Anda di halaman 1dari 21

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di seluruh alam semesta ini semua makhluk hidup membutuhkan nutrisi
untuk memenuhi kebutuhan hidup tak terkecuali manusia. Manusia memperoleh
nutrisi untuk mencukupi kebutuhan hidupnya yaitu dengan cara mengambil
nutrisi baik dari hewan maupun dari tumbuhan dengan cara dimasak dan dimakan.
Makanan yang masuk di dalam tubuh tersebut tidak serta merta dapat langsung
diserap oleh tubuh, akan tetapi melalui beberapa tahapan yang berlangsung dalam
system pencernaan pada manusia.
System pencernaan pada manusia merupakan suatu system yang berfungsi
untuk mencerna makanan yang masuk ke dalam tubuh manusia, supaya dapat
dicerna dengan baik oleh tubuh dan dapat mencukupi kebutuhan hidup untuk
manusia. System pencernaan pada manusia memiliki organ-organ yang berfungsi
untuk mencerna serta melindungi tubuh dari infeksi bakteri yang diperoleh di
dalam makanan tersebut.
Diare merupakan salah satu mekanisme usus melindungi tubuh di dari infeksi
bakteri yang di dapat dari makanan. Kuman , bakteri maupun virus yang masuk
ke dalam system pencernaan dan tidak mati terkena HCL yang ada di lambung
akan masuk ke dalam usus. Kemudian usus akan mengeluarkan air lebih banyak
untuk mengeluarkan virus, kuman atau bakteri yang masuk ke dalam usus
tersebut, dan bakteri, kuman, atau virus tersebut dikeluarkan melalui feses,
sehingga usus tidak menyerap pathogen tersebut yang dapat mengakibatkan
pathogen tersebut masuk keseluruh tubuh.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa definisi dari diare pada anak ?
b. Apa saja macam macam diare ?
c. Apa saja etiologi dari Diare ?
d. Bagaimana Patofisiologi dari diare ?

1
e. Apa saja manifestasi klinis diare ?
f. Apa saja komplikasi dari diare ?
g. Bagaimana pencegahan pada pasien diare ?
h. Bagaimana Asuhan keperawatan pada pasien diare pada anak ?

1.3 Tujuan Masalah


a. Mengetahui definisi diare pada anak
b. Mengetahui macam-macam diare pada anak
c. Mengetahui etiologi diare pada anak
d. Mengetahui patofisiologi diare pada anak
e. Mengetahui manifestasi klinis diare pada anak
f. Apa saja komplikasi dari diare pada anak
g. Mengetahui pencegahan diare pada anak
h. Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien diare pada anak

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

1.1 Pengertian Diare Pada Anak


Diare didefinisikan sebagai feses cair lebih dari 3 kali dalam sehari
disertai kehilangan banyak cairan dan elektrolit melalui feses (Watson, dikutip
jones & Ivring, 1996; Behrman, Kliegman, & Arvin, 1996 ). Secara epidemiologi
biasannya diare didefinisikan dengan keluarnya feses lunak atau cair 3 kali atau
lebih dalam 1 hari, namun para ibu mungkin menggunakan istilah yang berbeda
untuk menggambarkan diare. Depkes RI & DITJEN PPM & PLP (1999), lebih
praktis mendefinisikan diare sebagai meningkatnya frekwensi feses atau
konsistensinya menjadi lebih lunak sehingga dianggap abnormal oleh ibunya.
1.2 Macam-macam Diare pada Anak
Secara klinik diare dibedakan menjadi 3 macam sindrom, masing-masing
mencerminkan pathogenesis berbeda dan memerlukan pendekatan yang berlainan
dalam pengobatannya.
1. Diare akut atau gastroenteritis
Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan anak
yang sebelumnya sehat ( Noerasid, Sraatmadja & Asnil, dikutip Suharyono,
Boediarso &Halimun,1988). Diare berlangsung kurang dari 14 hari (bahkan
kebanyakan kurang dari 7 hari) dengan disertai pengeluaran feses lunak atau cair,
sering tanpa darah, mungkin disertai muntah dan panas (Depkes RI & Dirjen
PPM &PLP, 1999). Diare akut (berlangsung kurang dari 3 minggu) penyebabnya
infeksi dan bukti penyebabnya harus dicari (Watson, dikutip jones & Ivring,
1996; Behrman, Kliegman, & Arvin, 1996 ).
Diare akut lebih sering terjadi pada bayi dari pada pada anak yang lebih
besar. Penyebab terpenting diare cair akut pada anak-anak di Negara berembang
adalah rotavirus, Echerichia Coli Enterotocsigenik, Shigella, Campylobacter
Jejuni dan Crystosporidium (Depkes RI & Dirjen PPM &PLP, 1999). Penyakit
diare akut dapat ditularkan dengan cara fekal-oral melaui makann dan minuman

