Anda di halaman 1dari 186
Katalog dalam terbitan (KDT) Rachman, Rasid Hari raya liturgi : sejarah dan pesan pastoral gereja / oleh Rasid Rachman. —Cet. 3.— Jakarta : Gunung Mulia, 2005. x, 205 him. ; 21 cm. 1. Hari Raya Gerejawi. 2. Liturgi - Sejarah dan Makna. 1. Judul. ISBN 979-687-047-9 Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apa pun, termasuk fotokopi, tanpa izin tertulis dari penerbit. HARI RAYA LITURGI Sejarah dan Pesan Pastoral Gereja Diterbitkan oleh PT BPK Gunung Mulia Jl. Kwitang 22-23, Jakarta 10420 E-mail: publishing@bpkgm.com http:/www.bpkgm.com Anggota IKAPI Hak Cipta dilindungi oleh Undang-undang >erancang Sampul: Janu Wibowo setakan ke-1: 2001 Cetakan ke-3: 2005 Dicetak oleh PT BPK Gunung Mulia BPK/2569/1659/05 263 Hari Raya Littrgi Il Masa Raya Paskah A. _Pendahuluan .... 51 B.__Masa Prapaskah 54 C. Pekan Suci ... 63 D. Trihari Paskah . 69 E. Hari Raya Paskah 76 F. Minggu-minggu Paskah 82 G. Tanggal Paskah ... 82 Iv Pentakosta A. Latar Belakang dan Pendahuluan 88 B. Dari Yudaisme ke Kristen 90 C. Liturgi Pentakosta .. 91 D. Minggu-minggu Paskah 93 E. Kenaikan Tuhan ke Sorga 98 F. Hari Raya Pentakosta ..... 100 Vv Masa Raya Natal A. Pendahuluan .......... 105 B. Bermula dari Epifania 107 C. Setelah Epifania, adalah Adven 112 D._ Terakhir adalah Perayaan Natal 119 E. Aksesori Natal ..... 129 VI Masa Biasa dan Minggu-minggu Biasa A. Pendahuluan .... 134 B, Minggu-minggu Biasa 138 C. Perayaan Kristologis 143 D. Sanctorale dan Hari-hari Peringatan .. 145 Daftar Isi vii Vil Simbol dan Tanda dalam Liturgi A. 154 B. 155 C. Tanda dan Gambar Menjadi Tidak Sekadar Gambar 160 D. “Sesuatu” Menjadi Simbolik ... 161 E. Persamaan Antara Simbol dan Tanda 164 F. Simbol di dalam Ruang Liturgi 167 VOI Leksionari A. Latar Belakang Penggunaan Leksionari 170 B. Leksionari dalam Liturgi Minggu 176 C. _Injil Sinoptik dalam Leksionari 180 D. Leksionari dalam Liturgi Harian.... 185 LAMPIRAN - Tata Warna Liturgi .... 187 - Struktur Tahun Liturgi 189 - Tanggal Hari Raya Sesuai Tanggal Pask. 191 PUSTAKA ACUAN .... 195 - Indeks Ayat-ayat Alkitab image not available image not available image not available image not available image not available image not available IBADAH UMAT ISRAEL DALAM ALKITAB DAN MASYARAKAT A. Pengantar Akar tradisi gereja adalah Alkitab yang terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Demikian pula, beberapa hari raya gereja kemudian mempunyai pengaruh dan asal-usul dari tradisi Yahudi. Akar tradisi dari Yudaisme ini kemudian dilengkapi dengan sejarah gereja, yang di dalamnya mengandung tradisi-tradisi budaya dan dogma. Alkitab secara khusus dilihat bukan sekadar buku, tetapi juga tradisi kehidupan dan peribadahan umat Allah, baik yang tersurat maupun yang tersirat. Hal ini tak dapat dihindari, mengingat tokoh-tokoh Alkitab - termasuk Yesus dan para pengikut-Nya - sebagian besar adalah orang Yahudi. Kon- sekuensinya, tradisi ibadah Yahudi perlu dituangkan dalam studi sejarah liturgi gereja. Tujuannya adalah mencari acuan dan informasi untuk memperkaya penafsiran makna peribadahan bagi gereja dewasa ini. Demikian salah satu alasan mengapa bab pertama dari tulisan ini adalah ibadah umat Israel, di samping kekayaan yang terkandung dalam tradisi Israel. 6 Hari Raya Liturgi Peribadahan di dalam Alkitab mempunyai tradisi dari agama umat Yahudi. Walaupun ibadah Israel berakar dari berbagai tradisi agama lain, misalnya: agama Keni,! Kanaan? dan sebagainya, namun peribadahan Israel tetap autentik.> Sebagian sifat ibadah Israel adalah perayaan per- tanian dan penggembalaan yang berhubungan dengan sistem iklim dan musim. Ibadah tersebut berlatar belakang masyarakat nomaden gurun pasir dan penduduk penetap di tanah Kanaan. Beberapa di antara pe- rayaan alam ini kemudian dihubungkan dengan sejarah penyelamatan oleh 1". Ciri keyahudian ini tetap tampak dalam hal tempat ibadah, tata waktu, dan perayaan liturgi. Walaupun gereja memberikan makna dan isi yang baru atas peribadahan Israel, namun tidak berarti kemasannya berubah seluruhnya. Bait Allah, sinagoge, dan rumah tangga merupakan tempat-tempat ibadah juga bagi orang Kristen mula-mula.* Demikian pula soal tata waktu ibadah harian, mingguan, dan tahunan, banyak diambil dari pola ibadah Yahudi. Gereja lebih mengutamakan peribadah- an hari pertama: TNX, atau sejajar dengan Minggu, daripada hari ketujuh: NAW, atau sejajar dengan Sabtu, sekalipun Sabat tetap diraya- kan. Sistem pembacaan Alkitab, baik lectio continua maupun lectio selecta, mengacu pada sistem pembacaan umat Israel. Dewasa ini, studi mengenai liturgi umat Israel mulai marak di kalangan Kristen. Disadari bahwa ada begitu banyak nilai spixitualitas yang terkandung di dalam khazanah yang telah terbentuk sejak tiga ribu tahun lalu. Beberapa di antaranya, bahkan mulai dipraktikkan dengan adaptasi seperlunya. Uraian ini, selain untuk melihat akar peribadahan Kristen, juga dapat difungsikan sebagai masukan bagi pengembangan liturgi Kristen. + Rowley, him. 33-34 menjelaskan bahwa nama 71171" diambil dari agama Keni, tetapi makna YHWH dipahami oleh Israel secara berbeda dengan orang Keni. 2 Thid., hm. 87-88; menuliskan antara lain sistem persembahan kurban (kecuali kurban Paskah) dan masa raya pertanian. 3 Tbid., him. 11-12 menuliskan bahwa berbeda dengan peribadahan dunia sekitar yang politeis, sifat ibadah Israel adalah monoteis. 4 Beckwith, him. 41-44, Lih. juga Rachman, Ibadah Harian, him. 47-49; tentang kegiatan di pusat-pusat ibadah Yahudi. 5 Jungmann, him. 19. Tbadah Umat Israel dalam Alkitab dan Masyarakat A B. Kalender Sebagaimana banyak sistem di Timur Tengah, sistem kalender Israel berpatokan pada musim pancaroba berdasarkan putaran matahari dan bulan (disebut juga luni-solar), Benda-benda langit tersebut menjadi penting sebagai dasar penghitungan waktu. Sebelum abad ke-7 sM., kalender berjalan dari musim gugur diikuti oleh perayaan-perayaan per- tanian, menurut sistem Iunar. Musim gugur menjadi awal penghitungan matahari (solar) dalam enam bulan. Namun, di antara kedua sistem ter- sebut, bulan mempunyai pengaruh lebih kuat. Itulah sebabnya, perbeda- an hari raya Israel setiap tahun dapat berbeda hingga sebulan lamanya.6 Setelah zaman pembuangan, Sabat - sistem tujuh hari sepekan dan 354 hari setahun - menjadi patokan kalender. Dalam pengaruh Babilonia (52 pekan setahun dengan bulan ke-13 [we-Adar, Adar kedua] sebagai tam- bahan, sehingga menjadi 384 hari pada tahun kabisat), kalender berporos pada musim gugur ke musim semi. Sekitar abad pertama jumlah bulan ditetapkan menjadi dua belas bulan dengan tahun kabisat setiap tiga tahun? Peredaran bulan (lunar) menjadi dasar pergantian hari yang dimulai malam (bnd. pemahaman “bulan baru” dalam Bil. 10:10; 28:11; Mzm. 81:4). Oleh karena perpaduan sistem kalender bulan dan matahari (luni-solar), maka kalender Yahudi selalu beriringan dengan kalender Gregorian setiap tahun, walaupun tetap berbeda. Hampir setiap bulan purnama pada pertengahan bulan dan bulan baru pada hari pertama dijadikan perayaan. Dalam satu bulan terdapat 29-30 hari bergantian; bulan we-Adar berjumlah 30 hari. Tepatnya, satu bulan Yahudi berjumlah 29 hari, 12 jam, 44 menit, 30 detik.