Anda di halaman 1dari 12

Dahsyatnya Pengadilan Akhirat

Kamu muslimin rahimakumullah

Pertama-tama, marilah kita tingkatkan kualitas taqwa kita pada Allah dengan
berupaya maksimal melaksanakan apa saja perintah-Nya yang termaktub dalam
Al-Quran dan juga Sunnah Rasul saw. Pada waktu yang sama kita dituntut pula
untuk meninggalkan apa saja larangan Allah yang termaktub dalam Al-Quran
dan juga Sunnah Rasul Saw. Hanya dengan cara itulah ketakqawaan kita
mengalami peningkatan dan perbaikan.

Selanjutnya, shalawat dan salam mari kita bacakan untuk nabi Muhammad Saw
sebagaimana perintah Allah dalam Al-Quran :

Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat atas Nabi (Muhammad


Saw). Wahai orang-orang beriman, ucapkan shalawat dan salam atas Nabi
(Muhammad) Saw. ( Al-Ahzab : 56)

Kaum Muslimin rahimakumullah.

Akhir-akhir ini berbagai kasus pengadilan yang tidak adil terbongkar di negeri
berpenduduk Muslim mayoritas ini. Keputusan-keputusan hukum yang tidak
adil dan cenderung zalim. Mencuri tiga buah kakau, atau sebuah semangka atau
tiga kg karet mentah bisa diganjar hukuman penjara beberapa tahun. Sedangkan
koruptor milyaran dan triliyunan rupiah bebas melenggang di negeri ini tanpa
tersentuh hukum sedikitpun. Mana kasus BLBI yang merugikan Negara lebih
dari Rp 700 triliyun? Hilang sudah bak ditelan waktu. Sebab itu, tak heran jika
masyarakat ragu akan keberhasilan DPR mengusut kasus Bank Century yang
telah merugikan negara Rp 6.7 triliyun. Sementara kasus Anggodo yang
membuat mata puluhan juta rakyat ini terbelalak beberapa pekan lalu sudah
tidak jelas juntrungannya. Akan begitu jugakah nasib kasus Bank Century?
Allahu Alam.

Negeri ini memang sudah kehilangan apa yang disebut dengan KEADILAN.
Hukum itu hanya berlaku bagi rakyat kecil dan miskin, yang sebagian mereka
melakukan tindakan kejahatan itu karena lapar, seperti kasus pencurian 3 kg
karet mentah di Propinsi Banten itu. Atau seperti seorang sopir yang kedapatan
membawa satu butir ekstasi yang kemudian dihukum 4 tahun penjara. Namun
bagi Jaksa yang menggelapkan barang bukti berupa 343 butir ekstasi, Esther
Tanak dan Dara Veranita, hanya mendapat ganjaran satu tahun penjara.
Sungguh jauh dari KEADILAN.

Sesungguhnya KEADILAN di negeri ini sudah sirna sejak lama. Bila


KEADILAN sirna, pastilah kezaliman dan bertindak semena-mena yang meraja
lela. Musibahnya lagi, kezaliman itu dilakukan oleh oknum penegak hukum itu
sendiri. Ratusan dan mungkin ribuan kasus hukum lain yang belum terungkap
media massa yang mengandung unsur kezaliman , khususnya sejak negeri ini
merdeka fisik dari penjajah Belanda dan Jepang. Sebut saja kasus penggusuran
tanah rakyat oleh para konglomerat untuk kepentingan bisnis mereka seperti
pasar, mall, pabrik, gedung bertingkat, real estate, lapangan golf dan
sebagainya. Atau penggusuran tanah masyarakat untuk kebun sawit atau
pertambangan para pengusaha kelas kakap lainnya. Semuanya terjadi dengan
leluasa tanpa ada penegakan hukum yang adil. Kalau ada anggota masyarakat
yang berani bercerita kepada khalayak terkait kezaliman para pengusaha, seperi
yang dilakukan Bu Prita Mulyasari terhadap RS OMNI Internasional, maka
penjara dan dan denda Rp 204 juta adalah hukumannya.

Belum lagi kasus kemiskinan dan busung lapar masyarakat sebagai akibat miss
managemen pemerintah. Pada waktu yang sama, mereka hidup dengan fasilitas
VIP dari uang dan kekayaan rakyat yang diambil dari berbagai sumber termasuk
pajak yang dibayarkan. Demikian juga buruknya pelayanan masyarakat dan
infrastruktur yang ada dan monopoli segelintir pengusaha, khususnya terkait
kebutuhan pokok masyarakat sehingga membuat kehidupan ratusan juta rakyat
semakin sulit dan tersiksa. Semua itu berjalan di hadapan mata penguasa dan
para penegak hukum di negeri ini. Seakan kemiskinan itu hasil sebuah rekayasa.

