Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Karakterisktik responden berdasarkan umur, jenis kelamin,


pendidikan orang tua dan pendapatan orang tua

Penelitian ini telah dilakukan pada siswa-siswi kelas 1 sampai kelas 6

Sekolah Dasar di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai dengan jumlah

responden 345 orang yang terdiri dari 153 orang laki laki dan 192 orang

perempuan. Karakterisitik umum responden berdasarkan umur, jenis kelamin,

pendidikan orang tua dan pendapatan orang tua dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Distribusi karakteristik responden berdasarkan umur, jenis


kelamin, pendidikan orang tua dan pendapatan orang tua

Variabel Jumlah Persentase (%)


Umur
4-6 tahun 3 orang 0,9
7-9 tahun 150 orang 43,5
10-12 tahun 165 orang 47,8
13-15 tahun 27 orang 7,8
Jenis kelamin
Laki-laki 153 orang 44,3
Perempuan 192 orang 55,7
Pendidikan ayah
Tidak ada 9 orang 2,6
SD 192 orang 55,7
SMP 63 orang 18,3
SMA 72 orang 20,9
PT 9 orang 2,6
Pendidikan ibu
Tidak ada 12 orang 3,5
SD 207 orang 60,0
SMP 87 orang 25,2
SMA 27 orang 7,8
PT 12 orang 3,5

47
48

Variabel Jumlah Persentase (%)


Pendapatan
< UMR 264 orang 76,5
> UMR 81 orang 23,5

Pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa frekuensi tertinggi responden berasal

dari kelompok umur 10-12 tahun yaitu 47,8% , disusul dengan kelompok umur

7-9 tahun sebanyak 43,3%, kelompok umur 13-15 tahun sebanyak 7,8% dan

frekuensi terendah responden berasal dari kelompok umur 4-6 tahun sebanyak

0,9%. Responden yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 153 orang (44,3%)

dan perempuan berjumlah 192 orang (55,7%). Pendidikan ayah terbanyak adalah

tingkat sekolah dasar (SD) sebanyak 55,7% dan pendidikan ibu terbanyak yaitu

tingkat sekolah dasar (SD) sebanyak 60%. Penghasilan orang tua responden

tertinggi adalah <UMR yaitu 76,5% dan > UMR sebanyak 23,5%.

4.2 Status gizi siswa-siswi di Sekolah Dasar Kecamatan Sungai Sembilan


Kota Dumai

Pada penelitian ini dilakukan penilaian status gizi anak melalui pegukuran

berat badan dan tinggi badan. Hasil pengukuran dikelompokkan menjadi status

gizi sangat kurus, kurus, normal, gemuk dan obesitas berdasarkan tabel

antropometri SK Kemenkes. Status gizi siswa-siswi SD Kecamatan Sungai

Sembilan Kota Dumai dapat dilihat pada tabel 4.2


49

Tabel 4.2 Status gizi siswa-siswi di Sekolah Dasar kecamatan Sungai


Sembilan Kota Dumai

Variabel Jumlah Persentase (%)


IMT/U
Sangat kurus 12 orang 3,5
Kurus 12 orang 3,5
Normal 255 orang 73,9
Gemuk 57 orang 16,5
Obesitas 9 orang 2,6

Pada tabel 4.2 dapat dilihat status gizi normal sebagai nilai terbanyak yaitu

73,9%, diikuti gemuk sebanyak 16,5%, sangat kurus sebanyak 3,5%, kurus

sebanyak 3,5% dan obesitas sebanyak 2,6%.

4.3 Asupan energi yang dikonsumsi oleh siswa-siswi di Sekolah Dasar


Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai

Pola asupan kalori responden yang dilihat pada penelitian ini dibagi

menjadi 3 kategori yaitu kurang, baik dan lebih. Pola kalori siswa-siswi SD

Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai selengkapnya dapat dilihat pada tabel

4.3.