® Hanya, jumlah tahun dalam kalender Yahudi telah jauh lebih tua ketimbang kalender Gregorian yang berpatokan pada tahun Masehi, anno Domini. Kalender Yahudi kini telah mencapai usia 5760-an.? Tahun 5761 adalah sama dengan tahun 2000 kalender Gregorian. Jumlah 5761 tahun © Bratcher, him. 17. 7 Roll, him. 58-59, juga menjelaskan bahwa sistem lunar diterima oleh kaum Farisi dan kaum Saduki, sedangkan sistem solar diterima oleh komunitas Qumran. * Gigot, hm. 1. 9H. Kuiper, Met Israél Het Jaar Rond. Uitgeversmaatschappij 1990, him. 158-159. 8 Hari Raya Liturgi dalam kalender Yahudi dihitung dari penciptaan dunia, sehingga disebut anno mundi (AM). Menurut keyakinan iman orang Yahudi, dunia dicipta- kan pada 3760 tahun 3 bulan sebelum Kristus, tepatnya pada permulaan musim gugur (permulaan September), dan menambahkan setahun pe- nyesuaian dengan permulaan kalender Gregorian pada Januari! SKEMA KALENDER DAN HARI RAYA UMAT ISRAEL (dari berbagai sumber) Yahudi: Nisan Iyar Siwan Tamus Ab Elul Tisyri Makhesywan Kislew Tebet Syebat Adar Lyjtol—3— 4151 671 _g__1_9_l_ 494-114-124 musim semi musim panas musim gugur musim dingin jelai gandum anggur & minyak Gregorian: MrtApr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des Jan’ Feb Mrt qigi 34151 6 7_1_g_1_9_l_jg—13 4-2-4 Pada sekitar musim-musim semi, panas, dan gugur diadakan perayaan Paskah, Pentakosta, dan Tahun Baru.!! Beberapa di antaranya, misalnya: Paskah, Pondok Daun, dan Purim, dirayakan pada bulan purnama, yakni pada pertengahan bulan. Banyak perayaan pada bulan-bulan musim semi dan musim gugur. Perayaan musim semi, yaitu: Paskah, Roti Tak Beragi, dan Pentakosta (perayaan Tujuh Pekan). Perayaan musim gugur, yaitu: Tahun Baru, Pendamaian, dan Pondok Daun. Pada musim dingin diadakan perayaan Hanukkah atau Persembahan Kenisah. Selain itu ada pula hari raya nasional, yaitu: Duka Nasional dan Ke- merdekaan Israel. Ini tidak berhubungan dengan musim, melainkan de- ngan sejarah dan semangat nasionalisme Yahudi. Terakhir namun pen- ting adalah memelihara ibadah harian secara rutin. Yang mendasarkan ibadah harian adalah sistem waktu tiga jaman bagi tradisi umat Israel. 1 Gigot, him. 3. Lih. juga Gerard, Chronology, him. 4-5 menuliskan bahwa menurut James Ussher, dunia diciptakan pada tahun 4004 sM. 1 Berdasarkan informasi Charpentier, him. 31 dan Myers, Year, hlm. 1076. Ibadah Umat Israel dalam Alkitab dan Masyarakat 9 Yang masih eksis dan penting dilakukan hingga kini, semisal di Indonesia, selain hari Sabat adalah. Paskah (perayaan keluarnya umat Israel dari Mesir), Tahun Baru (dapat juga dilakukan permandian bagi anak laki-laki usia 13 tahun), dan Pendamaian (dengan puasa sehari- semalam dan saling memaafkan). Pesta-pesta lain juga dirayakan hanya tidak sepenting keempat perayaan tersebut, yaitu: Pondok Daun, Purim, dan Hanukkah pada awal Desember.!2 Perihal nama-nama bulan, sembilan dari dua belas nama bulan tersebut terdapat dalam Alkitab, yaitu: Bulan 1: Nisan (Neh. 2:1; Est. 3:7) sekitar 13 Mar - 11 Apr, 30 hari Bulan 3: Siwan (Est. 8: jar. 1:8) sekitar 11 Mei - 9 Jun, 30 hari Bulan 4: Tamus (Yeh. 8:14) sekitar 10 Jun - 9 Jul, 29 hari Bulan 6: Elul (Neh. 6:15; 1 Mak. 14:27) sekitar 8 Agt - 6 Sep, 29 hari Bulan 9: Kislew (Za. 7:1; Neh. 1:1) sekitar 4 Nov - 3 Des, 30 hari Bulan 10: Tebet (Est. 2:16) sekitar 4 Des - 2 Jan, 29 hari Bulan 11: Syebat (Za. 1:7; 1 Mak. 16:14) sekitar 2 Jan - 31 Jan, 30 hari Bu!an 12: Adar (2 Esdras 6:15; Est. 3: 12) sekitar 1 Feb - 2 Mar, 29 hari Bulan 13: We-Adar (kabisat), sekitar 3 Mar - 13 Mar, 29 hari. Sedangkan yang tak terdapat dalam Alkitab adalah bulan-bulan sebagai berikut: Bulan 2: lyar sekitar 12 Apr -11 Mei, 29 hari Bulan 5: Ab sekitar 9 Jul-7 Agt, 30 hari Bulan 7: Tisyri sekitar 6 Sep-5 Okt, 30 hari Bulan 8: Markhesywan atau Hesywan sekitar 6 Okt-4 Nov, 29 hari. Sabat Oleh karena penggunaan sistem bulan (lunar) di Israel, maka diraya- kanlah pesta bulan yang disebut Sabat. Bagi tradisi Yahudi, sabat adalah hari penting dan istimewa. Semula, Sabat adalah pesta bulan atau bulan purnama. Ada bebe- rapa asal-usul Sabat. Salah satunya adalah dari bangsa Keni, yang telah mempunyai hubungan dengan Israel - dalam kisah perkawinan Musa 12 Adiatmo, Yudaisme, hlm. 42-43. 3 Gigot, hlm. 24. 10 Hari Raya Liturgi sebelumnya (Hak. 4:11, 17) - sehingga berpengaruh. Sebagai kaum pandai besi, bangsa Keni pantang menyalakan api pada hari Sabat. Kebiasaan hari raya dan pantangan ini diadopsi oleh Israel (Kel. 35:3; Bil. 15;32-36).14 Walaupun dalam praktiknya, orang Yahudi justru menyam- but datangnya Sabat dengan cahaya, namun tidak memasak makanan di dapur. Teori lain melihat Sabat sebagai pesta bulan di Mesopotamia, negeri leluhur Abraham. Di Mesopotamia, pada setiap bulan ke-13 (tahun kabisat), tanggal 7, 14, 19, 21, dan 28, disebut hari-hari jahat (timé lemniiti) atau hari terlarang (dies nefasti). Pada hari itu raja, imam, dan karyawan berhenti bekerja agar tidak durhaka kepada para dewa. Perjanjian Lama beberapa kali menyejajarkan Sabat dengan bulan baru (2 Raj. 4:23; Yes. 1:11-13; Am. 85; Hos. 2:10). Dalam perkembangan selanjutnya, hari libur itu dibulatkan menjadi setiap tujuh hari15 Masyarakat Akkadian-Mesopotamia merayakan Sabattu atau Sapattu pada setiap bulan purnama, yakni setiap tanggal 14 atau 15 setiap bulan. Sabat sebagai perayaan bulanan, bukan mingguan, terlihat dalam nas-nas Perjanjian Lama (2 Raj. 4:23; 11:4-12). Pada waktu itu diadakan kebaktian kepada Sin, yakni Dewa Bulan, yang memiliki kedudukan istimewa dalam jajaran Pantheon Babilonia. Oleh sebab itu, Sabattu sering kali disejajarkan dengan fim nith libbi, yakni hari menenangkan hati atau hari ketenteraman. Disinyalir bahwa Sabbat dalam tradisi Israel muncul kemu- dian, bahkan baru pada zaman Yehezkiel (20:12-17; 22:8, 26; 23:38; 44:24), tetapi Israel tidak menjalankannya dengan baik. Hanya tentang bagai- mana Sabat bulanan dari Mesopotamia berubah menjadi Sabat mingguan di Israel, tidak dapat didamaikan. Ada keraguan bahwa hari Sabat me- rupakan perayaan bulan purnama di Israel, sehingga tidak ada hubungan antara Sabattu Akkadian dan