SIKATRIK KORNEA
7. 1. EKG
2. Pulse oxymetry
3. Rontgen dada PA
4. Lab. : darah rutin, ureum/kreatinin, GDS,
SGOT/SGPT, elektrolit, natriuretic peptide,
5. Echocardiografi (NT pro BNP jika tersedia);
untuk menilai ketebalan dinding, fungsi
ventrikel, fungsi katup, dan gerakan dinding
jantung.
6. Analisa gas darah pada kondisi yang berat
7. Monitoring serial: elektrolit, ureum/kreatinin
(bila ada indikasi)
8. Pemeriksaan enzim jantung /biomarker (bila ada
indikasi klinis)
1. Terapi pada fase akut meliputi:
a. Terapi Oksigen - Berikan O2 nasal 2-
4L/menit, disesuaikan dengan hasil
pulseoxymetry. Bila diperlukan, O2 dapat
diberikan dengan masker nonrebreathing
atau rebreathing bila tidak membaik dalam
waktu 1/2 jam - Bila saturasi oksigen tetap
rendah dengan mask atau ada distress
pernafasan, digunakan CPAP. - Bila distress
pernafasan tidak membaik dan atau tidak
toleran dengan CPAP dilakukan intubasi
b. Obat-obatan
- Furosemid intravena: Bolus 40 mg (bila
tidak dalam pengobatan diuretic
sebelumnya), 2,5x dosis sebelumnya (bila
sebelumnya sudah minum diuretik)
- Nitrogliserin infus Dimulai dari 5
microgram/menit, bila tekanan darah
sistolik >110 mmHg, atau ada kecurigaan
sindroma koroner akut.
- Morphin Sulfat injeksi, 2 sd4 mg bila
masih takipnoe
- Dobutamin mulai 5 mcg/kg berat
badan/menit bila tekanan darah <90 mmHg
- Dopamine mulai dari 5 mcg/kg berat
badan/menit bila TDs <80 mmHg
- Noradrenaline mulai dari 0.02 mcg/kg
berat badan/menit bila TDs <70 mmHg
- Digoksin IV 0,5 mg bolus bila fibrilasi
atrium respon cepat, bias diulang tiap 4 jam
hingga maksimal1mg
- Captopril mulai dari 6.25mg bila fase akut
telah teratasi.
80% pasien dengan gagal jantung akut teratasi dalam
jangka waktu7 hari
2. Minor:
- Edema tungkai bawah (biasanya dekat mata
kaki)
- Batuk-batuk malam hari
- Sesak nafas saat aktifitas lebih dari sehari hari
- Pembesaran hati
- Efusi Pleura
- Takikardia
Hipertensi Refrakter/Resistant
(ICD 10-I10.0)
3. Pemeriksaan Fisik TD sistolik >140- 159 mmHg atauTD diastolic > 90-99
mmHg
Lama Perawatan
22. Edukasi 4) Perbaikan gaya hidup
(Hospital Health Promotion) 5) Kontrol tekanan darah
6) Edukasi kondisi penyakit pasien dan rencana tindakan
serta pengobatan yang akan diberikan
23. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Kriteria diagnosis
- Nyeri dada khas, lamanya 20 menit atau lebih.
- Perubahan EKG iskemis : gelombang Q, elevasi segmen ST, depresi/inverted T.
Diagnosis banding
Angina pektoris tidak stabil.
Diseksi aorta.
Emboli paru.
Pemeriksaan penunjang
- Laboratorium : konfirmasi dengan enzim jantung.
- Elektrokardiogram.
- Foto rontgen toraks.
- Pemantauan hemodinamika, hanya selektif atas indikasi.
Konsultasi
Dokter Spesialis Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
Perawatan Rumah Sakit
--
Terapi
- Nonfarmakologis : Reassurance, tirah baring, oksigen.
- Farmakologis :
a. Trombosis, bila masih dalam masa 6 jam dan tersedia obat, sesuai protokol.
b. Aspirin.
c. Penyekat beta, bila tidak ada kontraindikasi.
d. Obat peredam nyeri : morfin/petidin.
e. Vasodilator sesuai indikasi.
Penyulit
- Henti jantung.
- Syok kardiogenis.
- Ruptur miokard.
- Gagal jantung.
