Refkas Grady
Refkas Grady
HIDROKEL
DOSEN PEMBIMBING
Disusun oleh :
Nama : Bp. S
Nomor RM : 01149925
Usia : 69 tahun
ANAMNESA
Keluhan utama
terasa pada skrotum kiri. Sebelumnya benjolan ini teraba kecil namun
dan muntah serta tidak ada keluhan saat BAK. Pasien juga mengatakan
Hipertensi (+)
Hipertensi (-)
Diabetes mellitus (-)
Penyakit jantung (-)
Tumor / Keganasan (-)
Riwayat Pengobatan
Riwayat Alergi
Pola makan banyak sayur, buah, serta daging ayam dan ikan.
Rokok (-)
GCS : E4 V5 M6
Berat badan : 80 kg
Status Fungsional :
(-), mual (-), muntah (-), akral dingin (-), oedema (-), mukosa
1 Indeks Massa Tubuh (IMT) < 20,5 IMT = BB (kg)/TB (m)2 Tidak
Kehilangan BB yang tidak direncanakan dalam 3 bulan
2 Tidak
terakhir
3 Penurunan asupan makan dalam 1 minggu terakhir Tidak
4 Apakah pasien mengalami sakit berat Tidak
suasana kamar.
Proteksi/Keselamatan
sekunder
Tidak 0
Penggunaan bergerak/bedrest/dgn
3 0
alat bantu bantuan perawat
Krug/tongkat/walker 15
Furniture 30
Intra vena Tidak 0
Ya 20
4 atau terpasang 20
infus
Normal/bedrest/dengan 0
kemampuan sendiri)
Merasa diri mampu lebih 15
6 Status Mental 0
dari kenyataan/lupa
keterbatasan gerak
Total Skor 35
Keterangan :
51
Vital Sign
Suhu : 36,40 C
Skala Nyeri :-
Status Generalis
Kepala
- Ukuran : normocephali
Leher
Thoraks
Paru-paru
rhonki (-/-)
Jantung
sinistra.
Abdomen
- Perkusi : timpani
Genitalia
Tidak dilakukan
Ekstremitas
- Palpasi :
(+).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan EKG
Normal aksis
Pemeriksaan Mammografi
yang baik.
dekstra.
- Hemidiaphragma : licin
DIAGNOSIS
DIAGNOSA BANDING
Hidrokel
Varikokel
Torsi testis
Spermatokel
Hematokel
HIL
Tumor testis
suhu: 36,40 C, dan nafas: 20x/ menit; status generalis dbn; status lokalis :
Skrotalis sinistra :Teraba massa bulat pada cranial testis sinistra yang teraba
lunak dengan diameter 2 cm, mobile, tidak dapat di reposisi, tidak terdapat
PLANNING
Awal/Terapi Simptomatik
Operatif
Rencana lanjutan
PROGNOSIS
PENDAHULUAN
Sekitar 10% bayi baru lahir mengalami hidrokel, dan umumnya akan hilang
sendiri dalam tahun pertama kehidupan. Biasanya tidak terasa nyeri dan jarang
membahayakan sehingga tidak membutuhkan pengobatan segera. Pada bayi hidrokel
dapat terjadi mulai dari dalam rahim. Pada usia kehamilan 28 minggu , testis turun
dari rongga perut bayi kedalam skrotum, dimana setiap testis ada kantong yang
mengikutinya sehingga terisi cairan yang mengelilingi testis tersebut. Pada orang
dewasa, hidrokel bisa berasal dari proses radang atau cedera pada skrotum. Radang
yang terjadi bisa berupa epididimitis (radang epididimis) atau orchitis (radang testis).
Tunika vaginalis di skrotum sekitar testis normalnya tidak teraba, kecuali bila
mengandung cairan membentuk hidrokel, yang jelas bersifat diafan (tembus cahaya)
pada transiluminasi. Jika tidak dapat ditemukan karena besarnya hidrokel, testis harus
dicari di sebelah dorsal karena testis terletak di ventral epididimis sehingga tunika
vaginalis berada di sebelah depan. Bila ada hidrokel, testis dengan epididimis
terdorong ke dorsal oleh ruang tunika vaginalis yang membesar. Hidrokel testis
mungkin kecil atau mungkin besar sekali.