Sabbat Israel.! Di antara berbagai teori tentang asal usul sabat, disadari bahwa sa- bat diyakini oleh Israel sebagai perintah Tuhan sendiri kepada umat Israel. Walaupun sabat bukan ciptaan Israel ex nihilo, namun sabat Israel tetap khas bagi Israel. Itulah sebabnya, sabat dirayakan oleh Israel secara Khas (setiap pekan pada hari ke-7, dengan istirahat), namun tetap Bacchiocchi, him. 22. % Tbid., him. 23. % Thid., hlm. 24-25. Toadah Urmat Israel dalam Alkitab dan Masyarakat n memiliki pengaruh dari budaya masyarakat sekitarnya.!7 Hal tersebut terlihat melalui arti etimologis. Sabat (NAW) dalam bahasa Ibrani berarti berhenti, istirahat, dan merayakan. Hal ini dipahami oleh orang Israel sebagai hari perhentian akhir pekan (hari ke-7) agar mereka mengudus- kannya.!8 Adapun ritus Sabat adalah sebagai berikut. Upacara Sabat dilakukan di rumah. Dimulai sejak Jumat petang dengan doa menkha, lilin Sabat, dan perjamuan malam. Pada Sabtu pagi dilakukan sembahyang syahrit. Upacara ketiga adalah upacara melepaskan Sabat pada Sabtu sore dengan doa arbit, penyalaan lilin dan nyanyian permohonan agar Nabi Elia cepat datang bersama Mesias. Adalah lazim bahwa pada setiap perayaan seder, disediakan sebuah cawan kosong, yakni cawan Elia.29 C. Festival-festival Musim Semi: Paskah, Roti Tak Beragi, Pesta Menuai Israel: Nisan yar Siwan Nisan 14: Paskah —1—L_2—t 3 15-21: Roti Tak Beragi dan masa Omer musim Semi 22: Pesta Menuai Gregorian: Mrt Apr Mei Jun Iyar 18 : lag ba omer jie g—t-3—-4 Bulan Nisan sebagai bulan pertama dibuka dengan hari raya Bulan Baru. Hari raya ini mendapatkan bobotnya pada dua pekan kemudian, yakni pada bulan purnama di hari raya Paskah. Hari raya ini di bulan Nisan adalah pertama menurut tahun agama. Sedangkan bagi tahun sipil, ia sebagai bulan ketujuh. Paskah ({Ibr.] Pesakh, [Yun.] Pascha) berarti melewatkan, yakni kisah Allah membunuh (pesakh) anak-anak sulung Mesir. Perayaan Paskah Yahudi (Hag ha-Pesakh) - suatu perayaan terpenting dan termulia ini - ” Dressler, From Sabbath, him. 22-23. 1 Ibid, him. 24. 9 Adiatmo, Yudaisme, him. 40-41 ® Bratcher, him. 6. 12 Hari Raya Liturgi dirayakan pada tanggal 14 Nisan, yakni bulan pertama (Yos. 5:10), yang tidak selalu jatuh pada hari Sabat. Tanggal Paskah Yahudi jatuh sekitar bulan Maret-April pada musim semi, masa ketika bunga bermekaran. Tanggal 14 Nisan adalah bertepatan dengan bulan purnama, atau ber- selang 1-2 hari sebelum atau sesudah bulan purnama.”" Perayaan Paskah berlangsung selama sepekan setelah 14 Nisan, di mana dirayakan juga Perayaan Roti Tak Beragi. Ciri utama dari perayaan Paskah adalah perjamuan keluarga di ru- mah masing-masing yang dilakukan setelah senja. Hidangan utama dalam perjamuan itu adalah domba Paskah. Perjamuan Paskah ini dise- but seder (artinya: tata perayaan). Lebih dahulu, pada tanggal 13 Nisan (beberapa jam sebelum 14 Nisan, yang dimulai sejak malam) domba Paskah disembelih (pesakh) di Bait Allah,” dan darahnya dipercikkan di atas altar. Setelah Bait Allah runtuh pada tahun 70, ritus ini menghilang atau tidak dirayakan di Bait Allah, kecuali oleh orang Samaria yang memang tidak menyembelih hewan kurban di Bait Allah. Ciri adanya domba ini menunjukkan bahwa ia berasal dari tradisi penggembalaan. Selain mengacu pada petunjuk perayaan (melalui pembacaan Kel. 12:21- 51) dan ketentuannya (Kel. 34:25), pada praktiknya perayaan Paskah adalah sebagai berikut: Dalam upacara Paskah itu setiap keluarga menyembelih seekor domba atau kambing jantan yang berumur setahun. Mereka memanggangnya lengkap dengan kepala dan isi perut. Kemudian memakannya dengan pinggang berikat. Terlebih dahulu darah korban itu sudah dibubuhkan kepada kedua tiang dan ambang pintu rumah (ketika tidak ada Bait Allah). Sehabis perjamuan, sisa daging yang tinggal sampai pagi, diba- kar habis dengan api Walaupun Paskah berasal dari perayaan Keni, tetapi Israel memberi makna baru. Bagi Israel, Paskah adalah peringatan dan proklamasi akan ™ WCC, 1997, him. 6-7 memperlihatkan bahwa antara tahun 2001 dan 2025, Paskah sering kali tidak tepat dirayakan pada bulan purnama. % Posner, hlm. 143-144. 3 Ferguson, him, 442-443. ™ Rowley, him, 36-37, 68-69 dan Kraus, him. 46-47 menuliskan bahwa di dalam tradisi Keni dan perjelajah gurun pasir, ini merupakan perayaan suku dan perkemahan se- mentara. Pemercikan darah hewan korban di tiang tenda sebagai tanda penolak bala Tbadah Umat Israel dalam Alkitab dan Masyarakat 13 pelepasan dari perbudakan Mesir. Oleh sebab itu, Paskah dirayakan de- ngan motivasi membarui sikap dan pengucapan syukur dengan sukacita. Pembaruan sikap yang dimaksud adalah perubahan dari hidup lama sebagai bangsa tanpa identitas menjadi umat Allah. Dalam kitab Perjanjian Baru, Yesus merayakan Paskah dengan per- jamuan (disebut perjamuan malam) bersama dengan para murid-Nya. Jumlah mereka adalah sekitar dua belas orang,* sehingga masih terlihat corak perjamuan keluarga. Perjamuan Paskah tersebut menjadi dasar perjamuan kudus atau ekaristi bagi gereja masa kini (diambil dari surat Rasul Paulus [1 Kor. 11]). Namun, perjamuan Paskah telah diberikan makna baru yang sejajar dengan makna pelepasan dari perbudakan Mesir, yakni: pelepasan dari kuasa dosa. Demikian, di dalam perjamuan kudus ada pengucapan syukur (ebxaptotia) dalam merayakan Paskah. Adalah lazim merayakan Paskah dengan perjamuan. Umumnya masya- takat Yahudi di zaman Perjanjian Baru merayakan Paskah atau per- jamuan seder adalah sebagai berikut: Setelah matahari terbenam, tanda dimulainya hari Paskah pertama, kaum kerabat (berjumlah antara sepuluh dan lima belas orang) siap di tuang keluarga. Sebelum memulai, anak-anak mencari-cari sisa ragi dalam rumah itu dan membuangnya (bedikat chametz). Kemudian nyonya rumah menyalakan lilin-lilin Paskah (hadlakat ha-nerot). Kemudian pem- berkatan lilin dan cawan anggur pertama (kaddesh), dan mencuci tangan (urchatz). Hidangan yang disiapkan berupa domba Paskah, sayur pahit, roti, dan cawan anggur. Sebagai pembuka ialah pemecahan roti tak beragi dan memakannya (yachatz), serta mencari afikomen. Hidangan pembuka ialah salad yang dicelupkan ke dalam cuka dan air garam (karpas) dan diselingi dengan minum dari cawan anggur. Kemudian para tamu makan sayur pahit dan haroseth, yaitu pencampuran kenari, buah, dan anggur. Banyak makanan yang dimakan pada perjamuan ini tidak dimakan pada perjamuan lainnya. Oleh karena perjamuan kali ini berbeda, maka seorang anak terkecil dalam keluarga itu bertanya (biasanya telah disiapkan oleh orang tua) kepada bapaknya atau kakeknya, begini: “Pada malam lain kita makan Ferguson, him. 442 berdasarkan Pesahim 7:13. 