Tabel 4.3 Asupan energi yang dikonsumsi oleh siswa-siswi di Sekolah


Dasar Kecamatan Sungai Sembilan

Variabel Jumlah Persentase (%)


Kecukupan energi
Kurang 156 orang 45,2
Baik 84 orang 24,3
Lebih 105 orang 30,4
50

Pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa asupan kalori responden terbanyak

adalah kurang yaitu 45,2%, diikuti dengan asupan kalori lebih sebanyak 30,4%,

dan kalori baik sebanyak 24,3%.

4.4 Asupan zat gizi makro ( karbohidrat, protein, lemak) yang


dikonsumsi oleh siswa-siswi Sekolah Dasar Kecamatan Sungai
Sembilan Kota Dumai

Pola asupan zat gizi makro responden yang dilihat pada penelitian ini

adalah kecukupan karbohidrat, protein, dan lemak yang dapat dibagi menjadi 3

kategori yaitu kurang, baik dan lebih. Pola asupan gizi makro siswa-siswi SD

Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai selengkapnya dapat dilihat pada tabel

4.4.

Tabel 4.4 Pola asupan zat gizi makro siswa-siswi Sekolah Dasar
Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai

Variabel Jumlah Persentase (%)


Asupan karbohidrat
Kurang 180 orang 52,2
Baik 51 orang 14,8
Lebih 114 orang 33,0
Asupan Protein
Kurang 144 orang 41,7
Baik 66 orang 19,1
Lebih 135 orang 39,1
Asupan Lemak
Kurang 150 orang 43,5
Baik 75 orang 21,7
Lebih 120 orang 34,8

Pola asupan zat gizi makro pada responden didominasi pola asupan kurang

karbohidrat yang berjumlah 52,2%, kurang protein sebanyak 41,7%, dan kurang

lemak sebanyak sebanyak 43,5%.


51

4.5 Karakteristik responden berdasarkan status gizi

Tabel 4.5 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan


status gizi

Status Gizi
Sangat Kurus Normal Gemuk Sangat
Variabel
Kurus Gemuk
N % N % N % N % N %
Umur
4-6 tahun 0 0 0 0 3 1,2 0 0 0 0
7-9 tahun 6 50 3 25 108 42,4 30 52,6 3 33,3
10-12 tahun 6 50 6 50 129 50,6 18 31,6 6 66,7
13-15 tahun 0 0 3 25 15 5,9 9 15,8 0 0
Jenis
Kelamin
Laki-laki 6 50 9 75 114 44,7 21 36,8 3 33,3
Perempuan 6 50 3 25 141 55,3 36 63,2 6 66,7
Pendidikan
Ayah
Tidak ada 0 0 0 0 9 3,5 0 0 0 0
SD 6 50 3 25 138 54,1 39 68 6 66,7
SMP 3 25 0 0 48 18,8 9 16 3 33,3
SMA 3 25 9 75 54 21,2 6 11 0 0
PT 0 0 0 0 6 2,4 3 5 0 0
Pendidikan
Ibu
Tidak ada 0 0 0 0 9 3,5 3 5 0 0
SD 9 75 6 50 150 58,8 36 63 6 66,7
SMP 0 0 0 0 72 28,2 12 21 3 33,3
SMA 0 0 6 50 18 7,1 3 5 0 0
PT 3 25 0 0 6 2,4 3 5 0 0
Pendapatan
<UMR 9 75 3 25 204 80 42 73,3 6 66,7
>UMR 3 25 9 75 51 20 15 26,3 3 33,3

Pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa pada status gizi sangat kurus didapatkan

paling banyak pada usia 7-9 tahun dan 10-12 tahun sebanyak 50%, dengan jenis

kelamin perempuan dan laki-laki 50%, tingkat pendidikan ayah adalah sekolah
52

dasar sebanyak 50%, tingkat pendidikan ibu adalah sekolah dasar sebanyak 75%,

dan pendapatan orang tua <UMR sebanyak 75%.

