Anda di halaman 1dari 17

Lampiran: Surat Keputusan Direktur Utama

Nomor :
Tanggal : 5 Oktober 2016
Tentang : Panduan Kreensial Perawat
di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi

PANDUAN
KREDINSIAL KEPERAWATAN RS JIWA DAERAH PROVINSI JAMBI
BAB I

PENDAHULUAN
Pelayanan keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan
mempunyai daya ungkit yang besar dalam mencapai tujuan pembagunan bidang
kesehatan. Keperawatan sebagai profesi dan perawat sebagai tenaga profesional
bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan keperawatan sesuai kompetensi
dan sesuai dengan karir perawat merupakan suatu perencanaan dan penerapan dan
rencana karir yang dapat digunakan untuk penempatan perawat pada jenjang yang
sesuai dengan keahliannya. Sumber daya manusia keperawatan merupakan salah
satu faktor strategis dalam menentukan mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
sehingga pengelolaannya harus dilakukan dengan baik.
Fungsi Komite Keperawatan adalah meningkatkan profesionalisme tenaga perawat
di rumah sakit melalui proses kredinsial bagi seluruh tenaga keperawatan yang akan
melakukan pelayanan keperawatan di Rumah Sakit. Dalam melaksanakan fungsi itu.
Salah satu yang menjadi tugas komite keperawan adalah menyusun rincian
kewenagan klinis perawat.
Kewenangan klinis perawat didapatkan setelah melalui proses kredinsial yang
dilakukan oleh sub komite kredinsial komite keperawatan. Kewenangan klinis
tersebut yang di jadikan dasar bagi direktur Rumah Sakit untuk memberikan
penugasan klins.

DEFINISI

Kredinsial adalah proses evaluasi terhadap tenaga keperawatan untuk


menentukan kelayakan pemberian kewenangan klinis. Sedangkan Re- Kredinsial
adalah proses Re- Evaluasi terhadap tenaga keperawatan yang telah memiliki
kewenangan klinis untuk menentukan kelayakan pemberian klinis tersebut.
Dengan demikian kredinsial mempunyai lingkup terhadap kewenangan/kompetesi
yang di miliki tenaga perawat . hasil akhir dari proses kredinsial adalah seorang
perawat kompeten atau tidak kompeten terhadap kewengan klinis sesuai dengan
jenjangnya.
Mitra Bestari dan Panitia Adhoc Mitra Bestari atau Peer Group adalah
sekelompok tenaga keperawatan dengan reputasi dan kompetensi yang baik untuk
menelaah segala hal yang terkait dengan tenaga keperawatan. Mitra bestari bisa dari
berbagai unsur organisasi profesi keperawatan dan kebidanan, kolegium
keperawatan, unsur pendidikan tinggi keperawatan dan kebidanan. Fungsi mitra
bestari adalah membatu penyusunan daftar klinis perawat dan buku putih serta
membantu pelaksanaan kredensial.Dalam pelaksanaan kredensial juga dibantu oleh
panitia Adhoc. Mitra Bestari dan Panitia adhoc ditetapkan oleh direktur Rumah Sakit
berdasarkan usulan ketua Komite Keperawatan.Panitia adhoc berasal dari tenaga
keperawatan yang tergolong sebagai Mitra Bestari.
Pengembangan jenjang karir merupakan suatu sistem untuk meningkatkan kinerja
dan profesionalisme sesuai bidang pekerjaannya melalui peningkatan kompetensi
salah satu upaya adalah pengembangan standar kompensi, jenjang karir dan sistem
reward. Karir di artikan sebagai suatu jenjang yang di pilih individu untuk dapat
memnuhi kepuasan kerja sehingga pada akhirnya akan memberikan kontribusi
terhadap bidang profesi yang di pilih nya.

TUJUAN

Mewujudkan kompetesi terhadap kewenangan klinis perawat RS Jiwa


Daerah Provinsi jambi sesuai dengan jenjangnya
BAB II
RUANG LINGKUP

Seluruh perawat RS Jiwa Daerah Provinsi jambi Salah satu tugas Komite
Keperawatan melalui Subkomite Kredensial adalah melakukan kredensial terhadap
seluruh tenaga keperawatan di rumah sakit. Ada beberapa hal yang harus ada
sebelum melakukan kredensial :