4 Hari Raya Liturgi roti beragi atau roti tak beragi, tetapi malam ini mengapa hanya roti tak beragi? Pada malam lain kita makan semua jenis sayuran, tetapi malam ini mengapa hanya sayur pahit? Pada malam lain kita makan makanan yang dimasak, dipanggang, atau direbus, tetapi mengapa malam ini hanya makanan yang dipanggang? Pada malam lain kita mencelup satu kali, tetapi mengapa malam ini mencelup dua kali?” Semua pertanyaan ini ee isyarat bagi sang bapak untuk menjelaskannya dengan haggadah (= kisah, mengisahkan cerita dengan cara melantunkannya) Paskah. Bukankah tujuan makan bersama adalah kesempatan bagi sang ayah untuk menjelaskan hal-hal penting yang perlu dipahami oleh generasi penerus? Bapak menuturkan kisah per- budakan atas bangsa Israel di Mesir dan pembebasan oleh Allah. Haggadah ini merupakan' drama yang dituturkan untuk mengenang sejarah Israel, sehingga hadirin terlibat kembali di dalamnya seperti yang dialami oleh nenek moyang mereka. Lazimnya, sang bapak membuka kisahnya dengan kalimat. “Bapaku dahulu seorang Aram, seorang pengembara. Ia pergi ke Mesir dengan sedikit orang saja dan tinggal di sana ...” (dst. seperti tertulis dalam UL. 26:5-6)26 Cerita selesai, hadirin minum anggur kedua (maggid), dan mencuci tangan kedua (rachtzah). Kemudian pemberkatan dan memakan roti tak beragi (motzi atau matsah), makan sayur pahit (maror) dan makanan penutupnya (Korech). Tahap berikut adalah perjamuan festival (shulchan orech) dan me- makan afikomen (tzafun). Setelah makan, hadirin minum anggur ketiga dan undangan bagi Nabi Elia (barech). Di antara setiap minuman dan hidangan, diselingi dengan nyanyian Mazmur (hallel), yakni pasal 113- 114 pada bagian pertama dan pasal 115-118 pada bagian penutup, sebagai Mazmur Paskah. Hidangan terakhir adalah domba Paskah yang berumur sekitar setahun; sehingga memang hanya cukup untuk sepuluh hingga lima belas orang. Terakhir adalah nyanyian Mazmur-mazmur pujian (bnd. Mat. 2630) dan minum anggur keempat (nirtzah).”” % Bnd, dengan informasi Boehlke, Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen: dari Plato sampai Ig. Loyola, him. 31-32 tentang perjamuan Paskah sebagai salah satu metode pendidikan umat Yahudi. 2 da Cunha, him. 25-26 dan Kodell, him. 42-44 menuliskan bahwa perjamuan Paskah adalah salah satu jenis di antara beberapa jenis perjamuan Yahudi yang lain, Bratcher, him. 11-12 tentang unsur-unsur seder. Tbadah Umat Israel dalam Alkitab dan Masyarakat 15 Demikian ada enam belas unsur seder yang kami tuliskan di dalam tanda kurung (...) dengan huruf miring. Pada masa kini, perjamuan seder diisi dengan makan-makan, ber- main bagi anak-anak, dan ngobrol soal sejarah keluarnya nenek moyang Israel dari Mesir. Adalah lazim perjamuan seder menghabiskan waktu sekitar empat jam. Di samping itu, selain tuan rumah, para tetamu undangan pun diajak untuk menyampaikan haggadah Paskah. Itulah sebabnya, perjamuan seder hanya dihadiri oleh kaum kerabat dalam jum- lah terbatas; sepuluh hingga lima belas orang, belum termasuk anak- anak. Selain alasan kerepotan, juga soal lamanya waktu yang dihabiskan untuk seder. Sementara nyonya rumah memulai seder dengan menyalakan lilin Paskah, anak terkecil mengajukan pertanyaan Paskah, sementara anak-anak lain membuang semua chametz (ragi) dari rumah itu, kemu- dian mencari-cari afikomen (makanan pencuci mulut yang disembunyikan di dalam roti tak beragi [matzali]) yang tersembunyi, dan membuka pintu rumah untuk Nabi Elia, nabi yang memberitakan kedatangan Mesias (dalam perjamuan itu disediakan cawan kosong yang disebut cawan Elia [kos eliyahu ha-nabi)).® Pokoknya, semua orang yang hadir, besar-kecil dan pria-perempuan berperan aktif dalam perjamuan seder. Hal menceritakan kisah Paskah tidak dibawakan dengan isi dan cara yang begitu-begitu saja setiap tahun. Para bapak Yahudi sangat kreatif dan bervariasi dalam membawakannya. Sewaktu Yesus mengadakan perjamuan malam (Mat. 26:17 dst; Mrk. 14:12 dst; Luk. 22:7 dst; bnd. Yoh, 13:21 dst), justru tidak ada domba Paskah dan sayur pahit, padahal itu adalah hidangan utama. Yohanes menafsirkannya, sebab Ia adalah Anak domba Paskah (Yoh. 1:29) yang disembelih itu.?? Itulah sebabnya dewasa ini, sambil meme- cahkan roti sebelum komuni dalam perjamuan kudus, imam menya- % Bratcher, him. 1-2, 5-6 juga menginformasikan bahwa cawan Elia ini merupakan akar cawan perjamuan kudus di gereja yang bersifat eskatologis (bnd. Mat. 26:29): ”... Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur ini sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan Bapa-Ku.” ® Kodell, him. 53-55 tidak berpendapat bahwa perjamuan terakhir yang Yesus rayakan adalah perjamuan Paskah Yahudi. Yesus mengadakan perjamuan khas dalam rangka persiapan akan kematian-Nya dengan menekankan segi eskatologis. Segi eskatologis bertentangan dengan haggadah (unsur tetap dalam perjamuan Paskah Yahudi), yang menekankan segi historis. 16 Hari Raya Liturgi nyikan Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia (KJ. 311-312 Agnus Dei qui tollis peccata mundi). Pada masa kemudian, tradisi perjamuan kudus atau ekaristi sebagai pengucapan syukur di dalam Paskah dilakukan oleh gereja. Tetapi eka- risti dirayakan bukan hanya pada Paskah, melainkan pada setiap kali berkumpul. Kisah Para Rasul 2 menuliskan bahwa mereka selalu ber- kumpul untuk memecahkan roti dan berdoa (ay. 42) ”... tiap-tiap hari dalam Bait Allah” (ay. 46). Sementara itu, beberapa masyarakat Kristen zaman ini mulai mengadakan seder yang diadaptasi dalam rumah tangga pada setiap Kamis Putih.%° Paskah sendiri telah menjadi perayaan gereja sejak abad kedua. Kisah pelepasan umat Israel dari Mesir yang dikisahkan melalui haggadah (hal masa lalu) diganti dengan perjamuan sorgawi yang menonjolkan segi eskatologis (hal masa depan). Di sini, gereja memberikan makna ba- ru terhadap perayaan Paskah Yahudi yang diadopsinya. Ada perbedaan antara Paskah Yahudi dan Paskah Kristen, walaupun mempunyai akar yang sama. Letak perbedaannya ialah pada isi dan makna Paskah; segi eskatologi Kristus lebih ditonjolkan untuk memperkaya segi pengenang- an melalui anamnesis, yakni menghadirkan masa lalu pada masa kini. Dari proses inilah gereja memperoleh kerygma (berita) dari misteri Pas- kah. Lambat-laun setelah abad ke-4, Paskah gereja tidak hanya dirayakan pada hari Minggu sebagai hari raya. Paskah dan segala peringatannya berkembang menjadi masa raya Paskah yang berlangsung selama + 100 hari. Masa raya Paskah dimulai dengan Rabu Abu, Minggu-minggu Prapaskah, Minggu Sengsara (dua pekan sebelum Paskah), Minggu Palem memasuki Pekan Suci, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Sunyi, Minggu Paskah, Minggu-minggu