Kenakalan Remaja
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Zulfa Fahmy, S.Pd., M.Pd.
Disusun Oleh:
Nama : Farida Amalia
NIM : 164 010 009
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas kasih dan karunia-Nya sehingga
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas dan sebagai
bahan diskusi mata kuliah Bahasa Indonesia Program Studi Agribisnis Universitas
Wahid Hasyim Semarang. Dalam makalah ini membahas tentang apa itu
kenakalan remaja dan penjelasan mengenai segala yang ada dalam lingkup
kenakalan remaja.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja
manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-
anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju
dewasa. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa
yang berjalan antara umur 13 tahun sampai 18 tahun.
Kenakalan remaja adalah gejala alami yang dimiliki setiap manusia, hal ini
disebabkan karena manusia memiliki sifat hendonisme yaitu suka pada
kesenangan. Senada dengan pendapatnya Huizinga (1990:34) yang mengatakan
bahwa pada hakekatnya manusia adalah homo ludes (mahkluk bermain) dan homo
esparans (mahkluk yang selalu berharap). Hakekat dan sifat dasar manusia itu
kalau tidak diimbangi dengan aturan main (ketaatan hukum) dan pemahaman
nilai-nilai agama yang baik maka akan cenderung menjadi perilaku yang negatif
(nakal).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1996, kenakalan dengan kata dasar
nakal adalah suka berbuat tidak baik, suka mengganggu, dan suka tidak menurut.
Sedangkan kenakalan adalah perbuatan nakal, perbuatan tidak baik dan bersifat
mengganggu ketenangan orang lain; tingkah laku yang melanggar norma kehidupan
masyarakat.
Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat
dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan
karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan
kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan
4
identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan
semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.
Masa remaja merupakan masa dimana dianggap sebagai masa topan badai
dan stress (Storm and Stress). Karena mereka telah memiliki keinginan bebas
untuk menentukan nasib sendiri, jika terarah dengan baik maka ia akan
menjadi seorang individu yang memiliki rasa tanggungjawab, tetapi jika tidak
terarah dan terbimbing maka dapat menjadi seorang yang tak memiliki masa
depan dengan baik. Seperti halnya dengan semua periode yang penting selama
rentang kehidupan, masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang
membedakannya dengan periode sebelum dan sesudahnya. Masa pubertas berada
di usia remaja. Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami
perubahan fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual. Masa pubertas dalam
kehidupan kita biasanya dimulai saat berumur 8 hingga 10 tahun dan berakhir
lebih kurang di usia 15 hingga 16 tahun. Perkembangan perilaku remaja pada
masa pubertas ditandai dengan perubahan-perubahan akibat pubertas yaitu
perubahan pada perkembangan perilaku kognitif, sosioemosional, dan seksual.
5
Dalam perspektif perilaku menyimpang, masalah sosial terjadi karena
terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari
nilai dan norma sosial yang berlaku. Perilaku menyimpang dapat dianggap
sebagai sumber masalah karena dapat membahayakan tegaknya sistem sosial.
Penggunaan konsep perilaku menyimpang secara tersirat mengandung makna
bahwa ada jalur baku yang harus ditempuh. Perilaku yang tidak melalui jalur
tersebut berarti telah menyimpang.
Masalah sosial perilaku menyimpang tentang Kenakalan Remaja bisa
melalui pendekatan individual dan pendekatan sistem. Dalam pendekatan
individual melalui pandangan sosialisasi. Berdasarkan pandangan sosialisasi,
perilaku akan diidentifikasi sebagai masalah sosial apabila ia tidak berhasil dalam
melewati belajar sosial (sosialisasi).
Remaja cenderung untuk menganggap diri mereka sangat unik dan
bahkan percaya keunikan mereka akan berakhir dengan kesuksesan dan
ketenaran. Remaja putri akan bersolek berjam-jam di hadapan cermin
karena ia percaya orang akan melirik dan tertarik pada kecantikannya,
sedang remaja putra akan membayangkan dirinya dikagumi lawan jenisnya jika
ia terlihat unik dan hebat.
