Anda di halaman 1dari 42

12/06/2017

Perencanaan Tebal
Perkerasan
METODE ANALISA KOMPONEN
12/06/2017

METODE ANALISA KOMPONEN


Rumus umum:
Log Wt18 = 9.36 log (ITP+1)-0.20+Gt/(0.40+(1094/(ITP+1)5.19))
+log FR + 0.372(DDT-3)
Dimana:
Wt18 = beban lalin selama UR atas dasar beban 18 kips yang
diperhitungkan terhadap faktor regional
Gt = log (IPo-IPt)/(IPo-1.5)
DDT = daya dukung tanah dasar yang merupakan korelasi dari
CBR
FR = faktor regional (0.5-4)
Bersumber pada AASHTO 72
12/06/2017

Daya Dukung
Tanah Dasar
Punya korelasi dengan CBRsubgrade
Gunakan Grafik
CBR skala log
DDT skala linear
12/06/2017

Faktor Regional
Menurut AASHTO merupakan faktor pengaruh dari: drainase,
muka air tanah, kelandaian jalan
Menurut Bina Marga merupakan faktor pengaruh dari curah
hujan
Kelandaian I Kelandaian II Kelandaian III
(< 6 %) (6 10 %) (> 10 %)
Curah Hujan
% kendaraan berat % kendaraan berat % kendaraan berat
30 % > 30 % 30 % > 30 % 30 % > 30 %
Iklim I
0,5 1,0 1,5 1,0 1,5 2,0 1,5 2,0 2,5
< 900 mm/th
Iklim II
1,5 2,0 2,5 2,0 2,5 3,0 2,5 3,0 3,5
> 900 mm/th
12/06/2017

Faktor Regional
Catatan:
Pada bagian-bagian jalan tertentu, seperti persimpangan,
pemberhentian atau tikungan tajam (R=30m) FR ditambah
dengan 0.5.
Pada daerah rawa FR ditambah 1.0.
12/06/2017

Indeks Permukaan (IP)


Merupakan nilai kerataan/kehalusan serta kekokohan
permukaan yang bertalian dengan tingkat pelayanan bagi lalu
lintas yang lewat
Terdapat IPo dan IPt
IPo = indeks permukaan pada awal usia rencana (lihat Tabel)
Tergantung jenis lapis permukaan yang direncanakan atau nilai
roughness.
IPt = indeks permukaan pada akhir umur rencana (lihat Tabel)
Tergantung lintas ekivalen rencana dan klasifikasi jalan.
12/06/2017

Indeks Permukaan Awal (IPo)


Jenis Lapis Roughness
IPo
Contoh: Bila jalan Perkerasan (mm/km)
direncanakan untuk 4 1000
LASTON
perkerasan aspal 3,9 3,5 > 1000
beton maka IPo > 4 3,9 3,5 2000
LASBUTAG
3,4 3,0 > 2000
3,9 3,5 2000
HRA
3,4 3,0 > 2000
BURDA 3,9 3,5 < 2000
BURTU 3,4 3,0 < 2000
3,4 3,0 3000
LAPEN
2,9 2,5 > 3000
LATASBUM 2,9 2,5
BURAS 2,9 2,5
LATASIR 2,9 2,5
JALAN TANAH 2,4
JALAN KERIKIL 2,4
12/06/2017

Indeks Permukaan Akhir (IPt)

Lintas Ekivalen Rencana *) Klasifikasi Jalan

(LER) Lokal Kolektor Arteri Tol

< 10 1,0 1,5 1,5 1,5 2,0

10 100 1,5 1,5 2,0 2,0


100 1000 1,5 2,0 2,0 2,0 2,5
> 1000 2,0 2,5 2,5 2,5

Pada proyek-proyek penunjang jalan, jalan murah atau jalan darurat maka
IP dapat diambil 1,0.
LER merupakan ekivalen dari beban sumbu standar 8.16 ton
12/06/2017

Indeks Permukaan Akhir (IPt)

IPt = 1.0 jalan rusak berat


IPt = 1.5 jalan dengan tingkat pelayanan rendah

(jalan tidak terputus)


IPt = 2.0 jalan dengan tingkat pelayanan rendah bagi jalan

yang masih mantap


IPt = 2.5 jalan dengan kondisi permukaan masih cukup
baik
Contoh: Jalan tol IPt = 2.5 artinya pada perencanaan jalan tol
diharapkan pada akhir umur rencana kondisi jalan
masih cukup baik. Jalan tol tidak boleh IPt < 2.5, karena
jalan ini merupakan jalan bebas hambatan.
12/06/2017

Indeks Permukaan Akhir (IPt)

Penentuan nilai IPo dan IPt ini untuk menentukan Nomogram


untuk menentukan Indeks Tebal Perkerasan (ITP)
ITP akan dijelaskan lebih lanjut !!!
12/06/2017

Lintas Ekivalen Rencana (LER)

LER = LET x FP
FP = UR / 10
Contoh: umur rencana (UR) = 20 th FP = 20 / 10 = 2
LET = 0.5 (LEP + LEA)
LEP = LHR (1+i)n . C . E
LEA = LHR (1+i)UR . C . E
12/06/2017

Lintas Ekivalen Rencana (LER)

Contoh: bila volume kendaraan sbb.