Paskah, Kenaikan Kristus ke Sorga, dan Pentakosta. Demikianlah, Paskah adalah sebuah masa raya yang panjang, dinamis, dan meriah dalam tahun liturgi. Minggu Paskah adalah puncak masa raya ini. Ja dirayakan dengan ritus cahaya, pemberitaan firman, baptisan dan perjamuan kudus. Hanya saja saat ini, perayaan Paskah gereja yang diambil langsung dari Paskah Yahudi ini, yang kemudian menjadi titik tolak iman Kristen % Sebagaimana dikisahkan oleh Bratcher, him. 3-7. Ibadah Umat Israel dalam Alkitab dan Masyarakat 17 secara oikumenis, dirayakan dengan dua-tiga tanggal. Yaitu: 1) Paskah Yahudi menurut kalender Yahudi, pada 14 Nisan; 2) Paskah gereja Barat pada hari Minggu setelah 14 Nisan, menurut kalender Gregorian; 3) Paskah gereja Timur setelah Paskah gereja Barat (kadang-kadang ber- samaan), menurut kalender Julian." Paskah disusul dengan Perayaan Roti Tak Beragi (Hag Hammassot). Perayaan ini berlangsung selama tujuh hari, pada tanggal 15 hingga 21 Nisan (Im. 23:6), atau dari Sabat ke Sabat berikut. Keluaran 23:14-15 menginformasikan tentang tata cara perayaan ini pada bulan Abib (nama Kanaan untuk bulan Nisan) sebagai perayaan panen pertanian? yang bermula dari perayaan Kanaan. Perayaan Paskah menjadi tanda dimulai- nya masa raya ini. Selama sepekan itu, orang Yahudi memakan roti tanpa ragi, sebab tak ada waktu untuk mengembangkan roti dalam persiapan mereka meninggalkan Mesir (Kel. 12:11; Ul. 16:3).° Pesta Menuai (Kel. 23:16) atau Menyabit Gandum (kemungkinan dirayakan bertepatan dengan Roti Tak Beragi) dihubungkan dengan masa menuai tanaman. Jelas ini berasal dari tradisi pertanian yang di- kenal oleh Israel setelah menetap di tanah Kanaan. Hari raya ini menjadi patokan penghitungan hari raya tujuh minggu panen atau Pentakosta. Karena setelah menuai, orang kembali menanam benih. Pada malam berikutnya, yang disebut dengan seder kedua, dira- yakanlah Hari Pertama Omer (lag ba omer = seikat jelai). Pada malam hari pesta . lenuai, seikat jelai dibawa ke Bait Allah untuk dipersembahkan. Hari Pertama Omer (akhir bulan yar, sekitar bulan Mei) ini menjadi awal hari Pentakosta, sebab besok adalah hari kelima puluh, yakni pesta me- nuai gandum pada hari Pentakosta.* 3 Tentang tanggal-tanggal Paskah, lih. bab Masa Raya Paskah bagian Tanggal Paskah. 8 Myers, Feast of Unleavened Bread, him. 1029-1080 menginformasikan bahwa pada masa kemudian, kedua perayaan ini (Paskah dan Roti Tak Beragi) menjadi satu perayaan. Rowley, him. 68 dan Kraus, him, 47-48 menginformasikan tentang pola hidup kaum petani dan peternak dari kedua perayaan ini, yang memang kerap kali muncul dalam kehidupan sosial Israel sebagaimana kisah Kain dan Habel. % Bratcher, him. 2. * Ibid. him. 2.3. 18 Hari Raya Liturgi D. Festival Musim Panas: Pentakosta Israel : SiwanTamus Ab Elul ‘Siwan/Tamus: Pentakosta S—6—L Ab 9: Hari Duka Nasional musim Panas Gregorian Jun Jul —Agt_ Sept 4p gt 7 Pentakosta (Shavuot, Pentekoste) adalah pesta panen gandum (UI. 26:1, Hag ha-Kazir) yakni hari-ke-50 setelah tanggal 16 Nisan, atau lima puluh hari sejak Sabat pertama setelah Paskah (Im. 23:11, 15). Pentakosta diraya- kan pada akhir musim panen atau menjelang musim Panas, yakni pada bulan Siwan (bulan ke-3) atau Tamus (bulan ke-4). Pentakosta disebut juga perayaan tujuh pekan, sebab panen gandum dilakukan pada pekan ketujuh setelah menanamnya pada musim semi, yakni hari ke-49 (Im. 23:15) atau tujuh pekan pada waktu menyabit gandum (UI. 16:9-10),3 adalah waktu akhir menuai jelai, dan awal menuai gandum. Pesta syukur panen diadakan pada esok hari, yakni hari ke-50 (itulah sebab disebut pentekoste) dengan berbagai korban persembahan (Im. 23:15-21). Pesta raya diadakan dengan perjamuan (Tob. 2:1) dan mengunjungi kota Yerusalem (2 Mak. 12:31-32; Kis. 2:5-11). Perjamuan itu disediakan bagi semua orang (UL 16:9-11).5” Selain pesta panen tanaman, Pentakosta juga kemudian diperingati sebagai hari turunnya Dasa Titah atau hukum Taurat. Sesuai narasi yang dibacakan (Kel. 19:1): “Pada bulan ketiga setelah orang Israel keluar dari tanah Mesir ....”38 % Ferguson, him. 443. * Kraus, him. 56. ¥ Souvai, him. 2 * Posner, him. 146 dan ibid., him. 1-2 Tbadah Umat Israel dalam Alkitab dan Masyarakat 19 Di hari kemudian, perayaan ini disatukan dengan kenangan umat di Sinai yang menerima Sepuluh Perintah Allah, sehingga sekaligus meru- pakan perayaan peringatan sejarah keselamatan? Selama lima puluh hari setelah hari raya Paskah, gereja - sebagaimana umat Israel - bergembira. Periode ini disebut beata pentecoste. Perayaan Pentakosta gereja didasarkan pada peristiwa turunnya Roh Kudus ke atas para rasul (Kis. 2). Ada perubahan makna dan isi dalam adopsi ini, namun tetap pada akar yang sama sebagai pesta panen. Itulah sebabnya, Pentakosta dirayakan juga oleh gereja sebagai persem- bahan syukur tahunan, dan turunnya Roh Kudus, serta pengutusan umat Kristen. Gereja dihiasi dengan sayur-mayur, buah-buahan, dan bunga, sebab musim panen. Di zaman modern, anak-anak di sekolah Yahudi mencicipi kue-kue, madu, dan permen, sebab hukum Taurat Allah adalah manis rasanya.” Sepanjang malam Pentakosta itu, Kitab Rut dibacakan menurut daftar pembacaan Alkitab atau leksionari dan diuraikan. Pembacaan tersebut mengingatkan hubungan antara Rut-Boas, Daud (Rut 4:17, 22), dan Yesus (Mat. 1:5; Luk. 3:32), di samping pesan “penginjilan Taurat” bagi Rut si perempuan kafir yang menerima Taurat YHWH. Perayaan Pentakosta bisa berlangsung selama dua hari.*' Pentakosta menutup masa raya Paskah yang agung itu. E. Festival-festival Musim Gugur: ”Tahun Baru”, Pendamaian, Pondok Daun, Sukacita Taurat Israek Tisyri_ Markhesywan Kislew Tisyri 1: Tahun Bara 4i_7_1__g—_1_-9L 10: Pendamaian musim Gugur 15-21: Pondok Daun da Cunha, him. 25-26. Posner, him. 148. “ Souvai, him. 2 20 Hari Raya Liturgi Gregorian: Sept Okt Nov Des 22: Sukacita Taurat 7+—_s—_9L 19+ Bulan ketujuh (sekitar September-Oktober) merupakan bulan perayaan bagi umat Israel. Hampir sepanjang, bulan itu, berbagai festival digelar dalam rangka mengenang sejarah keselamatan dan nenek moyang Israel. “Tahun Baru” Israel (Rosh ha-Shanah) dirayakan pada tanggal 1 Tisyri (hari pertama bulan ke-7), yakni bulan pertama pada musim Gugur. Ada empat Tahun Baru Yahudi, yaitu: 1. 1 Nisan (bulan ke-1) sebagai tahun baru agama; 2, 1 Elul (bulan ke-6) sebagai tahun baru sepersepuluh lembu; 3. 15 Syebat (bulan ke-11) sebagai tahun baru tanaman; 4. 