strategisnya masing-masing, baik dalam lingkup global, regional
maupun nasional agar Negara dapat menyusun strategi dan kebijakan yang tepat untuk
kepentingan nasionalnya.
Teori Modern
TeoriPerkembangan
12
Etika ditinjau dari Filsafat merupakan cara pikir yang mendalam (res-cogintans)
tentang sesuatu yang menjadi landasan berpikir abstrak maupun rasional untuk mencapai
tujuan tertentu, sedangkan res-extansa dibutuhkan pengembangan cara pikir yang harus sesuai
dengan aturan budaya manusia berada.
Pancasila
Pancasila sebagai paradigm dimaksud bahwa pancasila sebagai sistem nilai acuan,
kerangka acuan berpikir, pola acuan berpikir atau sebagai sistem nilai yang dijadikan
kerangka landasan, kerangka cara dan sekaligus kerangka arah / tujuan bagi yang
menyandangnya. Yang menyandangnya itu adalah : Bidang politik, Bidang Ekonomi,
Bidang Sosial Budaya, Bidang Hukum, dan Bidang kehidupan antar umat beragama,
memahami asal mula Pancasila.
Undang Undang Dasar 1945
Wawasan Nusantara
Ketahanan Nasional
13
3. Gatra keadaan dan kemampuan penduduk
Aspek kependudukan merupakan salah satu penentu stabilitas nasional.
Kemampuan penduduk yang tidak seimbang dengan pertumbuhan penduduk dapat
menimbulkan ancaman ancaman terhadap pertahanan nasional.
b) Pancagatra
1. Gatra ideology
Ideology suatu Negara dapat dijadikan dasar suatu Negara. Ideology merupakan
suatu konsep yang mendalam mengenai kehidupan yang dicita citakan serta yang
ingin dijuangkan dalam kehidupan nyata.
2. Gatra Politik
Dalam hal ini politik dapat diartikan sebagai asas, haluan, atau kebijaksanaan
yang digunakan untuk mencapai tujuan dan kekuasaan. Politik yang diterapkan dalam
suatu Negara berbeda beda dan sangat menentukan kehidupan politik di Negara yang
bersangkutan. Upaya Bangsa Indonesia untuk meningkatkan ketahanan di bidang
politik adalah upaya mencari keseimbangan dan keserasian antara keluaran dan
masukan berdasarkan pancasila dan merupakan pencerminan dari demokrasi
pancasila.
3. Gatra Ekonomi
Kegiatan ekonomi adalah seluruh kegiatan pemerintah dan masyarakat dalam
mengelola factor produksi dan distribusi barang dan jasa untuk kesejahteraan rakyat.
Kehidupan ekonomi yang tumbuh mantap dan merata akan melahirkan ideologi yang
di ikut menyelaraskan kehidupan politik dan perkembangan social budaya serta
mendukung perkembangan pertahanan dan keamanan.
4. Gatra Sosial budaya
Istilah social budaya di dalam ilmu pengetahuan menunjuk kepada dua segi
utama dari kehidupan bersama manusia itu segi kemasyarakatan dan segi kebudayaan.
Ketahanan social budaya dapat diartikan sebagai kondisi dinamik budaya bangsa yang
berisi keuletan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan
mengatasi ancaman, baik ancaman dari dalam maupun dari luar, yang membahayakan
kehidupan sosial NKRI berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
Sedangkan esensi ketahanan budaya adalah pengaturan danpenyelengaraan kehidupan
social budaya. Dengan demikian ketahanan budaya merupakan pengembangan social
budaya dimana setiap warga masyarakat dapat mengembangkan kemampuan pribadi
dengan segenap potensi yang berdasarkan nilai nilai Pancasila.
14
5. Gatra Pertahanan dan Keamanan
Ketahanan pertahanan dan kemandirian dapat diartikan sebagai kondisi dinamik
kehidupan pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia. Yang berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional
dalam menghadapi dan mengatasi yang membahayakan indentitas, integritas dan
kelangsungan hidup bangsa berdasarkan 15ancasila dan UUD 1945. Ketahanan di
bidang keamanan adalah ketangguhan suatu bangsa dalam upaya bela Negara, dimana
seluruh IPOLEKSOSBUD HANKAM disusun dikerahkan secara terpimpin,
terintegrasi, terorganisasi untuk menjamin terselenggaranya Sistem Ketahanan
Nasional.
15
BAB III
Hak adalah segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu
sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam kandungan. Hak pada umumnya
didapat dengan cara diperjuangkan melalui pertanggungjawaban atas kewajiban .
Kewajiban adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai suatu keharusan / kewajiban
untuk dilaksanakan oleh individu sebagai anggota warga negara guna mendapatkan hak yang
pantas untuk didapat. Kewajiban pada umumnya mengarah pada suatu keharusan / kewajiban
bagi individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna mendapat
pengakuan akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut .
Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain , sehingga dalam
praktik harus dijalankan dengan seimbang . Jika hak dan kewajiban tidak berjalan secara
imbang dalam praktik kehidupan, maka akan terjadi suatu ketimpangan dalam pelaksanaan
kehidupan individu baik dalam kehidupan bermasyaraka, berbangsa, maupun bernegara.
Ketimpangan akan hak dan kewajiban yang terjadi akan menimbulkan gejolak dalam
kehidupan baik dari kalangan individu maupun kelompok. Gejolak tersebut merupakan bentuk
ketidakpuasan atas tidak berjalannya hak dan kewajiban secara seimbang. Oleh sebab itu, untuk
menghindari adanya gejolak pada masyarakat mengenai ketimpangan akan hak dan kewajiban
tersebut diperlukan kesadaran secara mendasar pada individu akan kewajiban yang harus
dipenuhi guna mendapatkan hak yang pantas dan sesuai atas pelaksanaan kewajiban tersebut.
