Pemilihan Umum
Oleh :
Pemilihan kepala negara atau dikenal dengan pemilihan umum untuk memilih
presiden dan wakilnya, serta memilih wakil rakyat atau anggota legislatif dan Dewan
Perwakilan Daerah (DPD) khususnya di indonesia. Pemilihan umum dibagi menjadi
dua, yaitu ada yang dipilih secara langsung dan ada yang dipilih oleh wakil rakyat, yakni
MPR.
Pemilu (pemilihan umum) 2019 segera datang, hanya berkisar beberapa tahun
lagi.Harapan seluruh rakyat Indonesia, pemilu 2019 lebih berkualitas sebagaimana
tuntutan demokrasi.Berkualitasnya pemilu 2019 mendatang sesungguhnya bertumpu
pada bersih tidaknya penyelenggaraannya.
A. Penyelenggara Pemilu
Lembaga penyelenggara pemilu menurut Pasal 23E UUD 1945 adalah komisi pemilihan
umum, tetapi oleh undang-undang dijabarkan menjadi terbagi ke dalam 2 kelembagaan yang
terpisah dan masing-masing bersifat independen, yaitu Komisi Peilihan Umum atau KPU, dan
Badan Pengawas Pemilihan Umum atau BAWASLU (Bawaslu).
Namun, dalam arti luas, penyelenggara pemilihan umum itu, baik dalam lingkungan KPU
maupun Bawaslu, menyangkut pula para tugas yang bekerja secara tetap ataupun yang bekerja
secara tidak tetap atau adhoc.
Didalam Pasal 110 ayat (1) UU No. 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Pemilihan
Umum menjelaskan bahwa DKPP menyusun dan menetapkan satu kode etik untuk menjaga
kemandirian, integritas, dan kredibilitas anggota KPU, anggota KPU Provinsi, anggota KPU
Kabupaten/Kota, serta Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Panwaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu
Kecamatan, Pengawas Pemilu Lapangan, dan Pengawas Pemilu Luar Negeri.
B. Asas Pemilihan Umum
1. Umum ialah bahwa pada dasarnya semua warga negara indonesia yang memenuhi
persyaratan minimal dalam usia, yaitu telah berusia 17 tahun atau telah kawin berhak
untuk ikut memilih dalam pemilihan dan yang telah berusia 21 tahun berhak memilih.
2. Langsung ialah bahwa rakyat pemilih mempunyai hak untuk secara langsung
memberikan suaranya, menurut hati nuraninya tanpa perantara dan tanpa tingkatan.
3. Bebas ialah bahwa tiap-tiap warga negara yang berhak memilih dalam menggunakan
haknya dijamin keamaanannya untuk melakukan pemilihan menurut hati nuraninya tanpa
adanya pengaruh, tekanan ataupun paksaan dari siapa pun/ dengan apapun juga.
4. Rahasia ialah bahwa para pemilih dijamin oleh peraturan, bahwa tidak akan diketahui
oleh pihak siapa pun dan dengan jalan apapun, siapa yang dipilihnya. Pemilih
memberikan suaranya pada suara-suara dengan tidak dapat diketahui oleh orang lain
kepada siapa suaranya diberikan (secret ballot).
Dengan demikian, diadakan pemilihan umum itu tidaklah sekedar untuk memilih wakil-
wakil rakyat untuk duduk dalam lembaga permusyawaratan perwakilan rakyat saja (MPR, DPR,
DPRD) pemilihan wakil-wakil rakyat oleh yang membawakan isi hati nurani rakyat dalam
melanjutkan perjuangan mempertahankan dan mengembangkan Kemerdekaan Negara Republik
Indonesia bersumber pada proklamasi 17 Agustus 1945 guna memenuhi dan mengemban amanat
Penderitaan Rakyat.
D.Badan Pengawas Pemilihan Umum
1. Bawaslu menyusun standar tata laksana kerja pengawasan tahapan penyelenggaraan Pemilu
sebagai pedoman kerja bagi pengawas Pemilu di setiap tingkatan.
