Anda di halaman 1dari 20

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bagian ini menjelaskan tentang hasil pelaksanaan asuhan keperawatan dan

pedoman penyusunan pembahasan. Hasil dan pembahasan asuhan keperawatan

harus disusun secara akurat dan lengkap yang disajikan secara informatif dan

komunikatif serta relevan dengan tujuan penulisan.

4.1 Hasil Pelaksanaan Asuhan Keperawatan

4.1.1 Pengkajian

1) Identitas klien

a) Nama : An.B

b) Umur/ tanggal lahir : 9 bulan/ 02-11-2012

c) Jenis kelamin : Laki-laki

d) No.Register : 6500116

2) Identitas orangtua

a) Nama ayah : Tn.K nama ibu : Ny.S

b) Umur ayah : 50 tahun umur ibu : 42 tahun

c) Pendidikan ayah : SMA pendidikan ibu: SMA

d) Pekerjaan ayah : Tani pekerjaan ibu : IRT

e) Agama : Islam
f) Status perkawinan : Menikah

g) Suku/ bangsa : Jawa/Indonesia

h) Alamat : Ngawi

Tanggal dan jam masuk rumah sakit : 28 Agustus 2012 jam : 11.30 wib

Tanggal dan jam pengkajian : 28 Agustus 2012 jam : 12.00 wib

3) Keluhan Utama

a) Waktu masuk rumah sakit

Klien datang dengan kepala membesar, klien rujukan dari poli saraf.

b) Waktu pengkajian

Kepala klien tampak membesar.

4) Riwayat penyakit sekarang

Ibu klien mengatakan kepala anakanya membesar pada saat klien usia 3

bulan. Awalnya ibu klien mengira bahwa kepala anaknya membesar karena

proses perumbuhan sehingga tidak segera dibawa berobat tetapi ternyata kepala

klien semakin bertambah besar dan akhirnya ibu klien membawanya ke dokter

untuk periksa. Kemudian dokter mendiagnosa hidrosefalus dan mengatakannya

kepada ibu tapi ibu tidak tau tentang penyakit tersebut. Kemudian dokter

merujuk klien untuk periksa ke poli saraf RSUP Dr.Soedono Madiun kemudian

dari pihak poli saraf diajurkan rawat inap di ruang Melati RSUP Dr.Soedono

Madiun pada tanggal 28-8-2012.


5) Riwayat penyakit sekarang

Ibu mengatakan klien sebelumnya belum pernah di rawat di rumah sakit. Jika

klien mengalami batuk, pilek biasanya oleh keluarga dibawa ke bidan dan

diberi obat kemudian sembuh.

6) Riwayat kehamilan dan persalinan

a) Prenatal

Ibu mengatakan saat kehamilan ibu rutin memeriksakan kehamilannya ke

bidan setempat. Pada trimeter pertama 2 kali, trimester kedua sebulan sekali,

dan trimester ketiga sebulan 2 kali. Saat periksa ke bidan ibu diberi

multivitamin. Pada saat hamil ibu tidak ada keluhan, hanya mual pada

trimester pertama. Selama hamil ibu mendapat suntik TT satu kali.

b) Natal

(1) Lahir tanggal : 02-11-2012

(2) Masa gestasi : 36 minggu

(3) Cara kelahiran : normal

(4) Penoong bidan : bidan

(5) Tempat persalinan : bidan praktek swasta (BPS)

c) Post natal

(1) Berat badan : 2800 gram

(2) Panjang badan : 49 cm


7) Riwayat imunisasi

Klien sudah mendapat imunisasi lengkap. Hepatitis B1 saat lahir, hepatitis B2

saat usia 2 bulan, BCG pada usia 2 bulan, DPT 1, polio 1 saat usia 2 bulan,

DPT 2, polio 2 saat usia 4 bulan, DPT 3, polio 3 saat usia 6 bulan, campak saat

usia 9 bulan.

8) Riwayat kesehatan keluarga

a) Penyakit yang diderita keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular

dan menurun.

b) Lingkungan rumah

Ibu mengatakan klien tinggal di lingkungan yang dalam keluarga

mempunyai kebiasaan merokok.

c) Perilaku yang mempengaruhi kesehatan

Ibu mengatakan saat klien sakit selalu dibawa ke bidan atau puskesmas.

