TINJAUAN PUSTAKA
Supandiman, 2009).
2009).
hematokrit, dan sel darah merah yang lebih rendah dari nilai
Anemia jenis ini adalah anemia yang paling sering dijumpai , terutama
8
9
WHO menetapkan cut off point atau batas hemoglobin yang diyatakan
anemia adalah:
Laki-Laki 13,0
Sumber : Indicators for Asessing Iron Deficiency and Strategies for Its Prevention,
2010.
tambang.
daging).
Tanda dan gejala anemia defisiensi besi biasanya tidak khas dan
turun di bawah 7-8 g/dl. Gejala ini berupa badan lemah, lesu,
lebih cepat.
seperti sendok.
keputihan.
hipofaring.
di dalam tubuh yang juga mencakup besi plasma akan habis terpakai
besi berkurang.
kompartemen lainnya.
Besi dalan tubuh tidak pernah terdapat dalam bentuk logam bebas
(free iron), tetapi selalu berkaitan dengan protein tertentu. Besi bebas
2006).
13
(Almatsier, 2005):
Tabel 2.2 Angka Kecukupan Zat Besi (Fe) pada setiap kelompok
Kelompok Kebutuhan Fe
Bayi 3 5 mg
Balita 8 9 mg
Anak Sekolah 10 mg
Remaja Laki-Laki 14 17 mg
Remaja Perempu-Lakian 14 25 mg
Dewasa Laki 13 mg
Dewasa Perempuan 14 26 mg
Ibu Hamil + 20 mg
Ibu Menyusui + 2 mg
Sumber : Widya Karya Pangan dan Gizi tahun 1998 dalam Almatsier, 2005
oleh orang dewasa yang berada dalam status besi baik. Dalam
dua kali lipat daripada Besi-nonhem. Kurang lebih 40% dari besi
penyerapannya. Susu sapi, keju dan telur tidak mengandung faktor ini
a. Faktor makanan
heme
a) Vitamin C
c) pH rendah
heme
positif.
b) Polifenol (Tanin)
(Almatsier, 2005).
16
b. Faktor penjamu
6. Pemeriksaan Laboratorium
b. Kadar besi serum menurun < 50 mg/dl, total iron binding capacity
(TIBC) meningkat > 350 mg/dl, dan saturasi transferin < 15%.
seperti pemeriksaan Hb, Ht, hitung jumlah red blood cells (RBC),
<2,5 juta/L. Bentuk sel RBC biasanya kecil (mikrositik), dan mean
white bllood cells (WBC) tetap normal. Kadang kala tampak sel
dalam serum biasanya <60 g/dl. Kemampuan total mengikat zat besi
Arisman, 2015).
18
berikut ini :
a. Terapi Kausal
parenteral.
tiap tablet atau kapsul berisi 50-100 mg besi elemental yang mudah
fero, dan kurang efek samping. Ada empat bentuk garam besi yang
2) Besi Parenteral
sorbitol citic acid complex yang dapat diberikan secara IM dalam atau
cara pemberian ini lebih disukai daripada pemberian IM. Hal-hal yang
Mayer, 2013).
Pengobatan lain
absorpsi besi.
B. Remaja Putri
yang digunakan saat ini, mempunyai arti yang lebih luas, mencakup
21
seksual.
2011).
2011):
karena kurang zat gizi juga beresiko melahirkan bayi dengan berat
banyak
ini adalah angka kecukupan untuk energi, asam folat dan vitamin C
Vitamin C 50 mg 65 mg
Nasi 4,5 p 5p
Sayuran 3p 3p
Buah 4p 4p
Tempe 3p 3p
Daging 3p 3p
Susu 1p -
Minyak 5p 5p
Gula 2p 2p
gula = 10g.
minimal dengan pokok, lauk-pauk (hewani dan nabati), sayur dan buah-
buahan. Pola frekuensi makanan remaja putri biasanya hanya dua kali
(Briawan, 2014).
dengan perubahan fisik selama masa remaja dan hal ini biasanya
(Sulistyoningsih, 2011)
Kejaidan anemia gizi besi rentan terjadi pada remaja putri. Anemia
gizi besi erat kaitannya dengan beberapa faktor diantaranya adalah siklus
besi adalah:
1. Siklus Menstruasi
25
setiap 28 hari (ada pula setiap 21-30 hari), yaitu pada hari
N., 2014)
07.00-09.00 pagi.
Kejadian Anemia
Zat besi hewani (heme) lebih mudah diserp oleh tubuh. Angka
sapi, jantung hati sapi, daging ayam, ikan dan telur (Vitahealth,
2006)
dan nabati.
1. Pengertian Vitamin C
baru.
Aryani, 2009).
2. Manfaat
Anemia
2013).
1. Pengertian Kopi
(Haryadi, 2013).
c. Muntah-muntah
e. Mengalami kebingungan
3. Dampak Kopi
sampai 100%.
kandung kemih.
1. Pengertian Teh
penyerapan besi sampai 50%. Ada dua jenis teh, yaitu teh
Fe, Zn, dan Ca, serta dapat menyerap protein. Akan tetapi,
sebagai antioksidan.
D. Kerangka Teori
1. Siklus menstruasi
2. Kebiasaan sarapan pagi
3. Kebiasaan konsumsi
protein
4. Kebiasaan konsumsi
Vitamin C
5. Kebiasaan konsumsi teh
dan kopi
1. Menurunnya produktivitas
kerja.
2. Menurunnya kemampuan
akademis disekolah
3. Menurunkan konsentrasi
belajar
4. Mengganggu pertumbuhan
tubuh remaja.
5. Menurunkan daya tahan
tubuh sehingga mudah
terserang penyakit.
Sumber : (Bakta, 2006), (Dr. Arisman, 2015), (Sulistyoningsih H. , 2011), (Syatriani & Aryani,
DAFTAR PUSTAKA
al, L. N. (2014). Pola Menstruasi Tidak Teratur dan Kurang Energi Kronik
Meningkatkan Resiko Anemia Remaja Putri. Jurnla Teknologi
Kesehatan .
al, T. e. (2013). Hubungan antara Asupan Zat Besi, Protein dan Vitamin C
dengan Kejadian Anemia Pada Anak Sekolah Dasar di
Kelurahan Bunaken Kecamatan Bunaken Kepulauan Manado.
Manado: Universitas Sam Ratulangi Manado.
Briawan, D. (2014). Anemia Masalah Gizi pada Remaja Wanita. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Bungsu, P. (2012). Pengaruh Kadar Tanin pada Teh Celup terhadap Anemia Gizi
Besi (AGB). Depok: Universitas Indonesia.
Dr. Arisman, M. (2015). Buku Ajar Ilmu Gizi : Gizi Dalam Daur Kehidupan.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Haryadi, J. (2013). Fakta Buah Dan Sayur Yang Berbahaya. Jakarta: Niaga
Swadaya.
Kowalak, J. P., Welsh, W., & Mayer, B. (2013). Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran.
Rahmawati. (t.thn.). Analisis Faktor Penyebab Anemia Gizi Besi pada Remaja
Putri di SMAN 2 Kota Bandar Lampung. Depok FKM-UI .
Syatriani, S., & Aryani, A. (2009). Konsumsi Makanan dan Kejadian Anemia pada
Siswi Salah Satu SMP di Kota Makassar. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Nasiona .