1 Tisyri (bulan ke-7) sebagai Tahun Baru masyarakat sipil dan para raja, sehingga bulan ini lebih disebut sebagai bulan pertama. Di antara keempat Tahun Baru tersebut, 1 Tisyri merupakan yang paling meriah penuh khidmat. Tahun Baru ini dirayakan sebagai hari pertobat- an sepuluh hari (iamim nora’im). Imamat 23:23-25 dan Bilangan 29:1-6 menuliskan tentang pertemuan kudus, tidak melakukan pekerjaan berat, meniup serunai atau sangkakala (shofar), yakni serunai yang terbuat dari tanduk domba jantan. Ada sepuluh arti dibunyikannya shofar pada hari itu, yaitu: Allah dinobatkan sebagai Raja pada hari itu; pembuka masa sepuluh hari penyesalan dan pertobatan; Taurat diberikan di Sinai dengan iringan shofar, para nabi membandingkan berita mereka dengan tiupan shofar; para serdadu yang menghancurkan Bait Allah membunyikan shofar; mengingat kurban domba sebagai pengganti kurban Ishak;* ”Adakah sangkakala ditiup di suatu kota, dan orang-orang tidak gemetar?” (Am. 3:6); 8. Hari TUHAN adalah hari peniupan shofar (Zef. 1:14-16); Nogpene * Posner, him. 164 menurut Misnah dan mencatat juga bahwa Rabbi Eliezer di dalam Talmud percaya bahwa bumi diciptakan pada tanggal 1 Tisyri, dan Gigot, him. 4-5. * Adam, him. 12-13. Ibadah Umat Israel dalam Alkitab dan Masyarakat 21 9. _ shofar besar merupakan masa mesianis (Yes. 27:13); 10. shofar akan dibunyikan pada hari kebangkitan.4 Serunai shofar ditiup sepanjang hari raya itu di sinagoge scbagai tanda perayaan tersebut dan umat memberikan persembahan. Perayaan ini sejajar dengan Idul Adha dalam Islam, baik maknanya: kurban Ismael, maupun caranya: persembahan hewan kurban. Pada hari raya ini Allah dipuji-puji sebagai Hakim dunia yang membuka Kitab Kebaikan dan Kejahatan.* Tema perayaan ini dapat pula dibandingkan dengan hari raya Kenaikan Kristus ke Sorga dengan tema Yesus adalah Raja dunia, atau hari Minggu Kristus Raja pada Minggu terakhir dalam tahun liturgi. Namun, keramaiannya dapat disejajarkan dengan tiupan terompet pada Tahun Baru (1 Januari) dan Idul Fitri. Sejauh ini, perayaan ”Tahun Baru’ tidak sesemarak perayaan Pon- dok Daun. Hari raya Pondok Daun dimulai pada dua pekan kemudian setelah “Tahun Baru”. Bagi orang Yahudi, hari raya ini tidak sepenting dua hari raya lain pada bulan ini. Oleh sebab itu, tidak ada nama khusus bagi hari raya ini“* Demikian pula nama “Tahun Baru” agak kurang tepat dikenakan di sini, sebab ia (dan hari raya Pendamaian) lebih bersifat persiapan untuk memasuki perayaan Pondok Daun. Hari raya Pendamaian (Im. 23:27) atau Pertobatan (iom Kippur atau iom ha-Kippurim) pada tanggal 10 Tisyri dapat disejajarkan dengan Sabat, bahkan Sabat atas segala Sabat, yakni hari peristirahatan dan berpuasa, hari terkudus dalam setahun, selain sebagai akhir masa Rosh ha-Shanah. Imamat 16 memberikan uraian isi hari raya ini. Seluruh perayaan di- pusatkan di sinagoge. Para petugas mengenakan jubah putih (kitel) dan umat menjaga keheningan.” Yang terutama adalah dua ekor lembu (atau kambing) yang dikebiri. Lembu pertama sebagai kurban penghapus dosa, dan yang lain sebagai kurban bakaran. Sebelum ditentukan “tugas” masing-masing, kedua lembu tersebut diundi dahulu. Persembahan kurban itu dilakukan oleh Imam Besar yang hanya pada hari itu diperbolehkan memasuki ruang Posner, him. 168. ‘6 da Cunha, him. 27-28. 4 Kraus, him. 66. 7 Posner, him. 173. 22 Hari Raya Liturgi mahakudus dalam kemah suci atau kemah pertemuan. Seteiah diundi, maka lembu yang jatuh menjadi kurban bakaran disembelih. Persembah- an itu dilakukan bagi sang Imam Besar sendiri dan para imam lain dalam suku Lewi, lalu darahnya dilumurkan ke atas penutup tabut perjanjian. Kemudian, Imam Besar membakar dupa di dalam ruang mahakudus tersebut. Sisa darah lembu itu digunakan sebagai pengampunan dosa umat. Lembu kedua yang jatuh undi sebagai penghapus dosa, lebih ber- untung, sebab ia dibiarkan hidup. Walaupun sebelum dilepaskan oleh seseorang yang ditunjuk, ia dikutuki, dicela, dicerca, dihina, disumpah- serapahi, dan dikambinghitamkan lebih dahulu oleh seluruh umat Israel; simbol bahwa bersama lembu itu diangkutlah semua dosa umat Israel ke padang pasir. Terlihat adanya tradisi kehidupan gurun pasir sebagai latar belakang hari raya ini. Jadi dapat diperkirakan bahwa hari raya ini ber- asal dari tradisi Isracl yang sangat awal.!# Bukankah di dalam tema-tema masa Prapaskah, Rabu Abu, Jumat Agung, dan pengakuan dosa terdapat kesejajaran pula di dalam hari raya Pendamaian ini? Pondok Daun (Sukkot) atau perayaan Tabernakel dirayakan selama tujuh hari pada tanggal 15-21 Tisyri (bulan ke-7, antara tanggal 20 September dan 19 Oktober) pada bulan purnama.? Perayaan pengum- pulan hasil panen anggur ini dirayakan di padang belantara sambil mengenang umat Israel ketika belum memiliki tanah air. Pondok dan dedaunan mendekorasi perayaan ini (Im. 23:33-36, 42-43). Setiap laki-laki Yahudi membangun pondok (sukkah) berdinding tiga dan beratapkan ranting palem (Iulav atau lulah) dan dedaunan. Pondok-pondok itu disiapkan, sebab dipercaya bahwa tujuh tamu mistis, yaitu: - sesuai urutan keyakinan umat - Abraham, Ishak, Yakub, Musa, Harun, Yusuf, dan Daud, akan beranjangsana ke pondok mereka selama festival (bnd. Mrk. 9:5 ”“mendirikan tiga kemah untuk Yesus, Musa, dan Elia”).5° “ Adam, him. 13-14, da Cunha, him. 28, dan Kraus, him. 69-70. Ibid., hlm, 150 meng- informasikan juga bahwa orang Yahudi diaspora lazim merayakan Pondok Daun hingga delapan atau bahkan sembilan hari. * Sebelum abad ke-1 sM,, kelender kita pun diawali pada bulan Maret. Bulan ke-7 ada- lah September ([Lat] Septem, tujuh, [It] Settembre [sette, tujuh]). Bulan ke-8 adalah Oktober ([Lat] Octavus, kedelapan, [It] Ottobre [otto, delapan]), dst. * Posner, him. 151. Tbadah Umat Israel dalam Alkitab dan Masyarakat 23 Yang terpenting, tema utama adalah perayaan menyambut musim dingin;" Setiap pagi, para imam membawa air dari mata air Siloam dan menyiramkannya sebagai pemujaan di atas altar. Pada hari terakhir, se- telah para imam mengitari altar sebanyak tujuh kali, mereka berdoa untuk datangnya hujan di musim dingin. Setiap malam, empat obor dinyalakan. Selain Mazmur hallel (113-118), juga kaum Lewi menyanyi- kan Mazmur ziarah (120-134).52 Kebiasaan lain pada perayaan ini ialah waktu perarakan. Setiap orang, memegang di tangan kiri setangkai cemara dan tangan kanan memegang seberkas tangkai dedaunan dari berbagai pohon, lalu dilambai-lambai- kan dengan riang gembira. Beberapa gereja, terutama gereja-gereja yang berlatar belakang Yahudi pada awal kekristenan dan zaman Patristik merayakan Pondok Daun. Dapatkah hari raya Pondok Daun dibuat relevan untuk gereja di Indonesia saat ini? Mengapa tidak? Pada hari kedelapan, menutup perayaan Pondok Daun pada tang- gal 22 Tisyri, dirayakanlah Hari Kedelapan Persekutuan Khidmat (shemini azeret). Orang tidak bekerja, dan hanya berdoa untuk datangnya hujan. Bagi orang Yahudi di diaspora, keesokan harinya, pada tanggal 23 Tisyri, dirayakanlah Sukacita Taurat (Simhat Torah). Tetapi di Israel ke- dua hari raya tersebut mulai dirayakan secara bersamaan, pada tanggal 22 Tisyri.4 Perayaan ini dianggap sebagai akhir pembacaan kitab Taurat selama setahun lingkaran liturgi. Sang Mempelai Taurat (hatan Torah) dan Sang Mempelai Kitab Kejadian (hatan Bereshit), yakni gelar bagi pembaca kalimat akhir (yang merupakan sekaligus kalimat pembuka) kitab Taurat, diclu-elukan seperti seorang raja.55 Ada daun palem yang diacung- acungkan dan tari-tarian. Apakah perayaan Minggu Palem mengambil beberapa unsur dari Pondok Daun? Yang mirip dengan liturgi gereja 5 Tbid., hlm. 150-151. 