3
yang tercemar. Peluang untuk mengalami diare akut antara anak laki-laki dan
perempuan hampir sama. Diare cair akut menye babkan dehidras dan bila
masukan makanan berkurang juga mengakibatkan kurang gizi, bahkan kematian
yang di sebabkan oleh dehidrasi.
2. Disentri
Disentri didefinisikan dengan diare yang disertai darah dalam feses,
menyebabkan anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, dan kerusakan
mukosa usus karena bakteri invasif . penyebab utama disentri akut yaitu
shigella peneyebab lain adalah campylobacter jejuni dan penyebab yang
jarang di temui adalah E.Coli Enteroinvasif atau salmonella. Pada orang
dewasa muda disentri yang serius disebabkan oleh Entamoeba Histolitica
tetapi jarang menjadi penyebab disentri pada anak-anak.
3. Diare Persisten
Diare yang pada mulanya bersifat akut tetapi berlangsung lebih dari 14
hari kejadian dapat dimulai sebagai diare cair atau disentri. Diare jenis ini
mengakibatkan kehilangan berat badan yang nyata dengan volume feses
dalam jumlah yang banyak sehingga beresiko mengalami dehidrasi. Diare
persisten tidak disebabkan oleh penyebab mikroba tunggal, E.coli
enteoagregratif, Shigella dan Criptosporidium. Mungkin penyebab lain
berperan lebih besar. Diare persisten tidak boleh di kacaukan dengan diare
kronik yaitu diare intermiten atau diare yang hilang timbul atau berlangsung
lama dengan penyebab non infeksi seperti penyakit sensitive terhadap gluten
atau gangguan metabolisme yang menurun.

4
1.3 Etiologi Pada Diare Pada Anak

Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor diantaranya :


1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral : Infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi enternal sebagai
berikut :
Vibrio, E.Coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia,
Aeromonas, dan sebagainya.
b. Infeksi Virus : Enterovirus (Virus ECHO, coxsackie, Poliomyelitis),
Adeno virus, Rotavirus, Astrovirus, dan lain-lain .
c. Infeksi parasit : Cacing (Ascaris, Trihuris, okyuris,
strongyloide) ; Protozoa (Entamoeba histolytika, Giardian Lambli,
Trichomonas hominis). Jamur (Candida Albicans).
d. Infeksi parenteral : ialah infeksi di luar alat pencernaan makanan seperti :
otitis media akut (OMA), tonsilitas / tonsilofaringitis, bronkopneumonia,
ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan
anak berumur di bawah 2 tahun.

2. Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat disakarida ( intoleransi laktosa, maltose, dan
sukrosa ), monosakarida ( intoleransi glukosa, fruktosa, dan galaktosa ). Pada bayi
dan anak yang terpenting dan tersering adalah intoleransi laktosa. Berupa
Malabsorbsi lemak dan Malabsorbsi protein.

3. Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan

5
4. Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas ( jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih
besar ). (Dr.T.H. Rampengan, DSAK. 1993)

1.4 Patofisiologi Pada Diare Pada Anak


Penyebab diare yang utama adalah gangguan osmotik, akibat adanya makanan
atau zat yang tidak dapat diserap oleh usus akan menyebabkan tekanan osmotik
dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit
kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus
untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
Diare juga terjadi akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding
usus akan terjadi peningkatan air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan
kemudian diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
Diare dapat juga terjadi akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam usus
setelah berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme tersebut
berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut
terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.
Gangguan motalitas usus juga mengakibatkan diare, terjadinya hiperperistaltik
akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan
sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan
diare pula.

1.5 Manifestasi Klinis


Mula-mula pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu
makan berkurang atau tak ada, kemudian timbul diare. Tinja cair, mungkin
disertai lendir atau lendir darah. Warna tinja makin lama berubah kehijau
hijauan karena bercampur dengan cairan empedu. Anus dan daerah sekitarnya
timbul lecet karena sering defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai
akibat makin banyak asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak diabsorbsi

6
oleh usus selama diare. Gejala muntah dapat timbul sebelum atau sesudah diare
dan dapat disebabkan karena lambung turut meradang atau akibat gangguan
keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila pasien telah banyak kehilangan
cairan dan elektrolit, gejala dehidrasi mulai nampak, yaitu berat badan turun,
turgor berkurang, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung ( pada bayi , selaput
lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering. (Ngastiyah. 2005)

1.6 . Pemeriksaan diagnostic

Laboratorium
Feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candida
Serum elektrolit : Hipo natremi, Hipernatremi, hipokalemi
AGD : asidosis metabolic ( Ph menurun, pO2 meningkat, pcO2 meningkat,
HCO3 menurun )
Faal ginjal : UC meningkat (GGA)
Radiologi : mungkin ditemukan bronchopneumoni

1.7 Komplikasi Diare Pada Anak


a. Dehidrasi ( ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonic, atau hipertonik ).
b. Renjatan hipovolemik.
c. Hipokalemia ( dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardia,
perubahan elektrokardiogram ).
d. Hipoglikemia.
e. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim
lactase.
f. Kejang,

7
g. Malnutrisi energy protein ( akibat muntah dan diare, jika lama atau kronik ).
(Ngastiyah. 2005)

1.8 Pencegahan Diare Pada Anak


Berbagai kuman penyebab diare disebarkan melalui jalan orofekal seperti air,
makanan, dan tangan yang tercemar. Upaya pemutusan penyebaran kuman
penyebab harus di fokuskan pada cara penyebaran ini. Berbagai upaya yang
terbukti efektif adalah sebagai berikut:
1. Pemberian ASI Ekslusif (Pemberian makanan berupa ASI saja pada bayi
umur4-6 bulan)
2. Menghindari penggunaan susu botol
3. Mempernaiki cara penyiapan dan penyimpanan makanan pendamping ASI
(untuk mengurangi paparan ASIdan perkembangan bakteri)
4. Penggunaan air bersih untuk minum
5. Mencuci tangan baik sesudah buang air besar dan membuang feses
bayi,sebelum menyiapkan makanan atau saat makan. (Xue,2008)
6. Membuang feses (termasuk feses bayi) secara benar.

8
WOC

9
BAB III
Asuhan Keperawatan

Contoh kasus :

Anak M berusia 1,5 tahun datang ke rumah sakit ditemani ibunya, dengan keluhan
BAB lebih dari 3 kali sehari diikuti dengan muntah setelah anak mengkonsumsi susu
sapi. Terlihat anak rewel saat di periksa,mata cowong, turgor kulit menurun, ubun-
ubun besar cekung,wajahnya terlihat pucat, setelah pemeriksaan di dapati BB turun
dari 11 Kg menjadi 10 Kg, tinggi badan anak 80cm. Nadi 80x/menit, suhu 380c, RR :
20x/menit.