Yang lebih menyayat hati lagi, jika kasus hukum itu terkait dengan aktivitas
dakwah dan keislaman, maka sudah dipastikan tidak akan ada KEADILAN
dalam hukum negeri ini. Ambil misalnya pembantaian ratusan kaum Muslimin
Tajung Priok Desember 1984. Sampai hari ini tidak ada tindakan hukum yang
setimpal terhadap para pelakunya, kendati sebagian pelakunya sudah mati.
Padahal kasus tersebut sudah diangap sebagai pelanggaran HAM berat.

Demikian juga kasus lain seperti pembunuhan aktivis Munir dan beberapa orang
yang ditembak mati begitu saja karena tuduhan terorisme belakangan ini. Pada
zaman Orde Baru ada tuduhan subpersif. Zaman reformasi ada tuduhan
terorisme dan makar. Tak ada anggota DPR, ulama, politisi, pengacara kondang
yang protes kendati mereka dibunuh begitu saja tanpa melalui proses pengadilan
dan hukum yang berlaku. Kata mereka, Negara ini adalah Negara hukum

Kaum Muslimin rahimakumullah..

Bila KEADILAN sudah sirna dalam suatu negeri dan pemerintahan, itulah
tanda kuat negeri itu akan menghadapi kehancuran. Bisa kehancuran moral,
kehancuran tatanan sosial, ekonomi dan bisa juga kehancuran dan kepunahan
manusia yang tinggal di dalamnya seperti yang terjadi pada bangsa-bangsa
sebelum kita seperti Ad, Tsamud, Luth, Sholeh, Syuaib, Firaun dan
sebagainya.

Oleh sebab itu, Nabi kita Muhammad Saw. mewanti-wanti agar tidak ada
kezaliman dalam penegakan hukum. Hukum harus ditegakkan dengan adil.
Kalau tidak, Allah akan hancurkan negeri dan pemerintahan yang menerapkan
hukum secara serampangan dan berdasarkan syahwat penguasa dan para
penegak hukumnya.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim
rahimahumallah dijelaskan. Pernah seorang wanita ternama dari suku
Makhzumi mencuri di zaman Rasul Saw. Keluarganya mencoba mendapatkan
keringanan (dispensasi hukum) dari Rasul Saw. agar tidak diterapkan padanya
hukuman potong tangan. Mendengar dan melihat gelagat mereka, beliau pun
marah sambil berkata: Wahai manusia! Sesungguhnya orang-orang sebelum
kamu hancur karena mereka menerapkan hukum tebang pilih. Ketika yang
mencuri (korupsi atau kejahatan lainnya) itu dari kalangan terhormat, mereka
membiarkannya. Namun, bila yang mencuri itu dari kalangan lemah (rakyat
jelata), mereka terapkan hukum pada mereka. Demi Dzat (Allah) yang jiwa
Muhammad di tangan-Nya. Sekiranya Fathimah anak kesayangan Muhammad
mencuri, pasti Muhammad potong tangannya.

Allah juga mengingatkan kita dalam Al-Quran agar kita tidak hanya
menerapkan hukum itu dengan adil, akan tetapi kita diwajibkan menjadi
penegak-penegak keadilan dalam setiap saat dan kondisi, sebagaiman firman-
Nya

Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar


penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri
atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah
lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan
(kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha
Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan. (QS. Annisa / 4 : 135)

Kaum Muslimin rahimakumullah.

Dari ayat tersebut dapat kita simpulkan bawah KEADILAN harus ditegakkan,
kapan saja, di mana saja, dan terhadap siapa saja. Namun demikian,
KEADILAN sejati tidak akan pernah ada di atas bumi ini dan di negeri ini
kecuali jika :

1. Sumber hukum yang digunakan untuk mengadili manusia itu haruslah berasal
dari Dzat Yang Maha Adil, yakni Allah SWT. Karena tidak akan ada di dunia
ini yang bisa menyamai, apalagi melebihi dari keadilan hukum ciptaan Allah,
sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-Maidah : 50 :




Maka apakah hukum jahiliyah itu yang kamu inginkan? Dan hukum siapakah
yang lebih baik dari hukum Allah, bagi kaum yang yakin?

