Oleh :
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
JURUSAN MANAJEMEN
MALANG, 2015
BAB 1
PENDAHULUAN UMUM
Jumlah peternakan sapi perah yang ada di Malang dan Batu memang
cukup banyak ditemui. Namun hal tersebut tidak lantas membuat peluang
dalam usaha peternakan ini menjadi surut atau sedikit. Justru dengan
banyaknya jumlah peternakan sapi yang ada di daerah Malang dan Batu ini
membuat keyakinan akan keputusan mendirikan peternakan sapi perah
menjadi semakin bertambah. Hal tersebut karena banyaknya pasar yang
masih berpotensi sebagai pasar dari output yang dihasilkan dari peternakan
sapi ini. Selain itu, banyaknya peternakan sapi perah yang beralih ke sapi
potong seperti yang dilansir pada www.krjogja.com dan www.trobos.com
membuat pasar dari peternakan sapi perah ini sendiri menjadi lebih terbuka
karena berkurangnya persaingan.
Kondisi alam di Malang dan Batu sangat baik dan cocok untuk
dibukanya suatu bisnis peternakan, karena keadaan alamnya yang masih
cukup asri sehingga bisa untuk memenuhi kebutuhan akan peternakan itu
sendiri. Selain itu, dengan usaha peternakan ini akan memberikan kontribusi
untuk pemasukan keuangan daerah untuk memperbaiki infrastruktur daerah
dan yang pasti memiliki profitabilitas yang tinggi yang akan memberikan
keuntungan yang tinggi pula bagi para stackholder. Selain kondisi alamnya
yang memadai, kondisi pasar tenaga kerja yang cocok dalam mengelola
peternakan, masih banyak tersedia di Malang ataupun di Batu karena pada
dasarnya masyarakat daerah Malang dan Batu bekerja di bidang pertanian.
Dengan demikian, diharapkan agar dapat mengurangi tingkat pengangguran
yang ada di Malang ataupun Batu seiring dengan pengembangan usaha
peternakan ini.
Oleh sebab penjelasan diatas, hasil diskusi studi kelayakan bisnis jatuh
kepada Usaha Peternakan Sapi Perah UD. Milchcow Sejahtera.
1.2. MANFAAT
Proposal studi kelayakan bisnis pada gagasan usaha peternakan sapi
perah ini bertujuan untuk :
1.2.1. Membuat proposal usaha yang menjanjikan yang dapat direalisasikan
secara benar dan tepat
1.2.2. Mengetahui kelayakan bisnis dari gagasan usaha peternakan sapi
perah UD. Milchcow Sejahtera
1.2.3. Melatih dalam menganalisis sutau kelayakan bisnis untuk menghidari
kesalahan dalam membuka suatu usaha
1.3. TUJUAN
Dengan mengetahui kelayakan suatu bisnis atau usaha dalam
membuka peternakan sapi perah, dapat diperoleh beberapa manfaat :
1.3.1. Menghindari kesalahan dalam membuka usaha peternakan sapi perah
pada UD. Milchcow Sejahtera
1.3.2. Memperoleh analisis usaha yang sesuai dan layak untuk kemudian
dikembangkan menjadi usaha yang sesungguhnya
1.3.3. Memberikan kontribusi ekonomi yang baik pada daerah dengan usaha
yang layak
1.3.4. Sebagai bahan pembelajaran dalam membuka suatu usaha
KAJIAN PUSTAKA
Jenis sapi perah yang unggul dan paling banyak dipelihara adalah
sapi Shorhorn (dari Inggris), Friesian Holstein (dari Belanda), Yersey (dari
selat Channel antara Inggris dan Perancis), Brown Swiss (dari Switzerland),
Red Danish (dari Denmark) dan Droughtmaster (dari
Australia)(Anonima,2010).Adapun Jenis-jenisSapi Perah yaitu(Anonima,
2010) :
SapiRed Sindhi
Sapi ini berasal dari India. Dalam segala hal hampir sama dengan
Sahiwal tetapi dengan ukuran yang lebih kecil dengan kriteria
sebagai berikut(Anonima, 2010) :
o Bobot sapi betina dewasa 300-350 kg, jantan dewasa 400-454
kg.Kadar lemaknya 4,9%.
o Bobot anak sapi betina baru lahir 18-20 kg, anak sapi jantan
baru lahir 21-24 kg.Produksi rata-rata untuk satu masa laktasi
1.662 atau berkisar 5-6 liter per hari.