Para remaja juga sering menganggap diri mereka serba mampu, sehingga
seringkali mereka terlihat tidak memikirkan akibat dari perbuatan mereka.
Tindakan impulsif sering dilakukan; sebagian karena mereka tidak sadar dan
belum biasa memperhitungkan akibat jangka pendek atau jangka panjang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian dari Kenakalan Remaja?
2. Apa sajakah ciri-ciri Pokok kenakalan remaja?
3. Apa sajakah bentuk-bentuk kenakalan remaja?
4. Apa sajakah faktor-faktor penyebab kenakalan remaja?
5. Siapa sajakah pihak yang terkait dengan penanganan kenakalan remaja?
6
6. Bagaimana upaya penanggulangan masalah kenakalan remaja?
C. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian dari Kenakalan Remaja
2. Mengetahui ciri-ciri pokok kenakalan remaja
3. Mengetahui karakteristik atau bentuk-bentuk kenakalan remaja
4. Mengetahui faktor faktor penyebab kenakalan remaja
5. Mengetahui pihak pihak yang terkait dengan penanganan kenakalan
remaja
6. Mengetahui upaya penanggulangan masalah kenakalan remaja
7
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kenakalan remaja adalah perbuatan atau tingkah laku yang dilakukan oleh
seseorang remaja baik secara sendirian maupun secara kelompok yang bersifat
melanggar ketentuan- ketentuan hukum, moral, dan sosial yang berlaku di
lingkungan masyarakatnya (Singgih, 1978). Intinya kenakalan remaja adalah
perilaku menyimpang dari atau melanggar hukum (Sarwono, 2002:207), dan
perilaku melanggar hukum yang dilakukan oleh orang muda yang biasanya
dibawah umur 16-18 tahun ( Musen,dkk, 1994:557).
Menurut jansen( dalam Sarwono, 2002:207) kenakalan remaja dibagi
menjadi 4 jenis, yaitu:
a. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain, misalnya:
perkelahian, perkosaan, perampokan, pembunuhan dan lain-lain.
b. Kenakalan yang menimbulkan korban materi, misal : perusakan, pencurian,
pencopetan, pemerasan, perampokan dan lain-lain.
c. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak lain, misal :
pelacuran, penyalahgunaan obat.
d. Kenakalan yang melawan status, misal : membolos, minggat dari rumah.
Menurut bentuknya, Sunarwiyati S (1985) membagi kenakalan remaja
kedalam tiga tingkatan :
1. kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah,
pergi dari rumah tanpa pamit
2. kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan seperti mengendarai
mobil tanpa SIM, mengambil barang orang tua tanpa izin
3. kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan seks diluar
nikah, pemerkosaan dll.
8
Seperti halnya dengan semua periode yang penting selama rentang
kehidupan, masa remaja mempunyai cirri-ciri tertentu yang membedakannya
dengan periode sebelum dan sesudahnya. Ciri-ciri tersebut diantaranya adalah :
a. Masa remaja sebagai periode yang penting
b. Masa remaja sebagai periode peralihan
c. Masa remaja sebagai periode perubahan
d. Masa remaja sebagai usia bermasalah
e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas
f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistic
h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa
9
C. JENIS-JENIS KENAKALAN REMAJA
Pasal 127 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
menyebutkan bahwa
(1) Setiap Penyalah guna:
Seks bebas, karena masa remaja adalah masa yang selalu ingin coba-coba,
maka banyak pula remaja yang terlibat dengan sek bebas.