Hidrokel bisa disebabkan oleh rangsangan patologik seperti radang atau tumor
testis. Pada operasi, sebagian besar dinding dikeluarkan. Kadang ditemukan hidrokel
terbatas di funikulus spermatikus yang berasal dari sisa tunika vaginalis di dalam
funikulus; benjolan tersebut jelas terbatas dan bersifat diafan pada transiluminasi.
ANATOMI TESTIS
Testis adalah organ genitalia pria yang terletak di skrotum. Ukuran testis pada
orang dewasa adalah 432,5 cm dengan volume 15-25 ml berbentuk ovoid kedua
buah testis terbungkus oleh jaringan tunika albuginea yang melekat pada testis. Diluar
tunika albuginea terdapat tunika vaginalis yang terdiri atas lapisan viseralis dan
parietalis, serta tunika dartos. Otot kremaster yang berada disekitar testis
memungkinkan testis dapat digerakan mendekati rongga abdomen untuk
mempertahankan temperatur testis agar tetap stabil.
Secara histopatologis, testis terdiri atas kurang lebih 250 lobuli dan tiap
lobulus terdiri atas tubuli seminiferi. Didalam tubulus seminiferus terdapat sel-sel
spermatogenia dan sel Sertoli, sedang diantara tubulus seminiferi terdapat sel-sel
Leyding. Sel-sel spermatogenia pada proses spermatogenesis menjadi sel
spermatozoa. Sel-sel Sertoli berfungsi memberi makanan pada bakal sperma,
sedangkan sel-sel Leyding atau disebut sel interstisial testis berfungsi dalam
menghasilkan hormon testosteron. Sel-sel spermatozoa yang diproduksi di tubuli
seminiferi testis disimpan dan mengalami pematangan atau maturasi diepididimis
setelah mature (dewasa) sel-sel spermatozoa bersama-sama dengan getah dari
epididimis dan vas deferens disalurkan menuju ke ampula vas deferens. Sel-sel itu
setelah dicampur dengan cairan-caidari epididimis, vas deferens, vesikula seminalis,
serta cairan prostat menbentuk cairan semen.
Vaskularisasi
HIDROCELE
DEFINISI
Hidrokel adalah penumpukan cairan berbatas tegas yang berlebihan di antara lapisan
parietalis dan viseralis tunika vaginalis, pada bayi biasanya disebabkan tidak
sempurnanya penutupan prosesus vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang
berada di dalam rongga itu memang ada dan berada dalam keseimbangan antara
produksi dan reabsorbsi oleh sistem limfatik di sekitarnya.
EPIDEMIOLOGI
Di USA, insidensi hidrokel adalah sekitar 10-20 per 1000 kelahiran hidup dan lebih
sering terjadi pada bayi premature. Lokasi tersering adalah di sebelah kanan, dan
hanya 10% yang terjadi secara bilateral.
Insidensi PPPVP menurun seiring dengan bertambahnya umur. Pada neonates, 80%-
94% memiliki PPPVP. Risiko hidrokel lebih tinggi pada bayi premature dengan berat
badan lahir kurang dari 1500 gram dibandingkan dengan bayi aterm.
ETIOLOGI
Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena : (1) belum
sempurnanya penutupan prosesus vaginalis sehingga terjadi aliran cairan peritoneum
ke prosesus vaginalis atau (2) belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum
dalam melakukan reabsorbsi cairan hidrokel.
Pada orang dewasa, hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan sekunder.
Penyebab sekunder dapat terjadi karena didapatkan kelainan pada testis atau
epididimis yang menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi cairan di
kantong hidrokel. Kelainan pada testis itu mungkin suatu tumor, infeksi, atau trauma
pada testis/epididimis. Kemudian hal ini dapat menyebabkan produksi cairan yang
berlebihan oleh testis, maupun obstruksi aliran limfe atau vena di dalam funikulus
spermatikus.