Ditinjau dari etimologi kata, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hak berarti milik,
kekuasaan yang benar atas sesuatu. Kewajiban berarti keharusan, atau sesuatu yang harus
dilakukan. Warga negara berarti pnduduk sebuah negara, yang berdasarkan keturunan, tempat
kelahiran dan sebagainya mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga
(anggota) dari negara itu. Hak dan kewajiban warga negara berarti kekuasaan yang benar atas
sesuatu dan yang harus dilakukan oleh penduduk sebuah negara.
16
3.2 Asas-asas Kewarganegaraan
c. Asas perkawinan
Status kewarganegaraan dapat dilihat dari sisi perkawinan yang memiliki asas
kesatuan hukum, yaitu paradigma suami isteri atau ikatan keluarga merupakan inti
masyarakat yang mendambakan suasana sejahtera, sehat dan bersatu. Di samping itu
asas perkawinan mengandung asas persamaan derajat, karena suatu perkawinan tidak
menyebabkan perubahan status kewarganegaraan masing-masing pihak. Asas ini
menghindari penyelundupan hukum, misalnya seorang yang berkewarganegaraan asing
ingin memperoleh status kewarganegaraan suatu negara dengan cara berpura-pura
melakukan pernikahan denga perempuan di negara tersebut, setelah mendapat
kewarganegaraan itu ia menceraikan isterinya.
17
d. Unsur pewarganegaraan (naturalisasi)
Dalam naturalisasi ada yang bersifat aktif, yaitu seseorang yang dapat
menggunakan hak opsi untuk memilih atau mengajukan kehendak untuk menjadi warga
negara dari suatu negara. Sedangkan naturalisasi pasif, seseorang yang tidak mau
diwarganegarakan oleh suatu negara atau tidak mau diberi status warga negara suatu
negara, maka yang bersangkutan menggunakan hak repudiasi yaitu hak untuk menolak
pemberian kewarganegaraan tersebut.
Hak dan kewajiban Warga Negara Indonesia ditetapkan dalam UUD 1945 yaitu
tercantum di dalam pasal 27, pasal 28, pasal 29, pasal 30, dan pasal 31.
1. Pasal 27 ayat 1 menetapkan hak warga negara yang sama dalam hukum dan
pemerintahan, serta kewajiban untuk menjunjung hukum dan pemerintahan.
2. Pasal 27 ayat 2 menetapkan hak warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan.
3. Pasal 27 ayat 3 dalam Perubahan Kedua UUD 1945 menetapkan hak dan kewajiban
warga negara untuk ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
4. Pasal 28 menetapkan hak kemerdekaan warga negara untuk berserikat, berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan.
5. Pasal 29 ayat 2 menyebutkan adanya hak kemerdekaan untukmemeluk agamanya
masing-masing dan beribadat menurut agamanya.
6. Pasal 30 ayat 1 dalam Perubahan Kedua UUD 1945 menyebutkan hak dan
kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam usaha pertahanan dan kemanan
negara.
7. Pasal 31 ayat 1 menyebutkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapat
pengajaran.
Mahasiswa atau mahasiswi adalah panggilan untuk orang yang sedang menjalani
pendidikan tinggi di sebuah universitas atau perguruan tinggi. Mahasiswa termasuk dalam
18
kalangan pemuda yang menjadi harapan bangsa. Sebagai agent of change mahasiswa berperan
besar membawa perubahan dalam diri bangsa Indonesia, untuk itu diperlukan generasi
mahasiswa yang bertanggung jawab serta memiliki kesadaran dan bisa mengimplementasikan
hak dan kewajiban sebagai warga negara Indonesia.
Sebagai bagian dari Negara Indonesia mahasiswa merupakan insan yang memiliki
berbagai dimensi yaitu sebagai bagian dari sivitas akademika yang mempunyai hak dan
kewajiban yang sama dengan warga negara Indonesia lainnya. Hak dan kewajiban yang harus
ditanamkan dalam diri mahasiswa antara lain :
1. Kebebasan akademik menuntut dan mengkaji ilmu sesuai norma dan susila yang
berlaku dalam lingkungan akademik.
2. Memperoleh pengajaran dan layanan di bidang akademik sesuai dengan minat,
bakat, dan kemampuan.
3. Menyelesaikan studi lebih awal.
4. Memperoleh layanan informasi yang berkaitan dengan program studi serta hasil
belajarnya.
5. Memanfaatkan sumber daya melalui perwakilan organisasi mahasiswa yang ada di
kampus.
6. Mematuhi peraturan yang berlaku.
7. Memelihara sarana dan prasarana serta kebersihan dan keamanan fakultas dan
kampus.
8. Menghargai ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.
9. Menjunjung tinggi kebudayaan nasional.
10. Menjaga kewibawaan dan nama baik universitas atau kampus.
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh,
terpadu, dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air serta kesadaran hidup
berbangsa dan bernegara. Bagi warga negara Indonesia, usaha bela Negara dilandasi oleh
kecintaan pada tanah air (wilayah nusantara) dan kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia
dengan keyakinan padaa Pancasila sebagai dasar negara serta berpijak pada UUD 1945 serta
konstitusi Negara.
19
Wujud dari usaha bela Negara adalah kesiapan dan kerelaan setiap warga negara untuk
berkorban demi mempertahankan kemerdekaan kedaulatan Negara, persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia, keutuhan wilayah nusantara dan yuridiksi nasional, serta nilai-nilai Pancasila
dan UUD 1945.
a. Secara Fisik
Segala upaya untuk mempertahankan kedaulatan negara dengan cara
berpartisipasi secara langsung dalam upaya pembelaan negara (TNI
Mengangkat senjata, Rakyat Berkarya nyata dalam proses Pembangunan).
b. Secara Non Fisik
Segala upaya untuk mempertahankan NKRI dengan cara
meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan
pada tanah air serta berperan aktif dalam upaya memajukan bangsa sesuai
dengan profesi dan kemampuannya.