9) Riwayat pertumbuhan dan perkembangan

Klien usia 9 bulan bisa miring kanan, kiri, tersenyum, menangis.

10) Riwayat pemberian ASI

Klien hanya mendapat ASI sampai usia 1 bulan, setelah itu klien hanya minum

susu formula.
11) Pola fungsi kesehatan

a) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

(1) Pengetahuan orangtua tentang penyakit sekarang

Orangtua klien mengatakan kurang mengerti tentang penyakit yang sedang

diderita klien. Orangtua mengira kepala klien membesar karena proses

pertumbuhan dan tidak menghiraukan tentang hal tersebut. Setelah

diperiksakan ke dokter ternyata klien menderita hidrosefalus.

(2) Upaya penanganan dan pencegahan

Upaya keluarga mengatasi penyakit yang diderita klien dengan

membawanya ke dokter.

(3) Harapan terhadap perawatan saat ini

Orangtua berharap agar anaknya cepat sembuh dan dapat tumbuh normal

seperti anak-anak pada umumnya.

b) Pola nutrisi/cairan dan metabolisme

Klien makan nasi, sayur, lauk dihaluskan dengan porsi kecil (mangkok

kecil), klien hanya minum susu formula. BB sekarang 11kg. Selama MRS

klien minum susu formula dan makan bubur.

c) Pola aktivitas dan personal hygiene


Klien usia 9 bulan, perawatan diri makan, minum, berpakaian, mobilisasi

masih bergantung pada orangtua. Kebersihan diri selama MRS klien

disibin sehari 2x, ganti pakaian sehari 2x, dan ganti popok sehari 4x.

d) Pola tidur dan istirahat

Waktu tidur siang 2 jam, malam 8-9 jam.

e) Pola eleminasi

BAB sehari 1x, konsistensi lunak, berwarna kuning, tidak berlendir. BAK

frekuensi tidak dapat terkaji karena klien memakai popok, warna kuning.

f) Pola kognitif dan sensori persepsi

Klien berumur 9 bulan, untuk data seperti proses pikir, isi pikir, arus pikir

belum bisa dikaji dan klien belum bisa diajak komunikasi.

g) Pola peran hubungan/interaksi sosial

Klien berumur 9 bulan, klien belum dapat berkomunikasi dengan jelas.

Orangtua klien dalam berkomunikasi menggunakan bahasa indonesia atau

bahasa jawa.

h) Pola persepsi diri dan toleransi terhadap stres

Pada pola ini data belum bisa terkaji secara lengkap karena klien yang

masih berumur 9 bulan. Respon yang di tunjukkan oleh klien terhadap

penyakitnya dengan menangis.


i) Pola seksualitas dan reproduksi

Klien usia 9 bulan, pola seksualitas dan reproduksi belum dapat terkaji.

j) Pola keyakinan nilai

Klien beragama islam, dlam keluarga tidak ada pantangan terhadap agama

maupun budaya.

12) Pemeriksaan fisik

a) Penampilan umum : klien tampak lemah, rewel, kepala klien membesar,

terpasang infus D5 NS 1000 cc. Berat badan : 11kg, nadi : 85x/menit,

respirasi : 27x/menit.

b) Sistem respirasi

Klien sedang tidak menderita batuk, tidak sesak, tidak ada pernafasan

cuping hidung, tidak ada wheezing atau ronchi.

c) Sistem kardiovaskular

Tidak tampak ictus cordis, nadi 85x/mnt, bunyi jantung I dan II reguler.

d) Sistem neurosensori

Kesadaran klien composmentis, klien tampak rewel dan menangis, reflek

babinski (+), pada pemeriksaan mata : mata jernih, conjungtiva tidak

pucat, sclera putih, pada pemeriksaan penghidu : tidak ada sekret

menyumbat di hidung, kepala membesar, klien mengalami gangguan

pertumbuhan pada gigi, klien mengalami gangguan tumbuh kembang.

e) Sistem pencernaan

Mukosa bibir lembab, belum tumbuh gigi, kembung.

f) Sistem muskuloskeletal
Simetris antara ekstremitas kanan dan kiri, mengalami penurunan kekuatan

otot karen kondisi klien yang lemah.

g) Sistem integumen

Suhu tubuh 37,5C, turgor kulit baik, CRT (cappilary refill time) <2 detik,

warna tidak pucat, tidak ada lesi, akral hangat.

h) Sistem genitourinary

Tidak ada distensi pada kandung kemih, urine berwarna kuning.

