Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

Katarak adalah suatu penyebab terbesar kebutaan di dunia saat ini terlebih
pada Negara berkembang. Terdapat 37 juta orang buta di dunia saat ini, sebagaian
besar terdapat di Negara Negara berkembang.1,2 Tahun 1990an terdapat 37 juta
kebutaan di seluruh dunia, 40% akibat katarak.3 Setiap tahun, bertambah 1 2 juta
orang menjadi buta. Dengan kata lain, setiap 5 detik, orang buta di dunia bertambah 1
orang. Sekitar 75% dari seluruh kasus kebutaan ini mendapat intervensi penanganan
penyebab maupun hanya preventif. Akan tetapi, 90% kasus kebutaan penduduk yang
tinggal di pelosok terutama pada Negara berkembang, tanpa intervensi sepantasnya.
Tahun 2020 diperkirakan kasus kebutaan di dunia meningkat sampai 75 juta kasus.1,2
Tingginya kasus kebutaan di dunia terutama akibat katarak, tentunya harus
diimbangi dengan tindakan intervensi yang pantas. Secara khusus di Negara
berkembang dimana kasus kebutaan lebih tinggi. Saat ini berkembang 4 teknik
intervensi kasus kebutaan akibat katarak, yaitu lewat operasi; intracapsular cataract
extraction (ICCE), extracapsular cataract extraction (ECCE), manual small incision
cataract surgery (MSICS), dan phacoemulsification.4
Saat ini tektik intracapsular cataract extraction (ICCE) telah di tinggalkan, dan
teknik phacoemulsification belum sepenuhnya digunakan karena faktor ekonomi dan
kepraktisan. Maka kemungkinan besar penduduk pelosok di Negara berkembang
yang beruntung mendapat intervensi, akan menjalani extracapsular cataract extraction
(ECCE) atau manual small incision cataract surgery (MSICS).3,4
Pada kedua teknik operasi extracapsular cataract extraction (ECCE) dan
manual small incision cataract surgery (MSICS), bertujuan mengeluarkan lensa mata.
Berdasarkan dasar ini penulis tertarik membahas dari keseluruhan prosedur ini, secara
khusus membahas bagaimana cara pengeluarkan lensa (nucleus delivery).

1
BAB II
PEMBAHASAN

II.1. MEMBAWA NUKLEUS KE ANTERIOR CHAMBERS


Setelah melakukan capsulorhexis dan hydrodissection adekuat, nukleus akan
berpindah ke anterior chamber. Perpindahan nukleus juga dapat terjadi karena
tindakan hydrodissection, viscoexpression atau menggunakan Sinskeys hook
memutar nukleus. Pada akhirnya nukleus akan berada di anterior chamber.5

II.2. MENGELUARKAN NUKLEUS DARI LUKA


Tindakan ini merupakan bagian penting, ada beberapa metode berbeda dalam
melaksanakan tindakan pengeluaran lensa ke luar luka operasi, yaitu:1,3,4,5
1. Teknik Blumenthal
2. Irigasi menggunakan vektis
3. Viscoexpression
4. Phacofracture
5. Teknik Phacosandwich
6. Irigasi menggunakan vektis datar
7. Teknik fish hook

II.2.1. TEKNIK BLUMENTHAL


Bagian penting dari melahirkan nukleus teknik ini adalah hydrodissection
nukleus diikuti hidrodinamik. Teknik ini diperkenalkan oleh Dr. Michael Blumenthal.
Metode diawali dengan memastikan anterior chamber stabil. Tube yang
mengalirkan balance saline solution (BSS) dimasukan biasanya dari arah temporal.
Botol BSS sendiri digantung sekitar 50 60 cm dari mata pasien. Tinggi botol akan

2
memastikan aliran cairan berlangsung baik. Aliran ini akan mengalirkan nukleus kea
rah luka.
Lens glide di letakan di bawah nukleus dengan sedikit tekanan ke sclera,
maka nukleus akan keluar. Jika aliran cairan tidak memadai maka botol di naikan
ketinggiannya.

