Anda di halaman 1dari 6

PEMAKAIAN KATA 'RUH' DALAM AL-QUR'AN...

Debaters Kristen kelihatannya berusaha mencari 'celah' dalam Al-Qur'an dan ajaran Islam, untuk
memasukkan konsep Tuhan adalah ruh sebagaimana yang ada dalam alkitab. Suatu usaha yang
kelihatannya akan membentur tembok dan sia-sia. dalil yang sangat jelas menyatakan bahwa :
Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat.
(Asy-Syuura: 11)
dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia". (Al-Ikhlas 4)
Berdasarkan dalil diatas, sebenarnya sudah terjawab semua usaha yang mau menyamakan
Allah dengan makhluk-Nya, karena 'ruh' - apapun bentuk dan pengertiannya, adalah merupakan
suatu unsur yang terdapat pada makhluk.
Namun untuk 'memuaskan dahaga' para Kristen yang masih saja berusaha untuk mengarahkan
pemahaman mereka bahwa Tuhan adalah ruh seperti yang ada dalam alkitab, mari kita bahas
pemakaian kata tersebut dalam Al-Qur'an dan bagaimana makna kata serta tafsir yang dilakukan
oleh nabi Muhammad dan para sahabatnya.
Berdasarkan arti kata, 'ruh' memiliki akar kata 'ra-waw-ha' yang menurunkan banyak derivasi
kata Arab dengan pengertian yang bermacam-macam :Ruhun - Soul, spirit, vital principle, breath
which a man breathes and pervades his whole body. Inspiration or divine revelation [since it is
like the vital principle is to the body and quickens man].turiihuuna (impf. 2nd. m. pl. vb. 4) - you
bring home in the evening.rawaahun (v. n.) - blowing in the afternoon, evening journey.rauhun
(n.) - soothing mercy, happiness, comport, bounty, gift.ruuhun (n.) - revelation, spirit, soul, human
soul, Gabriel, angel of revelation.raihaan (n. pl.) - fragrant flowery plants.riihun (n.) punishment.riyaah (n. pl.) - divine blessings.
(Ruhun - Jiwa, semangat, prinsip penting, napas yang seorang pria bernafas dan meliputi
seluruh tubuhnya. Inspirasi atau wahyu ilahi [karena seperti prinsip penting adalah untuk tubuh
dan mempercepat man].turiihuuna (..... impf 2 m pl vb 4) - Anda membawa pulang di malam
hari.rawaahun (. v n.) - bertiup di sore hari, perjalanan malam.rauhun (n.) - menenangkan
rahmat, kebahagiaan, membawakan, karunia, hadiah.ruuhun (n.) - wahyu, roh, jiwa, jiwa
manusia, Gabriel, malaikat wahyu.raihaan (n pl..) - tanaman bunga yang harum.riihun (n.) hukuman.riyaah (n pl..) - berkat ilahi.)
Tidak satupun pengertian dari kata tersebut yang merujuk kepada esksistensi Allah, sehingga
berdasarkan pengertian kata saja sebenarnya usaha debaters Kristen tersebut sudah
terbantahkan.

Al-Qur'an sendiri mempunyai beberapa ayat yang mencantumkan kata 'ruh' dan kata lain yang
diturunkan dari akar kata 'ra-waw-ha' ini :
1. Ruh merujuk kepada malaikat Jibril, sebagian dengan memakai istilah ; Ruhul Qudus dan
Ruhul Amin.
qul nazzalahu ruuhu alqudusi min rabbika bialhaqqi[16:102] Katakanlah: "Ruhul Qudus (Jibril)
menurunkan Al Qur'an itu dari Tuhanmu dengan benar,
wa-innahu latanziilu rabbi al'aalamiina nazala bihi alrruuhu al-amiinu [26:192] Dan sesungguhnya
Al Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, [26:193] dia dibawa turun oleh
Ar-Ruh Al-Amin (Jibril),
qul man kaana 'aduwwan lijibriila fa-innahu nazzalahu 'alaa qalbika bi-idzni allaah[2:97]
Katakanlah: "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al
Qur'an) ke dalam hatimu dengan seizin Allah;
dari rangkaian ayat ini, kita bisa menyimpulkan bahwa oknum yang dimaksud adalah satu
dengan penyebutan beberapa nama : Jibril, Ruhul Qudus, Ruhul Amin dengan tugas yang sama,
yaitu menurunkan Al-Qur'an kepada nabi Muhammad.
Ayat lain yang terkait dengan Jibril dengan menyebutnya sebagai ruh juga terdapat pada :
tanazzalu almalaa-ikatu waalrruuhu fiihaa bi-idzni rabbihim min kulli amrin[97:4] Pada malam itu
turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
Ayat ini berbicara soal malam diturunkannya Al-Qur'an, dan kata 'ruh' tersebut ditafsirkan
sebagai malaikat Jibril yang memang punya tugas khusus untuk itu. Mustahil kita mau
menafsirkan kata tersebut dengan Allah sendiri karena ada kalimat 'turun dengan ijin Tuhannya',
karena Tuhan sendiri tentu tidak perlu meminta ijin kepada diri-Nya untuk melakukan apapun.
ta'ruju almalaa-ikatu waalrruuhu ilayhi fii yawmin kaana miqdaaruhu khamsiina alfa sanatin[70:4]
Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya
limapuluh ribu tahun
Disini kata 'ruh' juga merujuk kepada Jibril dan mustahil kalau dikatakan itu adalah Allah sendiri,
karena tidak mungkin Tuhan naik menghadap diri-Nya sendiri.
yawma yaquumu alrruuhu waalmalaa-ikatu shaffan laa yatakallamuuna illaa man adzina lahu
alrrahmaanu waqaala shawaabaan[78:38] Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri
bershaf-shaf, mereka tidak berkata-kata, kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh
Tuhan Yang Maha Pemurah; dan ia mengucapkan kata yang benar.