Gambar 2.2.Sapi Red Sindhi
SapiJersey
Bangsa Sapi ini terbentuk di Pulau Jersey yang terletak di selat
Channel antara Prancis dan Inggris. Nenek moyang dari sapi
Jersey adalah sapi liar Bos (Taurus) Typicus Longifrons yang
kemudian dikawin silangkan dengan sapi di Paris dan Normandia
(Prancis)(Anonima, 2010).
o Badan sapi Jersey memiliki badan paling kecil diantara
bangsa sapi perah lainnya.
o Kadar lemak susunya tinggi 4,85%
o Memiliki sifat nerveous atau gelisah dan bereaksi cepat
terhadap rangsangan. dengan kata lain sapi jersey tidak begitu
jinak.
SapiGuernsey
Sapi Guernsey berasal dari sapi liar sub-spesies Bos (Taurus)
Typicus longifrons di pulau Guernsey (Inggris) terletak disebelah
barat laut pulau Jersey, di selat Channel. Warnanya kuning tua
dengan belang-belang putih. Tanduknya menjurus keatas dan
agak condong kedepan, dengan ukuran sedang(Anonima,
2010).Sapi Guernseysifatnya lebih tenang dari sapi Jersey
walaupun tak setenang sapi FH. Badannya lebih besar dari pada
sapi Jersey. Bentuknya menyerupai Jersey, tetapi lebih kuat dan
lebih besar(Anonima, 2010).
Gambar 2.5.SapiGuernsey
SapiBrown Swiss
Sapi ini berasal dari Switzerland, tandanya coklat abu muda atau
tua. Pada umumnya coklat seperti warna tikus. Hidung bulu
ekornya berwarna hitam. Ukuran badan dan tulangnya cukup
besar, hampir sama dengan FH. Sifatnya jinak dan mudah
dipelihara, produksi susunya dibawah sapi FH(Anonima, 2010).
o Bobot badannya terberat kedua setelah sapi FH.
o Warna bulu cokelat dengan ragam dari cokelat terang sampai
cokelat gelap.
o Susu sapi Brown Swiss biasanya diolah menjadi keju.
o Kadar lemak susu sapi Brown Swiss rendah.
o Produksi susu rata-rata 5.939 per laktasi.
Gambar 2.7.SapiAyrshire
SapiMilking Shorthorn
Sapi Milking Shorthorn termasuk bangsa sapi tertua yang
terbentuk di Inggris bagian timur laut di lembah Sungai Thames.
Nenek moyang sapi ini adalah bos (Taurus) Typicus Premigenius.
Awal mulanya sapi ini dikenal sebagai bangsa sapi tipe
dwiguna(perah dan pedaging). Pada tahun 1969 peternak
pembibit di Amerika Serikat menggunakan bangsa sapi ini hanya
sebagai sapi perah. Keriteria sapi ini sebagai berikut (Anonima,
2010):
o Warna bervariasi dari hampir putih sampai merah semua, dan
ada yang bewarna campuran merah dan putih.
o Bobot badan ideal jantan 955 kg.
o erat pada saat lahir 34 kg
o Kadar lemak susunya 3,65%.
o Produksi susunya 5.126 kg per laktasi.
