Stomatitis Tinjauan Pustaka
Stomatitis Tinjauan Pustaka
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Stomatitis berasal dari Bahasa Yunani, stoma yang berarti mulut dan itis
yang berarti inflamasi. Stomatitis adalah inflamasi lapisan mukosa dari
struktur apa pun pada mulut; seperti pipi, gusi (gingivitis), lidah (glossitis),
bibir, dan atap atau dasar mulut. Kata stomatitis sendiri secara bahasa berarti
inflamasi pada mulut.Inflamasi dapat disebabkan oleh kondisi mulut itu
sendiri (seperti oral hygiene yang buruk, susunan gigi yang buruk), cedera
mulut akibat makanan atau minuman panas, atau oleh kondisi yang
memengaruhi seluruh tubuh (seperti obat-obatan, reaksi alergi, atau infeksi). 1
Stomatitis adalah inflamasi lapisan struktur jaringan lunak apa pun pada
mulut. Stomatitis biasanya merupakan kondisi yang menyakitkan, yang
terkait dengan kemerahan, pembengkakan, dan kadang-kadang perdarahan
dari daerah yang terkena. Bau mulut (halitosis) juga mungkin menyertai
keadaan ini.Stomatitis terjadi pada semua kelompok umur, dari bayi hingga
dewasa tua. 1
2
Pernah dilaporkan adanya gejala-gejala pendahulu seperti parastesia
dan hiperestesia. Ulkus ini sangat bervariasi, kambuh, dan pola
terjadinya bervariasi.2
3
dalam, melebihi 0,5 cm dan seperti ulser minor, hanya terbatas pada
jaringan lunak tidak sampai ke tulang.6
4
GAMBAR II.3 Multiple herpetiform ulcers
Sumber : Laskaris G. Pocket atlas of oral desease.
Second Edition. New York: Thieme; 2006. p.161
2. Oral thrush
Yaitu sariawan yang disebabkan jamur Candida Albican, biasanya
banyak dijumpai di lidah. Pada keadaan normal, jamur memang terdapat di
dalam mulut. Namun, saat daya tahan tubuh anak menurun, ditambah
penggunaan obat antibioka yang berlangsung lama atau melebihi jangka
waktu pemakaian, jamur Candida Albican akan tumbuh lebih banyak lagi.
3. Stomatitis Herpetik
Yaitu sariawan yang disebabkan virus herpes simplek dan
beralokasi di bagian belakang tenggorokan. Sariawan di tenggorokan
biasanya langsung terjadi jika ada virus yang sedang mewabah dan pada
5
saat itu daya tahan tubuh sedang rendah sehingga sistem imun tidak dapat
menetralisir atau mengatasi virus yang masuk sehingga terjadilah ulser.6
1. Genetik
Riwayat keluarga terdapat pada 50% kasus. Insiden tertinggi
terdapat di antara saudara bila kedua orang tua terkena stomatitis.2
Beberapa peneliti menyatakan bahwa hubungan genetik berpengaruh
terhadap timbulnya stomatitis. Salah satu penelitian menemukan bahwa
35% dari orang yang menderita stomatitis memiliki paling tidak satu orang
tua yang juga menderita stomatitis Penelitian lain menemukan bahwa 91%
kembar identik menderita stomatitis dimana untuk kembar biasa hanya
57%.7
2. Imunologik
Respon imun mungkin merupakan peran utama stomatitis umum
terjadi pada pasien dengan imunodefisiensi sel B dan 40% dari pasien-
pasien stomatitis mempunyai kompleks dari sirkulasi imun. Ulserasi dapat
disebabkan oleh pengendapan imonoglobulin dan komponen-komponen
komplemen dalam epitel atau respons imun seluler terhadap komponen-
komponen epitel.2 Antibodi tersebut bergantung pada mekanisme sitoksik
atau proses penetralisir racun yang masuk ke dalam tubuh. Sehingga jika
sistem imunologi mengalami abnormalitas, maka dengan mudah bakteri
ataupun virusmenginfeksi jaringan lunak disekitar mulut.8
3. Hematologik
6
15-20% pasien stomatitis adalah penderita kekurangan zat besi,
vitamin B12 atau folid acid dan mungkin juga terdapat anemia.