2. Mengimani dan mempercayai sepenuhnya hukum yang Allah turunkan dan


Sunnah Rasul Saw. dalam mengatur tatacara kehidupan umat manusia untuk
kemaslahatan mereka di dunia dan di akhirat, sebagaimana firman-Nya surat
Annisa /4 : 65 :







Maka demi Robb (Tuhan Pencipta)-mu, mereka tidak beriman sehingga mereka
menjadikan engkau (Muhammad) sebagai Hakim (Pemutus perkara) bagi
perkara apa saja yang muncul di antara mereka, kemudian mereka tidak
menemukan keberatan dalam diri mereka terhadap apa saja yang kamu putuskan
dan merekapun menyerahkannya secara penuh.

3. Adanya sumber daya manusia (SDM) penegak hukum yang professional di


samping pemimpin professional yang memiliki sifat :

Berani menegakkan KEADILAN dan tidak takut kecuali hanya kepada Allah.
Menegakkan hukum tampa pandang bulu dan siap melaksanakannya kendati
terhadap diri dan anggota keluarga sendiri. Terbebas dari kendali hawa nafsu
dan syahwat duniawi, sehingga tidak tergoda oleh rayuan uang, harta, wanita
dan kenikmatan dunia lainnya.

4. Hukum yang ditegakkan adalah hukum yang berimplikasi akhirat. Sebab itu,
tidak ada hukum di dunia ini yang berimplikasi akhirat kecuali hukum Allah
yang tertuang dalam Al-Qyran dan Sunnah Rasul Saw.

Kaum Muslimin rahimakumullah.


Islam mengajarkan kepada kita bahwa konsekuensi hukum itu ada dua. Pertama
konsekuensi dunia dan kedua, konsekuensi akhirat. Atau dengan kata lain,
penegakan hukum dan keadilan di dunia ini akan terwujud bilamana hukum
yang kita terapkan itu mengajarkan kepada kita adanya pengadilan akhirat yang
maha dahsyat dan maha adil, yakni pengadilan Allah Taala di padang mahsyar
nanti. Keyakinan dan pengetahuan tersebut akan menuntut kita semua, baik
masyarakat, apalagi para penegak hukum dan para pemimpinnya, akan sangat
berhati-hati dalam pelaksanaan dan penegakan hukum itu dan berupaya seadil
mungkin. Kenapa?

Karena pengadilan akhirat itu maha adil, tidak ada yang dapat berkelik,
menyogok ataupun merubah keputusannya, karena yang bertindak sebagai
hakim di mahsyar nanti adalah Allah sendiri, Pencipta manusia dan alam
semesta ini, sebagaimana friman-Nya dalam surat Ghofir/40 : 16 -17 :




)16(



)17(

(Yaitu) hari (ketika) mereka keluar (dari kubur dan menuju mahsyar); tiada
suatupun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (Lalu Allah
berfirman): "Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?" Kepunyaan Allah
Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa. Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan
dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini.
Sesungguhnya Allah amat cepat hisab-Nya.

Kemudian, pada pengadilan akhirat nanti tidak akan ada lagi sogok menyogok,
beking membeking, ngeles mengeles, pasal-pasal karet yang dapat ditafsirkan
semau kita seperti yang dilakukan polisi, jaksa, hakim, pengacara dan penguasa
serta pengusaha di dunia. Semuanya tunduk dan bertekuk lutut di hadapan
Kekuasaan dan Keperkasaan Allah(lillahil wahidil qohhaar)

Di pengadilan akhirat, semua keyakinan, ucapan dan perbuatan ditimbang


seadil-adilnya. Tak ada yang terlewatkan, kendati hanya sebesar inti atom
seperti firman Allah dalam srat Al-Zalzalah / 99 : 7 8 :

) 7(
)8(
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah (inti atom)-pun,
niscaya dia akan melihat (balasan)-nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan
kejahatan sebesar dzarrah (inti atom)-pun, niscaya dia akan melihat (balasan)-
nya pula.