3.1 Pengkajian

I. Identitas Klien

Nama :M

No.Reg :-

Umur : 1,5 tahun

Tgl.MRS : 2 Januari 2015

Jenis Kelamin :L

Diagnosis Medis :Diare

Suku/ Bangsa : Jawa/Indonesia

Tgl. Pengkajian : 2 Januari

Agama : Islam

Pekerjaan :-

Pendidikan :-

10
Alamat : Dsn. Sumberbeji, Ds. Samben, Kec : Ngoro ,
Kab : Jombang

II. Riwayat Keperawatan (Nursing History)

A. Keluhan Utama
Sering BAB, Muntah
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien BAB 3x sehari disertai muntah, kemudian ibunya membawa ke
RS.
C. Upaya yang telah dilakukan
Dibuatkan oralit oleh ibunya.
D. Riwayat Penyakit Terdahulu
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit
E. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga tidak memiliki riwayat penyakit yang serius.
F. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Pasien tinggal di daerah dekat selokan

III. Pemeriksaan Fisik

Tanda-tanda Vital

S : 380C

N : 80x/menit

TD : 80/60

RR : 20x/menit

TB :80cm

BB : 10 Kg

11
Pemeriksaan Per Sistem

a. Sistem Pernafasan
Hidung
Inspeksi : Tidak ada nafas cuping hidung
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Mulut
Inspeksi : Mukosa bibir pucat
Sinus paranasalis
Inspeksi : tidak ada tanda-tandanya infeksi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Palpasi : tidak ada bendungan

Faring
Inspeksi : tidak ada odem
Area Dada
Inspeksi : tidak ada luka, tidak ada bendungan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : Vesikuler
b. Sistem Kardiovaskuler dan limfe
Wajah
Inspeksi : -
Leher
Inspeksi : tidak ada bendungan vena jugularis
Palpasi : denyut nadi normal
Dada
Inspeksi : Simetris
Palpasi :-

12
Perkusi : Tidak ada tanda-tanda bunyi redup
Auskultasi : Bunyi jantung normal (BJ 1 dan BJ 2)
c. Sistem Persyarafan
Tidak dilakukan
d. Sistem Perkemihan dan eleminasi
Urine sedikit
e. Sistem Pencernan-eliminasi Alvi
Mulut
Inspeksi : mukosa bibir pucat
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada rongga mulut
Lidah
Inspeksi :lidah bagian tengah terlihat putih
Palpasi :
Abdomen
Inspeksi :
Perkusi :kembung
Palpasi : tidak ada benjolan
Auskultasi :Bising usus meningkat
f. Sistem Muskuloskeletel dan integument
Warna kulit :
g. Sistem Endokrin dan eksokrin
Tidak dilakukan
h. Sistem Reproduksi
Tidak dilakukan
i. Persepsi sensori
Mata
Inspeksi : mata terlihat cowong
3.2 Diagnosa Keperawatan
NS. Diare

13
DIAGNOSIS :
(NANDA-I)
DEFINITION: Passase feses yang lunak dan tidak berbentuk
Nyeri abdomen
DEFINING Sedikitya 3 kali defekasi per hari
CHARACTER Kram
ISTICS Bising usus hiperaktif
Ada dorongan
Ansietas
Tingkat stress tinggi
Efek samping obat
Penyalah gunaan alcohol
Kontaminan
Penyalahgunaan laksatif
Radiasi
RELATED
Toksin
FACTORS:
Melakukan perjalanan
Slang makan
Proses infeksi
Inflamasi
Iritasi
Malabsorbsi
Parasit

14
Subjektif data entry Objective data entry
- Pasien mengeluh muntah S : 380C
- Pasien mengeluh sering BAB N : 80x/menit
TD : 80/60
RR : 20x/menit
TB :80cm
BB : 10 Kg

- Anak terlihat rewel


- Mata cowong
- Turgor kulit menurun
ASSESSMENT

- Ubun-ubun besar
cekung
- Wajah pucat
- BB turun
Ns. Diagnosis (Specify):
DIAGNOSIS

Client
Diare
Diagnostic
Related to:
Statement:
Diare berhubungan dengan malabsorbsi