Penyembuhan stomatitis sering terjadi sesudah terapi untuk mengatasi
kekurangan-kekurangan tersebut.2 Seperti frekuensi defisiensi pada pasien
awalnya akan menjadi lebih buruk pada pertengahan usia. Banyak pasien
yang defisiensinya tersembunyi, hemoglobulin dengan batasan yang
normal dan ciri utama adalaah mikrositosis dan makrositosis pada sel
darah merah.7
4. Gastrointestinal
Hanya sebagian kecil dari pasien-pasien mempunyai gejala
gastrointestinal, terutama penyakit pada usus kecil yang berhubungan
dengan malabsorpsi. Walaupun hanya 2-4% pasien-pasien stomatitis
mempunyai penyakit seliak tetapi terdapat 60% pasien-pasien dengan
penyakit seliak yang menderita stomatitis. Stomatitis dapat dihubungan
dengan penyakit Crohn dan colitis ulseratif.2
5. Hormonal
Pada umumnya penyakit stomatitis banyak menyerang wanita,
khususnya terjadi pada fase stress dengan sirkulasi menstruasi. Dalam
sebuah penelitian, ditemukan kadar hormon progesterone yang lebih
rendah dari normal pada penderita RAS sementara kadar hormone
Estradiol, LH, Prolaktin, FSH pada kedua grup adalah normal. Pada
wawancara didapat adanya riwayat anggota keluarga yang mengalami
RAS dibanding bukan penderita RAS. Dari penelitian tersebut dapat
disimpulkan bahwa penderita RAS pada umumnya mempunyai kadar
hormon progesteron yang lebih rendah dari normal dan ada salah satu
keluarganya yang menderita RAS.4
Stomatitis dapat berlanjut atau berhenti selama kehamilan dan
karena pada sebagian kecil wanita ulserasi berkembang hanya selama fase
luteal dari siklus menstruasi maka kadang-kadang hal ini berhubungan
dengan adanya perubahan-perubahan pada hormonal.2
6. Trauma
7
Terdapat beberapa fakta yang menunjukkan bahwa trauma pada
bagian rongga mulut dapat menyebabkan stomatitis. Dalam banyak kasus,
trauma ini disebabkan oleh masalahmasalah yang sederhana. Trauma
merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan ulser terutama pada
pasien yang mempunyai kelainan tetapi kebanyakan stomatitis mempunyai
daya perlindungan yang relatif dan mukosa mastikasi adalah salah satu
proteksi yang paling umum.
Faktor lain yang dapat menyebabkan trauma di dalam rongga
mulut meliputi:
a. Pemakaian gigi tiruan
Rekuren apthous stomatitis disebabkan oleh pemasangan gigi palsu.
Seringkali, gigitiruan yang dipasang secara tidak tepat dapat
mengiritasi dan melukai jaringan yang ada di dalam rongga mulut.
Masalah yang sama sering pula dialami oleh orang-orang yang
menggunakan gigitiruan kerangka logam. Logam dapat melukai
bagian dalam rongga mulut.
b. Trauma makanan
Banyak jenis makanan yang kita makan dapar menggores atau
melukai jaringan-jaringan yang ada di dalam rongga mulut dan
menyebabkan RAS. Contohnya adalah keripik, kue yang keras, dan
lain lain.
c. Trauma sikat gigi
Beberapa pasien berpikir bahwa ulser terjadi karena trauma pada
mukosa rongga mulut yang disebabkan oleh cara penggunaan dari
sikat gigi yang berlebihan dan cara menyikat gigi yang salah dapat
merusak gigi dan jaringan yang ada dalam rongga mulut.
