Referat Osteoartritis Genu
Referat Osteoartritis Genu
PENDAHULUAN
Osteoartritis (OA) berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti
tulang, arthro yang berarti sendi dan itis yang berarti inflamasi.1 Osteoartritis
merupakan penyakit penyakit sendi degeneratif yang belum diketahui secara pasti
penyebabnya, ditandai dengan kerusakan rawan sendi dan tulang subkondral
secara bertingkat dan menyebabkan nyeri pada sendi.1,2 Osteoartritis merupakan
masalah kesehatan yang sering ditemui dalam praktik sehari-hari.
Kelainan utama pada OA adalah kerusakan rawan sendi, dapat diikuti
dengan penebalan tulang subkondral, pertumbuhan osteofit, kerusakan ligamen
dan peradangan ringan sinovium, sehingga sendi bersangkutan membentuk efusi.3
Osteoartritis merupakan penyakit sendi yang paling banyak ditemukan di dunia,
termasuk di Indonesia. Penyakit ini menyebabkan nyeri dan disabilitas pada
penderita sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
Osteoartritis biasanya berkaitan dengan pertambahan usia dan umumnya
mengenai lutut, sendi-sendi di tangan, pinggul dan tulang belakang. Osteoartritis
lutut merupakan jenis penyakit sendi terbanyak dijumpai di seluruh dunia dan
penyebab nyeri serta kecacatan pada usia lanjut dibandingkan dengan panyakit
lain. WHO memperkirakan bahwa 10% penduduk dunia yang berusia 60 tahun
atau lebih mempunyai masalah osteoartritis. Osteoartritis lutut lebih banyak pada
wanita setelah usia 50 tahun.4,5
Penderita osteoartritis lutut biasanya datang dengan keluhan sakit sendi
yang hilang-hilang timbul yang sudah menahun pada lututnya. Pada tahap awal,
nyeri sendi timbul bila selesai latihan fisik yang berat dan kemudian hilang setelah
istirahat. Keluhan kemudian berlanjut menjadi kekakuan sendi sewaktu bangun
pagi yang hilang dalam waktu 15-30 menit dan makin berkurang setelah
digerakkan. Jika proses ini terjadi secara berlebihan maka akan timbul nyeri yang
hebat dan penderita mengalami gangguan aktifitas.4
Penyakit radang sendi ini mulai dikenal sejak abad ke-19, dan pada saat itu
dipandang sebagai akibat dari suatu proses aus karena dipakai selama hidup.
Menjelang abad ke-20, penyakit kelainan sendi adalah penyebab utama gangguan
1
muskuloskeletal di seluruh dunia, dan dianggap sebagai kecacatan yang kedua di
Amerika Serikat setelah penyakit jantung rematik.5
Berikut ini akan dibahas suatu tinjauan pustaka tentang rehabilitas medik
pada osteoartritis genu.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Osteoartritis berasal dari kata Yunani, yaitu osteo yang berarti tulang,
arthro yaitu sendi dan itis berarti radang atau inflamasi. Osteoartritis (OA) adalah
suatu penyakit akibat gangguan mekanik dan biologis yang merusak stabilitas
normaldegradasi dan sintesis kondrosit kartilago sendi,matriks ekstraseluler, dan
tulang subkondral. Osteoartritis (OA) merupakan suatu proses degeneratif pada
sendi yang dapat mengenai satu atau lebih sendi yang ditandai dengan adanya
degradasi kartilago, robekan meniscus, bone wear and tear, kista tulang,
kehilangan celah sendi, proliferasi tulang marginal (spur) , dan inflamasi ringan
yang menimbulkan masalah bagi penderita.1,7 Setiap sendi memiliki resiko untuk
terserang OA. Daerah yang paling sering terserang OA adalah lutut, panggul,
vertebra dan pergelangan kaki.1,3
2.2. Anatomi
a. Tulang Femur
Tulang femur merupakan tulang pipa terpanjang dan tersebar di dalam
tulang kerangka pada bagian pangkal yang berhubungan dengan asetabulum
membentuk kepala sendi yang disebut kaput femoris. Di sebelah atas dan bawah
dari kolumna femoris terdapat taju yang disebut trokhanter mayor dan trokantor
minor, di bagian unjung membentuk persendian lutut, terdapat dua tonjolan yang
disebut kondilus medianus dan kondilus lateralis. Diantara kedua kondilus ini
terdapat lekukan tempat letaknya tulang tempurung lutut (patella) yang disebut
dengan fossa kondilus.