- Disritmia dan blok.
- Gagal ginjal.
Informed consent
Perlu tertulis, untuk tindakan invasif.
Lama perawatan
- Satu minggu untuk gagal jantung ringan/sedang.
- Sampai dengan 1 bulan untuk gagal jantung berat.
Masa pemulihan
- Bergantung penyebab dasar.
- Kurang lebih 2 minggu untuk gagal jantung ringan.
Luaran / Prognosis
Bergantung penyebab dasar
KARDIOMIOPATI
Diagnosis banding
Payah jantung kanan karena penyakit jantung koroner.
Penyakit jantung hipertensi.
Pemeriksaan penunjang
- Foto toraks : Kardiomegali, tanda-tanda bendungan, efusi pleura.
- EKG : Takikardi
Gangguan irama biasanya dengan perubahan gelombang T
yang tidak spesifik.
Gelombang r yang kecil di lead anterior sering dikelirukan
dengan old anterior infarc.
- Laboratorium : Hematologi, elektrolit, fungsi ginjal, fungsi liver.
- Ekokardiografi: Dilatasi 1LV dan 2RV dan 3EF rendah.
- Doppler : Bisa terdapat 4MR.
- Kateterisasi jantung : Bisa berbahaya.
Pemeriksaan penunjang
- Tujuan konfirmasi dx : Data koroner normal menyingkirkan aneurisma LV.
Mengetahui derajat MR.
- Biopsi : Bukan indikasi diagnosis tapi diperlukan untuk penelitian atau
konfirmasi etiologi.
- Monitoring holter : Untuk menangkap aritmia malignan.
Konsultasi
Dokter Spesialis Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah.
Terapi
- Nonfarmakologi :Reassurance, tirah baring setengah duduk, makan porsi kecil, dan
pembatasan cairan dan garam.
- Farmakologi :
a. Diuretik.
b. Digitalis.
c. Vasodilator : ACE inhibitor, hidralazin.
d. Antikoagulan : sintrom.
1
LV : Left Ventricular
2
RV : Right Ventricular
3
EF : Ejection Fraction
4
MR : Mitral Regurgitation
e. Antiaritmia : amiodaron.
- Tindakan : Pembedahan transplantasi jantung untuk pasien muda.
Penyulit
Gagal organ ganda karna low output.
Informed consent
Diperlukan untuk tindakan invasif atau pembedahan
Lama perawatan
Rata-rata lebih 2 minggu.
Masa pemulihan
--
Luaran / Prognosis
- Buruk, morbiditas 2 tahun kira-kira 50%.
- Cukup bila telah dilakukan transplantasi di Indonesia.
PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS/PPOK
Kriteria diagnosis
Bronkitis kronis
- Batuk-batuk produktif sekurangnya 3 bulan dalam setahun, minimal 2 tahun berturut-
turut.
- Pada pemeriksaan mungkin tidak ada kelainan atau ada ronki basah di kedua paru.
Emfisema
- Sesak napas menetap dan progresif.
- Pemeriksaan fisik dada cembung, hipersonor, suara napas melemah, mungkin ada
wheezing.
Diagnosis banding
Asma bronkial
Bronkiektasis
Sindrom obstruksi pasca tuberkulosis (SOPT)
Pemeriksaan penunjang
- Foto toraks PA dari lateral, dalam fase inspirasi dan ekspirasi.
- Spirometri
- Uji bronkodilator
Konsultasi
Dokter Spesialis Paru
Terapi
- Nonfarmakologis : oksigen, fisioterapi, edukasi kesehatan bagi penderita dan
keluarga, nasihat berhenti merokok
- Farmakologis :
a. Bronkodilator.
b. Mukolitik dan ekspektoran.
c. Antibiotik bila ada infeksi.
Penyulit
Intoksikasi oksigen.
Kor pulmonale.
Gagal napas.
Informed consent
Tidak perlu
Lama perawatan
--
Masa pemulihan
--
Luaran / Prognosis
- Sembuh parsial, aktif bekerja.
- Invalid, tidak bisa bekerja
- Meninggal
Kriteria diagnosis
Riwayat penyakit paru menahun/kronis atau PPOM.
Keluhan sesak dan bisa disertai tanda bendungan perifer.