13) Pemeriksaan penunjang

Hasil Pemeriksaan Laboratorium Patologi pada tanggal 29-08-2012

Tabel 4.1
Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan


SGOT 37 8-31 U/L
SGPT 24 6-31 U/L
BUN 9 10-20 mg/dl
Creatinine 0,5 0,6-1,1 mg/dl
Asam urat 1,9 2,4-5,7 mg/dl

Hasil Pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik tanggal 29-08-2012

Pemeriksaan Hasil Nilai normal


Pemeriksaan
Hit. Leukosit 4.000-11.000 cmm
Hit. Eritrosit L : 4,50-5,30
P : 4,10-5,10 juta/cmm
Hemoglobin L : 13,0-18,0
P : 12,0-16,0 g/dl
Hematocrit L : 4,0-54 %
P : 35,0-47,0 %
MCV 80-93 fl
MCH 25,0-35,0 pg
Trombosit 150.000-450.000/cmm
Differensial counting 0-8/0-3/0-5/45-75/16-46/4-
11
LED L : 0-15/jam
P : 0-20/jam
Hit. reticulosit 0,5-2,5 %
Hit. eosinopil 25-450 cmm
Blooding time 1-5 mnt
Clooting time 5-11 mnt
PPT 12.4 (INR 1.09) Beda dengan control <2
detik (c : 12,7)
APTT 29.0 Beda dengan control
<7detik (c : 29.1)

14) Program terapi

Tanggal 29-8-2012 infus D5 NS, ceftriaxone 2x500 mg.

15) Analisa data

Tabel 4.2
Analisa data pada An.B dengan diagnosa medis hidrosefalus

No Data Etilogi Problem


1 Data subyektif : Hidrosefalus Kurang
1) Ibu mengatakan tidak tau pengetahuan
tentang penyakit apa yang
di derita anaknya.
2) Ibu tidak pernah Rendahnya
memeriksakannya pengetahuan ibu
sehingga ibu kurang
mendapatkan informasi
tentang penyakit tersebut.
3) Ibu mengira pada saat Kurangya
anak umur 3bulan, informasi tentang
kepala anaknya membesar pendidikan
karena proses kesehatan
pertumbuhan yang
fisiologis terjadi pada
anak-anak seperti Ketidak tahuan
biasanya. ibu tentang
Data obyektif : penyakit
Ibu tidak mengerti tentang
penyakit anaknya dan
mencoba bertanya tentang hal
tersebut.
4.1.2 Diagnosa Keperawatan
1) Kurang pengetahuan orangtua berhubungan dengan penyakit.

