Anda di halaman 1dari 3

https://www.posbali.

id/ada-9-titik-kawasan-kumuh-di-denpasar-barat/

Sungai yang mengalir di wilayah Monang-maning, Denpasar Barat tampak masih


dicemari sampah dan limbah cair. Selain menimbulkan bau tidak sedap, kondisi
ini juga menegaskan citra kumuh wilayah tersebut.

Denpasar Headline News

Ada 9 Titik Kawasan Kumuh di


Denpasar Barat
15/06/2017 POS BALI 0 Komentar

Sungai di Monang-maning Masih Tercemar


DENPASAR, POS BALI ONLINE Persoalan pencemaran sungai di sekitar
Perumahan Monang-maning, Denpasar Barat, nampaknya masih sulit diatasi.
Pantauan POS BALI, Rabu (14/6), sungai yang berada di belakang SMA PGRI 2
Denpasar terlihat dipenuhi sampah dan menimbulkan bau tidak sedap yang
merebak di sepanjang aliran sungai tersebut. Sampah plastik masih terlihat
mengambang dibawa arus sungai, beberapa diantaranya tersangkut sehingga
menambah citra kumuh di permukiman penduduk.

Hendra (60), seorang warga yang tinggal kurang lebih 100 meter dari bantaran
sungai di Jalan Gunung Karang I, menyatakan bahwa kesadaran penduduk
terhadap sampah belum ada. Ia menuturkan, sampah biasanya mengalir dari hulu
dan masih banyak warga di luar lingkungannya yang secara sengaja membuang
sampah ke sungai. Saya tidak berani melarang karena di sini saya pendatang,
tidak mau cari masalah, tutur pria yang sudah kurang lebih 20 tahun menetap di
wilayah tersebut.

Penuturan lain disampaikan oleh Dayu, seorang pedagang yang tinggal di Banjar
Sanga Agung, Desa Tegal Harum. Ia menyatakan, dahulu sungai tersebut sering
meluap ketika hujan, namun semenjak perbaikan drainase banjir sudah jarang
terjadi. Menurutnya, selain sampah, pencemaran sungai kemungkinan diakibatkan
oleh buangan limbah sablon dari usaha garmen yang banyak terdapat di sekitar
daerah tersebut. Keadaan ini cukup mengganggu, tapi mau bagaimana lagi.
Warga harus sadar sendiri mulai dari diri, ucapnya.

Sementara itu Camat Denpasar Barat I.B. Joni Arimbawa tidak menampik masih
adanya beberapa aliran sungai yang tercemar di wilayah Denpasar Barat. Ia
menyatakan bahwa di Denpasar Barat setidaknya terdapat 9 titik kawasan kumuh
yang berada di 6 desa/kelurahan. Keenam desa/kelurahan tersebut yaitu Desa
Dauh Puri Kauh, Kelurahan Dauh Puri, Kelurahan Pemecutan, Desa Pemecutan
Kelod, Desa Tegal Harum, dan Desa Tegal Kerta. Pihaknya menyatakan bahwa
telah melakukan perencanaan untuk menangani pemukiman kumuh dengan
menata lingkungan perumahan, drainase, jalan-jalan lingkungan, dan jika
memungkinkan membangun ruang terbuka hijau skala kecil.

Lebih jauh ia menjelaskan, pengelolaan kebersihan telah diatur oleh Pemerintah


Kota Denpasar dalam Peraturan Walikota Nomor 11 tahun 2016 tentang Tata Cara
Pengelolaan dan Pembuangan Sampah di Kota Denpasar yang Berbasis
Lingkungan. Perwali tersebut berisi tentang larangan bagi masyarakat untuk
menaruh sampah di depan rumah, telajakan, pinggir jalan, dan di atas trotoar.
Untuk mengawal peraturan tersebut telah diupayakan sosialisasi, pembinaan, dan
penertiban yang berkoordinasi dengan pihak Satuan Polisi Pamong Praja dan
desa/kelurahan.
Pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak membuang sembarangan, apalagi ke
sungai karena dalam pandangan budaya Bali, sungai merupakan salah satu tempat
suci yang harus dijaga kelestariannya. Saat ini masyarakat Bali harus mulai
memikirkan keberlangsungan air bersih, karena air bersih merupakan salah satu
barang yang mahal, tegas Joni Arimbawa. eri

FacebookTwitterGoogle+WhatsAppPinterestShare

PNS Diharapkan Miliki Nilai Tambah


Menjelang Arus Mudik Lebaran

Anda mungkin juga menyukai