10
a. Dapat kena berbagai macam penyakit; HIV/Aids, Sepilis dan penyakit
kelamin lainnya
b. Hamil diluar nikah: usia yang belum memadai untuk hamil, orang tersebut
belum siap untuk menikah, tidak mau diakui oleh laki-lakinya, tidak
mendapat persetujuan orang tua dan lain-lain.
a. Faktor Internal
1. Krisis Identitas
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang
dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku
nakal. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah
laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan control diri untuk
bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya. Contoh penyebab control
diri lemah adalah orang yang selalu memendam masalah dalam
dirinya/tidak terbuka.
b. Faktor Eksternal
11
1. Keluarga
Perceraian orang tua, Broken Home, tidak adanya komunikasi antar anggota
keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku
negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu
memanjakan anak, terlalu keras terhadap anak, kurangnya kasih sayang
orang tua, kurangnya pengawasan dari orang tua, tidak memberikan
pendidikan agama, bisa menyebabkan terjadinya kenakalan remaja
12
1. Perjudian dan segala macam bentuk perjudian yang mempergunakan uang.
2. Pencurian dengan kekerasan maupun tanpa kekerasan : pencopetan,
perampasan, penjambretan.
3. Penggelapan barang.
4. Penipuan dan pemalsuan.
5. Pelanggaran tata susila, menjual gambar-gambar porno, film porno, maupun
pemerkosaan
6. Pemalsuan uang dan pemalsuan surat-surat keterangan resmi.
7. Tindakan-tindakan anti sosial; perbuatan yang merugikan milik orang lain.
8. Percobaan pembunuhan.
9. Menyebabkan kematian orang, turut tersangkut dalam pembunuhan.
10. Pengguguran kandungan.
11. Penganiayaan berat yang mengakibatkan kematian seseorang.
12. Pengedaran narkoba, ganja, dan obat psikotropika yang menyebabkan
kerusakan mental orang lain yang mengkonsumsinya.
A. Tindakan Preventif
1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya control diri bisa dicegah atau
diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak
mungkin pigur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya
dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya
gagal pada tahap ini.
2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan prinsip
keteladanan.
13
3. Kemauan orang tua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta
keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja
4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orang tua
memberi arahan dengan siapa dan komunitas mana remaja harus bergaul.
Teman yang baik adalah mereka yang memberikan perlindungan apabila kita
kurang hati-hati, menjaga barang-barang dan harta kita apabila kita lengah,
memberikan perlindungan apabila kita berada dalam bahaya, tidak pergi
meninggalkan kita apabila kita sedang dalam bahaya dan kesulitan, dan
membantu sanak keluarga kita.
7. Memberikan Pendidikan agama untuk meletakkan dasar moral yang baik dan
berguna. Penyaluran bakat si anak ke arah pekerjaan yang berguna dan
produktif. Rekreasi yang sehat sesuai dengan kebutuhan jiwa anak.
Pengawasan atas lingkungan pergaulan anak sebaik-baiknya.
B. Tindakan Refresif
14
hukuman yang dibuat orang tua terhadap pelanggaran tata tertib dan tata cara
keluarga. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa pelaksanaan tata tertib dan
tata cara keluarga harus dilakukan dengan konsisten. Setiap pelanggaran yang
sama harus dikenakan sanksi yang sama. Sedangkan hak dan kewajiban
anggota mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan dan umur.
Seorang anak yang berumur 7 tahun sudah harus berada di dalam rumah
sebelum maghrib. Seorang remaja mungkin saja pada waktu senja masih
berada dalam perjalanan pulang ke rumah setelah mengikuti aktivitas
ekstrakurikuler. Sedangkan seorang remaja lanjut pada waktu senja masih
dalam perjalanan menuju kursus bahasa misalnya.
2. Di sekolah dan lingkungan sekolah, maka kepala sekolah dan guru yang
berwenang dalam melaksanakan hukuman terhadap pelanggaran tata tertib
sekolah. Misalnya : Dalam pelanggaran tata tertib kelas dan peraturan yang
berlaku untuk pengendalian suasana pada waktu ulangan atau ujian. Akan
tetapi hukuman yang berat seperti skorsing maupun pengeluaran dari sekolah
merupakan wewenang kepala sekolah. Guru dan staf pembimbing bertugas
menyampaikan data mengenai pelanggaran maupun akibatnya. Pada umumnya
tindakan represif diberikan dalam bentuk memberikan peringatan secara lisan
maupun tertulis kepada pelajar maupun orang tua, melakukan pengawasan
khusus oleh kepala sekolah dan tim guru atau pembimbing dan melarang
bersekolah untuk sementara atau seterusnya tergantung dari macam pelanggran
tata tertib sekolah yang telah digariskan.
c. Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi
Tindakan kuratif dan rehabilitasi, dilakukan setelah tindakan pencegahan
lainnya dilaksanakan dan dianggap mengubah tingkah laku si pelanggar remaja
itu dengan memberikan pendidikan lagi. Pendidikan diulangi melalui
pembinaan secara khusus, hal mana sering ditanggulangi oleh lembaga khusus
meupun perorangan yang ahli dalam bidang ini.
Dari pembahasan mengenai penanggulangan masalah kenakalan remaja ini
perlu ditekankan bahwa segala usaha harus ditujukan ke arah tercapainya
kepribadian yang mantap, serasi dan dewasa. Remaja diharapkan akan menjadi
15
orang dewasa yang berkepribadi kuat, sehat badani dan rohani, teguh dalam
kepercayaan dan iman sebagai anggota masyarakat, bangsa dan tanah air.
16
BAB III
PENUTUP
3. 1 Simpulan
Berdasarkan isi makalah, maka dapat disimpulkan bahwa: Kenakalan
remaja adalah perbuatan atau tingkahlaku yang dilakukan oleh seorang remaja
baik secara sendirian maupun secara kelompok yang bersifat melanggar
ketentuan-ketentuan hukum, moral, dan sosial yang berlaku di lingkungan
masyarakatnya. Tingkah laku yang termasuk kenakalan remaja dapat berpengaruh
negatif terhadap diri remaja, keluarganya, maupun masyarakatnya.
Bentuk-bentuk kenakalan remaja dapat dilihat dengan adanya gejala:
berbohong, membolos, kabur, keluyuran, bersenjata tajam, pergaulan buruk,
begal, suka hura-hura, pesta pora yang sia-sia, membaca pornografi,
mengkompas, melacurkan diri, dan bentuk-bentuk kenakalan remaja yang
menjurus pada tindak kejahatan. Bentuk kenakalan remaja yang termasuk dalam
tindak kejahatan diselesaikan sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku.
Faktor faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja dikelompokkan
menjadi dua yaitu, pertama: faktor internal, yakni faktor penyebab dari dalam diri
remaja. Kedua: faktor eksternal, yakni faktor penyebab yang berasal dari luar
remaja, seperti: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan
masyarakat.
3.2 Saran
1. Remaja memerlukan bimbingan baik dari keluarga atau lingkungannya, remaja
yang mengalami masa pubertas akan terus mencari identitas diri mereka hingga
mereka menemukan identitas diri mereka yang sebenarnya, pencarian identitas
diri tersebut yang memerlukan bimbingan agar mereka dapat menemukan
identitas diri yang sesuai dengan dirinya dan norma yang ada. Identitas diri
tersebut yang nantinya akan menentukan bagaiman perilaku mereka. Pencarian
identitas diri pada remaja dapat di bimbing oleh keluarga atau lingkungan, baik
itu lingkungan sekolah atau lingkungan di luar sekolah. Hendaknya bimbingan
17
oleh keluarga dilakukan dengan memberitahukan batasan-batasan norma yang
berlaku di agama ataupun masyarakat, pemberitahuan tentang norma tersebut
diharapkan agar remaja dapat berprilaku sesuai dengan norma yang ada.
Sedangkan bimbingan yang dilakukan di sekolah dengan cara memberikan
pelajaran tentang moral, norma dan masa pubertas. Lingkungan di luar sekolah
juga dapat mempengaruhi perilaku remaja, karena lingkungan yang baik
tentunya juga akan memberikan contoh perilaku yang baik bagi remaja yang
ada di lingkungannya.
2. Sebagai remaja sebaiknya janganlah melanggar ketentuan- ketentuan hukum,
moral, dan sosial yang berlaku di lingkungan masyarakatnya
18
DAFTAR PUSTAKA
19