Anda di halaman 1dari 12

TUGAS TEKNIK BANGUNAN

PEMANASAN GLOBAL

EFEK RUMAH KACA

PADA WILAYAH PEMUKIMAN MUARA GEMBONG PANTAI BAHAGIA

MAULANA IBRAHIM A

R5B

ARSITEKTUR

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI


ANALISA MUARA GEMBONG RT 02 RW 03 PANTAI BAHAGIA

MENGANALISA DAMPAK EFEK RUMAH KACA DI LINGKUNGAN

RT 02 RW02 pantai bahagia salah satu pemukiman yang berada di muara


kembong bekasi, wilayah yang berada tepat di pesisir sungai , keseharian warga
sebagai nelayan dengan ekonomi yang sangat rendah . mempunyai habit kebiasaan
yang berkaitan dengat sungai dan muara tambak nya.

APA ITU EFEK RUMAH KACA?

Gas rumah kaca adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah
kaca. Gas-gas tersebut sebenarnya muncul secara alami di lingkungan, tetapi dapat juga timbul
akibat aktivitas manusia.

kenaikan suhu permukaan bumi yan disebabkan oleh peningkatan keluaran (emisi) gas
rumah kaca, seperti; karbondioksida, metana, dinitro oksida, hidrofluorokarbon, perfluorokarbon,
dan sulfur heksafluorida di atmosfer

Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya


perubahan iklim yang sangat ekstrem di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan
terganggunya hutan danekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya
untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan
mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya
permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air
laut sehingga berakibat kepada beberapa pulau kecil tenggelam di negara kepulauan ,
yang membawa dampak perubahan yang sangat besar.
Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-
rata bumi 1-5 C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti
sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 C sekitar
tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan
semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap
atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat.

Analisa wilayah pantai bahagia muara gembong

Pada wilayah muara gembong, sungai sebagai salah satu dampak pemanasan
global, tercemarnya sungai menjadi faktor utama ditambah dengan habbit warga nya
yang membuang fases di sungai

Terbukti akibat dari dampak sungai dan laut (pantai bahagia) yang menjadi salah
satu faktor pemanasan global yaitu :

Kenaikan permukaan air laut

Semakin tinggi kenaikan permukaan air laut, akan sangat berdampak pada pulau
yang tinggal di dataran rendah dan di kelilingi air. Dengan meningginya permukaan air
laut, maka dataran yang berada lebih rendah akan terjadi banjir besar yang mampu
menenggelamkan dataran yang lebih rendah dari permukaan laut. Namun dari pasang
surut air laut tersebut dapat memberikanmanfaat pasang surut air laut bagi kehidupan
manusia yang bergantung hidup di pinggiran laut atau pantai.

Fakta nya : warga mengatakan jika terjadi hujan sedang atau deras maka
permukaan sungai akan meluap hingga masuk ke pemukiman

Dampak pencemaran air sungai

1. Berkurang nya jumlah oksigen terlarut di dalam air karena sebagian besar
oksigen digunakan oleh bakteri untuk melakukan pembusukan sampah

2. Sampah anorganik ke sungai, dapat berakibatkan menghalangi cahaya


matahari sehingga menghambat proses fotosintesis dari tumbuhan air dan
alga, yang menghasilkan oksigen

3. Deterjen sangat sukar diuraikan oleh bakteri sehingga akan tetap aktif untuk
jangka waktu yang lama di dalam air, mencemari air dan meracuni sebagai
organisme air
4. Penggunaan deterjen secara besar-besaran juga meningkatkan senyawa
fosfat pada air sungai atau danau yang merangsang pertumbuhan ganggang
dan eceng gondok

5. Pertumbuhan ganggang dan eceng gondok yang tidak terkendali


menyebabkan permukaan air danau atau sungai tertutup sehingga
menghalangi masuknya cahaya matahari dan mengakibatkan terhambatnya
proses fotosintesis.

Penebangan pohon
Kemudian faktor pemanasan global pada wilayah pantai bahagia yaitu
penebangan pohon pada pesisir pantai , pohon-pohon bakau dan lain-lain nya habis.
Menyebabkan terjadi nya pohon tidak bisa menyerap oksigen (co 2) Hutan berfungsi
dalam menyerap karbon dioksida dan mengeluarkan oksigen, jika hutan rusak akibat
dari penebangan dan pembakaran, maka yang terjadi adalah jumlah karbon dioksida
yang diserap oleh hutan sedikit, dan semakin banyak karbon yang berkumpul di
atmosfer yang menyebabkan terjadinya pemanasan global.
Uap air merupakan gas rumah kaca dengan kadar terbanyak di atmosfer. Namun
demikian, aktivitas manusia tidak berpengaruh besar terhadap keberadaan uap air di
atmosfer. Aerosol adalah partikel-partikel kecil yang berada di atmosfer dengan ukuran,
konsentrasi dan komposisi kimia yang bervariasi. Aerosol di atmosfer berasal dari emisi
aerosol secara langsung atau terbentuk dari senyawa-senyawa lain yang ada di
atmosfer. Pembakaran bahan bakar fosil dan biomassa, serta proses-proses industri
melepaskan aerosol yang mengandung senyawa-senyawa sulfur, senyawa organik,
dan jelaga. Aerosol di atmosfer juga dapat muncul dari alam, seperti dari letusan
gunung berapi.