Tanda-tanda pembesaran jantung kanan (pemeriksaan fisik, EKG, RO)
Tanda-tanda kelainan paru : emfisema, tanda-tanda obstruksi.
Diagnosis banding
Kardiomiopati/Gagal jantung kiri
Perikarditis konstriktif
Hipertensi pulmonal
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium : Hb, Ht, darah tepi lainnya, gas darah kardiografi.
Ekokardiografi.
Tes faal paru.
Konsultasi
Dokter Spesialis Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
Dokter Spesialis Paru
Terapi
- Nonfarmakologis : oksigen, istirahat, hindari aktivitas fisik yang memberatkan,
fisioterapi.
Penyulit
Gagal jantung
Gagal napas
Informed consent
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah
Dokter Spesialis Paru
Lama perawatan
Pada gagal jantung 1 2 minggu.
Masa pemulihan
Tidak bisa pulih
Luaran / Prognosis
--
HENTI JANTUNG
(CARDIAC ARREST)
Kriteria diagnosis
- Berlangsung tiba-tiba.
- Tidak sadar, tidak ada pulsasi, tidak ada pernapasan.
Diagnosis banding
Stroke dengan koma.
Koma lain.
Pemeriksaan penunjang
Quick look dengan EKG, monitor/EKG.
Analisis gas darah, elektrolit, gula darah.
Konsultasi
Dokter Spesialis Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah.
Dokter Spesialis Anastesi.
Penyulit
Komplikasi akibat tindakan, fraktur, laserasi jantung dan paru, perdarahan rongga dada.
Informed consent
Perlu tertulis untuk tindakan invasif lebih lanjut pada bantuan hidup lanjut.
Standar tenaga
Perawat atau Dokter Umum yang telah terlatih dengan Resusitasi Jantung Paru.
Dokter Spesialis Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah.
Dokter Spesialis Anastesi.
HEPATITIS VIRUS AKUT
Dibagi menjadi :
- Hepatitis virus A.
- Hepatitis virus B.
- Hepatitis virus lain.
Kriteria diagnosis
- Dimulai dengan demam, mual-mual dan muntah, lemah, sakit otot badan.
- Setelah menurun timbul ikterus, 5SGOT dan 6SGPT meninggi 10 kali nilai normal dengan
peningkatan yang cepat.
Diagnosis banding
- Hepatitis yang disebabkan oleh obat, bakteri (Leptospira/Tifoid, Penyakit Weil).
- Hepatitis kronis.
Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan fungsi hati, SGOT, SGPT meningkat 10 kali nilai normal
- Petanda Hepatitis Virus :
5
Serum glutamic oxaloacetic transaminase
6
Serum glutamic pyruvic transaminase
7
IgM anti HAV untuk Hepatitis Virus A
8
HbsAg
9
IgM anti Hbc untuk Hepatitis Virus B
Anti HVC untuk Hepatitis C
- Dalam keadaan meragukan : pemeriksaan USG dan biopsi hati
Konsultasi
--
Perawatan Rumah Sakit
Rawat inap, bila keadaan umum lemah, susah makan karena muntah-muntah dan tes fungsi
hati yang jelek (bilirubin total > 7 mg%).
Sebagian besar rawat jalan.
Terapi
Istirahat yang cukup.
Diet dengan tinggi kalori, rendah lemak, dengan protein yang cukup tinggi.
Penyulit
- Terjadinya hepatitis fulminan dengan gejala bendungan cairan empedu.
- Berlanjut menjadi hepatitis kronis.
Informed consent
--
Lama perawatan
Bergantung pada derajat penyakit. Pada umumnya diperlukan perawatan selama 2 4
minggu.
Masa pemulihan
--
7
Immunoglobulin M anti Hepatitis A Virus
8
Hepatitis B surface antigen
9
Immunoglobulin M anti Hepatitis B core antigen
Luaran / Prognosis
--
SIROSIS HATI
Kriteria diagnosis
- Stigmata (ikterus, spider nevi, ginekomasti, hiperpigmentasi, asites, edema pergelangan
kaki, eritema palmar, kolateral dinding perut splenomegali)
- Hematemesis / melena
- Kadar transaminase (SGOT, SGPT, 10 GT) meninggi.
Diagnosis banding
- Hepatitis kronis.