52? Ferguson, him. 444. ® da Cunha, him. 26 dan Rasid Rachman, Gereja dan Liturgi: Upaya Membentuk Spiritualitas Umat. Seminar sehari GKI (W) Jabar Klasis Jakarta Timur, him. 9, tentang makna spiritualitas pondok bagi umat dan gereja saat ini, Bnd. Charpentier, him. 30. 5 Posner, him. 155. 55 da Cunha, him. 27. 24 Hari Raya Liturgi adalah berdekatannya perayaan ini dengan hari Minggu Kristus Raja, yakni akhir tahun liturgi yang jatuh sekitar pertengahan November. Dengan empat perayaan di bulan ini terlihat bahwa bulan ke-7 merupa- kan bulan penuh rahmat bagi umat Israel dalam pengharapan memasuki musim dingin. F. Festival-festival Musim Dingin: Persembahan Kenisah dan Pesta Undi Israel: Kislew Tebet Syebat Adar Kislew 25: Kenisah —9—t_jo 4-11-12 Adar 13-15: Purim musim Dingin Gregorian: Des Jan Feb Mrt t-j04-11+1+-12--1 Pada tanggal 25 bulan Kislew (bulan ke-9, antara 29 November dan 27 Desember) dirayakan perayaan Persembahan Kenisah (Hanukkah: dedikasi), atau disebut juga Penahbisan Bait Allah (Yoh. 10:22). Perayaan ini diadakan di Yerusalem pada musim dingin. Perayaan ini berbarengan dengan masa Adven atau bahkan pada hari raya Natal gereja (pada winter solstice [21-24 Desember]), sehingga sering disebut secara keliru sebagai Natal Yahudi. Latar belakang sejarah hanukkah adalah sebagai berikut: Yudas Makabe (164 sM.) bersama saudara-saudaranya, setelah menga- lahkan musuh, berbaris menuju Yerusalem ... untuk membersihkan dan menyucikan kembali Kenisah yang telah diporakporandakan dan dinajiskan oleh musuh (168 sM.). Mereka membangun mezbah baru ... dengan bentuk dan ukuran yang sama (1 Mak. 4:47-51). Tiga tahun sete- lah penajisan kenisah, yakni tahun 165/4 sM., dirayakan pemberkatan kenisah .... Pesta ini disebut HANUKKAH, dirayakan selama delapan hari.ss %* Adam, him. 14-15, ibid, Im. 29, dan Kitab 1 Makabe terutama ps. 3-4. Ibadah Umat Israel dalam Alkitab dan Masyarakat 25 Delapan lilin di dalam kandelar hanukkah (kandil lilin dengan delapan lengannya, menorah, atau disebut juga hanukkiyah) dinyalakan satu per- satu setiap hari, baik di sinagoge maupun di rumah-rumah;” mirip kebiasaan penyalaan lilin satu persatu di gereja pada Minggu-minggu Adven. Baik rumah-rumah tangga maupun Bait Allah, penuh dengan lilin dan dekorasi cahaya. Ini berlangsung selama sepekan. Pada hari kedelapan, genaplah kedelapan lilin menyala semua. Terang matahari di- tambah lagi dengan terang lilin dan lampu lain menjadikan Bait Allah terang-benderang. Oleh sebab itu, perayaan ini disebut juga ritus cahaya. Hanukkah dirayakan dengan sukacita dan puji syukur. Rasa syukur itu terungkap di dalam Mazmur 30. Umat berarakan sambil membawa tongkat berhiaskan daun palem, mempersembahkan kurban, dan bernya- nyi dengan iringan berbagai alat musik (1 Mak. 4:52 dst). Jika hanukkah dibandingkan dengan hari raya Pondok Daun (2 Taw. 7:4 dst.), maka bentuk perayaannya mirip satu terhadap yang lain (2 Mak. 10:1-8). Besar kemungkinan tata cara hanukkah diambil dari pesta Pondok Daun. Tentu bukan tanpa akar tradisi dan pengaruh jika perayaan Adven, Paskah, dan Minggu Palem di gereja menggunakan beberapa lilin dan tata cara dari hanukkah ini. Pesta Undi (Purim, puru: undi) dirayakan pada tanggal 13-15 bulan Adar (bulan ke-12, yakni sekitar Februari-Maret), atau menjelang tahun baru Yahudi. Umat berpuasa pada tanggal 13, tetapi berkarnaval ria pada tanggal 14-15 Adar. Pesta ini dikisahkan dalam Kitab Ester (3:7), tentang pergumulan dan perjuangan bangsa Yahudi diaspora di negeri asing, yakni Persia. Pada tanggal 14, gulungan Kitab Ester: Megillat Esther, di- bacakan.5? Kemungkinan, Purim telah dirayakan di Palestina sejak tahun 100 sM. atau bahkan lebih awal lagi.”° Pada pesta itu, semua orang minum sepuasnya sampai mabuk, sehingga mereka tidak mampu lagi membedakan antara kutuk atas » Posner, him. 193. 5* Kraus, hlm. 89-90. % Posner, him. 197-198. Kraus, him. 91-92 menuliskan bahwa kemungkinan akar dari pesta int pada mitologi asing yang diambil alih oleh umat Israel. Nama Ester dapat discjajarkan dengan Ishtar, nama Mordekhai dengan Marduk, yaitu dewi dan dewa Babilonia. Dewi-dewa itu me- miliki peran besar dalam kehidupan politik Babilonia 26 Hari Raya Liturgi Haman dan berkat atas Mordekhai,‘! atau sebaliknya. Ester 9:19 mengi- sahkan tata cara sosial perayaan ini. Masyarakat Yahudi mengadakan perjamuan dan antar mengantar makanan ke tetangga dengan sukacita; mirip hari raya Lebaran. Hal ini mengingatkan pada karnaval (carnevale [carne = daging] {ingat: karnivora, pemakan daging}) pada Selasa Daging di Italia (il Martedi Grasso) dan Prancis (Le Mardi Gras) sebelum hari Rabu Abu (sekitar Februari-Maret juga) di beberapa kebudayaan masyarakat hingga kini (Brazilia, Argentina, Italia, Prancis, dsb.). Walaupun terbalik: antara sukacita dahulu atau dukacita dahulu, namun eksistensi dan jiwa pelam- piasan yang dimunculkan adalah sama. G. Hari Raya Nasional: Hari Duka dan Hari Kemerdekaan Umat Yahudi mengenangkan penderitaan bangsanya di seluruh dunia pada tanggal 9 bulan Ab (bulan ke-5, sekitar Juli-Agustus) dalam Hari Duka Nasional (Tesha be-Ab). Kitab Ratapan Yeremia (de lamentatione Jeremiae Prophetae) dibacakan di semua sinagoge pada saat tersebut, dan berpuasa (bnd. Za. 7:3; 8:19). Tetapi angan mereka adalah pada peng- hancuran Bait Allah pada tahun 586 sM. (peristiwa pertama) dan tahun 70 (peristiwa kedua), pembantaian pemberontak Yahudi oleh Roma tahun 135, pengusiran orang Yahudi dari Spanyol tahun 1492, dan semua malapetaka yang dialami oleh ras Yahudi di seluruh dunia. Hari Duka Nasional ini sebenarnya juga merupakan semangat bersatu di dalam penderitaan sesama ras Yahudi. Waktu duka dimulai dengan berpuasa sejak menjelang matahari terbenam, dan berlangsung selama dua puluh empat jam. Berpuasa dan berduka begitu ditekankan saat umat memasuki ibadah ma‘ariv (petang) dan doa amidah (berdiri) sebelum pembacaan Kitab Ratapan. Setiap tanggal 14 Mei, semua sinagoge merayakan peringatan hari Kemerdekaan negara Israel tanggal 14 Mei 1948. Perayaannya secara meriah dan istimewa. Sebagaimana banyak negara di dunia yang me- ®! Adam, him, 15-16 dan da Cunha, him. 30. 