Para ahli tafsir berbeda pendapat tentang maksud kata ruh disini, ada yang mengatakan sebagai
Jibril, ada juga yang mengartikan sebagai ruh manusia, namun yang pasti tidak akan merujuk
kepada Allah sendiri, karena adanya kalimat ' kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh
Tuhan Yang Maha Pemurah', tidak mungkin Tuhan harus meminta ijin kepada diri-Nya sendiri
untuk melakukan sesuatu.
2. Ruh merujuk kepada 'unsur rohani yang terdapat dalam diri manusia/makhluk', biasanya
diistilahkan dalam bahasa Indonesia dengan Nyawa/jiwa.
waallatii ahsanat farjahaa fanafakhnaa fiihaa min ruuhinaa [21:91] Dan (ingatlah kisah) Maryam
yang telah memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh)nya ruh dari Kami.
wamaryama ibnata 'imraana allatii ahsanat farjahaa fanafakhnaa fiihi min ruuhinaa [66:12] dan
(ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam
rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami,
idz qaala rabbuka lilmalaa-ikati innii khaaliqun basyaran min thiinin fa-idzaa sawwaytuhu
wanafakhtu fiihi min ruuhii faqa'uu lahu saajidiina[38:71] (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman
kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah". [38:72] Maka
apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; maka
hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya".
tsumma sawwaahu wanafakha fiihi min ruuhihi waja'ala lakumu alssam'a waal-abshaara waal-afidata qaliilan maa tasykuruuna[32:9] Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke
dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati;
(tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.
Dalam pengertian ini juga tidak mungkin kalau kita mau mengartikan kata 'ruh' tersebut adalah
Allah itu sendiri yang 'masuk' kedalam tubuh Isa Almasih, karena kalau dipakai pengertian
tersebut maka Adam dan seluruh manusia juga 'dimasuki' oleh Tuhan. maka kata 'ruh' dalam
ayat ini diartikan sebagai unsur kehidupan yang terdapat pada makhluk hidup atau biasa
diistilahkan sebagai nyawa/jiwa.
3. Kata 'ruh' merujuk kepada wahyu dan Al-Qur'an.
yunazzilu almalaa-ikata bialrruuhi min amrihi 'alaa man yasyaau min 'ibaadihi [16:2] Dia
menurunkan para malaikat dengan (membawa) wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa yang
Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya,
wakadzaalika awhaynaa ilayka ruuhan min amrinaa maa kunta tadrii maa alkitaabu walaa aliimaanu [42:52] Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Qur'an) dengan perintah

Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Qur'an) dan tidak pula
mengetahui apakah iman itu,
Dalam ayat ini kata 'ruh' diartikan sebagai wahyu atau Al-Qur'an, tidak mungkin kalau kata
tersebut diartikan dengan Jibril ataupun ruh manusia (nyawa) atau juga Tuhan itu sendiri karena
jelas dikatakan 'ruh' dibawa turun oleh malaikat' untuk disampaikan kepada nabi Muhammad
sebagai petunjuk bagi manusia.
4. Kata 'ruh' dalam derivasi kata 'rawh' merujuk kepada rahmat, ketenteraman atau kenikmatan
dari Allah..
farawhun warayhaanun wajannatu na'iimin[56:89] maka dia memperoleh ketenteraman dan rezki
serta jannah keni'matan.
yaa baniyya idzhabuu fatahassasuu min yuusufa wa-akhiihi walaa tay-asuu min rawhi allaahi
innahu laa yay-asu min rawhi allaahi illaa alqawmu alkaafiruuna[12:87] Hai anak-anakku,
pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus
asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum
yang kafir"
5. Kata 'ruh' merujuk kepada pertolongan, kekuatan semangat yang datang dari Allah :
ulaa-ika kataba fii quluubihimu al-iimaana wa-ayyadahum biruuhin minhu[58:22] Mereka itulah
orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka
dengan pertolongan yang datang daripada-Nya.
Secara keseluruhan kalimat ini menyatakan soal iman sehingga kata 'ruh' tersebut terkait dengan
keimanan tersebut, 'ruh' diartikan sebagai kekuatan spirit/semangat sebagai bentuk pertolongan
dari Allah bagi orang-orang yang telah menanamkan iman dalam hati mereka. Tidak mungkin
Allah sendiri yang 'masuk' merasuki orang beriman tersebut karena akan banyak bertentangan
dengan ayat-ayat lainnya.
Secara umum sebenarnya kita gampang menemukan satu kata yang dipakai sebagai istilah
untuk mengartikan beberapa hal, misalnya :
-Lionel Messi merupakan ruhnya kesebelasan Barcelona - artinya pemain ini merupakan pemain
kunci dan penting yang menginspirasi seluruh team.
-Pidato si A dipenuhi oleh ruh Bung Karno - maksudnya isi pidato yang disampaikan
mengandung spirit dan semangat sebagaimana pidatonya Bung Karno.
-Ruhnya telah pergi meninggalkan jasadnya - artinya nyawanya sudah terpisah dari jasad dan dia
sudah mati.