1. Hidrokel Primer
Berdasarkan kejadian:
1. Hidrokel Akut
Biasanya berlangsung dengan cepat dan dapat menyebabkan nyeri. Cairan
berrwarna kemerahan mengandung protein, fibrin, eritrosit dan sel polimorf.
2. Hidrokel Kronis
Hidrokel jenis ini hanya menyebabkan peregangan tunika secara perlahan dan
walaupun akan menjadi besar dan memberikan rasa berat, jarang
menyebabkan nyeri.
1. Hidrokel testis.
Kantong hidrokel seolah-olah mengelilingi testis sehingga testis tak dapat
diraba. Pada anamnesis, besarnya kantong hidrokel tidak berubah sepanjang
hari.
2. Hidrokel funikulus.
Kantong hidrokel berada di funikulus yaitu terletak di sebelah kranial dari
testis, sehingga pada palpasi, testis dapat diraba dan berada di luar kantong
hidrokel. Pada anamnesis kantong hidrokel besarnya tetap sepanjang hari.
3. Hidrokel Komunikan
Terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan rongga peritoneum
sehingga prosesus vaginalis dapat terisi cairan peritoneum. Pada anamnesis
kantong hidrokel besarnya dapat berubah-ubah yaitu bertambah pada saat
anak menangis. Pada palpasi kantong hidrokel terpisah dari testis dan dapat
dimasukkan kedalam rongga abdomen
PATOFISIOLOGI
Bila PPPVP berdiameter kecil dan hanya dapat dilalui oleh cairan, dinamakan
sebagai hidrokel komunikan. Bila PPPVP berdiameter besar dan dapat dilalui oleh
usus, omentum, atau organ viscera abdomen lainnya, dinamakan sebagai hernia.
Banyak teori yang membahas tentang kegagalan penutupan processus vaginalis. Otot
polos telah diidentifikasi terdapat pada jaringan PPPVP, dan tidak terdapat pada
peritoneum normal. Jumlah otot polos yang ada mungkin berhubungan dengan
tingkat patensi processus vaginalis. Sebagai contoh, jumlah otot polos yang lebih
besar terdapat pada kantung hernia dibandingkan dengan PPPVP dari hidrokel.
Penelitian terus berlanjut untuk menentukan peranan otot polos pada pathogenesis ini.
GAMBARAN KLINIS
Pasien mengeluh adanya benjolan di kantong skrotum yang tidak nyeri. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan adanya benjolan di kantong skrotum dengan konsistensi
kistus dan pada pemeriksaan penerawangan menunjukkan adanya transiluminasi.
Pada hidrokel yang terinfeksi atau kulit skrotum yang sangat tebal kadang-kadang
sulit melakukan pemeriksaan ini, sehingga harus dibantu dengan pemeriksaan
ultrasonografi. Menurut letak kantong hidrokel terhadap testis, secara klinis
dibedakan beberapa macam hidrokel, yaitu (1) hidrokel testis, (2) hidrokel funikulus,
dan (3) hidrokel komunikan. Pembagian ini penting karena berhubungan dengan
metode operasi yang akan dilakukan pada saat melakukan koreksi hidrokel.
PEMERIKSAAN FISIK
Lakukan pemeriksaan pada posisi berbaring dan berdiri. Jika pada posisi berdiri
tonjolan tampak jelas, baringkan pasien pada posisi supine. Bila terdapat resolusi
pada tonjolan (dapat mengecil), harus dipikirkan kemungkinan hidrokel komunikan
atau hernia.