3.5.2. Alasan dan Motivasi dalam Pembelaan Negara
Alasan dalam bela negara, antara lain:
20
4) Kekayaan sumber daya alam
5) Perkembangan dan kemajuan IPTEK di bidang persenjataan
6) Kemungkinan timbulnya bencana perang.
3.5.3.Wujud Bela Negara (UU No.3 Tahun 2002)
a. Pendidikan Kewarganegaraan
b. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib
c. Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela
d. Pengabdian sesuai profesi
3.6 Hak dan Kewajiban Bela Negara sesuai Profesi Kedudukan Mahasiswa sebagai
Warga Negara Indonesia
Bela negara merupakan hak dan kewajiban warga negara Indonesia. Sesuai fungsi
warga serta tidak selalu diartikan dengan mengangkat senjata. Bukan hanya kewajiban dan
tanggung jawab Tentara Nasional Indonesia semata. Banyak peran mahasiswa dalam membela
negara di antaranya belajar dengan tekun, ikut kegiatan ekstrakurikuler, meningkatkan
kesadaran berbangsa dan bernegara termasuk menghayati arti demokrasi dengan menghargai
pendapat dan tidak memaksakan kehendak.
Organisasi secara umum memiliki peran untuk membina kesadaran bela negara di
lingkungan. Sebagai penyeimbang pemerintah yang memiliki tugas dan tanggung jawab sama
dengan mengomunikasikan dan memperjuangkan aspirasi serta kepentingan masyarakat. Di
samping memiliki pemimpin yang visioner dan berkarakter dengan kesadaran moral
kebangsaan bela negara yang tinggi. Sementara perguruan tinggi memiliki peran sebagai
sumber untuk mengisi komponen pertahanan negara dan tempat penggodokan sikap bela
negara melalui pendidikan yang diwujudkan dalam mata kuliah Kewarganegaraan, orientasi
studi ketahanan nasional, serta kegiatan resimen mahasiswa.
Peran dan fungsi mahasiswa dapat ditunjukkan secara santun tanpa mengurangi esensi
dan agenda yang diperjuangkan. Semangat mengawal dan mengawasi jalannya reformasi,
harus tetap tertanam dalam jiwa setiap mahasiswa. Sikap kritis harus tetap ada dalam diri
mahasiswa, sebagai agen pengendali untuk mencegah berbagai penyelewengan yang terjadi
terhadap perubahan yang telah mereka perjuangkan. Dengan begitu, mahasiswa tetap
menebarkan bau harum keadilan sosial dan solidaritas kerakyatan.
Bela negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan
kepada negara kesatuan republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan uud 1945 dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. pembelaan negara bukan semata-mata tugas
tni, tetapi segenap warga Negara sesuai kemampuan dan profesinya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Konsep bela negara dapat diartikan secara fisik dan non-fisik, secara fisik dengan
mengangkat senjata menghadapi serangan atau agresi musuh, secara non-fisik dapat
didefinisikan sebagai segala upaya untuk mempertanankan Negara dengan cara meningkatkan
rasa nasionalisme, yakni kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap
tanah air, serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan Negara.
Landasan pembentukan bela negara adalah wajib militer. Bela negara adalah pelayanan
oleh seorang individu atau kelompok dalam tentara atau milisi lainnya, baik sebagai pekerjaan
yang dipilih atau sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar (wajib militer). Beberapa negara
(misalnya Israel, Iran) meminta jumlah tertentu dinas militer dari masing-masing dan setiap
salah satu warga negara (kecuali untuk kasus khusus seperti fisik atau gangguan mental atau
keyakinan keagamaan). Sebuah bangsa dengan relawan sepenuhnya militer, biasanya tidak
memerlukan layanan dari wajib militer warganya, kecuali dihadapkan dengan krisis perekratan
selama masa perang.
Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Jerman, Spanyol dan Inggris, bela negara
dilaksanakan pelatihan militer, biasanya satu akhir pekan dalam sebulan. Mereka dapat
melakukannya sebagai individu atau sebagai anggota resimen, misalnya Tentara Teritorial
22
Britania Raya Dalam beberapa kasus milisi bisa merupakan bagian dari pasukan cadangan
militer, seperti Amerika Serikat National Guard. Dinegara lain, seperti Republik China
(Taiwan), Republik Korea, dan Israel, wajib untuk beberapa tahun setelah seseorang
menyelesaikan dinas Nasional.
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya. Tiap-tiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan syarat-syarat
tentang pembelaan diatur dengan undang-undang.
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan
berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari yang paling halus,
hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai bersama-
sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata. Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan
berbuat yang terbaik bagi bangsa dan Negara.
23
3.10 Dasar Hukum
1. Tap MPR No. VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan
Nasional.
2. Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat
3. Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara Rl.
Diubah oleh UU Nomor 1 Tahun 1988.
4. Tap MPR No. VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
5. Tap MPR No. VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.
6. Amandemen UUD '45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.
7. Undang-Undang No.3 tahun 2002 tenteng Pertahanan Negara.
Dengan hak dan kewajiban yang sama setiap orang Indonesia tanpa harus dikomando
dapat berperan aktif dalam melaksanakan bela negara. Membela negara tidak harus dalam
wujud perang tetapi bisa diwujudkan dengan cara lain seperti :
24
3.12 Sumber Kekuatan Bela Negara
Sumber kekuatan bela negara apabila kita melihat dalam Undang Undang N0. 20
Tahun 1982. Pokok-pokok Pertahanan dan Keamanan Negara Republik Indonesia adalah
semua warga negara Indonesia. Rakyat Indonesia adalah sumber kekuatan bangsa yang
menjadi kekuatan dasar upaya pertahanan keamanan negara (Pasal 2 UU N0. 20 Th.1982).