Hasil pertanian menurun

Bahkan pemanasan global dapat menyebabkan hasil pertanian di tanah luas


akan menurun. Resiko gagal panen lebih tinggi kurvanya. Sedangkan di Indonesia
memiliki berbagai macam-macam jenis jenis hujan yang dapat mempengaruhi musim
yang akan terjadi pada wilayah indonesia, dan biasanya memberikan dampak negatif
bagi para petani ketika musim kemarau berkepanjangan yang akan menghasilkan hasil
pertanian menurun.

Hasil pembuangan fases binatang

metana yang dibuat kotoran ternak, Gas metana menempati urutan kedua sebagai
penyebab utama terjadinya pemanasan global. Gas metana dapat berasal dari bahan-
bahan organik yang kekurangan oksigen dari hasil pemecahan bakteri seperti di
persawahan, sedangkan pada peternakan, seperti usus hewan ternak, meningkatnya
produksi hewan ternak maka meningkatnya pula gas metana yang dilepaskan ke
permukaan bumi

Hasil pembuangan sampah dan pembakaran sampah

Pembakaran sampah berlebihan yang dilakukan secara massal akan menyebabkan


terjadinya pemanasan global karena dari hasil pembakaran sampah tersebut adalah
gas metana, yang dapat memerangkap panas

Sedikitnya TPS ( tempat pembuangan sampah ) mengakibatkan beberapa dari


masyarakat membuang sampah sembarangan dan ke sungai citarum
Polusi Kendaraan yang Terus Meningkat

Polusi pada wilayah pemukiman muara gembong tidak banyak, tidak adanya kendaraan
bermobil salah satu faktor utamanya dan sedikit yang mempunyai motor, dikarenakan
faktor ekonomi warga yang masih rendah.

Di muara gembong

DI kota
Pembangunan rumah yang tidak ter tata ( GSB dan GSS )

Semua rumah tinggal yang dibangun tidak sesuai dengan GSB dan GSS dan ini jelas
melanggar peraturan pembangunan di daerah

Parameter Emisi Rumah Kaca

1. Uap Air
2. Karbondioksida
3. Metana
4. SOx
5. NOx
6. CFC
Solusi design pada pemukiman pantai bahagia muara gembong.
1. Membuat wc umum untuk masyarakat

Habbit yang merusak sungai dengan membuang fases nya , harus di


ubah meskipun susah, pemerintah harus menyediakan dikarenakan faktor
ekonomi masyarakat yang rendah, yang tidak bisa membuat septitank dan wc
nya Ini adalah salah satu faktor memecahkan efek rumah kaca.
2. Penanaman pohon mangrove di pesisir sungai dan pantai
Mencegah terjadi nya kenaikan volume ari yang meluap ,dan juga
mengikis efek rumah kaca nya.

3. Pembuatan transportasi pada warga sekitar


Sulitnya transportasi pada wilayah pantai bahagia dikarenakan perjalanan
yang khusus melintasi sungai, yang membutuhkan jasa perahu yang setiap ada
di waktu warga membutuhkan dalam kondisi genting.
4. Penyulingan pada air
Dikarenakan air yang terasa payau di wilayah pantai bahagia.

Catatan :

Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kacatetap seperti sekarang akan


menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 C sekitar tahun 2030.
Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak
gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer.

Referensi

Earth Radiation Budget, [1]


Fleagle, RG and Businger, JA: An introduction to atmospheric physics, 2nd edition, 1980
Fraser, Alistair B., Bad Greenhouse [2]
Giacomelli, Gene A. and William J. Roberts1, Greenhouse Covering Systems, Rutgers
University, [3].
Henderson-Sellers, A and McGuffie, K: A climate modelling primer (quote: Greenhouse effect:
the effect of the atmosphere in re-readiating longwave radiation back to the surface of the Earth.
It has nothing to do with glasshouses, which trap warm air at the surface).
Idso, S.B.: Carbon Dioxide: friend or foe, 1982 (quote: ...the phraseology is somewhat in
appropriate, since CO2 does not warm the planet in a manner analogous to the way in which a
greenhouse keeps its interior warm).
Kiehl, J.T., and Trenberth, K. (1997). Earth's annual mean global energy budget, Bulletin of
the American Meteorological Society 78 (2), 197208.
Piexoto, JP and Oort, AH: Physics of Climate, American Institute of Physics, 1992 (quote: ...the
name water vapor-greenhouse effect is actually a misnomer since heating in the usual
greenhouse is due to the reduction of convection)
Wood, R.W. (1909). Note on the Theory of the Greenhouse, Philosophical Magazine 17, p319
320. [4]

Anda mungkin juga menyukai