Angka pertumbuhan = i = 6 %
Umur Rencana = UR = 20 th
Type jalan = 6 / 2 UD
Hitung LER20th !!!
12/06/2017

Lintas Ekivalen Rencana (LER)


1. Hitung angka ekivalen masing-masing kendaraan:

Etunggal = Etandem =
12/06/2017

Lintas Ekivalen Rencana (LER)

2. Tentukan koef. C:

3. Hitung LEP (Lintas Ekivalen Permulaan) : LEP = LHR . E . C


12/06/2017

Lintas Ekivalen Rencana (LER)

4. Hitung LEA (Lintas Ekivalen Akhir) : LEA = LHR (1+i)UR . C . E

LEA = LEP (1+0.06)20 = 60.065 (1.06)20 = 192.637

5. Hitung LET (Lintas Ekivalen Tengah) : LET = 0.5 (LEP + LEA)

LET = 0.5 (60.065 + 192.637) = 126.351

6. Hitung LER (Lintas Ekivalen Rencana) : LER = LET x FP

LER = 126.351 x 20/10 = 252.702


12/06/2017

Contoh Penggunaan Nomogram


Setelah direncanakan IPo dan diketahui LER maka dapat diketahui
IPt, kemudian juga diketahui DDT dan FR, maka tahap selanjutnya
adalah memilih NOMOGRAM yang sesuai dengan IPo dan IPt.
Nomogram u/ metode MAK ada 9 buah
Contoh penggunaan:
Bila diketahui jalan arteri dengan LER = 252.702 maka IPt = 2 2.5
diambil IPt = 2.5
Lintas Ekivalen Rencana
Klasifikasi Jalan
*)
(LER) Lokal Kolektor Arteri Tol
< 10 1,0 1,5 1,5 1,5 2,0
10 100 1,5 1,5 2,0 2,0
100 1000 1,5 2,0 2,0 2,0 2,5
> 1000 2,0 2,5 2,5 2,5
12/06/2017

Indeks Permukaan Awal (IPo)


Jenis Lapis Roughness
IPo
Bila jalan direncanakan Perkerasan (mm/km)
dengan LASTON IPo = 4 4 1000
LASTON
3,9 3,5 > 1000
3,9 3,5 2000
LASBUTAG
3,4 3,0 > 2000
3,9 3,5 2000
HRA
3,4 3,0 > 2000
BURDA 3,9 3,5 < 2000
BURTU 3,4 3,0 < 2000
3,4 3,0 3000
LAPEN
2,9 2,5 > 3000
LATASBUM 2,9 2,5
BURAS 2,9 2,5
LATASIR 2,9 2,5
JALAN TANAH 2,4
JALAN KERIKIL 2,4
12/06/2017

Faktor Regional (FR)


Diketahui:
Curah hujan = 500 mm/th
Kelandaian jalan rata-rata = 4 %
Jumlah kendaraan berat = 29 % dari total LHR
Maka FR = 0.5

Kelandaian I Kelandaian II Kelandaian III

(< 6 %) (6 10 %) (> 10 %)
Curah Hujan
% kendaraan berat % kendaraan berat % kendaraan berat

30 % > 30 % 30 % > 30 % 30 % > 30 %

Iklim I
0,5 1,0 1,5 1,0 1,5 2,0 1,5 2,0 2,5
< 900 mm/th

Iklim II
1,5 2,0 2,5 2,0 2,5 3,0 2,5 3,0 3,5
> 900 mm/th
12/06/2017

Daya Dukung Tanah


Diketahui:
CBR segmen rata2 = 2.9

CBR = 2.9
DDT = 3.8

CBR = 2.9
12/06/2017

Indeks Tebal Perkerasan (ITP)


IPo = 4
IPt = 2.5
DDT = 3.8
LER = 252.7
FR = 0.5

ITP = 9.4
12/06/2017

Indeks Tebal Perkerasan (ITP)


ITP = a1.D1 + a2.D2 + a3.D3
SURFACE D1
a1, a2, a3 = kekuatan relatif (lihat Tabel)
D1, D2, D3 = tebal lapis perkerasan (lihat BASE COURSE D2
Tabel)
Berdasarkan hasil dari Nomogram 1 SUBBASE COURSE D3
ITP = 9.4
SUBGRADE
Bila direncanakan:
Surface: laston
a1=0.4
Base course: laston atas
a2= 0.28
Sub base: batu pecah kelas A
a3 = 0.13
12/06/2017

a1, a2, a3
12/06/2017

Tebal
Minimum
12/06/2017

Indeks Tebal Perkerasan (ITP)


ITP = a1.D1 + a2.D2 + a3.D3
SURFACE D1
9.4 = 0.4 x 7.5 + 0.28 x 10 + 0.13 x D3
D3 = (9.4 3 2.8 ) / 0.13 = 27.7 BASE COURSE D2
Dipakai D3 = 30 cm
Jadi tebal perkerasan:
SUBBASE COURSE D3
D1 = 7.5 cm SUBGRADE
D2 = 10 cm CBR 2.9%
D3 = 30 cm
Total = 47.5 cm
12/06/2017

Tugas 4:
1. Bila diketahui CBR tanah dasar sbb:
3.1; 3.04; 3.04; 3.12; 3.1; 3.1; 3.07; 3.18; 3.15; 3.15; 3.18; 3.18; 3.72;
4.22; 4.64. Tentukan CBR segmen cara grafis.