Anak dengan status gizi kurus didapatkan paling banyak pada usia 10-12

tahun sebanyak 50%, dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 75%, tingkat

pendidikan ayah adalah SMA sebanyak 75%, tingat pendidikan ibu adalah SD dan

SMA sebanyak 50%, dan pendapatan orang tua >UMR sebanyak 75%.

Anak dengan status gizi normal didapatkan paling banyak pada usia 10-12

tahun sebanyak 50,6%, dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 55,3%, tingkat

pendidikan ayah adalah SD sebanyak 54,1%, tingkat pendidikan ibu adalah SD

sebanyak 58,8%, dan pendapatan orang tua <UMR sebanyak 80%.

Anak dengan status gizi gemuk didapatkan paling banyak pada usia 7-9

tahun sebanyak 52,6%, dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 63,2%, tingkat

pendidikan ayah adalah SD sebanyak 68,4%, tingkat pendidikan ibu adalah SD

sebanyak 63,2%, dan pendapatan orang tua <UMR sebanyak 73,7%.

Anak dengan status gizi sangat gemuk didapatkan paling banyak usia 10-

12 tahun sebanyak 66,7%, dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 66,7%,

tingkat pendidikan ayah adalah SD sebanyak 66,7%, tingkat pendidikan ibu

adalah SD sebanyak 66,7%, dan pendapatan orang tua <UMR sebanyak 66,7%.

4.6 Karakteristik responden berdasarkan asupan energi, karbohidrat,


protein dan lemak.

4.6.1 Gambaran frekuensi umur berdasarkan asupan energi, karbohidrat,


protein dan lemak
Pada penelitian ini, frekuensi umur berdasarkan asupan energi,

karbohidrat, protein dan lemak dapat dilihat pada tabel 4.6.1


53

Tabel 4.6.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan status


gizi

Umur
Variabel 4-6 tahun 7-9 tahun 10-12 tahun 13-15 tahun
N % N % N % N %
Asupan Energi
Kurang 3 100 63 42 66 40 24 88,9
Baik 0 0 21 14 63 38,2 0 0
Lebih 0 0 66 44 36 21,8 3 11,1
Asupan Karbohidrat
Kurang 0 0 75 50 90 54,5 15 55,6
Baik 0 0 12 8 33 20 6 22,2
Lebih 3 100 63 42 42 25,5 6 22,2
Asupan protein
Kurang 3 0 54 36 69 41,8 18 66,7
Baik 0 0 15 10 45 27,3 6 22,2
Lebih 0 100 81 54 51 30,9 3 11,1
Asupan Lemak
Kurang 3 100 63 42 63 38,2 21 77,8
Baik 0 0 51 34 21 12,7 3 11,1
Lebih 0 0 36 24 81 49,1 3 11,1

Pada tabel 4.6.1 dapat dilihat bahwa anak usia 4-6 tahun memiliki asupan

energi kurang sebanyak 100%, asupan karbohidrat lebih sebanyak 100%, asupan

protein kurang sebanyak 100%, dan asupan lemak kurang sebanyak 100%. Pada

anak usia 7-9 tahun memiliki asupan energi lebih sebanyak 44%, asupan

karbohidrat kurang sebanyak 75%, asupan protein lebih sebanyak 54%, dan

asupan lemak kurang sebanyak 42%.

Anak usia 10-12 tahun memiliki asupan energi kurang sebanyak 40%, asupan

karbohidrat kurang sebanyak 54,5%, asupan protein kurang sebanyak 41,8% dan

asupan lemak lebih sebanyak 49,1%. Anak usia 13-15 tahun memiliki asupan

energi kurang sebanyak 88,9%, asupan karbohidrat kurang sebanyak 55,6%,

asupan protein kurang sebanyak 66,7% dan asupan lemak kurang sebanyak

77,8%.
54

4.6.2 Gambaran frekuensi jenis kelamin berdasarkan asupan energi,


karbohidrat, protein dan lemak

Tabel 4.6.2 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan status


gizi

Jenis Kelamin
Variabel Laki-laki Perempuan
N % N %
Asupan Energi
Kurang 63 41,1 93 48
Baik 42 27,5 42 22
Lebih 48 31,4 57 30
Asupan Karbohidrat
Kurang 84 54,9 96 50
Baik 21 13,7 30 15,6
Lebih 48 31,4 66 34,4
Asupan protein
Kurang 51 33,3 93 48,4
Baik 33 21,6 33 17,2
Lebih 69 45,1 66 34,4
Asupan Lemak
Kurang 57 37,2 93 48,4
Baik 33 21,6 42 21,9
Lebih 63 41,2 57 29,7