1. Ada team yang selanjutnya disebut sebagai panitia ad hoc yang dibentuk oleh
Komite Keperawatan untuk melakukan kredensial. Panitia adhoc ini terdiri dari
tenaga perawat rumah sakit dan mitra bestari. Mitra bestari bisa berasal dari
institusi pendidikan jejaring rumah sakit, organisasi profesi, kolegium atau
perawat di rumah sakit lain.
2. Ada buku putih (white book) yang dijadikan dasar panduan dalam melakukan
kredensial dan rekredensial. Buku putih ini berisi tentang ketentuan dokumen
persyaratan terkait kompetensi seperti ijazah, STR, sertifikat kompetensi, daftar
kewenangan klinis

3. Ada daftar kewenangan klinis yang telah disusun oleh panitia adhoc dan disahkan
oleh direktur rumah sakit.
BAB III

TATA LAKSANA

1. Perawat mengajukan permohonan kepada Ketua Komite Keperawatan untuk


memperoleh kewenangan klinis.

2. Ketua Komite Keperawatan menugaskan kepada Subkomite Kredensial untuk


melakukan proses kredensial.

3. Subkomite Kredensial membentuk panitia adhoc untuk melakukan review,


verifikasi dan evaluasi dengan metode yang telah disepakati.

4. Subkomite memberikan laporan kepada Ketua Komite Keperawatan hasil


kredensial sebagai bahan rapat menentukan kewenangan klinis.

5. Seluruh proses kredensial dan hasil rapat penentuan kewenangan klinis


selanjutnya dilaporkan secara tertulis oleh subkomite kredensial kepada Ketua
Komite Keperawatan untuk diteruskan kepada direktur dan dijadikan bahan
rekomendasi kepada direktur.

6. Direktur mengeluarkan Penugasan Klinis terhadap perawat/bidan bersangkutan.

Bagi tenaga keperawatan yang sudah lama bekerja, maka tugas subkomite
kredensial adalah melakukan re-kredensial. Re-kredensial dilakukan secara periodik
selama 3 tahun sekali. Karena PMK Komite Keperawatan baru diundangkan pada
Agustus 2013, maka Subkomite Kredensial Komite Keperawatan RS Jiwa Daerah
Provinsi Jambi melakukan proses kredensial yang pertama kepada seluruh perawat
yang ada di rumah sakit. Karena amanah PMK Komite Keperawatan mengharuskan
seluruh tenaga perawat harus memiliki Surat Penugasan Klinis yang dikeluarkan
oleh Direktur Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi

Persiapan Pelaksanaan Kredensial


1. Membentuk Tim Mitra Bestari dan Panitia AdHoc
2. Menyusun Daftar Kewenangan Klinis
3. Menyusun White Paper
4. Menyusun Log Book
5. Menyusun Formulir Pendukung Kredensial
Penyusunan Daftar Kewenangan Klinis, Buku Putih dan Log Book

Kewenangan Klinis tenaga keperawatan adalah uraian intervensi keperawatan yang


dilakukan oleh tenaga keperawatan berdasarkan area praktiknya.
Buku Putih atau white paper adalah dokumen yang berisi syarat-syarat yang harus
dipenuhi oleh tenaga keperawatan yang digunakan untuk menentukan Kewenangan
Klinis.
Daftar Kewenangan Klinis dan Buku putih disusun oleh Komite Keperawatan dengan
melibatkan Mitra Bestari (peer group).
Dasar pembuatan kewenangan klinis dan buku putih kita mengacu pada pedoman
kewenang klinis dari sumber yang sudah ada, diantaranya adalah :
Petunjuk Pelaksanaan Jenjang Karir Perawat Di Rumah Sakit yang dikeluarkan oleh
Kemenkes RI Tahun 2013.
PEDOMAN PENGEMBANGAN JENJANG KARIR PERAWAT
sumber: Pedoman Pengembangan Jenjang Karir Profesinal Perawat DEPKES RI

No Jenjang Pendidikan Pengalaman Sertifikat


1 PK I D III Keperawatan 2 Tahun PK I
( NoVICE ) S I. Keperawatan 0 Tahun PK I
2 PK II D III Keperawatan 5 Tahun PK II
( Advance S I. Keperawatan 3 Tahun PK II
Beginner )
3 PK III D III Keperawatan 9 Tahun PK III
( Competent ) S I. Keperawatan/Ners 6 Tahun PK III
S II. Keperawatan/ SP I 0 Tahun PK III
4 PK IV S I. Keperawatan/Ners 9 Tahun PK IV
( proficient ) S II. Keperawatan/ SP I 2 Tahun PK IV
S III. Keperawatan / SP II 0 Tahun PK IV