4.1.3 Intervensi Keperawatan


Tabel 4.3
Intervensi kurang pengetahuan orangtua

Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


keperawatan Kriteria Hasil
Kurang Setelah dilakukan 1) Kaji 1) Sebagai
pengetahuan tindakan pemahaman dasar untuk
orangtua keperawatan orangtua memulai
berhubungan selama 3x24 jam, tentang pendidikan
dengan pengetahuan penyakit. kesehatan.
penyakit yang orangtua tentang Hidrosefalus 2) Prosedur
diserita oleh penyakit anaknya merupakan perawatan
anaknya bertambah. penyakit yang dan
KH : disebabkan pengobatan
Orangtua mampu karena akan
mengungkapkan kelebihan menambah
pemahaman cairan pada pengetahuan
tentang penyakit, otak sehingga ibu tentang
hidrosefalus menyebabkan tindakan
merupakan kepala keperawatan.
penyakit yang membesar. 3) Dengan
disebabkan karena 2) Jelaskan mengkaji
kelebihan cairan tentang tingkat
pada otak prosedur pendidikan
sehingga perawatan dan dan
menyebabkan pengobatan. pengetahuan
kepala membesar. Operasi orangtua
pemasangan dapat
pirau adalah menentukan
tindakan yang intervensi
akan dilakukan selanjutnya.
pada klien 4) Metode yang
untuk digunakan
mengatasi akan
cairan yang mempengaru
ada di otak. hi tingkat
3) Kaji tingkat keberhasilan
pendidikan dan pendidikan
pengetahuan kesehatan.
orangtua. 5) Pemilihan
4) Pilih metode bahasa
pendidikan mempengaru
kesehatan yang hi
sesuai dengan keberhasilan
tingkat pendidikan
pemahaman kesehatan.
orangtua. 6) Semakin
5) Gunakan banyak
bahasa yang orang yang
baik dan mengetahui
mudah tentang
dimengerti penyakit
dalam anak dan
memberikan penanganann
informasi ya akan
tentang menguntung
pendidikan kan bagi
kesehatan. perawatan
Bahasa dan
Indonesia atau kesembuhan
bahasa Jawa anak.
adalah bahasa 7) Agar
yang orangtua
digunakan mengetahui
orangtua untuk pengobatan,
berkomunikasi efek
sehari-hari. samping
6) Libatkan serta
anggota alternatif
keluarga dalam pengobatan
memberikan yang akan
pendidikan dilakukan.
kesehatan bila
memungkinkan
7) Anjurkan
orangtua untuk
berkonsultasi
pada dokter
terkait dengan
pengobatan.
4.1.4 Implementasi
Tabel 4.4
Tindakan keperawatan pada an.B dengan diagnosa kurang pengetahuan tentang
penyakit

Tanggal/waktu Implementasi Respon Paraf


28-8-2012 1) Menjelaskan tentang 1) Orangtua
13.30 wib proses penyakit. memperhatikan
Hidrosefalus pengarahan yang
merupakan penyakit diberikan.
yang disebabkan 2) Orangtua belum
karena kelebihan paham tentang
cairan pada otak prosedur
sehingga menyebabkan perawatan dan
kepala. Tanda dan pengobatan yang
gejala klien akan dilakukan
hidrosefalus yaitu utuk selanjutnya.
kepala membesar, 3) Orangtua akan
terdapat sunset sign, sulit menerima
muntah, rewel. pemahaman dari
2) Menjelaskan tentang pemberi informasi
pengobatan dan apabila tingkat
prosedur perawatan. pendidikan dan
Operasi pemasangan pengetahuan
pirau adalah tindakan orangtua rendah.
yang akan dilakukan 4) Orangtua akan
pada klien untuk sulit untuk
mengatasi cairan yang menerima
ada di otak. Sebelum informasi yang
dilakukan operasi diberikan oleh
terlebih dulu dilakukan perawat apabila
rontgen foto kepala tingkat
untuk mengetahui pemahaman
tingkat keparahan orangtua tentang
penyakit. pendidikan
3) Mengkaji tingkat kesehatan kurang.
pendidikan dan 5) Orangtua paham
pengetahuan orangtua. dengan bahasa
4) Memilih metode yang digunakan.
pendidikan kesehatan 6) Orangtua mengerti
yang sesuai dengan tentang bahasa
tingkat pemahaman yang digunakan
orangtua. saat diberikan
5) Menggunakan bahasa penjelasan.
yang baik dan mudah Semakin banyak
dimengerti dalam keluarga yang ikut
memberikan informasi berperan aktif
tentang pendidikan dalam perawatan.
kesehatan. 7) Orangtua bersedia
6) Melibatkan anggota berkonsultasi
keluarga dalam dengan pihak
memberikan medis dalam
pendidikan kesehatan pemberian terapi
bila memungkinkan. anaknya.
7) Menganjurkan kepada
orangtua untuk
berkonsultasi dengan
dokter atau pihak
medis terkait dengan
pengobatan. Orangtua
berkonsultasi dengan
dokter bedah dan
dokter anak terkait
dengan tindakan
operasi yang akan
dilakukan.