3
b. Tulang Tibia
Tulang tibia merupakan tulang yang bentuknya lebih kecil, pada bagian
pangakal melekat pada tulang fibula, pada bagian ujung membentuk persendian
dengan tulang pangakan kaki dan terdapat taju yang disebut tulang malleolus
medianus.
c. Tulang Fibula
Tulang fibula merupakan tulang pipa yang terbesar sesudah tulang paha
yang membentuk persendian lutut dengan tulang femur pada bagian ujungnya
terdapat tonjolan yang disebut tulang malleolus lateralis atau mata kaki luar.
d. Tulang Patella
Pada gerakan fleksi dan ekstensi patella akan bergerak pada tulang femur.
Jarak patella dengan tibia saat terjadi gerakan adalah tetap dan yang berubah
hanya jarak patella dan femur. Fungsi patella di samping sebagai perekatan otot-
otot atau tendon adalah sebagai pengungkit sendi lutut. Pada kondisi 90 derajat
kedudukan patella diantara kedua kondilus femur dan saat ekstensi maka patella
terletak pada permukaan anterior femur.
Ligamentum
4
dibagi menjadi dua yaitu ligamen kruciatum anterior dan ligamen cruciatum
posterior. Ligamen collateral yang juga dibagi menjadi dua bagian yaitu ligamen
kollateral medial dan ligamen kollateral lateral.
5
b. Ligamen kruciatum posterior
Ligamen kruciatum posterior merupakan ligamen yang lebih pendek
dibanding dengan ligamen kruciatum anterior. Ligamen ini berbentuk kipas
membentang dari bagian posterior tibia ke bagian depan atas dari fossa
intercondyloid tibia dan melekat pada bagian luar depan kondylus medialis
femur. Ligamen ini berfungsi untuk mengontrol gerakan slide tibia ke belakang
terhadap femur, mencegah hiperekstensi lutut dan memelihara stabilitas sendi
lutut.
Kapsul Sendi
6
padat (kompakta), disebelah dalamnya terdapat anyaman tulang spongiosa.
Kapsul sendi lutut ini termasuk jaringan fibrosus yang avascular sehingga jika
cedera sulit proses penyembuhan.
b. Meniscus
Meniscus merupakan jaringan lunak, menisces pada sendi lutut adalah
meniscus lateralis. Adapun fungsi meniscus adalah (1) penyebaran pembebanan
(2) peredam kejut (shock absorber) (3) mempermudah gerakan rotasi (4)
mengurangi gerakan dan stabilisator setiap penekanan akan diserap oleh
meniscus dan diteruskan ke sebuah sendi.
c. Bursa
Bursa adalah kantong yang berisi cairan yang berfungsi menjaga agar
tidak terjadi gesekan secara langsung mungkin otot dengan otot, otot dengan
tulang dan otot dengan kulit. Ada beberapa bursa yang terdapat pada sendi lutut
antara lain : (1) bursa popliteus, (2) bursa suprapatellaris, (3) bursa infrapatellaris,
(4) bursa subcutan prapatelaris, (5) busra sub patellaris.10
7
Gambar 3. Anatomi sendi lutut normal dan OA10
2.3. Epidemiologi
Osteoartritis merupakan penyakit sendi pada orang dewasa yang paling
umum di dunia. Satu dari tiga orang dewasa memiliki tanda-tanda radiologis
terhadap osteoartritis. Osteoartritis (OA) pada lutut merupakan tipe OA yang
paling sering dijumpai. Penelitian epidemiologi menemukan bahwa kelompok
umur 60-64 tahun sebanyak 22%. Pada pria dengan kelompok umur yang sama,
dijumpai 23% menderita OA pada lutut kanan, sementara 16,3% sisanya didapati
menderita OA pada lutut kiri. Berbeda halnya pada wanita yang terdistribusi
merata, dengan insiden OA pada lutut kanan sebanyak 24,2% dan pada lutut kiri
sebanyak 24,7%.1,6
Di Indonesia prevalensi OA lutut yang tampak secara radiologik mencapai
15,5 % pada pria dan 12,7 % pada wanita berumur antara 40-60 tahun. Prevalensi
osteoartritis secara jelas meningkat sesuai dengan pertambahan usia. Usia, jenis
kelamin, pekerjaan, kegemaran, ras, dan hereditas seluruhnya bisa berperan dalam
manifestasi klinis osteoartritis.2,9
8
2.4. Etiologi
a. Usia
Faktor resiko yang paling utama pada penyakit osteartritis adalah usia,
biasanya mengenai usia dewasa madya hingga lansia, tetapi sering pada usia
lebih dari 50 tahun. Prevalensi dan beratnya osteoartritis akan meningkat sesuai
dengan pertumbuhan umur, namun osteoartritis bukan terjadi akibat
pertumbuhan usia saja, melainkan juga dapat terjadi akibat perubahan pada
tulang rawan sendi.