d. Menggigit bagian dalam mulut
Banyak orang yang menderita luka di dalam mulutnya karena
menggigit bibir dan jaringan lunak yanga da di dalam rongga mulut
secara tidak sengaja. Seringkali, hal ini dapat menjadi kebiasaan yang
tidak disadari atau dapat terjadi selama tidur dan luka juga disebabkan
oleh tergigitnya mukosa ketika makan dan tertusuk kawat gigi
8
sehingga dapat menimbulkan ulser yang mengakibatkan RAS. Luka
tergigit pada bibir atau lidah akibat susunan gigi yang tidak teratur.
e. Prosedur dental
Prosedur dental dapat mengiritasi jaringan lunak mulut yang tipis dan
menyebabkan terjadinya RAS. Terdapat informasi bahwa hanya
dengan injeksi novacaine dengan jarum dapat menyebabkan
timbulnya RAS beberapa hari setelah dilakukan penyuntikan.9
7. Stres
Banyak orang yang menderita stomatitis menyatakan bahwa
stomatitis yang mereka alami disebabkan oleh stres. Terkadang orang
secara objektif menghubungkan timbulnya stomatitis dengan peningkatan
stres. 6
8. HIV
Stomatitis dapat digunakan sebagai tanda adanya infeksi HIV.
Stomatitis memiliki frekuensi yang lebih tinggi pada keadaan defisiensi
imun seperti yang telah dibahas sebelumnya. Namun infeksi akibat virus
HIV biasanya menunjukkan tanda klinis yang sangat jelas yaitu kerusakan
jaringan yang sudah parah.9
9. Kebiasaan merokok
Kelainan stomatitis biasanya terjadi pada pasien yang merokok.
Bahkan dapat terjadi ketika kebiasaan merokok dihentikan.9
11. Pengobatan
9
Penggunaan obat-obatan anti peradangan, beta bloker, kemoterapi,
dan nicorandil dilaporkan menjadi salah satu pemicu timbulnya
stomatitis.7
12. Infeksi
Fakta bahwa zat-zat kimia seperti pada penggunaan kemoterapi
dan radiasi biasanya dihubungkan dengan bakteri seperti ANUG yang
kaya dengan bacillus fusiformis dsn spirochete, dan virus pada Virus
Herpes Simpleks yang meliputi sitomegalovirus, virus voricella zoster,
Epstein Bar ini ternyata dapat menjadi salah satu penyebab dari
stomatitis.7
10
Sumber : Lewis MAO, Lamey PJ. Tinjauan klinis penyakit mulut. Jakarta: Widya
Medika; 1998. p.48-9
Gejalanya berupa rasa sakit dan rasa terbakar yang terjadi satu
sampai dua hari yang kemudian menimbulkan luka di rongga mulut. Bercak
luka yang ditimbulkan akibat dari stomatitis ini agak kaku dan sangat peka
terhadap gerakan lidah atau mulut sehingga rasa sakit atau rasa panas yang
dirasakan ini dapat membuat kita susah makan, susah minum ataupun susah
bicara dan mengeluarkan banyak air liur.
2.5 PATOFISIOLOGI
Stomatitis kontak alergika di dalam dunia kedokteran gigi merupakan
suatu reaksi hipersensitivitas (tipe IV) pada individu yang sebelumnya telah
11
mengalami sesitisasi terhadap suatu alergen. Dikarenakan masih terjadi
proses cascade seluler, stomatitis kontak alergika tidak menjadi jelas sampai
beberapa jam atau bahkan berhari-hari setelah terpapar antigen, yang dikenal
dengan istilah delayed hypersensitivity reaction. Proses alergi berkembang
dalam 2 tahap, yaitu: fase induksi (sensitisasi sistem imun tubuh terhadap
alergen), dan fase efektor (respon imun terpicu).