- Perlemakan hati.
Pemeriksaan penunjang
- Petanda virus hepatitis B dan/atau C.
- USG.
- Esofagogram
- Endoskopi
- Laparaskopi dengan/tanda biopsi hati.
Konsultasi
10
Gamma-glutamyl transferase
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Dokter Spesialis Bedah
Terapi
- Tindakan :
a. Parasentesis :
Bila asites menimbulkan sesak
11
SB-tube dan/atau skleroterapi endoskopis untuk perdarahan varises.
b. Transeksi esofagus atau pintas splenorenal distal untuk perdarahan varises.
Penyulit
11
SengstakenBlakemore tube
- Koma hepatikum.
- Hematemesis / melena.
- Sindrom hepatorenal.
- Hematoma.
- Asites refrakter.
- Peritonitis bakterial.
Informed consent
Diperlukan pada :
- Biopsi hati.
- Laparaskopi.
- Tindakan bedah / operasi.
Lama perawatan
Sampai penyulit (perdarahan, koma, asites) dapat diatasi.
Pada keadaan kompensasi tidak perlu perawatan inap.
Masa pemulihan
Tidak dapat sembuh (pengobatan hanya untuk mencegah dan mengatasi terjadinya
komplikasi).
Diupayakan untuk dapat melakukan kegiatan sehari-hari yang ringan.
Luaran / Prognosis
Kematian disebabkan oleh gagal hati, perdarahan
Deteksi dini timbulnya hepatoma : USG, 12AFP.
12
serum marker alfa-fetoprotein
DEMAM TIFOID
Kriteria diagnosis
- Demam tinggi lebih dari 7 hari disertai sakit kepala.
- Kesadaran menurun.
- Gejala traktus gastrointestinal : obstipasi.
- Lidah kotor, hepatosplenomegali.
- Bradikardi relatif.
Diagnosis banding
Infeksi karena virus (dengue, influenza).
Malaria.
Bronkopneumonia.
Pemeriksaan penunjang
- Laboratorium : darah rutin, urin lengkap.
- Rontgen paru.
- Tes Widal.
- Kultur kuman.
Konsultasi
Dokter Spesialis Bedah (bila terdapat komplikasi seperti abdomen akut, perdarahan usus).
Perawatan Rumah Sakit
Rawat inap.
Terapi
- Nonfarmakologi : tirah baring, diet lunak.
- Farmakologi : kloramfenikol 2 gr/hari, atau kotrimoksasol 2 x 2 tablet, diberikan
sampai 7 hari bebas panas.
Penyulit
Toksis.
Perforasi usus mengakibatkan peritonitis.
Perdarahan usus.
Informed consent
Perlu tertulis, bila diperlukan tindakan bedah.
Lama perawatan
Pada umumnya 3 hari bebas panas
Masa pemulihan
Sembuh total, kecuali bila terjadi komplikasi.
Komplikasi dapat menyebabkan kematian.
Luaran / Prognosis
Sembuh total, kecuali bila terjadi komplikasi.
Komplikasi dapat mengakibatkan kematian.
DIABETES MELITUS
Terdiri dari :
- DMTI (diabetes melitus tergantung insulin)
- DMTTI (diabetes melitus tak tergantung insulin)/NIDDM (non insulin dependent
diabetes mellitus)
Kriteria diagnosis
- Gejala klinis 3 P : polifagi, poliuri, polidipsi.
- Penurunan berat badan yang cepat.
- Glukosa darah sewaktu > 200 mg/dl setelah beban glukosa 75 gram untuk kasus
dengan gejala klinis tidak khas.
Diagnosis banding
- Perlu diperhatikan penyakit lain yang juga dapat meninggikan kadar glukosa
darah, seperti sirosis hati, obat-obatan dan sebagainya.
- DMTI umumnya didapatkan pada usia muda.
- DMTTI umumnya didapatkan pada usia > 35 tahun.
Pemeriksaan penunjang
- Glukosa darah puasa dan 2 jam sesudah makan.
- Rontgen paru.
- Pemeriksaan lain sesuai dengan komplikasi.
Konsultasi
- Dokter Spesialis Mata
- Dokter Spesialis Penyakit Dalam
- Dokter Spesialis Saraf
Terapi
-
Penyulit
- Ketoasidosis sampai terjadi koma diabetik.