b. Jenis Kelamin
c. Faktor Herediter
d. Obesitas
9
2.5. Patofisiologi
10
Gambar 4. Osteoartritis Genu
Manifestasi klinis seperti nyeri pada sendi yang terkena terutama sewaktu
bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan, mula-mula rasa kaku,
kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang dengan istirahat.Nyeri biasanya
dirasakan pada malam hari sehingga mengganggu istirahat seperti pada
osteoarthritis lanjut.Beberapa kemungkinan penyebab nyeri pada osteoarthritis
adalah sebagai berikut:
1. Inflamasi atau peradangan jaringan synovial mengakibatka dilepaskannya
mediator kimiawi seperti kinin dan prostaglandin.
2. Faktor mekanik lokal, yaitu perubahan bentuk atau kerusakan sendi,serta
adanya instabilitas menimbulkan spasem otot-otot ekstra artikuler,
peregangan tendon dan ligament.
3. Osteofit yang dapat mengangkat periosteum menimbulkan rasa sakit.
4. Faktor psikologis karena adanya anxietas dan depresi.
11
Kelemahan otot pada osteoarthritis genu terjadi karena adanya gangguan
pada fungsi normal otot yang berperan penting dalam biomekanik sendi untuk
menyerap beban dan menstabilkan sendi. Adaptasi sendi dan proses degenarsi
osteoarthritis.Akibat proses penuaan atau trauma sebelumnya otot menjadi kurang
digunakan. Otot yang lemah akan mudah lelah, control reflex motoric dan
volunteer menjadi lebih lambat. Bila control terhadap otot hilang, maka gerakan
sendi yang berlebihan menjadi tidak stabil sehinga stress terhadap kartilago sendi
yang didistribusikan oleh mikrotrauma menyebabkan degenerasi sendi,
peningkatan tekanan subkondral patologis, sclerosis tulang subkondral, kolaps
sendi dengan maldeviasi aksis yang menyebabkan osteoarthritis. 6,8
Terdapat hambatan pada pergerakan sendi terutama pada pagi hari saat
setelah bangun tidur. Keterbatasan lingkup gerak sendi ini dipengaruhi oleh
banyak factor termasuk perubahan artikuler di dalam sendi, pemendekan struktur
myotendinous di daerah nyeri dan kelemahan otot.Kekakuan sendi merupakan
keluhan yang umum mumcul pada sendi yang terkena namun juga pada sendi
kontralateral. Umumnya juga disertai adanya pembengkakan sendi dan perubahan
gaya berjalan.6,8
Lebih lanjut terdapat pembengkakan sendi dan krepitasi tulang. Tempat
predileksi osteoartritis adalah sendi karpometakarpal I, metatarsofalangeal I,
apofiseal tulang belakang, lutut dan paha. Tanda-tanda peradangan pada sendi
tersebut tidak menonjol dan timbul belakangan, mungkin dijumpai karena adanya
sinovitis, terdiri dari nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat dan kemerahan.9
2.7. Diagnosis
12
tidur. Krepitasi atau rasa gemeretak pada sendi yang sakit juga menjadi keluhan
dari penderita osteoartritis.8
13
Gambar 6. Pemeriksaan Anterior Drawer Test11
4. Lachman Test
Test Lachman dikelola dengan meletakkan lutut pada posisi fleksi kira-kira
dalam sudut 300, dengan tungkai diputar secara eksternal. Satu tangan dari
pemeriksaan menstabilkan tungkai bawah dengan memegang bagian akhir atau
ujung distal dari tungkai atas, dan tangan yang lain memegang bagian proksimal
dari tulang tibia, kemudian usahakan untuk digerakkan ke arah anterior.