Pada tabel 4.6.2 dapat dilihat bahwa anak yang berjenis kelamin laki-laki

memiliki asupan energi kurang sebanyak 41,2%, asupan karbohidrat kurang

sebanyak 54,9%, asupan protein lebih sebanyak 45,1%, asupan lemak lebih

sebanyak 41,2%. Anak yang berjenis kelamin perempuan memiliki asupan

karbohidrat kurang sebanyak 48,2%, asupan karbohidrat kurang sebanyak 50%,

asupan protein kurang sebanyak 48,4%, asupan lemak kurang sebanyak 48,4%.

4.6.3 Gambaran frekuensi pendidikan ayah berdasarkan asupan energi,


karbohidrat, protein dan lemak
Pada penelitian ini, frekuensi umur berdasarkan asupan energi,

karbohidrat, protein dan lemak dapat dilihat pada tabel 4.6.3


55

Tabel 4.6.3 Distribusi frekuensi pendidikan ayah berdasarkan asupan


energi, karbohidrat, protein dan lemak

Pendidikan Ayah
Variabel Tidak ada SD SMP SMA PT
N % N % N % N % N %
Asupan
Energi
Kurang 6 66,7 87 45,3 27 42,9 27 37,5 9 100
Baik 3 33,3 57 29,7 9 14,2 15 20,8 0 0
Lebih 0 0 48 25 27 42,9 30 41,7 0 0
Asupan
Karbohidrat
Kurang 6 66,7 102 53,1 27 42,8 15 20,8 9 100
Baik 3 33,3 33 17,2 12 19,1 3 4,2 0 0
Lebih 0 0 57 29,7 24 38,1 33 45 0 0
Asupan
protein
Kurang 6 66,7 78 40,6 33 52,4 24 33,3 3 33,3
Baik 0 0 42 21,9 6 9,5 12 16,7 6 66,7
Lebih 3 33,3 72 37,5 24 38,1 36 50 0 0
Asupan
Lemak
Kurang 6 66,7 87 45,3 27 42,9 24 33,3 6 66,7
Baik 0 0 48 25 12 19 12 16,7 3 33,3
Lebih 3 33,3 57 29,7 24 38,1 36 50 0 0

Pada tabel 4.6.3 dapat dilihat bahwa anak dengan ayah yang tidak

bersekolah memiliki asupan energi kurang sebanyak 66,7%, asupan karbohidrat

kurang sebanyak 66,7%, asupan protein kurang sebanyak 66,7%, asupan lemak

kurang sebanyak 66,7%. Anak dengan ayah yang memiliki pendidikan tingkat

sekolah dasar memiliki asupan energi kurang sebanyak 45,3%, asupan karbohidrat

kurang sebanyak 53,1%, asupan protein kurang sebanyak 40,6%, asupan lemak

kurang sebanyak 45,3%.


56

Anak dengan ayah yang memiliki pendidikan tingkat sekolah menengah

pertama memiliki asupan energi kurang dan lebih sebanyak 42,9%, asupan

karbohidrat kurang sebanyak 42,8%, asupan protein kurang sebanyak 52,4% dan

asupan lemak kurang sebanyak 42,9%. Anak dengan ayah yang memiliki

pendidikan tingkat sekolah menengah atas memiliki asupan energi lebih sebanyak

41,7%, asupan karbohidrat lebih sebanyak 45,8%, asupan protein lebih sebanyak

50%, asupan lemak lebih sebanyak 50%. Anak dengan ayah yang memiliki

pendidikan tingkat perguruan tinggi atau sarjana memiliki asupan energi kurang

sebanyak 100%, asupan karbohidrat kurang sebnayak 100%, asupan protein baik

sebanyak 66,7% dan asupan lemak kurang sebnayak 66,7%.