29-8-2012 1) Menjelaskan tentang 1) Antibiotik


Pkl. 09.30 wib prosedur perawatan diberikan untuk
dan pengobatan. menjaga kekebalan
Ceftriaxone 2x500mg. tubuh klien,
Rontgen foto kepala. rontgen foto kepala
2) Menganjurkan untuk menetukan
orangtua untuk tindakan
berkonsultasi dengan keperawatan
pihak medis atau selanjutnya terkait
dokter terkait dengan dengan penyakit.
pengobatan. Klien 2) Orangtua bersedia
disarankan untuk anaknya di operasi
menjalani operasi agarklien segera
pemasangan pirau sembuh dari
yang bertujuan untuk penyakitnya.
mengurangi cairan
yang ada di kepala
klien agar tidak
semakin membesar.

30-8-2012 1) Menjelaskan tentang 1) Orangtua bersedia


Pkl. 17.00 wib prosedur perawatan anknya di operasi
dan pengobatan. setelah
2) Menganjurkan mendapatkan
orangtua untuk penjelasan tentang
berkonsultasi dengan tindakan operasi
pihak medis atau yang akan
dokter terkait dengan dilakukan sebagai
pengobatan tindakan
selanjutnya. keperawatan
selanjutnya.
2) Orangtua bertanya
tentang waktu
tindakan operasi
yang akan
dilakukan.

4.1.5 Evaluasi
Tabel 4.5
Lembar evaluasi

Tanggal/waktu Catatan perkembangan Paraf


28-8-2012 S : orangtua belum mengerti tentang penyakit
Pkl. 14.00 wib yang diderita anaknya serta prosedur
pengobatan.
O : kondisi klien baik, klien tampak lemah,
rewel, kepala membesar.
A : masalah belum teratasi
P : pertahankan intervensi 1,2,3,4,5,6,7
29-8-2012 S : orangtua menegerti tentang penyakit ayang
Pkl 09.30 wib diderita anaknya dan prosedur pengobatan.
O : ibu tampak tenang, ibu mulai mengerti
tentang terapi atau prosedur yanga akan
dilakukan untuk anaknya.
A : masalah teratasi sebagian.
P : pertahankan intervensi 1,2.
30-8-2012 S : orangtua berkonsultasi dengan dokter atau
Pkl 17.00 wib pihak medis untuk tindakan keperawatan
selanjutnya.
O : ibu mengerti tentang prosedur yang akan
dilakukan pada anak selanjutnya.
A : masalah teratasi.
P : pertahankan intervensi 1,2.
4.1.6 Hasil Analisis Asuhan Keperawatan
Tabel 4.6
Hasil analisis keperawatan
1) Pengkajian

Tinjauan teori Tinjauan kasus Analisis


1) Pada pengkajian 1) Pada tinjauan kasus anak Ada
hidrosefalus banyak yang menderita kesenjangan
diderita oleh anak yang hidrosefalus berumur 9 antara teori
berumur 0-2 tahun. bulan. dan kasus.
2) Keluhan utama pada 2) Pada pengakajian
klien hidrosefalus yaitu orangtua mengatakan
kepala membesar, kepala klien mulai
mual, muntah, rewel, membesar usia 3 bulan.
lemah. Orangtua tidak tau
3) Pemeriksaan tentang pembesaran
penunjang yang kepala yang tidak
dilakukan untuk klien abnormal ini sehingga
hidrosefalus secara hanya dibiarkan saja.
umum meliputi : 3) Pada saat pengkajian
rontgen foto kepala, hanya dilakukan rontgen
ventrikulografi, MRI ( foto kepala saja.
Magnetic Resonance Pemeriksaan yang
Imaging) lainnya tidak dilakukan
karena keterbatasan alat
yang adai di rumah sakit.

