JAHILIYAH
Ihsan Tanjung
1
2
8
tersebut sebagai orang-orang kafir, zalim dan
fasik..!
....
10
Sikap menjauh dari agama Allah ta‟ala
menyebabkan manusia selalu menjadikan
pertimbangan syar’i sebagai pertimbangan terakhir
bukan pertimbangan pertama dan utama. Hampir
semua kebijakan mempertimbangkan hal-hal selain
agama Allah ta‟ala. Misalnya, yang lebih
diutamakan adalah pertimbangan ekonomi atau
stabilitas nasional atau penilaian dunia
internasional.
Inilah yang terjadi pada kasus kaum wanita yang
berprofesi sebagai pelacur. Pemerintah dan
masyarakat membiarkan bahkan mendukung
eksistensi profesi tersebut dengan alasan hak
berpenghasilan. Soal bahwa menurut pandangan
agama Allah ta‟ala hal itu haram tidak menjadi
persoalan. Sampai-sampai nama profesi tersebut
“diperhalus” menjadi Pekerja Seks Komersial
(PSK) untuk mendongkrak kehormatan para
pelakunya.
Ini pula yang menjadi argumentasi mengapa aliran-
aliran sesat tetap dibiarkan beraktivitas
menyebarluaskan kesesatannya di tengah
masyarakat. Ahmadiyah, misalnya, tidak kunjung
diberangus karena berlindung di balik alasan hak
asasi manusia atau menjaga stabilitas nasional atau
menjaga image di mata dunia internasional. Bahwa
dari sudut pandang agama Allah ta‟ala ajarannya
sudah jelas-jelas menentang Allah ta‟ala dan
11
Rasul-Nya, maka hal itu tidak pernah menjadi
pertimbangan yang patut diperhatikan.
Berbagai tayangan televisi yang masuk kategori
pornografi atau pornoaksi tidak kunjung berkurang
apalagi berakhir karena –kata mereka- memiliki
rating yang tinggi, mendatangkan banyak iklan dan
profit bagi para pemilik stasiun TV. Soal bahwa
dari segi agama Allah ta‟ala tayangan-tayangan
seperti itu termasuk haram, maka hal ini tidak
pernah menjadi perhatian para pengusaha TV.
Prinsip mereka “Anjing menggonggong, kafilah
berlalu.” Dengan liciknya mereka bilang: “Kami
hanya melayani aspirasi masyarakat luas.
Kebanyakan pemirsa TV memang menghendaki
hadirnya tayangan-tayangan seperti itu.”
Saudaraku, memang perbedaan pokok masyarakat
jahiliyah dengan masyarakat Islam atau masyarakat
orang-orang beriman ialah pada landasan berdirinya
masyarakat tersebut. Masyarakat jahiliyah bertolak
dari hawa nafsu dan selera masyarakat dalam
mengembangkan kehidupan dan peradaban.
Sedangkan masyarakat orang-orang beriman
bertolak dari ketundukan dan penghambaan diri
kepada Allah ta‟ala.
Kedua-duanya sama-sama mengaku ingin
menegakkan kebebasan. Yang satu kebebasan
dalam pengertian bebas untuk bermaksiat kapan
saja dan bagaimana saja sesuka hati. Sedangkan
12
yang satu lagi kebebasan untuk taat dan patuh
hanya kepada Allah ta‟ala, pemilik otoritas
tertinggi di alam raya. Jahiliyah tidak pernah
menyebut perbuatan manusia sebagai maksiat,
melainkan kreativitas. Sedangkan Islam tidak
membenarkan adanya kebebasan untuk bermaksiat,
yang dibenarkan hanyalah kebebasan untuk taat.
Apapun boleh dikerjakan dan dikembangkan di
dalam Islam asalkan masih dalam koridor taat
kepada Allah ta‟ala.
14
.....
15