4.6.4 Gambaran frekuensi pendidikan ibu berdasarkan asupan energi,


karbohidrat, protein dan lemak

Tabel 4.6.4 Gambaran frekuensi pendidikan ibu berdasarkan asupan


energi, karbohidrat, protein dan lemak

Pendidikan Ibu
Variabel Tidak ada SD SMP SMA PT
N % N % N % N % N %
Asupan
Energi
Kurang 9 75 99 47,8 33 37,9 6 22,3 9 75
Baik 3 25 48 23,2 24 27,6 12 44,4 0 0
Lebih 0 0 60 30 30 34,5 9 33,3 3 25
Asupan
Karbohidrat
Kurang 6 50 114 55,1 39 44,8 12 44,4 9 75
Baik 3 25 30 14,5 15 17,3 3 11,2 0 0
Lebih 3 25 63 30,4 33 37,9 12 44,4 3 25
Asupan
protein
Kurang 9 75 90 43,5 36 41,4 6 22 3 25
Baik 0 0 42 20,3 12 13,8 6 22 6 50
Lebih 3 25 75 36,2 39 44,8 15 56 3 25
57

Pendidikan Ibu
Variabel Tidak ada SD SMP SMA PT
N % N % N % N % N %
Asupan
Lemak
Kurang 6 50 96 46,4 36 41,4 6 22,2 6 50
Baik 6 50 48 29,2 15 17,2 3 11,1 3 25
Lebih 0 0 63 30,4 36 41,4 18 66,7 3 25

Pada tabel 4.6.4 dapat dilihat bahwa anak dengan ibu yang tidak

bersekolah memiliki asupan energi kurang sebanyak 75%, asupan karbohidrat

kurang sebanyak 50%, asupan protein kurang sebanyak 75%, asupan lemak

kurang dan baik sebanyak 50%. Anak dengan ibu yang memiliki pendidikan

tingkat sekolah dasar memiliki asupan energi kurang sebanyak 47,8%, asupan

karbohidrat kurang sebanyak 55,1%, asupan protein kurang sebanyak 43,5%,

asupan lemak kurang sebanyak 46,4%.

Anak dengan ibu yang memiliki pendidikan tingkat sekolah menengah

pertama memiliki asupan energi kurang sebanyak 37,9%, asupan karbohidrat

kurang sebanyak 44,8%, asupan protein lebih sebanyak 44,8% dan asupan lemak

kurang dan lebih sebanyak 41,4%. Anak dengan ibu yang memiliki pendidikan

tingkat sekolah menengah atas memiliki asupan energi baik sebanyak 44,4%,

asupan karbohidrat kurang dan lebih sebanyak 44,4%, asupan protein lebih

sebanyak 56%, asupan lemak lebih sebanyak 66,7%. Anak dengan ibu yang

memiliki pendidikan tingkat perguruan tinggi atau sarjana memiliki asupan energi

kurang sebanyak 75%, asupan karbohidrat kurang sebanyak 75%, asupan protein

baik sebanyak 50% dan asupan lemak kurang sebanyak 50%.


