Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanda khas dari masa anak-anak adalah pertumbuhan dan perkembangan,

terutama pertumbuhan dan perekembangan otak, yang terjadi pada awal

kehidupan anak. Otak sangat rentan pada usia awal-awal kehidupan ini.

Kerusakan otak dapat bermanifestasi sebagai kejang, meningitis, hidrosefalus,

palsi serebral, epilepsi, dll (Pediatrika, 2002).

Hidrosefalus merupakan salah satu jenis kelainan bawaan yang terjadi

pada anak anak dan lebih banyak disebabkan oleh obstruksi sirkulasi cairan

serebrospinal dibandingkan dengan kelainan kongenital, seperti stenosis duktus

aqueus, atau berasal dari penyebab post natal seperti meningitis, perdarahan

intrakranial, atau tumor. Kelainan neurologis kongenital sering dikaitan dengan

hidrosefalus (misalnya spina bifida). Pada hidrosefalus kongenital, ukuran kepala

saat lahir bervariasi dari normal hingga sangat membesar. Seiring dengan

akumulasi cairan serebrospinal, kepala membesar dengan cepat, sutura tulang

tengkorak terpisah, ubun ubun depan menonjol, dan vena vena kulit kepala

tampak jelas. Kemudian bola mata seperti terdorong ke bawah (sunset

appearance) (Pediatrika, 2002).

Kasus hidrosefalus di Indonesia kurang lebih mencapai 2/1000 kasus

kelahiran. Sedangkan Sumatra Utara kasus hidrosefalus mencapai kurang lebih

1/1000 kasus yang di akibatkan kelainan bawaan dan Jakarta jumlah kasus

hidrosefalus antara 0,24% setiap 1000 kelahiran. Data ini menunjukkan bahwa

1
2

kasus hidrosefalus jarang terjadi di Indonesia. Walaupun demikian kasus

hidrosefalus merupakan masalah dalam dunia kedokteran, baik mengenai tumbuh

kembang anak, keberhasilan di dalam terapi bedah, maupun masalah pikologis

anak di masa yang akan datang (Satyanegara, 2012).

Data di RSUP Dr.Soedono Madiun, prevalensi anak dengan kasus

hidrosefalus tahun 2011 adalah sebanyak 43 anak (2,95%) dari total semua pasien

anak sebanyak 1455.

Pasien hidrosefalus adalah pasien yang memerlukan perawatan khusus

karena adanya kerusakan saraf yang menimbulkan kelainan neurologis berupa

gangguan kesadaran sampai pada gangguan pisat vital. Masalah yang perlu

diperhatikan adalah kurangnya pengetahuan orangtua mengenai penyakit

(Ngastiyah, 2005).

Pada umumnya orangtua tidak mengerti mengenai penyakit anaknya,

mengapa kepalanya menjadi besar dan bagaimana akibatnya. Orangtua perlu

diberi penjelasan bahwa penyakit ini termasuk berat dan sukar pengobatannya.

Jelaskan bahwa kelainan tersebut disebabkan tersumbatnya saluran cairan otak

maka pengobatannya dengan memperbaiki gangguannya yang dilakukan oleh

dokter ahli bedah saraf (Ngastiyah, 2005).

Dalam hal ini peran perawat yang terpenting sebelum dilakukan tindakan

bedah adalah merawat anak agar keadaan kesehatan anak tetap baik dengan cara

memberi makanan atau minum sesuai kebutuhannya. Disamping itu mencegah

agar kulit kepala tidak lecet. Perlu juga dikemukakan bahwa kemungkinan

gangguan tumbuh kembang tetap ada, dan diharapkan orangtua dapat

menerimanya sambil terus berupaya (Ngastiyah, 2005).


3

Berdasarkan data-data di atas penulis tertarik untuk membahas yang

terjadi tentang penyakit hidrosefalus pada anak-anak dalam suatu karya tulis

ilmiah dengan judul Kurang Pengetahuan Orangtua Tentang Penyakit pada Anak

Dengan Hidrosefalus di Ruang Melati RSUP Dr.Soedono Madiun.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan masalh penelitian sebagai

berikut Kurang Pengetahuan Orangtua Tentang Penyakit Pada Anak Dengan

Hidrosefalus di Ruang Melati RSUP Dr.Soedono Madiun.

1.3 Tujuan Karya Tulis Ilmiah

1.3.1 Tujuan Umum

Penulis dapat mengetahui hal apa yang dapat menyebabkan Kurang

Pengetahuan Orangtua Tentang Penyakit Pada Anak Dengan Hidrosefalus di

Ruang Melati RSUP Dr.Soedono Madiun.

1.3.2 Tujuan Khusus

Penulis mampu :

1. Mengakaji Kurang Pengetahuan Orangtua Tentang Penyakit Pada

Anak Dengan Hidrosefalus di Ruang Melati RSUP Dr.Soedono

Madiun.

2. Menentukan diagnosa keperawatan Kurang Pengetahuan Orangtua

Tentang Penyakit Pada Anak Dengan Hidrosefalus di Ruang Melati

RSUP Dr.Soedono Madiun.

3. Merencanakan tindakan yang tepat pada diagnosa Kurang Pengetahuan

Orangtua Tentang Penyakit Pada Anak Dengan Hidrosefalus di Ruang

Melati RSUP Dr.Soedono Madiun.


4

4. Melaksanakan tindakan yang tepat tepat pada diagnosa Kurang

Pengetahuan Orangtua Tentang Penyakit Pada Anak Dengan

Hidrosefalus di Ruang Melati RSUP Dr.Soedono Madiun.

5. Mengevaluasi tindakan yang tepat tepat pada diagnosa Kurang

Pengetahuan Orangtua Tentang Penyakit Pada Anak Dengan

Hidrosefalus di Ruang Melati RSUP Dr.Soedono Madiun.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Teoritis

1. Bagi institusi pendidikan

Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam pengembangan bahan

pembelajaran dan sebagai bahan informasi untuk mengatasi masalah

Kurang Pengetahuan Orangtua Tentang Penyakit Pada Anak Dengan

Hidrosefalus di Ruang Melati RSUP Dr.Soedono Madiun.

1.4.2 Praktis

1. Bagi profesi keperawatan

Dapat digunakan sebagai masukan bagi perawat untuk meningkatkan

pelayanan khususnya dalam masalah Kurang Pengetahuan Orangtua

Tentang Penyakit Pada Anak Dengan Hidrosefalus di Ruang Melati

RSUP Dr.Soedono Madiun.

2. Bagi institusi pelayanan rumah sakit

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan penentu

kebijakan dalam pembuatan prosedur tetap keperawatan pada pasien

hidrosefalus dengan masalah Kurang Pengetahuan Orangtua Tentang


5

Penyakit Pada Anak Dengan Hidrosefalus di Ruang Melati RSUP

Dr.Soedono Madiun.

Anda mungkin juga menyukai