Anda di halaman 1dari 1

PEMERIKSAAN FISIK DAN DIAGNOSTIK

A. PEMERIKSAAN FISIK
Temuan fisik kemudian dikaji untuk memastikan data subyektif yang didapat dari pasien.
Abdomen di inspeksi, di auskultasi, di palpasi dan di perkusi. Pasien ditempatkan pada
posisi supine. Kontur dan simetrisitas dari abdomen dilihat dengan identifikasi
penonjoloan local, ditensi atau gelombang peristaltic. Auskultasi dilakukan sebelum
palpasi dan perkusi untuk mencegah terjadi perubahan motilitasi usus. Karakter, local dan
frekwensi usus dicatat, timpani atau pekak dicatat selama perkusi. Palpasi digunakan
untuk mengidentifikasi massa abdomen atau area nyeri tekan. Adanya temuan abnormal
harus dicatat berdasarkan kwadran atau region region untuk menggambarkan abdomen.
1. Pemeriksaan fisik pada mulut dan faring
Inspeksi warna bibir, kesimetrisan, luka/ulkus, kemampuan membuka dan menutup
mulut. Inspeksi lidah, bagian dalam mulut, warna dan kondisi membrane mukosa,
keadaan gigi geigi dan gusi, dikaji apakah ada carries, imflamasi atau tanda tanda
perdarahan.
2. Pemeriksaan fisik pada abdomen :
Inspeksi : perubahan warna di abdomen, distribusi rambut, adanya ras, lesi, striae,
petechie, scar atau ikterik kesimetrisan.
Auskultasi : bising usus bunyi klik lembut yang terdengar setiap 5-10 detik disetiap
kwadran abdomen, bising usus normal terdengar 5-12 kali/menit, bising usus tidak
ada : dijumpai setelah tindakan pembedahan, peritonitis, ileus paralitik, bising usus
meningkat disebabkan hipermotilitas usus pada diare atau gastroenteritis obstruksi
usus, bising abdomen ( bruit ) merupakan bunyi dari pembuluh darah ( artery
narrowing ).
Perkusi : menentukan ukuran dan lokasi organ abdomen

Anda mungkin juga menyukai