Bila tonjolan tidak terlihat, lakukan valsava maneuver untuk meningkatkan tekanan
intaabdominal. Pada anak yang lebih besar, dapat dilakukan dengan menyuruh pasien
meniup balon, atau batuk. Pada bayi, dapat dilakukan dengan memberikan tekanan
pada abdomen (palpasi dalam) atau dengan menahan kedua tangan bayi diatas
kepalanya sehingga bayi akan memberontak sehingga akan menimbulkan tonjolan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
TRANSILUMINASI
ULTRASONOGRAFI
Secara umum adanya pembengkakan skrotum memberikan gejala yang hampir sama
dengan hidrokel, sehingga sering salah terdiagnosis. Oleh karena itu diagnosis
banding hidrokel adalah :
Hernia scrotalis:
Varikokel
Adalah varises dari vena pada pleksus pampiniformis akibat gangguan aliran
darah balik vena spermatika interna.
Gambaran klinis :
Anamnesa :
1. Pasien biasanya mengeluh belum mempunyai anak setelah beberapa tahun
menikah.
2. Terdapat benjolan di atas testis yang tidak nyeri.
3. Terasa berat pada testis
Pemeriksaan Fisik : (Pasien berdiri dan diminta untuk manuver valsava)
Inspeksi dan Palpasi terdapat bentukan seperti kumpulan cacing di dalam
kantung, yang letaknya di sebelah kranial dari testis, permukaan testis licin,
konsistensi elastis.
Anamnesa :
Pemeriksaan Fisik :
1. Inspeksi
Testis bengkak, terjadi retraksi testis ke arah kranial, karena funikulus
spermatikus terpuntir dan memendek, testis pada sisi yang terkena lebih tinggi
dan lebih horizontal jika dibandingkan testis sisi yang sehat.
2. Palpasi teraba lilitan / penebalan funikulus spermatikus
Pemeriksaan fisik yang paling sensitive pada torsio testis adalah hilangnya
reflex kremaster. Refleks kremaster dilakukan dengan menggores atau
mencubit paha bagian medial, menyebabkan kontraksi musculus cremaster
yang akan mengangkat testis. Refleks kremaster dikatakan positif bila testis
bergerak ke arah atas minimal 0.5 cm.
Pada torsio appendix testis, teraba adanya nodul keras berdiameter 2-3 mm di
ujung atas testis, dapat tampak berwarna kebiruan, yang dikenal dengan blue
dot sign.
Prehns sign negative mengindikasikan nyeri tidak berkurang dengan
pengangkatan testis dapat menunjukkan adanya torsio testis, merupakan
operasi CITO dan harus dikoreksi dalam 6 jam.
Hematocele
Adalah penumpukan darah di dalam tunika vaginalis, biasanya didahului oleh
trauma.
Gambaran klinik : benjolan pada testis
Pemeriksaan Fisik :
Masa kistik
Transiluminasi (-)
Tumor Testis
Keganasan pada pria terbanyak usia antara 15-35 tahun.
Gambaran klinis :
Anamnesa :
Keluhan adanya pembesaran testis yang tidak nyeri.
Terasa berat pada kantong skrotum
Pemeriksaan Fisik :
Benjolan pada testis yang padat, keras, tidak nyeri pada palpasi.
TERAPI
Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun
dengan harapan setelah prosesus vaginalis menutup, hidrokel akan sembuh sendiri;
tetapi jika hidrokel masih tetap ada atau bertambah besar perlu dipikirkan untuk
dilakukan koreksi. Mayoritas hidrokel pada neonates akan hilang karena penutupan
spontan dari PPPVP awal setelah kelahiran. Cairan dalam hidrokel biasanya akan
direabsorpsi sebelum bayi berumur 1 tahun. Berdasarkan fakta tersebut, observasi
umumnya dilakukan pada hidrokel pada bayi.
Analgetik
Bayi Ibuprofen 10mg/kg setiap 6-8 jam; paracetamol 15 mg/kg setiap 6-8 jam;
hindari penggunaan narkotika pada bayi karena adanya risiko apneu
Anak yang lebih besar Paracetamol dengan kodein (1mg/kg kodein) setiap 6-8 jam
Sekitar 2 minggu setelah operasi, posisi mengangkang (naik sepeda) harus dihindari
untuk mencegah perpindahan testis yang mobile keluar dari scrotum, dimana dapat
terjebak oleh jaringan ikat dan mengakibatkan cryptorchidism sekunder.