3
Keuntungan teknik ini dapat mempertahankan chamber anterior, tidak
menggunakan alat khusus yang sulit, dan dapat digunakan dalam berbagai jenis
katarak dan kapsulotomi.

II.2.2. IRIGASI MENGGUNAKAN VECTIS


Menggunakan irigasi vectis merupakan teknik gabungan hydroexpression dan
viscoexpression. Instrumen yang digunakan adalah vectis dengan berbagai ukuran.
Instrumen ini harus memiliki 2 sisi, anterior dan posterior. Bagian posterior
instrument akan terhubung dengan tabung suntikan.
Teknik mengangkat nukleus ke anterior chamber adalah dengan menekan
viscoelastic dan irigasi vectis ke bawah nukleus. Tekanan dipertahankan dengan
rektus superior forcep. Setelah memulai irigasi dan tekan vectis keluar dari luka,
berikan tekanan sedang pada sclera.
Terinci teknik yang digunakan; menekan irigasi vectis secara mekanik,
stabilkan internal hydrostatic, sclera membuka akibat dorongan nukleus, posterior
sclera diberi sedikit tekanan, dan stabilkan tenakan dengan menggunakan forcep
rektus.
Keuntungan teknik ini adalah terpertahankannya anterior chamber dan trauma
ke endotel kornea minimal.

4
II.2.3. VISCOEXPRESSION
Ini adalah teknik lain mengeluarkan lensa dari luka. Teknik ini sering
digunakan banyak ahli bedah karena keuntungannya. Tekniknya diawali
hydrodissection dan hydrodelineation, kemudian masukan viscoelastic ke anterior
chamber. Sambil memasukan viscous lensa di dorong le bibir luka dan sclera sedikit
diberikan tekanan sampai lensa keluar.
Keuntungan teknik ini adalah dimana sesuatu yang bersentuhan dengan
endotel kornea hanyalah viscoelastic, sehingga trauma endotel kornea minimal.
Kemudian anterior chamber juga tetap terbentuk, trauma iris juga minimal.
Kekurangan teknik ini hanyalah karena menggunakan banyak viscoelastic.
Pembersihan materi viscoelastic yang tidak sempurna dapat menyebabkan post
operatif uveitis maupun sekunder glaucoma.

II.2.4. PHACOFRACTURE
Teknik ini diawali dengan memasukan viscoelastic ke atas dan bawah nukleus
di anterior chamber. Masukan vectis solid ke bawah nukleus, kemudian dekatkan

5
kedua instrumen dengan tujuan membelah nukleus menjadi dua bagian. Kemudian
keluarkan nukleus memasukan viscoelastic ke chamber anterior.
Modifikasi teknik ini adalah menggunakan sinskey hook dan vectis untuk
memotong nukleus. Selama prosedur ini pertahankan anterior chamber tetap
terbentuk.
Keuntungan teknik ini adalah sisi manualnya, operator dapat menanipulasi
nukleus lebih leluasa dan luka dapat lebih diperkecil karena nukleus telah direncakan
untuk dibelah.
Harus diperhatikan teknik ini lebih rentan menyentuk endotel kornea maupun
iris.

6
II.2.5. TEKNIK PHACOSANDWICH
Teknik ini diperkenalkan Luther L Fry. Membutuhkan luka setidaknya 7,5
mm main pore. Dalam melahirkan nukleus, iris dan kapsul ditahan dengan spatula iris
dan nukleus di arahkan menggunakan vectis bengkok. Viscoelastik kemudian
dimasukan untuk mendorong nukleus ke bibir luka, sekaligus digunakan untuk
mendorong iris masuk ke dalam chamber anterior.
Keuntungan teknik ini adalah dapat digunakan untuk semua ukuran pupil dan
hamper semua tipe nukleus.Tentik ini juga dapat digunakan pada kapsulotomi can
opener besar. Teknik ini juga tidak membutuhkan instrument khusus.
Kekurangan teknik ini, ialah tidak cocok untuk katarak cair atau lembek.
Membutuhkan juga banyak material viscoelastic, dan beresiko bila viscoelastic tidak
dibersihkan dengan baik. Teknik ini juga dapat mencederai kapsul posterior bila tidak
berhati hati.
Modifikasi teknik ini menggunakan plain vectis dan viscocanulla. Dengan
menempatkan plain vectis di bawah nukleus dan viscocanulla di bagian atas nukleus
seperti akan menjepit. Viscoelastic kemudian dimasukan dan nukleus secara
bersamaan ditarik ke luar. Sinskey hook juga dapat digunakan untuk menggantikan
cannula.