5 PK V S II. Keperawatan/SP I 4 Tahun PK V


(Expert ) S III. Keperawatan / SP II 1 Tahun PK V
JENJANG KARIR PERAWAT

Jenjang karir perawat klinik dengan kemampuan


melakukan asuhan keperawatan dasar dengan
PERAWAT KLINIK I penekanan pada keterampilan teknis keperawatan di
bawah bimbingan
( PK I )

Jenjang perawat klinik dengan kemampuan melakukan


PERAWAT KLINIK II asuhan keperawatan holistik pada pasien secara
mandiri dan mengelola pasien secara tim serta
memperoleh bimbingan untuk penanganan masalah
lanjut dan kompleks

Jenjang perawat klinik dengan kemampuan


PERAWAT KLINIK melakukan asuhan keperawatan ko perhensif pada
area spesific dan mengelola unit keperawatan serta
III mengembangkan pelayanan keperawatan berdasarkan
bukti ilmiah dan melaksanakan

Jenjang perawat klinik dengan kemampuan melakukan


asuhan keperawatan pada masalah kompleks di area
PERAWAT KLINIK spesialistic dengan pendekatan tata kelola klinis secara
IV interdisiplin,multi disiplin melakukan riset untuk
mengembangkan praktek keperawatan serta
mengembangkan pembelajaran klinis

Jenjang perawat klinik dengan kemampuan


memberikan konsultasi klinis keperawatan pada area
PERAWAT KLINIK spesialistic , melakukan tata kelola klinis secara
transdisiplin, melakukan riset klinis untuk
V
pengembangan praktek pprofesi dan kependidikan
(PK V ) keperawatan

Proses Kredensial menjamin tenaga keperawatan kompeten dalam memberikan


pelayanan keperawatan dan kebidanan kepada pasien sesuai dengan standar
profesi. Proses Kredensial mencakup tahapan review, verifikasi dan evaluasi
terhadap dokumen-dokumen yang berhubungan dengan kinerja tenaga
keperawatan.
Berdasarkan hasil proses Kredensial, Komite Keperawatan merekomendasikan
kepada kepala/direktur Rumah Sakit untuk menetapkan Penugasan Klinis yang
akan diberikan kepada tenaga keperawatan berupa surat Penugasan Klinis.
Penugasan Klinis tersebut berupa daftar Kewenangan Klinis yang diberikan oleh
kepala/direktur Rumah Sakit kepada tenaga keperawatan untuk melakukan asuhan
keperawatan.

Tujuan dibentuknya sub komite kredensial di Rumah Sakit


1. Memberi kejelasan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan;
2. Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa tenaga keperawatan
yang memberikan asuhan keperawatan dan kebidanan memiliki kompetensi dan
Kewenangan Klinis yang jelas;
3. Pengakuan dan penghargaan terhadap tenaga keperawatan yang berada di
semua level pelayanan.
Tugas sub komite Kredensial adalah:
1. menyusun daftar rincian Kewenangan Klinis;
2. menyusun buku putih (white paper) yang merupakan dokumen persyaratan terkait
kompetensi yang dibutuhkan melakukan setiap jenis pelayanan keperawatan
sesuai dengan standar kompetensinya. Buku putih disusun oleh Komite
Keperawatan dengan melibatkan Mitra Bestari (peer group) dari berbagai unsur
organisasi profesi keperawatan, kolegium keperawatan, unsur pendidikan tinggi
keperawatan.
3. menerima hasil verifikasi persyaratan Kredensial meliputi:
ijazah;
Surat Tanda Registrasi (STR);

sertifikat kompetensi;

4. merekomendasikan tahapan proses Kredensial:


perawat dan mengajukan permohonan untuk memperoleh Kewenangan Klinis
kepada Ketua Komite Keperawatan RS Jiwa Daerah Provinsi Jambi
ketua Komite Keperawatan menugaskan Subkomite Kredensial untuk
melakukan proses Kredensial (dapat dilakukan secara individu atau
kelompok);
sub komite membentuk panitia adhoc dan peer grup ( mitra Bestari ) untuk
melakukan review, verifikasi dan evaluasi dengan berbagai metode: porto folio,
asesmen kompetensi;

sub komite memberikan laporan hasil Kredensial sebagai bahan rapat


menentukan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan.