Meskipun ada banyak zat alergi dan banyak orang yang telah
terekspose, namun diyakini bahwa lingkungan spesifik dari rongga mulut
yang sehat dan baik dapat menghambat reaksi hipersensitivitas., yang
menjelaskan mengapa penyakit ini jarang ditemukan. Dua partikular
mekanisme mungkin dapat menjelaskan pernyataan ini. Pertama, air liur
12
memastikan pembersihan konstan mukosa dan mengurangi waktu kontak
dengan zat alergi. Kedua, tingginya tingkat vaskularisasi dari mukosa
menyebabkan penyerapa yang cepat terhadap antigen, yang selanjutnya
mengurangi kontak lama dengan zan antigen itu sendiri.(10)
2.6 PEMERIKSAAN
Tes ini dilakukan di kulit lengan bawah sisi dalam, lalu alergen yang diuji
ditusukkan pada kulit dengan menggunakan jarum khusus (panjang mata
jarum 2 mm), jadi tidak menimbulkan luka, berdarah di kulit. Hasilnya
dapat segera diketahui dalam waktu 30 menit Bila positif alergi terhadap
alergen tertentu akan timbul bentol merah gatal.
Tes ini untuk mengetahui alergi kontak terhadap bahan kimia. Tes ini
dilakukan di kulit punggung. Hasil tes ini baru dapat dibaca setelah 48
jam. Bila positif terhadap bahan kimia tertentu, akan timbul bercak
kemerahan dan melenting pada kulit.
13
Dalam 48 jam, pasien tidak boleh melakukan aktivitas yang
berkeringat, mandi, posisi tidur tertelungkup, punggung tidak boleh
bergesekan.
2 hari sebelum tes, tidak boleh minum obat yang mengandung steroid
atau anti bengkak. Daerah pungung harus bebas dari obat oles, krim
atau salep.
2.7 Diagnosa
2.8 PENATALAKSANAAN
Non medikamentosa:
Medikamentosa:
Tergantung pada tingkat keparahan dari lesi. Pada kasus yang parah disertai
dengan eritema atau ulser, aplikasi preparat kortikosteroid topikal akan sangat
membantu.(18)
14
DAFTAR PUSTAKA
2. Langlais RP, Miller CS. Atlas berwarna kelainan rongga mulut yang lazim.
Alih bahasa: Susetyo B. Editor: Juwono L. Jakarta: Hipokrates; 1994. p.94-8
3. Neville BW, Damm DD, Allen CM, Bouquot JE. Oral and maxillofacial
pathology. 2nd ed. Philadelphia: W.B. Saunders Company; 1991. p.287-8
4. Lewis MAO, Lamey PJ. Tinjauan klinis penyakit mulut. Jakarta: Widya
Medika; 1998. p.48-9
7. Canker sores (Recurrent Minor Aphthous Ulcers): What Causes These Mouth
Ulcers Risk Factors. 2006 : [internet]. Available from: http://www.animated-
teeth.com/canker-sores/t1-canker-sores.html. Accessed 5 March 2014
10. Tremblay et al, 2008, Contact Allergy to Cinnamon: Case Report, diunduh
dari: https://www.cda-adc.ca/jcda/vol-74/...5/445.pdf, pada tanggal 07 maret
2014, pukul 12:00
15
11. Zeina B, et al, 2013, Pemphigoid Vulgaris, diunduh dari:
http://emedicine.medscape.com/article/1064187-overview#showall, pada
tanggal 07 maret 2014, pukul 18:01)
13. Sugerman P.B. et al. 2012. Oral Lichen Planus, diunduh dari:
http://emedicine.medscape.com/article/1078327-overview#a0104, pada
tanggal 07 maret 2014, pukul 18:05
17. Jair Carneiro Leao et al, 2005, Oral Manifestations of Syphilis, diunduh dari:
http://www.scielo.br/scielo.php?script=sci_arttext&pid=s1807-
59322006000200012, pada tanggal 07 maret 2014, pukul 22:00
18. Lynch, M.A; Vernon J. Brightman; Martin S. Greenberg. 1994. Burket : Ilmu
penyakit mulut. Edisikedelapan.Jilid I.Sianita Kurniawan. Jakarta. Binarupa
Aksara.
16