Sedangkan dalam Undang Undang N0. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara dalam pasal
9 ayat 1 disebutkan pula bahwa Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara
Sesuai dengan Sishankamrata maka beberapa potensi harus dibina untuk mewujudkan
daya dan kekuatan tangkal dengan membangun, memelihara, dan mengembangkan segenap
komponen kekuatan pertahanan negara yang terdiri dari :
25
b. Kesemestaan, yaitu seluruh daya bangsa dan negara mampu memobilisasikan diri
guna menanggulangi setiap bentuk ancaman baik dari luar negeri maupun dari dalam
negeri
c. Kewilayahan, yaitu seluruh wilayah negara merupakan tumpuhan perlawanan dan
segenap lingkungan didayagunakan untuk mendukung setiap bentuk perlawanan
secara berlanjut.
Pada pasal 30 UUD 1945 (Amandemen) tentang pembelaan negara dan pertahanan
keamanan dimunculkan lagi (ayat 1 dan ayat 2) dan bahkan dalam ayat 2 juga dipertegas lagi
oleh UU N0. 20 Tahun 1982 dimana pertahanan dan keamanan dilaksanakan menlalui
Sishankamrata.
Selanjutnya dalam pasal 68 UU N0. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
memberikan penegasan bahwa upaya pembelaan negara itu wajib bagi setiap warga negara
,tetapi ada ketentuan menurut Undang-Undang.
Demikian pula yang diatur dalam UU N0. 3 Tahun 2002 dalam pasal 9 ayat 1
disebutkan pula bahwa Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela
negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara .
Menurut penjelasan UU N0. 3 Tahun 2002 dinyatakan bahwa upaya bela negara adalah
sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan
26
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan
hidup bangsa dan negara. Selanjutnya bela negara itu dalam era sekarang ini dapat dipahami
baik secaca fisik maupun secara non fisik.
Bela negara fisik adalah bagi warga negara yang langsung maju perang dengan
memanggul senjata , sedang bela negara non fisik adalah bela negara yang dilakukan oleh
warga negara yang tidak langsung maju perang dengan angkat senjata , tetapi dilaksanakan
melalui Pendidikan Kewarganegaraan dan pengabdian sesuai dengan profesinya
masingmasing.
Selanjutnya apbila kita kaji lebih dalam lebih operasional maka nalar, makna dan
pengertian tentang bela negara yang tercantum dibeberapa ayat dan pasal tersebut dimuka
ternyata terdapat nilai- nilai kesamaan (identik) dengan nilai nilai Ketahanan Nasional .
Bukankah hakekat pertahanan keamanan negara itu adalah dalam rangka terwujudnya
Ketahanan Nasional yang mantab dan kondusif ?
1. Pembelaan Negara sebagai suatu sitem lebih menekankan pada komponen kekuatan ,
strategi dan sosialisasi.Sedang Ketahanan Nasional itu merupakan sasaran dan tujuan
dari upaya-upaya pembelaan negara. Tujuan Ketahanan Nasional akan diukur melelui
seberapa jauh keuletan warga negara dalam partisipasi dan implementasinya dalam
Ketahanan Nasional dan seberapa besar kekuatan ketangguhan warga negara dalam
Ketahanan Nasional.
2. Pembelaan Negara sebagai wujud partisipasi warga negara yang dilakukan secara
semesta dalam arti bahwa seluruh daya bangsa dan negara mampu memobilisasi diri
27
guna menanggulangi setiap bentuk ancaman baik yang datang dari luar negeri maupun
dari dalam negeri adalah dalam rangka memelihara dan meningkatkan Ketahanan
Nasional.
3. Perihal usaha atau upaya bela negara itu bagi warga negara bukan suatu kesadaran,
fakultatif , tetapi harus diterima sebagai suatu panggilan tugas dan kewajiban, karena
ancaman yang datang baik yang langsung maupun tidak langsung dapat timbul
sewaktu - waktu, dan pengingkaran terhadap kewajiban bela negara merupakan
karapuhan Ketahanan Nasional, yang pada gilirannya akan membahayakan identitas,
keutuhan, kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasionalnya.
Untuk itu guna mengantisipasi hal-hal yang tidak kita inginkan , dan demi tetap
tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia , demi terciptanya tata kehidupan yang
kondusif menuju tercapainya tujuan nasional , maka potensi dan kekuatan bangsa serta
berbagai peluang yang ada harus dimanfaatkan secara sistemik dan terukur. Potensi,
kekuatan, peluang yang dimaksud antara lain adalah sebagai berikut :
Pancasila yang tercantum dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 memiliki
berbagai fungsi / peran bagi bangsa Indonesia. Pancasila jangan hanya dihafal dan
dimengerti saja tetapi harus dihayati dan diamalkan secara sungguh-sungguh oleh bangsa
28
Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pancasila jangan
dilupakan, jangan dikesampingkan dan jangan hanya sebagai slogan kehidupan.
4. Otonomi Daerah yang tetap dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia
Sesuai dengan pasal 18 UUD 1945 bahwa NKRI dibagi atas daerah-daerah propinsi
yang diabgi lagi menjadi daerah kabupaten dan kota. Sesuai dengan jiwa pasal 18
tersebut maka daerah diberi hak otonom, dan sesuai dengan UU N0. 22 Tahun 1999 jo
UU N0.25 Tahun 1999 dan UU N0 32 Tahun 2004 ,maka daerah kabupaten dan kota
diberikan hak untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, dengan kata lain
memiliki otonomi daerah. Diharapkan dengan otonomi daerah, pemerintah daerah dan
29
masyarakat didaerah dapat lebih memperdayakan dirinya dan melaksanakan
pembangunan daerahnya masing-masing. Otonomi daerah dimaksud adalah dalam
kerangka NKRI. Jadi tidak boleh ada daerah yang ingin menjadi negara dalam negara.