15
3.4 Intervensi

NIC NOC
INTERVENSI AKTIVITAS OUTCOME INDICATOR
Managemendiare
1. 1. ambil feses untuk Hydrasi 1. Skin turgor : 5
Def : pemeriksaan kultur dan Def : 2. Moist mucous
Mencegah dan sensiti vitas jika diare Adequate water in membranes : 5
mengurangi diare berlanjut the intracellular 3. Fluid intake : 5
2. 2. Evaluasi pengobatan and extracellular 4. Urine output : 5
terhadap efek samping compartment of 5. Cognitive
gastrointestinal the body function : 5
3. 3. Ajarkan pada
keluarga penggunaan
obat diare dengan tepat
4. 4. Anjurkan
pasien/keluarga untuk
mencatat
warna,volume,frekuensi
, dan konsistensi veses
5. 5. Evaluasi catatan
intake nutrisi
6. Dorong pasien makan
porsi kecil dan sering
(secara bengansur-
angsur tambah
porsinya)
7. 7. Beri nasehat untuk
mencoba menghindari
makanan yang
mengandung laktosa

16
8. 8. Monitor tanda-tanda
dan gejala diae
9. 9.observasi turgor kulit
secara teratur
10. 10. Ukur berat badan
secara teratur dan tetap
11. 11. Monitor penyediaan
makanan yang aman

17
3.5 Implementasi
No. diagnose
masalah Tgl/jam Tindakan Paraf
kolaboratif
Diare 06-01-
12. 1. mengambil feses untuk
2014/ pemeriksaan kultur dan sensiti vitas
07.00 jika diare berlanjut
13. 2. mengevaluasi pengobatan
terhadap efek samping
gastrointestinal
14. 3. Mengajarkan pada keluarga
penggunaan obat diare dengan tepat
08.00
15. 4. menganjurkan pasien/keluarga
untuk mencatat
warna,volume,frekuensi, dan
konsistensi veses
16. 5. Melakukan evaluasi catatan
intake nutrisi
09.00
17. 6. Menganjurkan pasien makan
porsi kecil dan sering (secara
bengansur-angsur tambah porsinya)
18. 7. Memberi nasehat untuk mencoba
menghindari makanan yang
mengandung laktosa
10.00
19. 8. memonitor tanda-tanda dan
gejala diae
20. 9.melakukan observasi turgor kulit
secara teratur
21. 10. mengukur berat badan secara

18
teratur dan tetap
11. memonitor penyediaan makanan
yang aman

3.6 Evaluasi
No. Diagnosa Tanggal/Jam Catatan Perkembangan Paraf
keperawatan
1. Diare 7 januari - S : - Pasien mengeluh
berhubungan 2015/ 08.00 muntah
dengan WIB - Pasien mengeluh sering
malabsorbsi
BAB

O : S : 380C

N : 80x/menit

TD : 80/60

RR : 20x/menit

TB :80cm

BB : 10 Kg

- Anak terlihat rewel


- Mata cowong
- Turgor kulit menurun
- Ubun-ubun besar cekung
- Wajah pucat

19
BB turun
A : diare teratasi sebagian
P :Rencana tindakan
keperawatan 3,5,7,11 dan
seterusnya dilanjutkan

20
DAFTAR PUSTAKA

Wong, Dona L. 2008. Buku Ajar KeperawatanPediatrik. ECG. Jakarta


Donna, Medical Surgical Nursing, WB Saunders, 1991
Donna L.Wong, dkk.2002.Buku Ajar Leperawatan Pediatrik.Ed.6.Jakarta;EGC

A.H. Markum, 1991, Buku Ajar Kesehatan Anak, jilid I, Penerbit FKUI

Ngastiyah, 997, Perawatan Anak Sakit, EGC, Jakarta

Price & Wilson 1995, Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Buku 1,


Ed.4, EGC, Jakarta

Soetjiningsih 1998, Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta

Soeparman & Waspadji, 1990, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Ed. Ke-3, BP FKUI,
Jakarta.

Suharyono, 1986, Diare Akut, lembaga Penerbit Fakultas Kedokteran UI, Jakarta

21

Anda mungkin juga menyukai