2 Adam, him. 16 dan da Cunha, him. 30. Posner, him. 209. Tbadah Umat Israel dalam Alkitab dan Masyarakat 27 rayakan hari kemerdekaannya, 14 Mei pun dijadikan hari libur nasional. Tentu saja kedua hari raya ini tidak terdapat dalam Alkitab. H. Unsur-unsur Liturgi Selain tahun liturgis atau kalender perayaan dan doa-doa, yang juga penting diingat dalam tradisi Yahudi adalah unsur-unsur liturgi. Unsur utama dari setiap liturgi tahunan adalah bacaan Kitab Suci. Bacaan diambil dari Torah (kelima Taurat atau Kitab Musa), Mazmur-mazmur (Tehilim), Nebiim (Kitab Para Nabi), dan Ketubiim (Kitab-kitab) atau disingkat: TeNaKh, yang adalah Perjanjian Lama dalam Alkitab Kristen. Mazmur-mazmur (0°71N) memegang peran cukup khas dalam liturgi Yahudi, terutama digunakan dalam ibadah harian dan tidak disebutkan dalam akronim TeNaKh. Pendarasan Mazmur dilakukan dengan daftar berurutan, sehingga semua bagian dalam Mazmur dilantunkan. Mazmur berperan sebagai pengantara kepada kitab Taurat. Taurat dibacakan sebelum Mazmur. Daftar dan tata pembacaan Taurat mengikuti siklus tiga tahunan. Pendarasan Mazmur dengan menggunakan daftar pembacaan secara ter- atur memegang peran penting sejak agama Yahudi. Kalau di dalam Mazmur banyak dijumpai doa-doa pagi, siang, senja, malam, dan seba- gainya, memang Mazmur digunakan sebagai kitab ibadah harian. Juga bukan tanpa kesengajaan Mazmur terdiri dari lima bagian, jika tidak ada alasan liturgis yang berhubungan dengan pembacaan kelima kitab Taurat.% Dalam praktiknya, Mazmur dilantunkan untuk mengiringi dan meng- antarai pembacaan Taurat dan Kitab Para Nabi. Misalnya, Mazmur 8 “kemuliaan manusia di antara segala makhluk” mengikuti Kejadian 1-2 “kisah penciptaan segala makhluk”. Mazmur 8 ini menjadi penghantar untuk pembacaan Yehezkiel 1653 “TUHAN menjanjikan perdamaian” sebagai pesan. Fungsi Mazmur sebagai penghubung antara Taurat dan Adam, 16 dan da Cunha, him. 30. © Stegink, Yudaisme, him. 14. Rachman, him. 4. 28 Hari Raya Liturgi Kitab Para Nabi sangat berharga. Bahkan Mazmur menyingkapkan pe- ngertian akan makna Kitab Suci kepada umat.” Selain Mazmur-mazmur untuk ibadah harian, kitab yang terpenting dari semua kitab TeNaKh adalah Taurat atau Torah. Baik Torah tertulis maupun Torah lisan atau tradisi-tradisi (halakhis) yang dianggap memperkaya Torah tertulis, digunakan untuk memperjelas pembacaan Taurat agar umat dapat menerapkannya secara etis.** Pembacaan dan melantunkan Taurat dilakukan oleh procantor atau hazan. Taurat (011) dibagi dalam lima puluh empat bagian di Babilonia atau seratus lima puluh empat bagian di Palestina. Taurat itu didaraskan setiap Sabat pagi, sehingga seluruhnya selesai dibacakan dalam setahun (di Babilonia, sejak abad ke-3 sM.) atau tiga tahun (di Palestina, sejak abad ke-1 M.), namun belum jelas benar kapan dimulainya: bulan Nisan atau bulan Tisyri. Setelah Taurat (dan Mazmur), Kitab Para Nabi (07X72) yang berkaitan dibacakan sebagai penerapan dari Taurat. Pembacaan Taurat tetap me- megang peranan penting dalam liturgi Yahudi. Suatu contoh tentang metode (tafsiran) Rabinis dalam Perjanjian Baru ketika Paulus (Gal. 4:27 ”... Bersukacitalah, hai si mandul ...”) me- nerapkan Yesaya 54:1 “Bersorak-sorailah, hai si mandul ...” untuk Kejadian 21, suatu pasal yang menggambarkan tentang Sarah. ... hal serupa ketika Yesaya 54 sebagai suatu haftarah (pembacaan Kitab Para Nabi yang memperkuat pembacaan Taurat)” atas Kejadian 16 tentang, Hagar dan Sarah, dengan kata-kata “ia tidak memberikan kepadanya anak", menandai hubungan itu?! Gereja awal meneruskan tradisi sistem pembacaan dan pendarasan ini. Bahkan hingga kini dalam liturgi, pembacaan Perjanjian Lama disusul dengan pembacaan Surat Rasuli, dan diakhiri dengan pembacaan Injil. Semuanya dibacakan secara berurutan dan selektif (lectio continua et selecta). © Rowley, him. 108. Stegink, Yudaisme, him. 19-20 menjelaskan misalnya jika terjadi pertentangan antara nas yang tertulis dengan tradisi praktis yang dilakukan selama ini oleh umat, Morris, him. 137-138. Penjelasan Posner, him. 99 tentang praktik haftarah dalam liturgi. 7 van Olst, him. 71-72. Tbadah Umat Israel dalam Alkitab dan Masyarakat 29 Hal yang serupa pun dilakukan terhadap Kitab-kitab (0°21ND1). Kegunaannya terutama pada hari raya tahunan. Kitab Kidung Agung dibacakan pada Paskah, Rut pada Pentakosta, Ratapan pada 9 Ab, Pengkhotbah pada hari raya Pondok Daun, dan Ester untuk pesta Purim (Pesta Undi).”2 Pembacaan Alkitab memegang posisi penting dalam liturgi Yahudi. Alkitab (dhi TeNaKh) diyakini diturunkan oleh Allah sendiri, dan di- rayakan dalam hari raya Shavout yang dapat disejajarkan dengan Penta- kosta dalam Kristen dan nuzul Al-Quran dalam Islam.” Posisinya bah- kan melebihi khotbah. Dalam sistem homiletika Yahudi, Alkitab menjadi poros pengajaran, nyanyian, dan doa-doa liturgi. Kata-kata mutiara dari Alkitab itu disampaikan oleh lektor secara langsung kepada umat. Kata- kata itu menjadi pengajaran, teguran, dan petunjuk yang disampaikan tanpa perantaraan verbal sang pengkhotbah, kecuali dengan membaca Targum, yakni terjemahan Kitab Suci dalam bahasa Aram yang dibacakan menyusul Kitab Suci. Sang pembaca (lector) dilengkapi dengan vokal dan intonasi guna menunjang teknik membaca yang baik. Selain seorang yang mencintai dan memahami isi Alkitab, ia juga adalah seorang yang disiapkan, dilatih, dan dididik untuk tugas itu.”* Tujuannya agar tidak sekadar membunyikan kalimat Alkitab atau sekadar bersuara tanpa penghayatan. Mutu pembacaan yang diharapkan adalah agar para pen- dengar, sekalipun tanpa membaca langsung, dapat tertarik dan terlibat di dalam kisah-kisah yang dibacakannya. Dalam tradisi Yahudi, porsi terbesar dalam ibadah adalah untuk menuturkan Alkitab. Selain Kitab Suci dan Targum-targum yang jumlahnya cukup banyak, buku-buku Tafsiran para rabi juga merupakan t ‘han pendukung Alkitab. Beberapa Tafsiran yang banyak digunakan antara lain: Rashi (Rabi Shiomo Yitzhak, 1040-1150) dari Prancis, Rashbam (Rabi Samuel ben Meir, 1085-1174) dari Prancis, Ibn Ezra (1089-1164) dari Spanyol, Nahmanides (1194-1270) dari Spanyol, Maimonides (Moses ben Maimon, 113F-1204) dari Spanyol. Tafsiran-tafsiran tersebut berisi penjelasan 2 Ibid, him. 73-74. 7 Daya, Yudaisme, him. 87. 7 Harap membaca seluruh buku Pareira, terutama him, 54-60. Ada uraian praktis dan prasyarat bagi seorang pembaca Alkitab dan Mazmur dalam liturgt.

Anda mungkin juga menyukai