7
II.2.6. MENGGUNAKAN VECTIS DATAR
Teknik diawali dengan memasukan viscoelastic di atas dan bawah nukleus.
Ini akan mencegah trauma ke endotel kornea. Luka dibentuk sesuai ukuran nukleus.
Masukan wire vectis ke bawah nukleus, sehingga nukleus stabil mengikuti kurvaktura
vectis. Dengan sedikit penekanan pada sclera maka nukleus akan lahir.
Keuntungan teknik ini karena menggunakan satu instrument dalam chamber
anterior sehingga meminimalkan kerusakan yang mungkin terjadi. Teknik ini juga
tidak membutuhkan biaya yang mahal. Perlu diperhatikan anterior chamber akan
kosong dan dangkal setelah teknik ini dilakukan.

8
II.2.7. TEKNIK FISH HOOK
Pada tahun 1997 Dr Albrecht Hennig menggunakan kail kecil untuk
melakukan ekstraksi nukleus dari anterior chamber, setelah dilakukan hydro-
expression. Maka teknik ini dikenal dengan nama Hennig Technique atau fish hook
technique.
Teknik ini menggunakan jarum G30, atau jarum inchi, yang telah dibentuk
dengan needle holder. Bengkokan pertama dimaksudkan untuk menekan sentral
nukleus, dan bengkokan kedua memudahkan pergerakan mengikuti bagian posterior
nukleus.
Teknik ini murah dan gampang dilakukan. Tidak membutuhkan instrument
kusus yang sulit ditemukan. Teknik ini dapat memudahkan melakukan beberapa
operasi katarak dalam waktu singkat. Akan tetapi perlu diingat, saat memasukan fish
hook harus berhati hati, karena beresiko trauma endotel kornea. Teknik ini juga
tidak begitu baik pada katarak yang terlalu keras.

9
BAB III
KESIMPULAN

Saat ini dengan semakin meluas fasilitas pelayanan kesehatan mata dan
meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri, kasus katarak muncul
dengan beragam. Terdapat banyak teknik mengeluarkan nukleus, masing masing
teknik membutuhkan alat berbeda. Teknik teknik ini dapat digunkan dengan baik
tergantung pada jenis nukleus maupun kebiasaan operator.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. American Academy of Ophthalmology. Lens and Cataract. San Fransisco. 2014.


2. Foster A, Johnson GJ. Magnitude and causes of blindness in the developing world.
IntOphthalmol. 1990; 14:135-40.
3. West SK, Quigley HA. Cataract blindness: What to do? ArchOphthalmol. 1991;109:
1665-6.
4. Allen D, Vasavada A. Cataract and surgery for Cataract. BMJ. 2006 Jul 2015;
333(7559):128-32.
5. Chang DF. Tackling the greatest challenge in cataract surgery. Br J Ophthalmol.
2005 Sep; 89(9):1073-4.
6. Thylefors B, NEgrel AD, Pararajasegaram R, Dadzie KY. Global data on blindness.
Bull World helth organ. 1995;73:115-21.
7. Fingger RP. Cataract in india:currentsituation, access, and barriers to services over
time. OphthalEpidemiol. 2007; 14:122-18.
8. World Health Organisation, International agency for the prevention of the Blindness.
Report on the World vision 2002: Seeing is Beliving, vision 2020. Uxbridge: The
Right to Slight; 2002.

11

Anda mungkin juga menyukai