CBR segmen = 3.05


12/06/2017

2. Bila diketahui data lalin sbb:


12/06/2017
12/06/2017
12/06/2017
12/06/2017

3. Dengan data lalulintas dan CBR tsb. di atas (soal 1 dan soal
2) Rencanakan tebal perkerasan sampai tahun 2013
(UR=10th) menggunakan metoda analisa komponen, dengan
data tambahan sebagai berikut:
Type jalan kolektor 2/2 UD (2 lajur dari tabel diketahui C=0.5)
Kelandaian rata-rata : 12 %
Curah hujan rata-rata : 750 mm/th
Jalan menggunakan LASTON tingkat kerataan >1000 mm/km
Lapis atas LASTON
Lapis pondasi atas (base course) batu pecah kelas B
Lapis pondasi bawah (subbase) sirtu kelas B

URUTAN PENGERJAAN SOAL NO.3:


1. Hitung LEP = LHR2003 x C x E
2. Hitung LEA = LHR2013 x C x E
3. Hitung LET = (LEP+LEA) x 0.5
4. Hitung LER dengan FP = UR/10 LER = LET x FP
5. Tentukan IPt dan IPo, DDT
6. Gunakan Nomogram
7. Tentukan ITP-nya dan harga masing-masing a1,a2,a3
8. Rencanakan tebal lapis pondasi bawahnya
9. Hitung total tebal lapis perkerasan = tanah yang akan digali
12/06/2017

Direncanakan u/ Laston, nilai roughness > 1000 mm/km IPo = 3.9-3.5


Jalan kolektor; LER = 80.2 IPt = 1.5-2.0 ; ambil IPt = 2

Gunakan Nomogram 4.

% juml. Kend berat = (100+271+16+15)/9555 * 100% = 4.20%


Curah hujan = 750 mm/th ; kelandaian = 12 %
FR = 1.5 ; CBR = 3.05 DDT = 3.9
12/06/2017

Perencanaan tebal perkerasan pada ruas


jalan adalah sebagai berikut :

~ Tanah dasar (sub grade) dengan harga CBR 3,05 %,


didapatkan daya dukung tanah (DDT) = 3,80. Dengan LER = 80
dan FR = 1,5 diperoleh ITP subbase= 8,5 (Nomogram 4)

~ Lapisan pondasi bawah (sub base course) menggunakan sirtu /


pitrun (kelas B) dengan harga CBR 50 %, didapatkan daya
dukung tanah (DDT) = 9,1. Dengan LER = 80 dan FR = 1,5
diperoleh ITP base= 3,60 (Nomogram 4).

~ Lapisan pondasi atas (base course) menggunakan batu pecah


kelas B dengan harga CBR 80 %, didapatkan daya dukung
tanah (DDT) = 9,8. Dengan LER = 80 dan FR = 1,5 diperoleh
ITP surface = 3,10 (Nomogram 4).
12/06/2017

Nomogram 4

ITP = 3.1
ITP = 3.5

ITP = 8.5

Lapis subbase
Lapis base
Lapis permukaan
12/06/2017

~Tebal lapisan permukaan (surface course), D1 :


ITP = a1. D1
3.10 = 0.35 . D1
D1 = 3.10 / 0,35
= 8.85 cm > tebal minimum = 5 cm
Dipakai D1 sebesar 10 cm.
SURFACE D1
BASE COURSE D2
~Tebal lapisan pondasi atas (base course), D2 :
ITP = a1. D1 + a2. D2 SUBBASE COURSE D3
3.5 = 0.35 x 8.85 + 0,13 x D2
SUBGRADE
D2 = 3,09 cm < tebal minimum = 20 cm CBR 2.9%
Dipakai D2 sebesar 20 cm.

~Tebal lapisan pondasi bawah (sub base course), D3 :


ITP = a1. D1 + a2. D2 + a3. D3
8. 5 = 0.35 x 8.85 + 0.13 x 3.09 + 0.12 . D3
D3 = 40.82 cm 45 cm > tebal minimum = 10 cm
Dipakai D3 sebesar 45 cm.
12/06/2017

Nomogram 2
12/06/2017

Nomogram 3
12/06/2017

Nomogram 4
12/06/2017

Nomogram 5
12/06/2017

Nomogram 6
12/06/2017

Nomogram 7
12/06/2017

Nomogram 8
12/06/2017

Nomogram 9

Anda mungkin juga menyukai