4. KARAKTERISTIK KENDARAAN
o Kendaraan umum
o berbagai bentuk, ukuran,
o kemampuan yang berbeda
o masing-masing kendaraan direncanakan untuk suatu kegunaan tertentu
o Karakteristik arus lalu lintas sangat dipengaruhi
o karakteristik kendaraan
o komposisi kendaraan
o Perencanaan lalu lintas yang baik
o menghindarkan sedapat mungkin adanya komposisi lalu lintas yang kompleks
(mix traffic)
o manuver yang seragam terutama dalam hal kecepatan.
o kendaraan sebagai dasar untuk penataan lalu lintas (manajemen lalu lintas) dan
terciptanya suatu lalu lintas yang aman, cepat, nyaman, dan sesuai dengan
lingkungan.
V2
R = Sistem British
15(e f )
V2
R = Sistem Metrik
127(e f )
Jika kendaraan berputar pada kecepatan tinggi terdapat kecenderungan roda belakang
selip ke arah luar kurva. Sudut gelincir (slip angle) menunjukkan sudut antara lintasan
yang diinginkan dan lintasan yang terjadi sebenarnya . Sudut gelincir yang biasanya
digunakan untuk disain ada 3 derajat. Akibat dari off tracking dan sudut gelincir maka
diperlukan pelebaran perkerasan pada tikungan.
sebagai tahanan mesin. Untuk perlambatan yang lebih besar digunakan rem. Biasanya
perlambatan akan terjadi melalui kedua tahapan itu.
Perlambatan tanpa rem adalah lebih besar pada kecepatan tinggi. Perlambatan yang
maksimum dicapai dengan menginjak rem. Apabila sistem rem sangat efektif maka gaya rem
ini akan mengakibatkan bergesernya roda terhadap perkerasan, sehingga perlambatan akan
tergantung dari permukaan perkerasan, ban, dan keadaan basah atau kering dari permukaan
perkerasan, serta macam dari kendaraan.
Perlambatan yang maksimal akan tercapai apabila bisa selalu diusahan keadaan dimana ban
tepat tidak sampai tergeser terhadap permukaan perkerasan . Ini bisa diusahan dengan
mengatur daya mengerem dari sistem rem sehingga ban tidak sampai terhenti berputar
meskipun pedal rem diinjak secara kuat, tanpa harus dilepas kemudian direm dan dilepas lagi,
sehingga kontrol terhadap kendaraan tidak akan hilang. Sistem pengereman seperti ini
dikenal dengan sistem rem ABS (antilock braking system)
Perlambatan maksimum berkisar antara 22 sampai dengan 32 km/jam untuk kendaraan
penumpang dan 15 sampai dengan 30 km/jam untuk kendaraan truk.. Pada perlambatan
sampai dengan berhenti dikenal sebagai jarak henti terdiri dari jarak PIEV dan jarak
mengerem, yaitu :
1. Jarak PIEV
dp = 0,278 V.t
dp = jarak PIEV (meter)
V = kecepatan kendaraan (km/jam)
t = waktu PIEV (detik)
0,278 = koreksi satuan
2. Jarak mengerem
Adalah jarak yang ditempuh oleh kendaraan mulai saat pengemudi menginjak rem
sampai dengan saat kendaraan berhenti
G.V 2
G.fn.dr = 2g
V2
dr =
2 g. f n
V2
dr =
25. f n
dimana :
dr = jarak mengerem (m)
fn = koefisien gesekan antara ban dengan jalan
V = kecepatan kendaraan (km/jam)
g = percepatan gravitasi ( 9,8 m/det2)
Jadi rumus untuk jarak pandangan henti :
29
V2
d = 0,278 V.t +
254. f n
dimana :
L = besarnya kelandaian dalam desimal
+ = untuk pendakian
- = untuk penurunan
kendaraan. Untuk kendaraan penumpang besar tahanan udara ini kira-kira sebanding dengan
kwadrat kecepatan, dan dinyatakan dalam rumusan :
R = 0,0011 AV2
Dimana : R = tahanan (kg)
A = luas bidang muka (m2)
V = kecepatan (km/jam)
Perbandingan berat kendaraan terhadap kekuatan mesinnya merupakan nilai yang berguna
sebagai petunjuk untuk mengetahui kemampuan suatu kendaraan secara umum dan
31
merupakan nilai perbandingan berat kendaraan total dan jumlah tenaga kuda yang tersedia
untuk medorong. Semakin besar nilai perbandingannya akan semakin lamban pergerakannya.