2. Bawaslu bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu dalam rangka pencegahan dan
penindakan pelanggaran untuk terwujudnya Pemilu yang demokratis yang meliputi:
mengawasi persiapan penyelenggaraan Pemilu yang terdiri atas:
1. perencanaan dan penetapan jadwal tahapan Pemilu;
2. perencanaan pengadaan logistik oleh KPU;
3. pelaksanaan penetapan daerah pemilihan dan jumlah kursi pada setiap daerah
pemilihan untuk pemilihan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Provinsi dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota
oleh KPU sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
4. sosialisasi penyelenggaraan Pemilu; dan
5. pelaksanaan tugas pengawasan lain yang diatur dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Dengan demikian agar pemilu dapat berlangsung bersih, para kontestan, KPU (Komisi
Pemilihan Umum), BAWASLU ( Badan Pengawasan Pemilihan Umum ) dan rakyat taat pada
undang-undang.Undang-undang Nomor 10 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan
DPRD Tahun 2008.Undang-Undang Nomor. 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu.
Serta kode etik penyelenggara pemilihan umum: selanjutnya disebut Kode Etik, adalah satu
kesatuan landasan norma moral, etis dan filosofis yang menjadi pedoman bagi perilaku
penyelenggara pemilihan umum yang diwajibkan, dilarang, patut atau tidak patut dilakukan dalam
semua tindakan dan ucapan.
E. Total Pemilih di Pilkada 2015 sebagai peningkatan kwalitas pemilihan Umum 2019.
Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan (DPSHP) di setiap 15 Kabupaten Kota se
Sulawesi Utara.Masing- masing KPU Kabupaten/Kota hasil Rekapitulasi yang dilakukan di
tingkat Kabupaten/Kota. Hasil Rekapitulasi DPSHP/DPT, Divisi Data KPU Kabupaten/Kota
menjelaskan proses pemutakhiran data yang dilakukan ditingkat bawah sampai tingkat
kabupaten.
Adapun Total keseluruhan hasil pleno untuk 15 Kabupaten dan Kota di Sulawesi Utara
yakni tersebar dalam 167 Kecamatan dari 1.838 Desa/Kelurahan dan 4.450 TPS. Jumlah TPS
untuk Sulut yakni 4.450. Terdiri dari 1.006.542 Pemilih Laki-laki: 982.162 dan 956.970 Jumlah
Pemilih Perempuan dengan Total Pemilih keseluruhan 1.939.132,
BAB III
KESIMPULAN
Demokrasi merupakan sebuah proses, artinya sebuah republik tidak akan berhenti disatu
bentuk pemerintahan selama rakyat negara tersebut memiliki kemauan yang terus berubah. Ada
kalanya rakyat menginginkan pengawasan yang superketat terhadap pemerintah, tetapi ada pula
saatnya rakyat bosan dengan para wakilnya yang terus bertingkah karena kekuasaan yang
seakan-akan tak ada batasnya.
Berbeda dengan monarki yang menjadikan garis keturunan sebagai landasan untuk
memilih pemimpin, pada republik demokrasi diterapkan azas kesamaan di mana setiap orang
yang memiliki kemampuan untuk memimpin dapat menjadi pemimpin apabila ia disukai oleh
sebagian besar rakyat. Pemerintah telah membuat sebuah perjanjian dengan rakyatnya yang ia
sebut dengan istilah kontrak sosial. Dalam sebuah republik demokrasi, kontrak sosial atau
perjanjian masyarakat ini diwujudkan dalam sebuah pemilihan umum. Melalui pemilihan umum,
rakyat dapat memilih siapa yang menjadi wakilnya dalam proses penyaluran aspirasi, yang
selanjutnya menentukan masa depan sebuah negara.Oleh karena itu untuk mewujudkan
pemilihan umum yang memiliki integritas yang tinggi sebagai calon penyelenggara daerah harus
menyesuaikan sesuai dengan Visi Misi dari Bawaslu RI oleh karena itu yang menjadi landasan
tujuan pengawasan pemilihan umum.
Visi
Misi
1. Membangun aparatur dan kelembagaan pengawas pemilu yang kuat, mandiri dan solid;
2. Mengembangkan pola dan metode pengawasan yang efektif dan efisien;
3. Memperkuat sistem kontrol nasional dalam satu manajemen pengawasan yang
terstruktur, sistematis, dan integratif berbasis teknologi;
4. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dan peserta pemilu, serta meningkatkan sinergi
kelembagaan dalam pengawasan pemilu partisipatif;
5. Meningkatkan kepercayaan publik atas kualitas kinerja pengawasan berupa pencegahan
dan penindakan, serta penyelesaian sengketa secara cepat, akurat dan transparan;
6. Membangun Bawaslu sebagai pusat pembelajaran pengawasan pemilu baik bagi pihak
dari dalam negeri maupun pihak dari luar negeri.