5. merekomendasikan pemulihan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga


keperawatan.
6. melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan.
7. sub komite membuat laporan seluruh proses Kredensial kepada Ketua Komite
Keperawatan untuk diteruskan ke kepala/direktur Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Jambi

Kewenangan Sub komite Kredensial


Sub komite Kredensial mempunyai kewenangan memberikan rekomendasi rincian
Kewenangan Klinis untuk memperoleh surat Penugasan Klinis (clinical
appointment).

Mekanisme Kerja Sub komite kredensial


Untuk melaksanakan tugas sub komite Kredensial, maka ditetapkan mekanisme
sebagai berikut:
1.mempersiapkan Kewenangan Klinis mencakup kompetensi sesuai area
praktik yang ditetapkan oleh rumah sakit;
2.menyusun Kewenangan Klinis dengan kriteria sesuai dengan persyaratan
Kredensial dimaksud;
3.melakukan assesmen Kewenangan Klinis dengan berbagai metode yang
disepakati;
4.memberikan laporan hasil Kredensial sebagai bahan rekomendasi memperoleh
Penugasan Klinis kepala/direktur Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi
5.Memberikan rekomendasi Kewenangan Klinis untuk memperoleh Penugasan Klinis
dari kepala/direktur Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi
6.melakukan pembinaan dan pemulihan Kewenangan Klinis secara berkala;
7.melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang di tetapkan.
BAB IV
DOKUMENTASI

Berkasl Perawat sesuai pendidikan yang berisi

1. Ijazah Terakhir

2. Surat Tanda Registrasi

3. Sertifikat pelatihan

4. Pas foto

5. Surat permohonan kepada ketua komite

6. Surat permohonan kepada Direktur Utama

7. Surat penugasan Klinis

8. Rincian kewenangan klinis

Ditetapkan di : Jambi
Pada Tanggal : 05 Oktober 2015

Direktur Utama

dr. Hj. Hernayawati,M.Kes


Pembina Utama Muda
NIP. 19611020 198903 2 001
PEMERINTAH PROVINSI JAMBI
RUMAH SAKIT JIWA DAERAH
Jl. DR. Purwadi Km. 9,5 Kenali Besar Kec, Kota Baru
Telp. (0741) 580254 Fax. (075441) 5802
Kota Jambi, Kode Pos 36129

SURAT KEPEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA


RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI JAMBI
NOMOR :
TENTANG
KEBIJAKAN KREDENSIALING STAF KEPERAWATAN

DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI JAMBI


Menimbang : a. Bahwa dalam rangka menjamin,mempertahankan dan
meningkatkan kompetensi tenaga keperawatan maka
perlu dilakukan kredensial keperawatan.
b. Bahwa berdasarkan huruf a di atas maka perlu
ditetapkan Kebijakan kredesial staf keperawatan

Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 19 Darurat Tahun 1957


tentang pembentukan

Daerah - daerah swastantra Tingkat 1 Sumatera barat,


Jambi dan Riau (lembaran Negara Repuplik Indonesia
Tahun 1957 Nomor 75), sebagaimana telah diubah dengan
Undangan-Undangan nomor 19 tahun 1958 tentang
penetapan Undang-Undang Nomor 19 Darurat Tahun 1957
tentang pembentukan daerah-daerah swatantra Tingkat 1
Sumatra barat,Jambi Dan Riau Menjadi undang-undang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor
112,Tambahan Lembaran Negara Republik Indondesia
Nomor 1646).

2. Undang Undang No 8 Tahun 1974 Tentang pokok pokok


Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1974) sebagai mana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok
kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 169, tambahan lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3890);

3. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang


Pemerintah daerah
(Lembarab Negara Rupblik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125,Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor
4437)sebagaimana telah beberapa kali diubah,terakhir
dengan Undang-undang Nomor 12 tahun 2008 tentang
perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang perintah Daerah(Lembara Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang


kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 104
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5063)

4. Undang - Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang


Rumaah Sakit (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153
Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5072);

5. Keputusan manteri Kesehatan Nomor 1045 /


Menkes / PER / XI / 2006
Tentang pedoman Organisasi Rumah Sakit dI
lingkungan Departemen
Kesehatan

6. Keputusan materi Kesehatan Nomor 129 Tahun 2008


tentang standar pelayanan minimal

7. Keputusan menteri dalam negeri Nomor 1 tahun


2002 tentang pedoman
susunan organisasi dan tata kerja rumah sakit
daerah;

8. Peraturan menteri kesehatan Nomor


HK.02.02/Menkes/148/2010 Tentang
Izin dan Penyelanggarakan Praktek perewat;

9. Keputusan menteri dalam negeri Nomor 49 Tahun


2013 Tentang komite Keperawatan Rumah sakit;

10. Peraturan Gebernur Nomor 45 Tahun 2009 Tentang


pola tata kelola Rumah
Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi;

11. Peraturan Gebernur Nomor 08 Tahun 2010 tentang


Pedoman Penata usahaan keuangan Badan Layanan
Umum Daerah Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi.

