BAB 3
KARAKTERISTIK JALAN
Jalan merupakan salah satu elemen lalu lintas disamping pemakai jalan dan kendaraan.
Sebagai tempat berjalannya lalu lintas elemen ini harus direncanakan dengan baik sesuai
dengan standar disain yang telah ditetapkan. Di Indonesia standar yang berlaku adalah
standar dari Bina Marga yang merupakan adopsi dari sistem yang dipakai di Amerika yakni
sistem AASHTO (American Association of State Highway and Transportation Officials) yang
telah dimodifikasi dengan kondisi Indonesia.
Disain geometrik jalan raya yang baik mampu memberikan pelayanan : keselamatan,
kenyamanan, efisiensi, kelancaran lalu lintas, serta efek sosial, dan dampak lingkungan
berpegang paling tidak pada empat konsep yakni: lokasi, disain alinemen, efek terhadap
potongan melintang jalan, serta klasisfikasi fungsi jalan dan tingkat akses jalan.
kelandaian vertikal yang melampaui batas atau panjang kritis yang terlampaui. Dan jika hal itu
tidak dirubah berarti akan membuat disain yang tidak efisien dan tidak stabil akibat adanya
timbunan yang sangat tinggi.
Sebelum menentukan rute yang merupakan perpaduan antara alinemen horisontal dan
alinemen vertikal, perancang harus perpegang pada klasifikasi fungsi jalan yang akan dibuat:
apakah itu jalan lokal, kolektor, atau arteri karena hal itu akan sangat menentukan pada
kriteria disain. Masing-masing kelas jalan mempunyai spesifikasi yang berbeda baik pada
lebar jalan, kelandaian, kecepatan rencana, dan fasilitas-fasilitas lainnya seperti bahu jalan,
jalur lambat, atau jalur pejalan kaki. Untuk kepentingan itu maka dalam menentukan rute
harus selalu mengingat pada klasifikasi jalan yang masing-masing memiliki fasilitas dan disain
kriteria yang berbeda. Disainer harus mengerti akan kondisi potongan melintang jalan (cross
section) secara pasti pada setiap titik dalam rute yang dilaluinya agar dapat memastikan
apakah bagian kiri-kanan jalan itu cukup untuk menyediakan fasilitas-fasilitas yang harus
dipenuhi seperti bahu jalan ataupun saluran drainase.
Sumber:
PERSIL Departemen
Lokal Perhubungan,1993,
Kolektor Peraturan
Lokal Pemerintah
Lokal Republik
Indonesia Nomor 43 Tahun 1993 Tentang Prasarana dan Lalu-lintas Jalan,
Jakarta
PRIMER - Arteri - - -
Maksud Kawasan
Kawasan adalah wilayah yang dibatasi oleh lingkup pengamatan fungsi tertentu,
meliputi:
1). Kawasan Primer: kawasan kota yang mempunyai fungsi primer.
2). Kawasan Sekunder: kawasan kota yang mempunyai fungsi sekunder.
3). Fungsi Primer suatu kota adalah sebagai titik simpul jasa distribusi bagi daerah
jangkauan peranannya.
4). Fungsi Sekunder suatu kota dihubungkan dengan pelayanan terhadap warga kota itu
sendiri yang lebih berorientasi ke dalam dan jangkauan lokal.
Jalan dan Jalan Raya merupakan prasarana lalu lintas untuk melakukan pergerakan dari moda
transportasi dengan dua fungsi yang berbeda, yakni:
1. Untuk pergerakan menerus (through movement)
2. Untuk menyediakan akses ke persil/pemukiman (land access)
Kedua fungsi di atas sangat vital tidak dapat dipisah meskipun berbanding terbalik
kepentingannya. Setiap perjalanan dimulai dan berakhir dengan memakai kedua fungsi
tersebut, sehingga perlu semacam jenjang antara (interface) kapan kendaraan boleh
memasuki suatu kawasan dengan memakai prinsip pembatasan akses jalan sesuai fungsi
jalan: Utama (Arteri), Kolektor, dan Lokal.
Gambar 3.1. berikut memberikan gambaran tentang suatu konsep perjalanan yang benar
dengan memakai prinsip akses suatu jalan. Gambar 3.2. memberikan gambaran tentang
21
klasifikasi fungsi jalan dan tingkat akses jalan. Jalan arteri merupakan jalan dengan tingkat
mobilitas yang tinggi, membutuhkan perencanaan dengan tingkat akses jalan serendah
mungkin. Sebaliknya jalan lokal memberikan tingkat akses yang besar sehingga mobilitas yang
terjadipun sangat rendah.
Home Jalan
Jalan
Kolektor
Lokal
Transisi Arteri
Office
Transisi Jalan
Lokal
Jalan
Kolektor
Sedangkan Gambar 3.3. meberikan ilustrasi kondisi jaringan jalan di perkotaan maupun di
daerah pinggir kota. Untuk jalan di daerah antar kota persentase panjang jalan pada Tabel 3.3.
Sistem Arteri 24
Sistem Arteri dan Arteri Minor 6 12
Jalan Kolektor 20 25
Jalan Lokal 65 - 75
Sumber: American Association of State Highway and Transportation Officials A
Policy on Geometric Design of Highways and Streets, AASHTO, Washington
DC, 1984