5. Aparat Keamanan
Stabilitas keamanan merupakan prasarat atau kunci kepercayaan luar negeri dan
dalam negeri untuk melakukan nations and caracter building Aparat keamanan
sesuai dengan tugas dan kewenangannya harus tetap setia pada Pancasila, UUD 1945,
Sapta Marga, Sumpah Prajurit. TNI dan Polri sebagai kekuatan inti dalam bela negara
agar terus ditingkatkan kesiap siagaan, profesionalismenya dan kesejahteraannya.
6. Supremasi Hukum
Penegakan hukum merupakan salah satu agenda reformasi di Indonesia. Hukum harus
ditegakkan, hukum harus diberlakukan secara adil dan semua warga negara wajib
menjunjung hukum tanpa kecuali. Hukum tidak boleh tebang pilih.
30
BAB IV
Bentuk/jenis tindak pidana korupsi dan tindak pidana yang berkaitan dengan
korupsi berdasarkan UU Tindak Pidana Korupsi dapat dikelompokkan :
31
9. Hakim dan advokat menerima suap
10. Pegawai negeri menggelapkan uang atau membiarkan penggelapan
11. Pegawai negeri memalsukan buku untuk pemeriksaan administrasi
12. Pegawai negeri merusakkan bukti
13. Pegawai negeri membiarkan orang lain merusakkan bukti
14. Pegawai negeri membantu orang lain merusakkan bukti
32
berkecukupan, tapi serakah. Mempunyai hasrat besar untuk memperkaya
diri. Unsur penyebab korupsi pada pelaku semacam itu datang dari dalam
diri sendiri, yaitu sifat tamak dan rakus. Maka tindakan keras tanpa
kompromi, wajib hukumnya.
Moral yang kurang kuat
Seorang yang moralnya tidak kuat cenderung mudah tergoda untuk
melakukan korupsi. Godaan itu bisa berasal dari atasan, teman setingkat,
bawahannya, atau pihak yang lain yang memberi kesempatan untuk itu.
Gaya hidup yang konsumtif.
Kehidupan di kota-kota besar sering mendorong gaya hidup seseong
konsumtif. Perilaku konsumtif bila tidak diimbangi dengan pendapatan
yang memadai akan membuka peluang seseorang untuk melakukan
berbagai tindakan untuk memenuhi hajatnya. Salah satu kemungkinan
tindakan itu adalah dengan korupsi.
b) Aspek Sosial
Perilaku korup dapat terjadi karena dorongan keluarga. Kaum behavioris
mengatakan bahwa lingkungan keluargalah yang secara kuat memberikan
dorongan bagi orang untuk korupsi dan mengalahkan sifat baik seseorang yang
sudah menjadi traits pribadinya. Lingkungan dalam hal ini malah memberikan
dorongan dan bukan memberikan hukuman pada orang ketika ia
menyalahgunakan kekuasaannya.
34
d) Aspek Organisasi
Kurang adanya sikap keteladanan pimpinan
Posisi pemimpin dalam suatu lembaga formal maupun informal
mempunyai pengaruh penting bagi bawahannya. Bila pemimpin tidak bisa
memberi keteladanan yang baik di hadapan bawahannya, misalnya berbuat
korupsi, maka kemungkinan besar bawahnya akan mengambil kesempatan
yang sama dengan atasannya.
Tidak adanya kultur organisasi yang benar
Kultur organisasi biasanya punya pengaruh kuat terhadap anggotanya.
Apabila kultur organisasi tidak dikelola dengan baik, akan menimbulkan
berbagai situasi tidak kondusif mewarnai kehidupan organisasi. Pada posisi
demikian perbuatan negatif, seperti korupsi memiliki peluang untuk terjadi.
Kurang memadainya sistem akuntabilitas
Institusi pemerintahan umumnya pada satu sisi belum dirumuskan
dengan jelas visi dan misi yang diembannya, dan belum dirumuskan tujuan
dan sasaran yang harus dicapai dalam periode tertentu guna mencapai hal
tersebut. Akibatnya, terhadap instansi pemerintah sulit dilakukan penilaian
apakah instansi tersebut berhasil mencapai sasaranya atau tidak. Akibat
lebih lanjut adalah kurangnya perhatian pada efisiensi penggunaan sumber
daya yang dimiliki. Keadaan ini memunculkan situasi organisasi yang
kondusif untuk praktik korupsi.
Kelemahan sistim pengendalian manajemen
Pengendalian manajemen merupakan salah satu syarat bagi tindak
pelanggaran korupsi dalam sebuah organisasi. Semakin longgar/lemah
pengendalian manajemen sebuah organisasi akan semakin terbuka
perbuatan tindak korupsi anggota atau pegawai di dalamnya.
Lemahnya pengawasan
Secara umum pengawasan terbagi menjadi dua, yaitu pengawasan
internal (pengawasan fungsional dan pengawasan langsung oleh pimpinan)
dan pengawasan bersifat eksternal (pengawasan dari legislatif dan
masyarakat). Pengawasan ini kurang bisa efektif karena beberapa faktor,
diantaranya adanya tumpang tindih pengawasan pada berbagai instansi,
kurangnya profesional pengawas serta kurangnya kepatuhan pada etika
hukum maupun pemerintahan oleh pengawas sendiri.
