Anda di halaman 1dari 7

Bronchopneumonia Pada Anak

Posted on Mei 26, 2012 by nursesinlove


Standar

A. Definisi
Bronchopneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang menyebar membentuk bercak-
bercak infitiat (konsolidasi) di aveoulus bronkiolus terminalis yang sebelumnya didahulu oleh
ISPA (Husain A, 1985).
Bronchopneumonia terjadi pada ujung akhir bronkiolus yang tersumbat oleh eksudat muko
purulen yang membentuk bercak konsolidasi dalam lobus yang berbeda didekatnya (Wong,
1996).
Bronchopneumonia merupakan salah satu jenis penyakit saluran pernafasan yang terjadi akibat
saluran infeksi akut diruang alveoli paru-paru,dapat melibatkan saluran bronkus pneumonia
lobaris atau lebih bercak (lobuler) jika terbatas pada alveoli berdampingan pada bronki
(Sacharine, 1997).
Bronchopneumonia dapat juga dikatakan suatu keradangan pada parenkim paru yang disebabkan
oleh bakteri, virus, jamur, ataupun benda aing (Hidayat, 2006).
Bronchopneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah khususnya pada
bronchus yang dapat mengenai parenkim paru (Mansjoer, 2000).
Kesimpulan dari penjelasan diatas adalah bronchopneumonia adalah peradangan pada parenkim
paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, parasit dll) yang menyebar
membentuk bercak-bercak infiltrat (konsolidasi) di alvioli.

B. Etiologi

Bakteri : Pneumokokus merupakan penyebab utama pneumonia, dimana pada anak-anak serotipe
14, 1, 6, dan 9, Streptokokus dimana pada anak-anak dan bersifat progresif,Stafilokokus, H.
Influenza, Klebsiela, M. Tuberkulosis, Mikoplasma pneumonia.
Virus : Virus adeno, Virus parainfluenza, Virus influenza, Virus respiratori sinsisial.
Jamur : Kandida, Histoplasma, Koksidioides.
Protozoa : Pneumokistis karinii.
Bahan kimia :Aspirasi makanan/susu/isi lambung
Keracunan hidrokarbon (minyak tanah, bensin, dan sebagainya).

C. Patofisiologi
Bronchopneumonia selalu didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas yang disebabkan oleh
bakteri staphylococcus, Haemophillus influenzae atau karena aspirasi makanan dan minuman.
Dari saluran pernafasan kemudian sebagian kuman tersebut masukl ke saluran pernafasan bagian
bawah dan menyebabkan terjadinya infeksi kuman di tempat tersebut, sebagian lagi masuk ke
pembuluh darah dan menginfeksi saluran pernafasan dengan ganbaran sebagai berikut:
1. Infeksi saluran nafas bagian bawah menyebabkan tiga hal, yaitu dilatasi pembuluh darah
alveoli, peningkatan suhu, dan edema antara kapiler dan alveoli.
2. Ekspansi kuman melalui pembuluh darah kemudian masuk ke dalam saluran pencernaan dan
menginfeksinya mengakibatkan terjadinya peningkatan flora normal dalam usus, peristaltik
meningkat akibat usus mengalami malabsorbsi dan kemudian terjadilah diare yang beresiko
terhadap gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
A. Manifestasi klinis

Menurut Wong (1996) tanda dan gejala dari bronchopneumonia adalah:

1. Demam

Suhu mencapai 39,5oC 40,5oC bila terjadi proses inflamasi atau 103oF- 105o F.

1. Penyumbatan pada jalan nafas

Adanya sumbatan pada membran mukosa pada hidung menyebabkan saluran pernafasan
mengalami penyimpitan ambat eksudasi yang berhubungan dengan pemberian makanan pada
bayi yang mengalami gangguan pernafasan dengan didukung ambt dari atitis media dan sinusitis.

1. Batuk dan yeri dada

2. Perubahan sistem pernafasan

Sistem pernafasan yang mengalami infeksi untuk memanifestasikan pernafasan yang cepat dapat
juga disertai dengan cairan (rinorea) atau kental bernanah, tergantung dari tipe dan tempat
inflamasi.

1. Bunyi nafas

Serak, merintih, stridor, wheezing, crackles, tanpa bunyi.

1. Tenggorokan luka

Komplikasi dari inflamasi tingkat tinggi.

1. Mengismus

Dikompensasikan dengan sakit kepala, nyeri dan kekakuan punggung dan leher, peningkatan
suhu.

1. Anoneksia

Menyerang anak yang terinfeksi akut

1. Muntah

Anak mudah muntah jika sakit, hal ini menunjukan ada serangan infeksi,biasanya tidak lama
tetapi tetap terjadi selama sakit
1. Diare

Biasanya ringan kemudian berat, sering menyertai infeksi pernafasan dan dapat menyebabkan
dehidrasi

1. Nyeri perut

Spasme otot mungkin disebabkan karena faktor muntah, takut, gelisah dan ketegangan pada
anak.

B. Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan bronchopneumonia menurut Dahlan (2001) antara lain:

1. Terapi oksigen

2. Humidifikasi dengan nebulazer untuk pengenceran dahak yang kental

3. Fisio terapi dada untuk pengeluaran dahak

4. Penaturan cairan

5. Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan

6. Obat motropik seperti dobutamin atau dopamine kadang-kadang diperlukan bila terdapat
komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal prenatal.