Gambar 2.8.SapiMilking Shorthorn
Sapi Peranakan Fries Holland (PFH)
Sapi ini adalah hasil persilangan antara sapi asli Indonesia yakni
antara sapi jawa atau Madura dengan sapi FH. Hasil persilangan
tersebut kini popular dengan sebutan sapi Grati. Sapi PFH ini
banyak diternakkan di Jawa Timur terutama di daerah Grati
(AAK, 1995).Tanda-tanda sapi Peranakan Fries Holland
(PFH)menyerupai FH, produksi relative lebih rendah dari pada
FH sedang badannya pun lebih kecil (AAK, 1995)
Kondisi Ekonomi
Menurut Ditjennak, Peningkatan konsumsi susu nasional tidak
diimbangi dengan peningkatan produksi susu nasional. Dimana
konsumsi susu masyarakat Indonesia terus meningkat (Pradana,
2009).
2.3.3. Aspek Finansial (Keuangan)
Investasi
Besarnya pengeluaran tetap sangat bergantung dari besarnya modal
yang diinvestasikan untuk pembelian tanah, pembuatan kandang,
peralatan dan bibit. Untuk memperhitungkan ongkos tetap sebagai
biaya produksi, peternak harus mengetahui nilai depresiasi
bangunan kandang / peralatan dan bibit serta pengeluaran lain.
Nilai depresiasi tersebut dapat dicari dengan cara membagi jumlah
seluruh investasi dengan jumlah daya pemakaiannya (AAK, 1995).
Biaya Produksi
Biaya produksi dikelompokkan menjadi biaya tetap (fix cost) dan
biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap merupakan biaya-
biaya yang tidak terpengaruh dengan volume produksi. Biaya
variable merupakan biaya yang berubah-ubah sesuai dengan
volume produksi (Pradana, 2009).
Parameter Finansial
o Break Even Point (BEP)
BEP (Break Even Point) merupakan suatu kondisi dimana
diperoleh kalkulasi yang impas usaha agroindustri susu pada
posisi tidak rugi dan tidak untung. Perhitungan BEP dapat
dilakukan dengan satuan harga dan jumlah produk (Pradana,
2009).
o Aspek finansial adalah aspek yang menganalisis perhitungan
nilai investasi, penyusunan laporan keuangan, serta
perhitungan kinerja finansial. Metode yang digunakan untuk
menyatakan kelayakan aspek finansial menggunakan metode
Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of
Return adalah sebagai berikut:
- Payback Period lebih kecil dari umur analisis.
- Net Present Value bernilai positif.
BAB 3
ASPEK-ASPEK USAHA
3.1. VISI DAN MISI
VISI
Sebagai usaha yang baru didirikan, visi usaha harus jelas untuk
menetapkan fokus usaha dan untuk pengembangan dari usaha. Untuk
itu, visi yang ditetapkan adalah :
o Produk susu perah yang berkualitas
o Kestabilan produksi yang cenderung naik untuk memenuhi
permintaan pasar dan pengembangan usaha
o Pengembangan usaha terus-menerus
MISI
Untuk mewujudkan visi usaha, maka misi jangka panjang dan misi
jangka pendek usaha dari Pt. Milchcow Sejahtera adalah sebagai
berikut :
o Misi jangka panjang
- Menambah jumlah sapi dari peternakan
- Meningkatkan pangsa pasar semaksimal mungkin
- Mengembangkan usaha produk olahan susu sapi segar
o Misi jangka pendek
- Pemeliharaan sapi yang terstandar
- Menghasilkan susu berkualitas dengan jumlah yang stabil
- Memperoleh pasar yang tetap
2. Konstruksi Kandang
3. Perlengkapan Kandang
4. Peralatan Kandang
5. Ukuran Kandang
6. Model Kandang
Pimpinan
Dokter Hewan /
pengurus kesehatan sapi
Karyawan
= Rp. 2.240
= 15108 liter
= 8 kuartal
4
Jantan Ekor Hak Milik/Bagi Hasil
Total 60.430.000
Aktiva
Aktiva lancar
Persediaan
Aktiva tetap
Passiva
Kewajiban
Total 143.000.000
Kuartal ke
0 1 2 3 4
Cash in :
4.2. SARAN
Umar, H. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.