35
1.3 Dampak Masif Korupsi
1.3.1 Dampak Ekonomi
Berbagai macam permasalahan ekonomi lain akan mun-cul secara alamiah
apabila korupsi sudah merajalela dan berikut ini adalah hasil dari dampak ekonomi
yang akan terjadi, yaitu:
1. Lesunya Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi
Korupsi bertanggung jawab terhadap lesunya pertumbuhan ekonomi dan
investasi dalam negeri. Korupsi juga mempersulit pembangunan ekonomi
dengan membuat distorsi dan ketidak efisienan yang tinggi. Dalam sektor
privat, korupsi meningkatkan ongkos niaga karena kerugian dari pembayaran
ilegal, ongkos manajemen dalam negosiasi dengan pejabat korup, dan resiko
pembatalan perjanjian atau karena penyelidikan.
2. Penurunan Produktifitas
Dengan semakin lesunya pertumbuhan ekonomi dan investasi, maka tidak
dapat disanggah lagi, bahwa produktifitas akan semakin menurun. Hal ini
terjadi seiring dengan terhambatnya sektor industri dan produksi untuk bisa
berkembang lebih baik atau melakukan pengembangan kapasitas. Program
peningkatan produksi dengan berbagai upaya seperti pendirian pabrik-pabrik
dan usaha produktif baru atau usaha untuk memperbesar kapasitas produksi
untuk usaha yang sudah ada menjadi terkendala dengan tidak adanya
investasi.Penurunan produktifitas ini juga akan menyebabkan permasalahan
yang lain, seperti tingginya angka PHK dan meningkatnya angka
pengangguran. Ujung dari penurunan produktifitas ini adalah kemiskinan
masyarakat.
3. Rendahnya Kualitas Barang dan Jasa Bagi Publik
Rusaknya jalan-jalan, ambruknya jembatan, tergulingnya kereta api, beras
murah yang tidak layak makan, tabung gas yang meledak, bahan bakar yang
merusak kendaraan masyarakat, tidak layak dan tidak nyamannya angkutan
umum, ambruknya bangunan sekolah, merupakan serangkaian kenyataan
rendahnya kualitas barang dan jasa sebagai akibat korupsi. Korupsi
menimbulkan berbagai kekacauan di dalam sektor publik dengan mengalihkan
investasi publik ke proyek-proyek lain yang mana sogokan dan upah tersedia
lebih banyak. Pejabat birokrasi yang korup akan menambah kompleksitas
proyek tersebut untuk menyembunyikan berbagai praktek korupsi yang
36
terjadi.Pada akhirnya korupsi berakibat menurunkan kualitas barang dan jasa
bagi publik dengan cara mengurangi pemenuhan syarat-syarat keamanan
bangunan, syarat-syarat material dan produksi, syarat-syarat kesehatan,
lingkungan hidup, atau aturan-aturan lain. Korupsi juga mengurangi kualitas
pelayanan pemerintahan dan infrastruktur dan menambahkan tekanan-tekanan
terhadap anggaran pemerintah
4. Menurunnya Pendapatan Negara Dari Sektor Pajak
Kondisi penurunan pendapatan dari sektor pajak diperparah dengan
kenyataan bahwa banyak sekali pegawai dan pejabat pajak yang bermain untuk
mendapatkan keuntungan pribadi dan memperkaya diri sendiri. Kita tidak bisa
membayangkan apabila ketidakpercayaan masyarakat terhadap pajak ini
berlangsung lama, tentunya akan berakibat juga pada percepatan
pembangunan, yang rugi juga masyarakat sendiri, inilah letak ketidakadilan
tersebut.
5. Meningkatnya Hutang Negara
Korupsi yang terjadi di Indonesia akan meningkatkan hutang luar negeri
yang semakin besar. Dari data yang diambil dari Direktorat Jenderal
Pengelolaan Hutang, Kementerian Keuangan RI, disebutkan bahwa total
hutang pemerintah per 31 Mei 2011 mencapai US$201,07 miliar atau setara
dengan Rp. 1.716,56 trilliun, sebuah angka yang fantastis.
Bila melihat kondisi secara umum, hutang adalah hal yang biasa, asal
digunakan untuk kegiatan yang produktif hutang dapat dikembalikan. Apabila
hutang digunakan untuk menutup defisit yang terjadi, hal ini akan semakin
memperburuk keadaan. Kita tidak bisa membayangkan ke depan apa yang
terjadi apabila hutang negara yang kian membengkak ini digunakan untuk
sesuatu yang sama sekali tidak produktif dan dikorupsi secara besar-besaran.
39
3. Birokrasi Tidak Efisien
Dalam kenyataan yang terjadi dalam birokrasi ini adalah ketidak efisienan.
Banyak investor yang tertarik untuk menanamkan modalnya ke Indonesia,
namun untuk mendapatkan perizinan usaha dan investasi harus melalui
birokrasi yang panjang dan berbelit. Ada 10-12 prosedur (meja) yang harus
dilewati dan ketidak jelasan waktu penyelesaian pengurusan menjadi sangat
rentan terhadap tindakan korupsi. Pada akhirnya suap adalah jalan yang banyak
ditempuh untuk itu.Itu hanya sekedar contoh birokrasi dalam pengurusan izin
usaha dan investasi, bagaimana dengan yang lain, seperti birokrasi politik dan
sebagainya? Birokrasi seharusnya berorien-tasi kepada rakyat dengan
mengutamakan kepentingan rakyat. Apabila birokrasi masih mengedepankan
kepentingan sendiri atau kelompok, maka tidak pernah ada jaminan bahwa
birokrasi akan menjadi efisien.
42
kebohongan maka mahasiswa ter-sebut tidak akan mengalami kesulitan yang
disebabkan tindakan tercela tersebut. Prin-sip kejujuran harus dapat dipegang
teguh oleh setiap mahasiswa sejak masa-masa ini untuk memupuk dan
membentuk karakter mulia di dalam setiap pribadi mahasiswa.