- Retinopati sampai terjadi kebutaan.
- Penyakit Jantung Koroner.
- Hipoglikemia.
Informed consent
-
Lama perawatan
- Perawatan diperlukan untuk menormalkan glukosa darah.
- Normalisasi kadar glukosa darah harus segera dicapai.
Masa pemulihan
Diperlukan pemantauan seumur hidup.
Luaran / Prognosis
Hidup sehat bersama diabetes melitus.
Kriteria diagnosis
- Demam tiba-tiba, tinggi, terus menerus selama 2 7 hari.
- Dapat ditemukan manifestasi perdarahan.
- Dapat ditemukan pembesaran hati/dan limpa.
- Dapat disertai prerenjatan/renjatan.
Diagnosis banding
Chikungunya
Demam tifoid
Indipathic thrombocytopenic purpura (ITP)
Infeksi virus yang lain
Malaria
Pemeriksaan penunjang
- Trombositopenia.
- Hematokrit menunjukkan hemokonsentrasi.
- HI test prodengue positif (infeksi primer atau sekunder).
- Hemostasis lengkap bila perdarahan masif dan perdarahan di banyak tempat.
Konsultasi
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Perawatan Rumah Sakit
Rawat inap.
Terapi
- Infus Ringer Laktat (cairan isotonis). Bila tidak berhasil (pasien dalam keadaan
syok/cairan infus justru akan keluar menumpuk di ekstravaskuler), dipikirkan pemberian
plasma expander.
- Pemberian cairan per oral yang cukup
- Bila terjadi perdarahan harus diperiksa kemungkinan terjadinya koagulasi intravaskular
diseminata (KID/DIC) dan pengobatan dengan heparin bila perdarahan masif. Transfusi
komponen darah sesuai kebutuhan (trombositopenia tidak selalu indikasi transfusi
trombosit)
Trombositopenia dapat sebagai proses perjalanan penyakit yang akan kembali normal
dalam waktu 3-5 hari. Bila terjadi KID, transfusi trombosit amat berbahaya kecuali
sesudah heparinisasi.
- Mengobati penyulit, infeksi sekunder dan penyakit penyerta sebelumnya misalnya :
Perdarahan masif saluran cerna
Gangguan asam basa dan elektrolit
Efusi pleura, asites, meningitis, sindrom Reye.
Miokarditis.
Kejang, depresi mental
Infeksi sekunder : bronkopneumonia, dll.
Penyakit penyerta : DM, payah jantung, dll.
Perawatan
- Pada penderita DBD stadium II, III, IV dilakukan pengamatan nadi, tekanan darah
dan kesadaran.
- Instirahat baring.
- Makanan bergantung penyulit yang terjadi.
Penyulit
- Perdarahan berat disertai syok.
- Gangguan cairan, asam basa dan elektrolit.
- Penyakit yang diderita pasien sebelumnya.
Informed consent
Perlu tertulis bila dirawat di ICU.
Lama perawatan
Pada umumnya 5 7 hari (bila tanpa komplikasi)
Masa pemulihan
-
Luaran / Prognosis
- Sembuh sempurna.
- Gejala sisa dapat terjadi apabila terdapat komplikasi, masih dapat tertular
dengan virus dengue tipe yang lain.
- Pada DSS mortalitas cukup tinggi.
SYOK ANAFILAKTIK
Kriteria diagnosis
Diagnosis anafilaktik ditegakkan berdasarnya adanya gejala klinis sistemik yang muncul
beberapa detik atau menit setelah penderita terpapar oleh alergen atau faktor pencetusnya.
Gajala yang timbul bisa ringan seperti pruritus atau urtikaria sampai gagal nafas atau syok
anafilaktik yang mematikan. Tetapi kadang gejala anafilaksis yang berat seperti syok
anafilakstik atau gagal napas dapat langsung muncul tanda-tanda awal.
Diagnosis banding
Ringan
- Urtikaria
- Angioedem yang nonalergi
- Dermatitis kontak yang luas
Berat
- Reaksi vasovagal
- Serangan sinkope
- Infark miokard akut
- Reaksi hipoglikemi
- Reaksi histeris
Pemeriksaan penunjang
-
Konsultasi
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Dokter Umum yang mampu melakukan resusitasi jantung paru.