2) Diagnosa keperawatan

Tinjauan teori Tinjauan kasus Analisis


Diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan yang Sesuai dengan
yang dimunculkan dalam digunakan adalah : Kurang tinjauan teori.
tinjauan teori yaitu pengetahuan orangtua
diagnosa keperawatan berhubungan dengan
yang muncul pada klien penyakit.
hidrosefalus secara
keseluruhan yaitu:
1) Gangguan perfusi
jaringan serebral yang
berhubungan dengan
peningkatan tekanan
intrakranial.
2) Resiko infeksi yang
berhubungan dengan
proses pembedahan
untuk pemasangan
pirau.
3) Resiko kekurangan
volume cairan
berhubungan dengan
gangguan status nutrisi
saat prabedah dan
pasca bedah.
4) Resiko cedera
berhubungna dengan
kejang.
5) Kelebihan volume
cairan yang
berhubungna dengan
tindakan pirau
ventrikuloatrium.
6) Ansietas (orangtua)
berhubungan dengan
kurangnya pemahaman
tentang penyakit.
7) Kurang pengetahuan
orangtua berhubungan
dengan penyakit.

3) Intervensi Keperawatan

Tinjauan teori Tinjauan kasus Analisis


Menurut teori perencanaan Pada tunjauan kasus semua Ada
yang disusun, yaitu : perencanaan dilaksanakan. kesesuaian
1) Jelaskan tentang antara tinjauan
penyakit. teori dan
2) Jelaskan tentang tinjauan kasus.
prosedur perawatan
dan pengobatan.
3) Kaji tingkat pendidikan
dan pengetahuan
orangtua.
4) Pilih metode
pendidikan kesehatan
yang sesuai dengan
tingkat pemahaman
orangtua.
5) Gunakan bahasa yang
baik dan mudah
dimengerti dalam
memberikan informasi
tentang pendidikan
kesehatan.
6) Libatkan anggota
keluarga dalam
memberikan
pendidikan kesehatan
bila memungkinkan.
7) Anjurkan orangtua
untuk berkonsultasi
pada dokter atau pihak
medi terkait dengan
pengobatan anak.

4. Implementasi

Tinjauan teori Tinjauan kasus Analisis


Menyesuaikan dengan Implementasi berdasarkan Ada
intervensi yanga ada intervensi yang di susun kesesuaian
dalam tinjauan teori. sesuai dengan kasus yang antara tinjauan
dibahas. Dalam hal ini teori dan
orangtua mampu mengerti tinjauan kasus.
tentang penyakit anaknya
serta prosedur, tindakan
keperawatan yang akan
dilakukan.

5. Evaluasi

Tinjauan teori Tinjauan kasus Analisis


Evaluasi yang diharapkan Pada tinjauan kasus Ada
pada tinjauan pustaka orangtua paham tentang kesesuaian
yaitu orangtua mampu penyakit anaknya atara tinjauan
mengekspresikan kasus dan
pemahaman tentang tinjauan teori.
penyakit anaknya.

4.2 Pembahasan

Setelah mempelajari tinjauan pustaka dan melaksanakan penelitian

mengenai kurang pengetahuan orangtua pada klien hidrosefalus, penulis

membahas adanya persamaan maupun perbedaan yang ada antara tinjauan teori

dalam tinjauan pustaka dengan kenyataan yang ada pada tunjauan kasus.

Pembahasan merupakan bagian dari studi kasus yang akan membahas tentang

kendala yang ditemukan selama penelitian. Hal-hal yang akan dibahas meliputi
pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi serta

evaluasi seperti yang telah disajikan dalam hasil analisis asuhan keperawatan.

4.2.1 Pengkajian

Pada tahap pengkajian mengenai masalah kurang pengetahuan orangtua

tentang penyakit pada anak dengan hidrosefalus, penulis mengumpulkan data

melalui wawancara, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Wawancara

dilakukan langsung pada orangtua klien karena klien masih masih berumur 9

bulan sehingga belum bisa diajak berkomunikasi.