58

4.6.5 Gambaran frekuensi pendapatan orang tua berdasarkan asupan


energi, karbohidrat, protein dan lemak

Tabel 4.6.5 Gambaran frekuensi pendapatan berdasarkan asupan energi,


karbohidrat, protein dan lemak

Pendapatan
Variabel <UMR >UMR
N % N %
Asupan Energi
Kurang 108 40,9 48 59,3
Baik 72 27,3 12 14,8
Lebih 84 31,8 21 25,9
Asupan Karbohidrat
Kurang 135 51,1 45 55,6
Baik 45 17,1 6 7,4
Lebih 84 31,8 30 37
Asupan protein
Kurang 108 40,9 36 44,5
Baik 45 17,1 21 25,9
Lebih 111 42 24 29,6
Asupan Lemak
Kurang 108 40,9 42 51,9
Baik 60 22,7 15 18,5
Lebih 96 36,4 24 29,6

Pada tabel 4.6.5 dapat dilihat bahwa anak yang memiliki orang tua dengan

pendapatan <UMR memiliki asupan energi kurang sebanyak 40,9%, asupan

karbohidrat kurang sebanyak 51,1%, asupan protein lebih sebanyak 42%, asupan

lemak kurang sebesar 40,9%. Anak yang memiliki orang tua dengan pendapatan

>UMR memiliki asupan energi kurang sebanyak 59,3%, asupan karbohidrat

kurang sebanyak 55,6%, asupan protein kurang sebanyak 44,4% dan asupan

lemak kurang sebanyak 51,9%.


59

4.7 Gambaran frekuensi asupan energi, karbohidrat, protein, lemak


berdasarkan status gizi

Pada penelitian ini frekuensi asupan energi, karbohidrat, protein, dan

lemak dapat dilihat pada tabel 4.7

Tabel 4.7 Distribusi frekuensi asupan energi, karbohidrat, protein,


lemak berdasarkan status gizi

Status Gizi
Sangat Kurus Normal Gemuk Sangat
Variabel
Kurus Gemuk
N % N % N % N % N %
Asupan
Energi
Kurang 6 50 6 50 102 40 36 63,2 6 66,7
Baik 6 50 0 0 66 25,9 9 15,8 3 33,3
Lebih 0 0 6 50 87 35,1 12 21 0 0
Asupan
Karbohidrat
Kurang 9 75 3 25 129 50,6 33 57,9 6 66,7
Baik 3 25 0 0 33 12,9 12 21,1 3 33,3
Lebih 0 0 9 75 93 36,5 12 21,1 0 0
Asupan
protein
Kurang 6 66,7 3 33,3 108 42,4 21 36,8 6 66,7
Baik 3 33,3 6 66,7 36 14,1 18 31,6 3 33,3
Lebih 3 33,3 3 33,3 111 43,5 18 31,6 0 0
Asupan
Lemak
Kurang 6 50 6 50 99 38,8 30 52,6 9 100
Baik 6 50 0 0 57 22,4 12 21,1 0 0
Lebih 0 0 6 50 99 38,8 15 26,3 0 0

Pada tabel 4.7 didapatkan pada anak sekolah dengan status gizi sangat

kurus menunjukkan asupan energi kurang dan baik sebanyak 50%, asupan

karbohidrat kurang sebanyak 75%, asupan protein kurang sebanyak 66,7%,

asupan lemak kurang dan baik sebanyak 50%. Anak sekolah dengan status gizi

kurus menunjukkan asupan energi kurang dan lebih sebanyak 50%, asupan
60

karbohidrat lebih sebanyak 75%, asupan protein baik sebanyak 66,7%, asupan

lemak kurang dan lebih sebanyak 50%. Anak sekolah dengan status gizi normal

menunjukkan asupan energi kurang sebanyak 40%, asupan karbohidrat kurang

sebanyak 50,6%, asupan protein lebih sebanyak 43,5%, dan asupan lemak kurang

dan lebih 38,8%.

Anak sekolah dengan status gizi gemuk menunjukkan asupan energi

kurang sebanyak 63,2%, asupan karbohidrat kurang sebanyak 57,9%, asupan

protein kurang sebanyak 36,4%, dan asupan lemak kurang sebanyak 52,6%. Anak

sekolah dengan status gizi sangat gemuk menunjukkan asupan energi kurang

sebanyak 66,7%, asupan karbohidrat sebanyak 66,7%, asupan protein kurang

sebanyak 66,7%, dan asupan lemak kurang sebanyak 100%.

Anda mungkin juga menyukai