Terapi
- Baringkan posisi kaki lebih tinggi.
- Adrenalin 0,3 cc (1:1000) intramuskular lengan atas, bila perlu diulang tiap 15
menit. Umumnya diperlukan 1 4 kali pemberian. Untuk mengurangi kecepatan
absorbsi dapat dipasang torniket proksimal dari tempat suntikan. Torniket
dikendurkan tiap 10 menit.
- Jaga sistem pernapasan dan kardiovaskular agar berjalan baik.
- Pemberian cairan,
- Kortikosteroid intravena. Dosis kortikosteroid untuk hidrokortison 5 mg/kgBB.
Dapat diulang setiap 4 6 jam.
Penyulit
- Henti jantung
- Henti napas
Informed consent
Sesuai peraturan yang berlaku
Lama perawatan
Bergantung berat penyakit.
Masa pemulihan
-
Luaran / Prognosis
- Sembuh
- Meninggal
BRONKITIS AKUT
Kriteria diagnosis
Batuk-batuk, biasanya dahak jernih, demam tidak terlalu tinggi, sakit tenggorokan, nyeri
dada, biasa disertai tanda bronkospasme.
Diagnosis banding
Pneumonia
Tuberkulosis paru
Pemeriksaan penunjang
Foto toraks, pada bronkitis akut tidak terlihat kelainan. Foto unruk menyingkirkan
kemungkinan pnemonia atau tuberkulosis paru.
Pemeriksaan laboratorium tidak khas.
Pemeriksaan serologi untuk melihat infeksi mikoplasma atau klamidia.
Konsultasi
Dokter Spesialis Paru
Terapi
Simtomatis bila disebabkan virus.
Bila infeksi karena Mycoplasma atau Chlamydia dapat diberi :
- Tetrasiklin 4 x 500 mg atau
- Doksisiklin 2 x 100 mg atau
- Eritromisin 4 x 500 mg
- Lama pengobatan 2 minggu.
Penyulit
Komplikasi pneumonia
Informed consent
Lama perawatan
Tidak perlu
Masa pemulihan
-
Luaran / Prognosis
Biasanya sembuh sempurna.
TUBERKULOSIS PARU
Kriteria diagnosis
Batuk lebih dari 4 minggu, batuk darah, nyeri dada, malaise, gejala flu, demam tinggi
(subfebris).
Klasifikasi diagnosis
1. TB paru tersangka
Gejala klinis dan gambaran Ro toraks sesuai dengan TB paru.
Sputum 13BTA negatif.
2. TB paru
Gejala klinis dan gambaran Ro toraks sesuai TB paru
Sputum BTA dua kali berturut-turut positif atau biakan positif.
Termasuk ke dalam kelompok ini penderita TB paru tersangka yang membaik dengan
pengobatan OAT.
3. Bekas TB paru
Sputum BTA / biakan negatif
Klinis mungkin masih ada gejala akibat lesi
Ada lesi sisa (fibrosis, kalsifikasi, penebalan pleura)
Diagnosis banding
Pneumonia
Bronkopneumonia
Infeksi jamur paru
13
BTA = Batang Tahan Asam
Keganasan paru
Pemeriksaan penunjang
Foto toraks PA, bila mungkin disertai foto lateral.
Pemeriksaan sputum BTA 3x, bila mungkin dilakukan biakan.
Lab darah rutin, LED meninggi, hitung jenis limfosit.
Konsultasi
Dokter Spesialis Paru
Terapi
Umum
Perbaikan gizi, penyuluhan kesehatan
Medikamentosa
Obat antituberkulosis (OAT)
Fase intensif 3 tau 4 macam obat setiap hari
Diikuti fase lanjutan 2 atau 3 macam obat setiap hari atau 2 kali seminggu.
Panduan obat yang dianjurkan adalah :
- 2 14RHZ / 4 R, 2 RHZE/4 R2H2 atau
Dosis obat
Jenis Obat BB < 39 kg BB 30 50 kg BB > 50 kg
(gram) (gram) (gram)
R 300 450 600
H 300 300 400
Z 750 1000 1500
14
R = Rifampisin / E = Etambutol / Z = Pirazinamid / S = Streptomisin / H = INH
S 500 750 750
E 500 750 1000
Pembedahan
Sputum persisten positif
Batuk darah masif atau berulang
Empiema yang tidak mau sembuh
Destroyed lung/lobe dengan gejala infeksi atau batuk darah berulang.
