Anda di halaman 1dari 1

Sahyar, Sani, R.A., & Malau, T. (2017).

The effect of problem based learning (pbl) model and self


regulated learning (srl) toward physics problem solving ability (psa) of students at senior high
school. American Journal of Educational Resarch, 5(3): 279-283. Tersedia pada
http://pubs.sciepub.com/education/5/3/8/. Diakses pada: 15 Maret 2017.
Dirangkum oleh: Siti Nur Hidayah (1413021017)

Rangkuman:
Fisika merupakan disiplin ilmu yang mengandung masalah fisik yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari. Permasalahan-permasalahan dalam fisika menuntut siswa untuk dapat menyelesaikan
masalah. Akan tetapi, pada kenyataannya berdasarkan hasil dari PISA (program for international tudent
Assesen) and TIMSS (Trends in international Mathematcs an Sciece Study) menunjukkan bahwa
kemampuan pemecahan masalah siswa di Indonesia masih terbilang rendah yakni posisi 69 dari 76
negara.
Secara teori, rendahnya kemampuan pemecahan masalah siswa adalah karena proses pembelajaran
masih berpusat pada guru yang mengakibatkan kurangnya ketelibatan siswa dalam proses pembelajaran
sehingga menyebabkan siswa kehilangan kemampuan dalam memecahkan masalah.
Gagasan peneliti untuk memecahkan masalah tersebut adalah dengan menerapkan model
pembelajaran yang dapat membuat siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran, yakni model problem
based learning (PBL). Dimana dengan meningkatnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran pada
akhirnya akan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Menciptakan pembelajaran fisika
yang aktif juga harus dimulai dari siswa yang memiliki kemandirian dalam belajar, sehingga tingkat rata-
rata SRL siswa juga berpengaruh pada peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian quasi eksperimen yang betujuan untuk melihat
pengaruh model PBL terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika siswa yang dibedakan berdasarkan
rata-rata SRL. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMAN 13 Medan tahun akademik
2015/2016. Sampel penelitian digunakan dua kelas yakni kelas XI IPA 3 dan 5 yang dipilih secara
random sampling, dimana tiap-tiap kelas terdiri dari 40 siswa. Desain penelitian yang digunakan adalah
two group pretest-posttest design, rancangan analisisnya adalah desain faktorial 2x2 dengan
menggunakan teknik analisis varians (ANOVA) dua jalur.
Hasil penilitian menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa yang belajar
menggunakan model PBL lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, kemampuan
pemecacahan masalah kelompok siswa yang memiliki SRL diatas rata-rata lebih baik dibandingkan
dengan siswa yang memiliki SRL dibawah rata-rata, dan adanya hubungan antara model PBL dan
pembelajaran konvensional dngan menggunakan pembelajaran mandiri dalam mempengaruhi
kemampuan pemecahan masalah siswa.

Komentar:
Kemampuan pemecahan masalah siswa dipengaruhi oleh keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran. Salah satu factor yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran adalah
diterapkannya suatu model pembelajaran yang tepat, dalam hal ini yaitu model problem based learning.
Sehingga, dengan diterapkannya model pembelajaran yang sesuai akan mampu untuk meningkatkan
keaktifan siswa, yang pada akhirnya juga akan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.
Selain pengaruh dari penerapan model pembelajaran, tingkat rata-rata SRL siswa juga memiliki
kontribusi dalam kemampuan pemecahan masalah siswa.
Pengaruh positif dari penerapan model PBL terhadap kemapuan pemecahan masalah siswa inilah
yang melatarbelakangi peneliti untuk meneliti tentang implikasi model pembelajaran berbasis masalah
untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah fisika siswa.

Anda mungkin juga menyukai