14
Gambar 8. Pemeriksaan Lachman11
5. Compresion Test
Tes ini dilakukan untuk menentukan nyeri lutut yang disebabkan oleh
robeknya meniskus. Penderita dalam posisi berbaring tengkurap lalu tungkai
bawah ditekukkan pada sendi lutut kemudian dilakukan penekanan pada tumit
pasien. Penekanan dilanjutkan sambil memutar tungkai ke arah dalam (endorotasi)
dan luar (eksorotasi). Apabila pasien merasakan nyeri di samping medial atau
lateral garis persendian lutut maka lesi pada meniskus medial dan lateral sangat
mungkin ada.3
15
bawah keluar dan kedalam dan lakukan fiksasi. Apabila pada distraksi eksorotasi
dan endorotasi itu terdapat nyeri maka hal tersebut disebabkan oleh lesi di
ligamen.3
(A) (B)
16
(C) (D)
17
- nyeri pada tulang - nyeri pada tulang
- pelebaran tulang - pelebaran tulang
-tidak hangat pada perabaan -tidak hangat pada
- LED < 40mm/jam perabaan
- Rheumatoid factor <1:40
- Cairan sinovial : jernih,
viscous,leukosit<2000/mm3
a. Latihan yang digunakan dapat berupa latihan isometric untuk fase akut
dengan penahanan 6 detik, istirahat antar set selama 20 detik, 5-10 set, 10
18
repetisi per hari dikatakan dapat meningkatkan kontraksi otot 50%. Kontraksi
isometrik memberikan tekanan ringan pada sendi dan ditoleransi baik oleh
penderita osteoartritis dengan pembengkakan dan nyeri sendi. Latihan ini dapat
memperbaiki kekuatan otot dan ketahanan statis (static endurance) dengan cara
menyiapkan sendi untuk gerakan yang lebih dinamis dan merupakan titikawal
program penguatan. Peningkatan kekuatan terjadi saat kontraksi isometric
dikenakan pada otot saat panjang otot sama dengan kondisi istirahat. Perbaikan
kekuatan terutama pada sudut otot yang dilatih.
Kontraksi dipertahankan tidak lebih dari enam detik. Pada awalnya satu
kontraksi untuk tiap kelompok otot, kemudian jumlah pengulangan ditingkatkan
menjadi 8-10, sesuaitoleransi pasien.Pasien diinstruksikan untuk bernafas selama
masing-masing kontraksi. Jarak antar kontraksi dianjurkan 20 detik. Latihan
dilakukan dua kali sehari pada periode peradangan akut. Selanjutnya jumlah
latihan secara bertahap ditingkatkan menjadi 5-10 kali per hari, disesuaikan
dengan kondisi pasien. Hal yang harus diperhatikan adalah adanya risiko
peningkatan tekanan darah bila kontraksi dilakukan lebih dari 10 detik.15
b. Latihan isotonic digunakan setelah fase akut dan dapat menguatkan otot serta
menambah lingkup gerak sendi. Latihan isotonic dilakukan dengan frekuensi 2
kali/minggu dengan 8-10 set, dan 4-6 repetisi per set. Kontraksi isotonik
digunakan untuk aktivitas sehari-hari. Latihan kekuatanisotonik memperlihatkan
efek positif pada metabolisme energi, kerja insulin, kepadatan tulang, dan status
19
fungsional pada orang sehat. Jika tidak terdapat peradangan akut maupun
instabilitas sendi, bentuk latihan ini ditoleransi baik oleh pasien osteoarthritis.15
20
kelompok otot secara bertahap. Latihan harus melibatkan kelompok otot dan
tendon utama pada ekstremitas atas dan bawah.15
21
B. Rehabilitasi osteoarthritis genu dengan komplikasi
Komplikasi tersering dari osteoarthritis genu adalah deformitas genu
berupa genu varus (bowleg) dan genu valgys (knock knee) dan diperberat lahi
dengan adanya obesitas karena sendi lutut menerima beban lebih banyak.
Tatalaksana kasus osteoarthritis genu dengan komplikasi sesuai dengan tingkat
kemampuan 1 menurut derajat kompetensi (SKU). Pada kasus osteoarthritis genu
dengan komplikasi di atas harus dirujuk kepada dokter spesialis yang
berkompetensi untuk menangani kasus tersebut, seperti dokter spesialis
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi.