4.2.2 Diagnosa Keperawatan

Pada tahap perumusan diagnosa keperawatan menyesuaikan dengan data-

data yang dipeeroleh saat melakukan pengkajian, dimana data-data yang diperoleh

baik data subyektif maupun obyektif yang kemudian akan di dapatkan rumusan

masalah yang menjadi diagnosis. Pada tinjauan teori terdapat 7 diagnosa

keperawatan yang meliputi : 1) gangguan perfusi jaringan serebral yang

berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial, 2) resiko infeksi yang

berhubungan dengan proses pembedahan untuk pemasangan pirau, 3) resiko

kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan gangguan status nutrisi saat

prabedah dan pasca bedah, 4) resiko cedera berhubungan dengan kejang, 5)

kelebihan volume cairan yang berhubungan dengan tindakan pirau

ventrikuloatrium, 6) ansietas (orangtua) berhubungan dengan kurangnya

pemahaman tentang penyakit dan terapi, 7) kurang pengetahuan berhubungan

dengan penyakit. Sedangkan pada tinjauan kasus diambil satu diagnosa yaitu

kurang pengetahuan yang berhubungan dengan penyakit. Penulis mengambil

diagnosa ini karena orangtua belum mampu paham tentang penyakit anaknya
yang terbukti bahwa sampai saat ini orangtua baru memeriksakan anaknya ke

dokter pada saat kepalanya mulai membesar dan orangtua tidak tau tentang

penyakit hidrosefalus.

4.2.3 Intervensi

Pada tinjauan teori, menurut Monica 2007 intervensi keperawatan meliputi :

menjelaskan tentang penyakit, jelaskan tentang prosedur perawatan dan

pengobatan, kaji tingkat pendidikan dan pengetahuan orangtua, pilih metode

pendidikan kesehatan yang sesuai dengan tingkat pemahaman orangtua, gunakan

bahasa yang baik dan mudah dimengerti dalam memberikan informasi tentang

pendidikan kesehatan, libatkan anggota keluarga dalam memberikan informasi

tentang pendidikan kesehatan bila memungkinkan, anjurkan orangtua untuk

berkonsultasi pada dokter atau pihak medis terkait dengan pengobatan anak.

4.2.4 Implementasi

Tahap implementasi merupakan kegiatan yang nyata dari intervensi yang

disusun, sehingga semua perencanaan pada tinjauan kasus dilaksanakan karena

ada kesesuaian antara tinjauan teori dan tinjauan kasus. Pada tinjauan kasus

dilakukan dengan menjelaskan proses penyakit, prosedur, tindakan keperawatan,

melibatkan anggota keluarga, menggunakan bahasa yang baik dan mudah

dimengerti dalam memberikan informasi tentang pendidikan kesehatan. Dalam

hal ini klien mampu memahami tentang penyakit, prosedur, tindakan keperawatan

dan pengetahuan orangtua bertambah terutama dalam penanganan perawatan anak

yang sakit. Implementasi memang harus sesuai dengan intervensi yang disusun,

akan tetapi juga dapat berkembang dan berubah sesuai dengan kondisi. Intervensi

hanya sebagai pedoman dalam melakukan implementasi terhadap keadaan klien


saat ditemukan masalah dalam pengkajian. Akan tetapi dapat melihat

perkembangan keadaan klien, maka implementasi sendiri dapat di modifikasi

sesuai kebutuhan klien dan tingkat efektifitas yang dilakukan, jika implementasi

yang sesuai dengan intervensi belum mampu mengatasi masalah maka perlu

dilakukan modifikasi implementasi yang mungkin tidak tercantum dalam

intervensi yang telah disusun.

4.2.5 Evaluasi

Pada tahap evaluasi, dimana setalah dilakukan tindakan keperawatan

kemudian di evaluasi hasilnya. Pada tinjauan teori menurut Monica 2007 evaluasi

yang diharapkan yaitu orangtua mampu mengekspresikan pemahaman tentang

penyakit hidrosefalus yaitu penyakit yang disebabkan karena adanya cairan pada

otak dan mengakibatkan pembesaran kepala. Pada tinjauan kasus masalah dapat

teratasi, ibu mengerti tentang penyakit anaknya. Evaluasi perlu memperhatikan

kesesuaian dengan kriteria hasil yang telah disusun, namun juga perlu

diperhatikan tentang hal-hal lain yang perlu dievaluasi berkaitan dengan

kurangnya pengetahuan orangtua tentang penyakit antara lain kurangnya

informasi tentang pendidikan kesehatan, kurangnya pemahaman orangtua tentang

kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai