TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Es Krim
Es krim adalah produk pangan beku yang dibuat melalui kombinasi proses
pembekuan dan agitasi pada bahan-bahan yang terdiri dari susu dan produk susu,
bahan es krim atau Ice Cream Mix (ICM) sehingga diperoleh penambahan volume
yang membuat es krim menjadi lebih ringan, tidak terlalu padat, dan mempunyai
tekstur yang lembut (Padaga dan Sawitri, 2005). Syarat mutu es krim berdasarkan
SNI No. 01-3713-1995 dapat dilihat pada Tabel 1. Komposisi adonan akan sangat
mulai dari bahan baku, proses pengolahan, proses pembekuan, pengemasan, dan
Berikut bahan baku dan proses pembuatan es krim menurut Padaga dan
Sawitri (2005) :
a. Lemak susu
dengan kadar berkisar antara 8%-16%. Lemak dalam es krim dapat meningkatkan
5
6
Bahan padatan susu bukan lemak atau Milk Solid Non Fat (MSNF) untuk
biasanya digunakan sebanyak 9%-12%. MSNF juga penting sebagai sumber protein
menstabilkan daya ikat air yang berpengaruh pada kekentalan dan tekstur es krim
yang lembut. Bahan-bahan yang biasa digunakan antara lain susu skim, susu bubuk
c. Bahan Penstabil
pada keadaan sebelum dibekukan dan dapat memperpanjang masa simpan karena
yang umum digunakan adalah carboxy methyl cellulose (CMC), gum arab,
d. Bahan Pemanis
e. Bahan Pengemulsi
diperoleh es krim yang lembut. Bahan pengemulsi yang biasa digunakan adalah
a. Pencampuran Bahan
seperti MSNF dan gula ditambahkan dalam campuran secara perlahan-lahan untuk
b. Pasteurisasi
2012). Pasteurisasi dapat dilakukan dengan empat metode yaitu metode batch pada
suhu 68,3OC selama 25-30 menit, metode High Temperature Short Time (HTST)
pada suhu 80OC selama 25 detik, metode Ultra High Temperature (UHT) pada suhu
98,9OC-129,4OC selama 4 detik, dan metode pasteurisasi vakum pada suhu 90OC-
c. Homogenisasi
seluruh produk untuk memperoleh tekstur yang halus dengan memecah globula
lemak. Selain itu homogenisasi dapat menghasilkan produk yang lebih seragam.
d. Pendinginan
hingga 0OC-4OC. Pendinginan dengan suhu di atas 4OC dapat menyebabkan adonan
menjadi sangat kental dan es krim yang dihasilkan memiliki kristal es yang besar
Aging dilakukan dengan mendiamkan adonan pada suhu 5OC selama 4 jam.
f. Pembekuan
mengaduk agar kristal es yang terbentuk lembut dan halus. Pembekuan yang tidak
g. Pengemasan
otomatis, dan prinsipnya harus dilakukan secara cepat agar es krim tidak meleleh.
h. Pengerasan
Pengerasan biasanya dilakukan pada suhu -17OC atau lebih rendah. Pengerasan
konsumen.
10
2.2. Susu
Susu adalah cairan berwarna putih yang disekresi oleh kelenjar mammae
(ambing) pada binatang mamalia betina untuk bahan makanan dan sumber gizi bagi
anaknya (Winarno, 1993). Sebagian besar susu yang dikonsumsi manusia berasal
dari sapi. Susu merupakan bahan pangan alami yang hampir sempurna. Sebagian
besar zat gizi esensial ada dalam susu, diantaranya protein, kalsium, fosfor, vitamin
A, tiamin (vitamin B1), dan lain-lain. Susu merupakan sumber kalsium paling baik
karena disamping kandungan kalsium yang tinggi, laktosa di dalam susu membantu
absorbsi susu di dalam saluran cerna (Almatsier, 2002). Berikut kandungan gizi
Saat ini banyak susu yang beredar di pasaran. Beberapa jenis susu yang
1. Susu segar, adalah cairan dari ambing sapi, kerbau, kuda, kambing, dan hewan
ternak penghasil susu lainnya yang sehat dan bebas dari kolostrum, serta
mendapat perlakuan apapun kecuali pendinginan. Susu jenis ini kadar lemak
susunya tidak kurang dari 3%, sedangkan total padatan bukan lemak tidak
2. Susu pasteurisasi, adalah produk susu cair yang diperoleh dari susu segar atau
susu rekonstitusi atau susu rekombinasi yang dipanaskan dengan metode HTST
atau metode Holding, dan dikemas segera dalam kemasan yang steril secara
aseptis. Susu jenis ini kadar lemak susunya tidak kurang dari 3% dan total
3. Susu UHT, adalah produk susu cair yang diperoleh dari susu segar atau susu
rekonstitusi atau susu rekombinasi yang disterilkan pada suhu tidak kurang dari
135OC selama 2 detik dan dikemas segera dalam kemasan steril secara aseptis.