Tidak ada yang aneh dengan pemakaian satu kata dan mengkaitkannya dengan beberapa objek.
Cuma Kristen kelihatannya sudah 'diracuni' konsep yang menyatakan Tuhan adalah roh, maka
semua istilah roh harus diartikan sebagai Tuhan itu sendiri, termasuk ketika membaca ayat-ayat
Al-Qur'an.
Bangunan dalil-dalil yang disampaikan membantah ajaran ini, dan tidak ada satupun ayat
pendukung dalam Al-Qur'an yang menyatakan Tuhan adalah ruh, jadi bagi Kristen sebaiknya
kembali saja memakai alkitab anda, tidak usah 'mengajak' Al-Qur'an dan umat Islam untuk ikut
kesesatan ajaran yang anda miliki..

LAILATUL QADAR ( 6 )
"Konsep Ruh" ()
------------------------------Setelah kita melihat sedikit makna atau istilah Malaikat, maka kita mencoba melihat konsep
dasar ruh dalam al-Qur'an. Selama ini kita banyak memahami bahwa ruh adalah penyebab
kehidupan.


(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan
manusia dari tanah ( ash-Shad 71)
Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku;
maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya" (ash-shad 72)
Ayat diatas mengatakan sebagian ruh-Ku ( ) tentu sangat jelas bahwa 'ruh' adalah milik
Tuhan. Dan pada ayat lain juga dikatakan bahwa soal ruh adalah urusan Tuhan.


"Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku,
dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". ( al-Isra : 85 ).
Namun, kadang ash-Shad 71-72 kita jadikan hujjah bahwa manusia hidup karena ditiupkan ruh
oleh Allah. Padahal, ruh itu 'ditiupkan' setelah adanya kehidupan manusia sebelumnya yang kita
kenal dengan al-basyar.
Kalau kita lihat Ash-Shad ayat 71 dikatakan bahwa Allah akan menciptakan al-basyar ( ),
kemudian ayat 72 Allah katakan menyempurnakannya (). Jadi, Penyempurnaan dilakukan
setelah makhluk tersebut sudah memiliki kehidupan.


"Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (tubuh)mu
tegak seimbang ( ") .......(infithar:7)
Kata ' ' memiliki 2 makna awal yang valid tapi bersifat kontradiktif yaitu bengkok dan tegak
dalam pengertian fisik , bukan sosial, karena sebelumnya didahului oleh kata 'menciptakan' dan
'menegakkan'. Ini menunjukkan juga bahwa 'manusia purba' awalnya tidak dalam bentuk tegak,
tapi mendekati bentuk fisik seekor seekaor kera sebagaimana gambaran dalam penemuan
paleontology.
Jadi, sebelum 'diangkat' menjadi khalifah manusia sebagai entitas hidup ( )telah eksis
ditengah makhluk hidup lainnya.

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah ( ) di muka bumi".
Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". ( 2:29)
Pada ayat diatas, pertama dapat kita lihat bahwa Allah menyatakan akan 'menjadikan' ( )
khalifah di bumi. Kata 'menjadikan' menunjukkan suatu perubahan kualitas penilaian terhadap
fisik yang sudah ada dan hidup sebelumnya berdasarkan hukum-hukum wujud perkembangan
dan perubahan. Oleh sebab itu, ada bantahan Malaikat yang mengatakan makhluk itu akan
'merusak' dan 'menumpahkan darah'. Kita tahu , Malaikat tidak memiliki pengetahuan tanpa
sebelumnya tahu atau diberi tahu secara indrawi. Dalam hal ini, tentu Malaikat melihat fenomena
al-basyar sebelumnya yang 'merusak' dan 'menumpahkan darah' untuk survive.
Lain halnya, ketika Allah menginformasikan sebagaimana ash-Shad 71-72 bahwa Ia akan
menciptakan basyar ( ) , pada ayat tersebut tidak ada 'bantahan' dari Malaikat sebab
memang belum ada manusia basyar. Oleh sebab itu, kami katakan bahwa kehidupan bukan
disebabkan adanya roh, hidup dan roh adalah 2 hal yang berbeda........( Bersambung )

Anda mungkin juga menyukai