2. Kepedulian
Rasa kepedulian seorang mahasiswa harus mulai ditumbuhkan sejak berada
di kampus. Oleh karena itu upaya untuk mengembangkan sikap peduli di
kalangan mahasiswa sebagai subjek didik sangat penting. Seorang mahasiswa
dituntut untuk peduli terhadap proses belajar mengajar di kampus, terhadap
pengelolalaan sumber daya di kampus secara efektif dan efisien, serta terhadap
berbagai hal yang berkembang di dalam kampus. Mahasiswa juga dituntut
untuk peduli terhadap lingkungan di luar kampus, terhadap kiprah alumni dan
kualitas produk ilmiah yang dihasilkan oleh perguruan tingginya.
3. Kemandirian
Kondisi mandiri bagi mahasiswa dapat diartikan sebagai proses
mendewasakan diri yaitu dengan tidak bergantung pada orang lain untuk
mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya. Hal ini penting untuk masa
depannya dimana mahasiswa tersebut harus mengatur kehidupannya dan
orang-orang yang berada di bawah tanggung jawabnya sebab tidak mungkin
orang yang tidak dapat mandiri (mengatur dirinya sendiri) akan mampu
mengatur hidup orang lain. Dengan karakter kemandirian tersebut mahasiswa
dituntut untuk mengerjakan semua tanggung jawab dengan usahanya sendiri
dan bukan orang lain (Supardi : 2004).
4. Kedisiplinan
Menurut Sugono definisi kata disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada
peraturan (Sugono: 2008). Dalam mengatur kehidupan kampus baik akademik
maupun sosial mahasiswa perlu hidup disiplin. Hidup disiplin tidak berarti
harus hidup seperti pola militer di barak militier namun hidup disiplin bagi
mahasiswa adalah dapat mengatur dan mengelola waktu yang ada untuk
dipergunakan dengan sebaik-baiknya untuk menyelesaikan tugas baik dalam
lingkup akademik maupun sosial kampus.
Manfaat dari hidup yang disiplin adalah mahasiswa dapat mencapai tujuan
hidupnya dengan waktu yang lebih efisien. Disiplin juga membuat orang lain
percaya dalam mengelola suatu kepercayaan. Misalnya orang tua akan lebih
43
percaya pada anaknya yang hidup disiplin untuk belajar di kota lain dibanding
dengan anak yang tidak disiplin. Selain itu disiplin dalam belajar perlu dimiliki
oleh mahasiswa agar diperoleh hasil pembelajaran yang maksimal.
5. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu dari sebuah perbuatan
yang salah, baik itu disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab
tersebut berupa perwuju-dan kesadaran akan kewajiban menerina dan
menyelesaikan semua masalah yang telah di lakukan. Tanggung jawab juga
merupakan suatu pengabdian dan pengorbanan. Maksudnya pengabdian adalah
perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai
perwujudan kesetiaan, cinta kasih sayang, norma, atau satu ikatan dari semua
itu dilakukan dengan ikhlas.
6. Kerja keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan. Kata kemauan
menimbulkan asosiasi dengan ketekadan, ketekunan, daya tahan, tujuan jelas,
daya kerja, pendirian, pengendalian diri, keberanian, ketabahan, keteguhan,
tenaga, kekuatan, kelaki-lakian dan pantang mundur. Adalah penting sekali
bahwa kemauan mahasiswa harus berkembang ke taraf yang lebih tinggi karena
harus menguasai diri sepenuhnya lebih dulu untuk bisa menguasai orang lain.
Setiap kali seseorang penuh dengan harapan dan percaya, maka akan menjadi
lebih kuat dalam melaksanakan pekerjaannya. Jika interaksi antara individu
mahasiswa dapat dicapai bersama dengan usaha kerja keras maka hasil yang
akan dicapai akan semakin optimum.
Bekerja keras merupakan hal yang penting guna tercapainya hasil yang
sesuai dengan target. Akan tetapi bekerja keras akan menjadi tidak berguna
jika tanpa adanya pengetahuan. Di dalam kampus, para mahasiswa
diperlengkapi dengan berbagai ilmu pengetahuan. Di situlah para pengajar
memiliki peran yang penting agar setiap usaha kerja keras mahasiswa dan juga
arahan-arahan kepada mahasiswa tidak menjadi sia-sia.
7. Sederhana
Gaya hidup mahasiswa merupakan hal yang penting dalam interaksi dengan
masyarakat di sekitarnya. Gaya hidup sederhana sebaiknya perlu
dikembangkan sejak mahasiswa me-ngenyam masa pen-didikannya. Dengan
gaya hidup sederhana, setiap mahasiswa dibiasakan untuk tidak hi-dup boros,
44
hidup sesuai dengan kemampuannya dan dapat memenuhi semua kebutu-
hannya. Kerap kali kebutuhan diidentikkan dengan keinginan semata, padahal
tidak selalu kebutuhan sesuai dengan keinginan dan sebaliknya. Dengan
menerapkan prinsip hidup sederhana, mahasiswa dibina untuk
memprioritaskan kebutuhan di atas kein-ginannya. Prinsip hidup sederhana ini
merupakan para-meter penting dalam menjalin hubungan antara sesama
mahasiswa karena prinsip ini akan mengatasi permasala-han kesenjangan
sosial, iri, dengki, tamak, egois, dan yang sikap-sikap negatif lainnya lainnya.
Prinsip hidup seder-hana juga menghindari seseorang dari keinginan yang ber-
lebihan.