Tatalaksana yang dapat dilakukan oleh seoarang dokter spesialis Kedokteran Fisik
dan Rehabilitasi , sebagai berikut:
1. Untuk mengurangi nyeri dapat diberikan modalitas berupa modalitas panas dan
dingin serta stimulasi listrik dan laser.
a. Terapi dingin
Terapi dingin diberikan saat fase akut, terapi dingin dapat melancarkan
sirkulasi darah, mengurangi peradangan, mengurangi spasme otot dan kekakuan
sendi sehingga dapat mengurangi nyeri. Dapat juga menggunakan es yang
dikompreskan pada sendi yang nyeri. Terapi dingin dapat berupa cryotherapy,
kompres es dan masase es.
22
2. Latihan penguatan otot dapat dilakukan secara isometric dan isotonic.
Kelompok otot yang akan dikuatkan adalah kelompok otot ekstremitas bawah
(quadriceps,abductor hip, esktensor hip, hamstring, dan gastrocsoleus).
a. Latihan yang digunakan dapat berupa latihan isometric untuk fase akut
dengan penahanan 6 detik, istirahat antar set selama 20 detik, 5-10 set, 10
repetisi per hari dikatakan dapat meningkatkan kontraksi otot 50%.
b. Latihan isotonic dan isokinetic digunakan setelah fase akut dan dapat
menguatkan otot serta menambah lingkup gerak sendi. Latihan isotonic
dilakukan dengan frekuensi 2 kali/minggu, 8-10 set, dengan 4-6 repetisi per
set.
23
mudah digerakan. Suhu air yang hangat akan membantu mengurangi nyeri,
relaksasi otot dan memberi rasa nyaman.
24
12.Edukasi dan Home Exercise Program
Edukasi dan program latihan di rumah merupakan hal yang penting bagi
penderita OA. Edukasi yang diberikan terutama tentang penyakit OA, prinsip
rumah. Program yang diberikan adalah latihan yang aman dilakukan di rumah
berupa latihan penguatan otot, latihan luas gerak sendi, dan latihan enduran/daya
tahan. Pasien dengan berat badan lebih dianjurkan untuk mengurangi berat
badannya. 13
gerakan fleksi yang berlebihan, menghindari memposisikan sendi pada satu posisi
Home exercise program atau program latihan di rumah sangat penting bagi
OA.
2.10. Komplikasi
Beberapa Komplikasi yang bias terjadi akibat dari osteoarthritis genu yang
tidak mendapatkan penatalaksanaan segera dan tepat sebagai berikut:
25
3. Stress fractures (hairline crack) pada tulang yang berkembang secara
bertahap sebagai respon terhadap cedera berulang.
4. Perdarahan di dalam sendi lutut.
5. Infeksi pada sendi
6. Kerusakan atau rupturnya tendon dan ligament di sekitar sendi, yang
menyebabkan hilangnya stabilitas.
7. Deformitas genu seperti genu varus dan genu valgus.
2.11. Prognosis
26
BAB III
KESIMPULAN
1. Osteoartritis (OA) merupakan suatu proses degeneratif pada sendi yang dapat
mengenai satu atau lebih sendi yang ditandai dengan adanya degradasi
kartilago, robekan meniscus, bone wear and tear, kista tulang, kehilangan celah
sendi, proliferasi tulang marginal (spur), dan inflamasi ringan yang
menimbulkan masalah bagi penderita.
27
DAFTAR PUSTAKA
6. Tulaar A., Wahyuni L.,dkk. 2014. Kurikulum Ilmu Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi:Modul S1 Pendidikan Fakultas Kedokteran.Jakarta Pusat:
Kolegium IKFR (Ilmu Kesehatan Fisik dan Rehabilitasi Medik).
28
12. Erwinanti E. 2000.Perbandingan terapi osteoartritis lutut menggunakan
SWD dengan atau tanpa latihan di RSUP Dr. Kariadi Semarang [skripsi].
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.
13. Tulaar ABM. 2006. Peran Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Medik
padaTatalaksana Osteoarthritis. Semijurnal Farmasi dan Kedokteran
Ethical Digest. Februari;46-54.
29