Zalim
Devinisi Zalim
Dzol berasal dari Bahasa Arab yang berarti menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya.
Dalam Bahasa Indonesia biasa diterjemahkan dengan berbuat zalim. Menurut istilah zalim berarti
mengerjakan larangan serta meninggalkan perintah Allah.
Lawan kata Dzon adalah Adl, dalam Bahasa Indonesia berarti berbuat adil
Kedua zalim dalam muamalat
Semua syarariat samawi menghaharamkan kezaliman serta mewajibkan keadilan
Allah telah mengutus para Rasul serta membekali mereka dengan kitab-kitab agar mereka
menegakkan keadilan terhadap hak-hak Allah dan hak-hak Manusia. Allah berfirman :
الظ ْل َم َعلَى نَ ْف ِسى َو َج َع ْلتُهُ بَ ْينَ ُك ْم ُم َح َّر ًما فَالَ تَظَالَ ُمو
ُّ تُ يَا ِعبَا ِدى ِإنِّى َح َّر ْم
“Wahai hamba-hamba-Ku sesunghuhnya Aku telah mengharamkan berbuat zalim atas diri-Ku dan
juga telah Aku haramkan kezaliman sesama kalian, maka janganlah kalian berbuat zalim”. (Hadist
Riwayat Muslim).
Oleh karena itu haram hukumnya seseorang menzalimi orang lain, sekalipun orang yang dizallimi
non muslim. Allah berfirman :
۟ ُوا ٱ ْع ِدل
وا هُ َو َأ ْق َربُ لِلتَّ ْق َو ۟ ُان قَوْ ٍم َعلَ ٰ ٓى َأاَّل تَ ْع ِدل
ُ ََٔواَل يَجْ ِر َمنَّ ُك ْم َشنَـ
“Dan janganlang sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum mendorong kamu untuk berlaku
tidak adil, berlaku adillah karena berlaku adil itu lebih dekat kepada takwa”. (Surat Al-Maidah ayat
8).
Diriwayatkan bahwa seorang yahudi menagih hutangnya kepada Nabi Shalallahu’alahiwassalam
berupa seokor unta yang pernah dipinjam Nabi Shalallahu’alahiwassalam, ia menagih dengan cara
yang sangat kasar sehingga Sebagian sahabat Nabi Shalallahu’alahiwassalam ingin memukulnya.
Melihat gelagat para sahabatnya Nabi Shalallahu’alahiwassalam bersabda : “Biarkan dia,
sesungguhnya pemilik hak memiliki alasan untuk berbuat demikian. Lalu Nabi
Shalallahu’alahiwassalam memerintahkan Sebagian sahabat membeli unta untuk membayar hutang
Beliau, setelah berusaha mencari unta yang sama umurnya dengan unta yang dipinjam namun tidak
mendapatkannya meraka melaporannya kepada Nabi Shalallahu’alahiwassalam bahwa yang ada
adalah unta yang lebih bagus umurnya dari yang dipinjam. Lalu Nabi Shalallahu’alahiwassalam
“Belilah unta yang lebih bagus itu dan bayarkanlah, sesungguhnya orang yang baik adalah orang
yang membayar hutang dengan yang lebih baik.”. (Hadits Riwayat Bukhori dan Muslim).
Hadits diatas memberikan pelajaran bahwa Islam menjunjung tinggi keadilan sekalipun pemilik
hutang adalah seorang yahudi yang merupakan musuh umat Islam, lagi berlaku kasar kepada Nabi
Shalallahu’alahiwassalam dihadapan para sahabatnya. Akan tetapi Nabi tidak menzaliminya bahkan
sebaliknya beliau membayar hutangnya dengan pembayaran yang lebih bagus dari yang diambil.
Akhlak mulia Rasulullah telah dipuji dalam Firman-Nya :
Karena banyak Muamalat yang terbebas dari riba dan ghoror akan tetapi memiliki unsur kezaliman.
Muamalat ini tetap diharamkan dan harta yang dihasilkan merupakan harta haram. Di antara
bentuk muamalah yang diharamkan karena mengandung unsur kezaliman :
1. Menjual najis
2. Menjual barang-barang dan jasa yang diharamkan
3. Monopoli
4. Korupsi
5. Kolusi
6. Penipuan pemalsuan merek dagang
7. Dan lain sebagainya
Dalam pemaparan Muamalat yang mengandung unsur kezaliman dibagi kepada :
1. Kedzaliman terhadap Allah
2. Kedzaliman terhadap orang tertentu dan
3. Kezaliman terhadap orang banyak
Barakallahu fiikum