Yang lebih mengerikan lagi ialah, setiap manusia pada pengadilan akhirat nanti
tidak akan bisa menyewa pengacara, didampingi keluarga, sanak saudara dan
siapapun mereka. Tak satupun di antara mereka yang dapat menolong kita
sebagaimana halnya saat hidup di dunia. Setiap kita akan maju sendiri-sendiri di
hadapan pengadilan Allah yang Maha Adil mempertanggung jawabkan
keimanan, ucapan dan perbuatan kita. Bahkan mulut atau lidah kita yang pada
pengadilan dunia bisa bicara dan bisa berdusta, pada pengadilan akhirat nanti
akan terkunci mati, kelu dan tak bisa berkata, kendati hanya sepatah kata. Yang
menjadi saksi adalah tangan, kaki, telinga, mata dan kulit kita seperti yang
Allah jelaskan dalam firman-Nya dalam surat yasin/36 : 65 :




Pada hari ini, Kami kunci mulut-mulut mereka, dan yang akan berbicara adalah
tangan-tangan mereka, dan yang akan bersaksi adalah kaki-kaki mereka
terhadap apa yang mereka kerjakan (dulu di dunia).

Pada pengadilan akhirat nanti, harta, anak, jabatan dan apa saja yang
dibanggakan di dunia ini tidak akan berguna sama sekali. Hanya iman yang
bersih dari khurafat dan syirik serta amal sholeh yang dapat menolong kita,
seperti yang dijelaskan dalam firman-Nya dalam surat As-Syuaaro / 26 : 88
89 :

) 88(

)89(

Pada hari (akhirat) tidak akan bermanfaat lagi harta dan anak-anak. Kecuali
mereka yang datang kepada Allah dengan hati yang sehat (aiqidah tauhid).

Kaum Muslimin rahimakumullah.


Berdasarkan ayat-ayat di atas, kita tidak perlu khawatir dan bersedih hati
melihat kekacaubalauan dan ketidak adilan pengadilan di dunia ini. Kalaupun
kita tidak berhasil mengajak umat manusia, khususnya umat Islam di dunia ini,
lebih khusus lagi di Indonesia ini untuk menerapkan hukum Allah (al-Islam)
yang Maha Adil, sehingga mengakibatkan kezaliman terjadi di mana-mana, kita
masih punya pengadilan akhirat yang Maha Adil yang akan menjadi tempat kita
menuntut keadilan yang sebenarnya. Allah sudah menjanjikan pada kita akan
bertindak adil dan akan memutuskan semua perkara manusia seadil-adilnya, tak
terkecuali masyarakat Indonesia.

Memang kita merasa sakit dan pedih saat umat Islam sendiri belum mau diajak
kembali menerapkan hukum Allah yang Maha Adil ini. Bahkan tak jarang pula
seruan kembali kepada hukum Allah itu dianggap subpersif dan terorisme.
Padahal mereka juga mengaku Muslim. Sekecil apapun kezaliman yang mereka
lakukan terhadap Islam dan kaum Musliminm dan terhadap umat lain, bahkan
terhadap makhluk Allah lainnya, mereka akan mendapatkan balasan yang amat
keras di akhirat kelak. Mereka akan menyesali semua perbuatan mereka itu
kelak. Kendati penyesalan itu sudah tak berguna lagi.

Orang yang zalim, siapapun dia, apapun pangkat dan jabatannya, sebanyak
apapun harta dan pengikutnya, seberapa lamapun dia berkuasa semasa hidup di
dunia, mereka tidak akn pernah lolos dari pengadilan Allah di akhirat kelak.
Mereka akan mendapatkan siksaan yang amat pedih di akhirat kelak, seperti
yang Allah firmankan dalam surat Al-Kahfi/18 : 26 :







)29(

Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhan Penciptamu; maka
barangsiapa yang ingin beriman , silahkan ia beriman, dan barangsiapa yang
ingin (kafir) biarlah ia kafir." Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang
orang zalim itu neraka, yang gejolak apinya mengepung mereka. Dan jika
mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti
besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling
buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.

Kaum Muslimin rahimakumullah.

Demikianlah khutbah singkat ini semoga bermanfaat bagi kita dalam


menjalankan kehidupan dunia yang sementara ini. Semoga Allah
menghindarkan kita dari kezaliman orang lain dan dari berbuat zalim kepada
orang lain. Semoga Allah selalu membimbing kita ke jalan-Nya yang lurus,
yaitu jalan para nabi, shiddiqin, syuhadak dan sholihin. Allahumma amin

Khutbah Ke 2

. . .


.

. . !! :

. .





:
.
.

.


.
.


.

. .

.

-------Az Zikr Studio-------

Anda mungkin juga menyukai