Penyulit
- Batuk daraf masif
- Penyebar milier
- Efusi pleura atau empiema
- Pneumotoraks
Informed consent
Tertulis, bila akan dioperasi.
Lama perawatan
Bergantung penyulitnya.
Masa pemulihan
Bila penderita tidak ada penyulit, dapat bekerja seperti biasa. Bila BTA positif sebaiknya
diberi istirahat 2 minggu sambil terus minum obatnya.
Luaran / Prognosis
Sembuh total
Sembuh dengan banyak lesi sisa
Komplikasi
Meninggal
DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI
Kriteria diagnosis
- Defekasi berbentuk cairan atau setengah cair atau defekasi lebih dari 3 kali sehari.
- Bersifat mendadak dan berlangsung singkat dalam beberapa jam atau kurang dari 2
minggu.
- Ada tanda-tanda dehidrasi.
Diagnosis banding
Macam-macam diare akut menurut etiologinya :
- Diare karena infeksi bakteri, virus, parasit, jamur.
- Diare turis (Travellers diarrhea)
- Makanan : keracunan makanan, alergi susu sapi/makanan tertentu,
malabsorbsi/maldigesti.
- Imunodefisiensi.
- Karena obat : antibiotik, kemoterapi, antasid, laksative.
- Akibat tindakan/terapi : gasterotomi, gastroenterostomi, radiasi dosis tinggi.
- Lain-lain : Sindrom Zollinger Ellison, neuropati autonom (neuropati diabetik) dll.
Pemeriksaan penunjang
- Darah perifer lengkap dapat ditemukan peningkatan Haemoglobin, Hematokrit, dan
Leukosit.
- Analisis dan kultur tinja.
- Elektrolit.
- Ureum kreatinin darah.
- Analisis gas darah.
Konsultasi
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Terapi
Suportif
Rehidrasi : kehilangan cairan dihitung dengan cara Daldiyono atau berat jenis plasma.
- Per oral pada dehidrasi ringan diberikan oralit.
- Parenteral pada dehidrasi ringan sedang atau berat dengan pemberian
infus Ringer laktat / asetat, NaCL 0,9%
Simptomatik
Diet yang sesuai (tinggi kalori, tinggi protein, rendah lemak, rendah serat, hindari
yang menyebabkan alergi/malabsorbsi
Kausal
1. Antibiotik
Salmonellosis
- Kloramfnikol : 4 x 500 mg (sampai 5 hari bebas panas, total 12 15 hari)
- Ofloksasin : 3 x 200mg
- Leevofloksasin : 1- 2 x 500 mg
- Peflasin : 1 2 x 400 mg
- Tiamfenikol : 4 x 500 mg
Shigellosis/sindrom disentri
- Kotrimoksasol : 2 x 2 tablet/hari
- Tetrasiklin : 4 x 500 mg
- Ofloksasin : 3 x 200 mg
- Klofoksasin : 1 2 x 500 mg
Kolera
- Tetrasiklin : 3 4 x 500 mg
- Ampisilin : 4 x 300 mg
2. Anti parasit
- Amebiasis : metronidazol dosis tunggal 2 g (4 tablet) atau 3 x 500 mg (5 8 hari)
- Trikomoniasis : giardiasis : metronidazol 3 x 500 mg (5 8 hari).
Informed consent
Bila diperlukan pemasangan CVP
Lama perawatan
Umumnya 3 5 hari.
Masa pemulihan
-
Luaran / Prognosis
-
PNEUMONIA
Kriteria diagnosis
Diagnosis banding
Pemeriksaan penunjang
Konsultasi
Perawatan Rumah Sakit
Terapi
Informed consent
Lama perawatan
Masa pemulihan
-
Luaran / Prognosis
Kriteria diagnosis
Diagnosis banding
Pemeriksaan penunjang
Konsultasi
Perawatan Rumah Sakit
Terapi
Informed consent
Lama perawatan
Masa pemulihan
-
Luaran / Prognosis