8. Keberanian
Jika kita temui di dalam kampus, ada banyak mahasiswa yang sedang
mengalami kesulitan dan kekecewaan. Meskipun demikian, untuk
menumbuhkan sikap keberanian, mahasiswa dituntut untuk tetap berpegang
teguh pada tujuan. Terkadang mahasiswa tetap diberikan pekerjaan-pekerjaan
yang sukar untuk menambahkan sikap keberaniannya. Kebanyakan kesukaran
dan kesulitan yang paling hebat lenyap karena kepercayan kepada diri sendiri.
Mahasiswa memerlukan keberanian untuk mencapai kesuksesan. Tentu saja
keberanian mahasiswa akan semakin matang diiringi dengan keyakinannya.
9. Keadilan
Berdasarkan arti katanya, adil adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak
memihak. Bagi mahasiswa karakter adil ini perlu sekali dibina sejak masa
perkuliahannya agar mahasiswa dapat belajar mempertimbangkan dan
mengambil keputusan secara adil dan benar.
45
2. Transparansi
Salah satu prinsip penting anti korupsi lainnya adalah transparansi. Prinsip
transparansi ini penting karena pemberantasan korupsi dimulai dari
transparansi dan mengharuskan semua proses kebijakan dilakukan secara
terbuka, sehingga segala bentuk penyimpangan dapat diketahui oleh publik
(Prasojo : 2007). Selain itu transparansi menjadi pintu masuk sekaligus kontrol
bagi seluruh proses dinamika struktural kelembagaan. Dalam bentuk yang
paling sederhana, transparansi mengacu pada keterbukaan dan kejujuran untuk
saling menjunjung tinggi kepercayaan (trust) karena kepercayaan, keterbukaan,
dan kejujuran ini merupakan modal awal yang sangat berharga bagi para
mahasiswa untuk dapat melanjutkan tugas dan tanggungjawabnya pada masa
kini dan masa mendatang (Kurniawan : 2010).
3. Kewajaran
Prinsip anti korupsi lainnya adalah prinsip kewajaran. Prinsip Fairness atau
kewajaran ini ditujukan untuk mencegah terjadinya manipulasi
(ketidakwajaran) dalam penganggaran, baik dalam bentuk mark up maupun
ketidakwajaran lainnya. Sifat-sifat prinsip kewajaran ini terdiri dari lima hal
penting yaitu komprehensif dan disiplin, fleksibilitas, terprediksi, kejujuran,
dan informatif.
4. Kebijakan
Prinsip anti korupsi yang keempat adalah prinsip kebijakan. Pembahasan
mengenai prinsip ini ditujukan agar mahasiswa dapat mengetahui dan
memahami kebijakan anti korupsi. Kebijakan ini berperan untuk mengatur tata
interaksi agar tidak terjadi penyimpangan yang dapat merugikan negara dan
masyarakat. Kebijakan anti korupsi ini tidak selalu identik dengan undang-
undang anti-korupsi, namun bisa berupa undang-undang kebebasan mengakses
informasi, undang-undang desentralisasi, undang-undang anti-monopoli,
maupun lainnya yang dapat memudahkan masyarakat mengetahui sekaligus
mengontrol terhadap kinerja dan penggunaan anggaran negara oleh para
pejabat negara.
5. Kontrol kebijakan
Prinsip terakhir anti korupsi adalah kontrol kebijakan. Kontrol kebijakan
merupakan upaya agar kebijakan yang dibuat betul-betul efektif dan
mengeliminasi semua bentuk korupsi. Pada prinsip ini, akan dibahas mengenai
46
lembaga-lembaga pengawasan di Indonesia, self-evaluating organization,
reformasi sistem pengawasan di Indonesia, problematika pengawasan di
Indonesia. Bentuk kontrol kebijakan berupa partisipasi, evolusi dan reformasi.
47
Dalam konteks gerakan anti-korupsi mahasiswa juga diharapkan dapat tampil
di depan menjadi motor penggerak. Mahasiswa didukung oleh kompetensi dasar yang
mereka miliki, yaitu: intelegensia, kemampuan berpikir kritis, dan keberanian untuk
menyatakan kebenaran. Dengan kompetensi yang mereka miliki tersebut mahasiswa
diharapkan mampu menjadi agen perubahan, mampu menyuarakan kepentingan
rakyat, mampu mengkritisi kebijakan-kebijakan yang koruptif, dan mampu menjadi
watch dog lembaga-lembaga negara dan penegak hokum.
48
b. Apakah infrastruktur kota bagi pelayanan publik sudah memadai?
Misalnya: kondisi jalan, penerangan terutama di waktu malam,
ketersediaan fasilitas umum, rambu-rambu penyeberangan jalan, dsb.
c. Apakah pelayanan publik untuk masyarakat miskin sudah memadai?
Misalnya: pembagian kompor gas, Bantuan Langsung Tunai, dsb.d.
Apakah akses publik kepada berbagai informasi mudah didapatkan?
4. Di Tingkat Lokal Dan Nasional
Dalam konteks nasional, keterlibatan seorang mahasiswa dalam gerakan
anti korupsi bertujuan agar dapat mencegah terjadinya perilaku koruptif dan
tindak korupsi yang masif dan sistematis di masyarakat. Mahasiswa dengan
kompetensi yang dimilikinya dapat menjadi pemimpin (leader) dalam gerakan
massa anti korupsi baik yang bersifat lokal maupun nasional.
Berawal dari kegiatan-kegiatan yang terorganisir dari dalam kampus,
mahasiswa dapat menyebarkan perilaku anti korupsi kepada masyarakat luas,
dimulai dari masyarakat yang berada di sekitar kampus kemudian akan meluas
ke lingkup yang lebih luas. Kegiatan-kegiatan anti korupsi yang dirancang dan
dilaksanakan secara bersama dan berkesinambungan oleh mahasiswa dari
berbagai Perguruan Tinggi akan mampu membangunkan kesadaran masyarakat
akan buruknya korupsi yang terjadi di suatu negara.
49