Pada anak dengan usia sekolah, aktivitas olahraga harus dibatasi selama 4-6 minggu.
Karena kebanyakan operasi hidrokel dilakuakn pada dasar pasien rawat jalan
(outpatient), pasien dapat kembali ke sekolah segera setelah tingkat kenyamanan
memungkinkan (biasanya 1-3 hari post-operasi).
Teknik Operasi Hidrokel (High Ligation)
C. Musculus obliqus externus telah diincisi, tampak kantung hidrokel dan cord.
F. Ujung proximal kantung diangkat. Retroperitoneal fat pad yang selalu ada dan
merupakan indikasi titik untuk high ligation. Jahitan dilakukan pada leher
kantung. Setelah dijahit, jahitan kedua dilakukan pada distal dari jahitan
pertama untuk memastikan ligasi yang permanen.
KOMPLIKASI OPERASI
TEKNIK SCLEROSIS
PROGNOSIS
Pada bayi dengan hidrokel primer, prognosis sangat baik. Mereka yang menjalani
operasi high ligation memiliki angka kekambuhan yang rendah.
Pada pasien dengan hidrokel sekunder, prognosis sangat bergantung pada proses
patologisnya. Namun dengan operasi high ligation memiliki angka kekambuhan yang
rendah.
KESIMPULAN
Hidrokel adalah penumpukan cairan berbatas tegas yang berlebihan di antara lapisan
parietalis dan viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang berada di
dalam rongga itu memang ada dan berada dalam keseimbangan antara produksi dan
reabsorbsi oleh sistem limfatik di sekitarnya. Hidrokel yang terjadi pada bayi baru
lahir dapat disebabkan karena : (1) belum sempurnanya penutupan prosesus vaginalis
sehingga terjadi aliran cairan peritoneum ke prosesus vaginalis atau (2) belum
sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum dalam melakukan reabsorbsi cairan
hidrokel.
Gambaran klinis pasien mengeluh adanya benjolan di kantong skrotum yang tidak
nyeri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya benjolan di kantong skrotum dengan
konsistensi kistus dan pada pemeriksaan penerawangan menunjukkan adanya
transiluminasi. Pada hidrokel yang terinfeksi atau kulit skrotum yang sangat tebal
kadang-kadang sulit melakukan pemeriksaan ini, sehingga harus dibantu dengan
pemeriksaan ultrasonografi.
Tindakan untuk mengatasi cairan hidrokel adalah dengan aspirasi dan operasi.
Aspirasi cairan hidrokel tidak dianjurkan karena selain angka kekambuhannya tinggi,
kadang kala dapat menimbulkan penyulit berupa infeksi. Jika dibiarkan, hidrokel
yang cukup besar mudah mengalami trauma dan hidrokel permagna bisa menekan
pembuluh darah yang menuju ke testis sehingga menimbulkan atrofi testis.
DAFTAR PUSTAKA
1. Benson CD, Mustard WT. Pediatric Surgery. Volume 1. 1962. Year Book Medical
Publishers, Inc. USA. p. 580-582
2. Sjamsuhidajat R. dan Jong W.D., Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 4, Jakarta, EGC, 1997
3. James M Becker. Essentials of Surgery. Edisi 1. Saunders Elsevier. Philadelphia. p
118-129
4. Gerard M Doherty. Current Surgical Diagnosis and Treatment. Edisi 12. McGraw-
Hill Companies. New York. p 245-259
5. Brunicardi FC et al. Schwartzs principles of surgery. 8th edition. United States
America : McGraw Hill, 2005.826-42.
6. http://www.medindia.net/patients/patientinfo/hydrocele-adult-
surgery.htm#ixzz12zjIvvR5
7. http://emedicine.medscape.com/article/777386-print
8. http://emedicine.medscape.com/article/1015147-print
9. http://emedicine.medscape.com/article/438724-overview