12. Peraturan Gubernur Jambi Nomor 80 Tahun 2010


tentang penetapan status pola pengelolaan keuangan
badan layanan umum daerah rumah sakit Jiwa daerah
Provinsi jambi.

13. Peraturan gebuernur Nomor 60 Tahun 2011 tentang


perubahan pertama
peraturan gubernur Nomor 45 tahun 2009
tentang pola tata kelola rumah sakit Jiwa daerah Provinsi
Jambi;
14. Keputusan Direktur Utama RS Jiwa Daerah
Provinsi Jambi Nomor Tahun 13 tentang pembentukan
dan penunjukan Komite Keperawatan dan susunan
Keanggotaan Komite Keperawatan serta Sub Komite pada
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi;

15. Standar Kompetensi Perawat Indonesia Tahun 2011


oleh PPNI.
MEMUTUSKAN

Keputusan Direktur utama Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi tentang
buku putih (white paper)kewenangan klinis keperawatan pada rumah sakit Jiwa
daerah Provinsi Jambi;
Satu : Buku Putih (white paper)kewenangan klinis keperawatan
RSJD Provinsi
Jambi Tahun 2016 (terlampir) berisi:
a. Kewenangan Klinis Keperawatan Jiwa
b. Kewenangan Klinis Keperawatan dasar
c. Kewenangan Klinis Keperawatan Gigi
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan : Di
Jambi
Pada tangga : 15
November 2016
Direktur
Utama,

dr Hj.Hernayawati
M.Kes
Pembina Muda
NIP.
196110201989032001
Lampiran 1 : Keputusan Direktur Utama
RSUD Raden Mattaher Jambi
Nomor :
Tanggal :

Kebijakan Tentang Kredensial Staf Keperawatan

1. Setiap tenaga kesehatan termaksud tenaga keperawatan yang akan melakukan


pelayanan kesehatan di RSJD Jambi harus kompeten sesuai dengan rincian
kewenangan klinis (RKK) (clinical privilege) sebagai mana terlampir dalam Surat
Penugasan Klinis (SPK) / clinical apointment.

2. Staf / Tenaga Keperawatan yang dimaksud adalah Perawat, Bidan, Perawat


Anastesi dan Perawat Gigi
3. Tenaga Keperawatan harus memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat
Izin Praktek Perawat (SIPP), Surat Izin Kerja Bidan (SIKB), Surat Izin Kerja
Perawat Anastesi (SIKPA), Surat Izin Keperawatan Gigi (SIKPG)

4. Tenaga Keperawatan baru :

a. Harus melalui proses rekrutment oleh Bagian SDM, magang oleh Bidan
Keperawatan, dan Kredensialing oleh Komite Keperawatan di bantu oleh Tim
Mitra Bestari Keperawatan.

b. Setelah melalui proses kredensialing, sebelum bekerja harus memperoleh


Surat Penugasan Klinis (SPK) dari Direktur Utama

5. Tenaga Keperawatan lama

a. Semua Tenaga Keperawatan lama harus menjalani proses


kredensial dan rekredensial
b. Setelah melalui proses kredensial / rekredensial tenaga keperawatan
tersebut harus memperoleh Surat Penugasan Klinis (SPK) dari
Direktur Utama
6. Semua tenaga Keperawatan harus mengkuti proses penjenjangan karir

7. Semua tenaga Keperawatan yang telah habis masa berlaku Surat


Pengasan Klinis (SPK) dan yang akan mengikuti kenaikan jenjang karir harus
melakukan assesmen kopetensi sebelum kredensial ulang (re-kredesial).
8. Tenaga Keperawatan yang belum memperoleh Surat Penugasan
Klinis (SPK) dilarang melaksanakan asuhan langsung kepada pasien.

Ditetapkan di : Jambi
Pada Tanggal : 05 Oktober 2015

Direktur Utama

dr. Hj. Hernayawati,M.Kes


Pembina Utama Muda
NIP. 19611020 198903 2 001

Anda mungkin juga menyukai