Susu jenis ini kadar lemak susunya tidak kurang dari 3% dan total padatan
4. Susu tanpa lemak atau susu skim, adalah produk susu cair yang sebagian besar
secara UHT. Susu jenis ini kadar lemak susunya tidak lebih dari 1,25% dan
5. Susu kental manis, adalah produk susu berbentuk cairan kental yang diperoleh
dengan menghilangkan sebagian air dari campuran susu dan gula hingga
12
dipasteurisasi. Susu jenis ini kadar lemak susunya tidak kurang dari 8%.
6. Susu bubuk berlemak (full cream), adalah produk susu berbentuk bubuk yang
diperoleh dari susu cair, atau susu hasil pencampuran susu cair dengan susu
kental atau krim bubuk, yang telah dipasteurisasi dan melalui proses
pengeringan. Susu jenis ini kadar lemak susunya tidak kurang dari 26% dan
tinggi. Hasil samping dari penggilingan beras merah adalah bekatul beras merah.
Bekatul (rice bran) adalah bagian luar beras yang terlepas menjadi serbuk halus
pada proses penggilingan padi yang terdiri dari lapisan aleuron, endosperm, dan
embrio (Hadipernata, 2007). Menurut Ainia et al. (2001) dalam Iriyani (2011),
tinggi yaitu sebesar 8,8% padi di dunia setelah Cina dan India. Penggilingan padi
yang berada dalam bekatul yaitu tokoferol dan tokotrienol. Tokoferol adalah
vitamin E yang bersifat antioksidan yang kuat sehingga sangat penting dalam
dapat berperan sebagai antioksidan. Widarta dan Arnata (2014) menyatakan bahwa
dalam 100 gram bekatul beras merah terdapat 743,51 mg total fenolik, 5,45 mg total
13
antosianin, 92,19% aktivitas antioksidan, dan 441,74 mg/L IC50. Selain itu, bahan
pati, 19,3-23,8% serat, 2,8-4,1% abu, dan 2,4-2,7% gula (Putrawan et al., 2009
dalam Iriyani, 2011). Kandungan gizi yang tinggi ini menjadikan bekatul sebagai
salah satu bahan suplementasi dalam rangka pengkayaan gizi suatu produk pangan
olahan.
Semakin tinggi kandungan zat gizi suatu bahan pangan, maka akan semakin
mengalami kerusakan enzimatis oleh enzim lipase menjadi beraroma tengik akibat
kandungan lemak tak jenuh. Ketengikan terjadi akibat lipase yang menghidrolisis
lemak menjadi asam lemak bebas dan gliserol. Asam lemak bebas dioksidasi oleh
memperoleh bekatul yang bersifat food grade. Food grade rice bran memiliki
karakteristik antara lain berbentuk butiran halus, berwarna coklat muda, dan
memiliki flavor yang khas (Cheruvanky et al., 2004 dalam Wuryani, 2012).
Stabilisasi bertujuan untuk menginaktifkan enzim lipase yang ada pada bekatul
sehingga kadar asam lemak bebas menurun serta mengontrol pertumbuhan mikroba
autoklaf pada suhu tinggi dalam waktu yang singkat serta metode yang paling
sederhana yaitu dengan pengovenan bekatul. Stabilisasi bekatul pada suhu tinggi
dalam waktu yang singkat mampu menginaktifkan enzim lipase yang terdapat pada
14
bekatul yang dilihat dari rendahnya nilai Triobarbituric acid (TBA) serta
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, suhu dan waktu pengovenan yang
suhu 1000C dan waktu 15 menit dengan persentase peningkatan nilai TBA yaitu