7. Ventilasi mekanis,indikasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia adalah:

1) Hipoksemia

2) Gagal nafas

3) Respiratori arrest

4) Restensi aputum

1. Drainase epidema bila ada

2. Bila terdapat gagal nafas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang didapatkan
terutama dari lemak.
C. Pemeriksaan penunjang

a. Sinar x : mengidentifikasi distribusi struktural; dapat juga menyatakan abses luas/infiltrat,


empiema(stapilococcus); infiltrasi menyebar atau terlokalisasi (bakterial); atau penyebaran
/perluasan infiltrat nodul (virus). Pneumonia mikoplasma sinar x dada mungkin bersih.

b. GDA : tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlibat dan penyakit
paru yang ada.

c. Pemeriksaan gram/kultur sputum dan darah : diambil dengan biopsi jarum, aspirasi
transtrakeal, bronkoskopifiberotik atau biopsi pembukaan paru untuk mengatasi organisme
penyebab.

d. JDL : leukositosis biasanya ada, meski sel darah putih rendah terjadi pada infeksi virus,
kondisi tekanan imun memungkinkan berkembangnya pneumonia bakterial.

e. Pemeriksaan serologi : titer virus atu legionella, aglutinin dingin.

f. LED : meningkat

g. Pemeriksaan fungsi paru : volume ungkin menurun (kongesti dan kolaps alveolar); tekanan
jalan nafas mungkin meningkat dan komplain menurun, hipoksemia.

h. Elektrolit : natrium dan klorida mungkin rendah

i. Bilirubin : mungkin meningkat

j. Aspirasi perkutan/biopsi jaringan paru terbuka :menyatakan intranuklear tipikal dan


keterlibatan sitoplasmik(CMV) (Doenges, 1999)

D. Asuhan Keperawatan Bronchopneumonia pada anak

1. Pengkajian

1. Identitas.

Umumnya anak dengan daya tahan terganggu akan menderita pneumonia berulang atau tidak
dapat mengatasi penyakit ini dengan sempurna. Selain itu daya tahan tubuh yang menurun akibat
KEP, penyakit menahun, trauma pada paru, anesthesia, aspirasi dan pengobatan antibiotik yang
tidak sempurna.

Nama, Umur , Jenis kelamin, Agama, Suku, Pekerjaan, Status perkawinan, Tanggal MRS,
Pengkajian, Penanggung jawab, Regester, Diagnosa masuk , Alamat

2. Riwayat Keperawatan.
i. Keluhan utama.

Anak sangat gelisah, dispnea, pernapasan cepat dan dangkal, diserai pernapasan cuping hidupng,
serta sianosis sekitar hidung dan mulut. Kadang disertai muntah dan diare.atau diare, tinja
berdarah dengan atau tanpa lendir, anoreksia dan muntah.

ii. Riwayat penyakit sekarang.

Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran pernapasan bagian atas selama
beberapa hari. Suhu tubuh dapat naik sangat mendadak sampai 39-40oC dan kadang disertai
kejang karena demam yang tinggi.

iii. Riwayat penyakit dahulu.

Pernah menderita penyakit infeksi yang menyebabkan sistem imun menurun.

iv. Riwayat kesehatan keluarga.

Anggota keluarga lain yang menderita penyakit infeksi saluran pernapasan dapat menularkan
kepada anggota keluarga yang lainnya.

c. Riwayat kesehatan lingkungan.

Menurut Wilson dan Thompson, 1990 pneumonia sering terjadi pada musim hujan dan awal
musim semi. Selain itu pemeliharaan ksehatan dan kebersihan lingkungan yang kurang juga bisa
menyebabkan anak menderita sakit. Lingkungan pabrik atau banyak asap dan debu ataupun
lingkungan dengan anggota keluarga perokok.

d. Imunisasi.

Anak yang tidak mendapatkan imunisasi beresiko tinggi untuk mendapat penyakit infeksi saluran
pernapasan atas atau bawah karena system pertahanan tubuh yang tidak cukup kuat untuk
melawan infeksi sekunder.

e. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan.

f. Nutrisi.

Riwayat gizi buruk atau meteorismus (malnutrisi energi protein = MEP).

2. Pemeriksaan persistem.

a. Sistem kardiovaskuler.

Takikardi, iritability.
b. Sistem pernapasan.

Sesak napas, retraksi dada, melaporkan anak sulit bernapas, pernapasan cuping hdidung, ronki,
wheezing, takipnea, batuk produktif atau non produktif, pergerakan dada asimetris, pernapasan
tidak teratur/ireguler, kemungkinan friction rub, perkusi redup pada daerah terjadinya
konsolidasi, ada sputum/sekret. Orang tua cemas dengan keadaan anaknya yang bertambah sesak
dan pilek.

c. Sistem pencernaan.

Anak malas minum atau makan, muntah, berat badan menurun, lemah. Pada orang tua yang
dengan tipe keluarga anak pertama, mungkin belum memahami tentang tujuan dan cara
pemberian makanan/cairan personde.

d. Sistem eliminasi.

Anak atau bayi menderita diare, atau dehidrasi, orang tua mungkin belum memahami alasan
anak menderita diare sampai terjadi dehidrasi (ringan sampai berat).

e. Sistem saraf.

Demam, kejang, sakit kepala yang ditandai dengan menangis terus pada anak-anak atau malas
minum, ubun-ubun cekung.

f. Sistem lokomotor/muskuloskeletal.

Tonus otot menurun, lemah secara umum,

g. Sistem endokrin.

Tidak ada kelainan.

h. Sistem integumen.

Turgor kulit menurun, membran mukosa kering, sianosis, pucat, akral hangat, kulit kering, .

i. Sistem penginderaan.

Tidak ada kelainan.

Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi bronkus


2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan pemasukan b.d faktor biologis.(Sesak nafas)

3. Hipertemi berhubungan dengan ketidakefektifan termoregulasi.

4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan


oksigen yang ditandai dipsnea.

Anda mungkin juga menyukai