6 14 tahun 45 2200-2700
I.2 Etiologi
a. Ketidakseimbangan volume cairan
1. Kekurangan volume cairan
Kehilangan cairan dari system gastrointestinal seperti
diare,muntah dari fistula atau selang.Keringat berlebihan,
demam, penurunan asupan cairan per oral, penggunaan
obat obatan diuretic.
2. Kelebihan volume cairan
Gagal jantung kongestif, gagal ginjal, sirosis, peningkatan
kadar aldosteron dan steroid di dalam serum, asupan
natrium berlebih.
3. Sindrom ruang ketiga
Hipertensi portal, abstruksi usus halus, peritonitis, luka
bakar
4. Ketidakseimbangan hiperosmolar
Diabetes insipidus Interupsi dorongan rasa haus yang
dikontrol secara neurologis ketoasidosis diabetic,
pemberian cairan hipertonik.
5. Ketidakseimbangan hipoosmolar
Asupan cairan berlebih
b. Ketidakseimbangan elektrolit
1) Hiponatremia
Penyakit ginjal insufisiensi adrenal kehilangan melalui
gastrointestinal pengeluaran diuretic.
2) Hipernatremia
Mengkonsumsi sejumlah besar larutan garam pekat,
Pemberian larutan salin hipertonik lewat IV secara
iatrogenic.
3) Hipokalemiagastrointestial
Penggunaan diuretic yang dapat membuang kalium, diare,
muntah atau kehilangan cairan lain melalui saluran.
4) Hiperkalemia
Gagal ginjal, dehidrasi hipertonik, kerusakan selular yang
parah seperti akibat luka bakar dan trauma.
5) Hipokalsemia
Pemberian darah yang mengandung sitrat dengan cepat,
hipoalbuminemia, hopoparatiroidisme, difisiensi vitamin
D, penyakit-penyakit neoplastik, pancreatitis.
6) Hiperkalsemia
Metastase tumor tulang, penyakit paget, osteoporosis,
imobilisasi yang lama.
I.4 Patofisiologi
Kekurangan volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan cairan
dan elektrolit dalam jumlah yang perposional. Kondisi seperti ini
disebut juga hipovolemia. Umumnya gangguan ini di awali
dengan kehilangan cairan intravaskuler, lalu diikuti dengan
perpindahan cairan intraseluler menuju intraveskuler sehingga
menyebabkan penurunan cairan ekstraseluler. Secara umum,
deficit volume cairan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu
kehilangan cairan abnormal melalui kulit, penurunan asupan
cairan, pendarahan dan pergerakan cairanke lokasi ketiga ( lokasi
tempat cairan berpindah dan tidak mudah untuk
mengembalikannya ke lokasi semula dalam kondisi cairan
ekstraseluler istirahat). Cairan dapat berpindah dari sisi
intravaskuler menuju lokasi potensial seperti pleura, peritoneum,
pericardium, atau rongga sendi. Selain itu, kondisi tertentu
seperti terperangkapnya cairan dalam saluran pencernaan, dapat
terjadi akibat obstruksi saluran pencernaan ( Faqih, 2011).
I.6 Komplikasi
Gangguan penurunan kardiac out put.
a. Hypokalemia
Gagal ginjal akut, gangguan sirkulasi ( aritmia, decomp. cordis,
hypotensi orthostatik), Ileus paralitik, kelemahan otot sampai
kuadrat plegia.
b. Hyponatremia:
Kram otot (kejang), twicing, hemiparese, odema pupil, koma.
c. Perubaan perfusi jaringan perifer.
I.7 Penatalaksanaan
a. Keperawatan
1) Menghitung IWL
2) Menghitung tetesan infus
Cara menghitung tetesan infus :
a) Dewasa
Tetesan/menit : Jumlah cairan yang masuk lamanya infus
( jam ) x 3
b) Anak
Tetesan/menit : Jumlah cairan yang masuk Lamanya infus
( jam )
b. Medis
1) Terapi cairan IV
2) Pemberian cairan melalui infus
3) Transfusi darah
I.8 Pathway
Gagal ginjal
Batu ginjal
Penurunan hemoglobin
Penurunan turgo kulit
Penurunan tekanan darah
Penurunan pengeluaran
Edema
2.3 Perencanaan
Diagnosa 1: Kekurangan volume cairan.
2.3.1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam,
volume cairan tidak mengalami kekurangan dengan
kriteria hasil pasien mampu:
Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan
BB, BJ urine normal, HT normal
Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor
kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa
haus yang berlebihan.
2.3.4 Intervensi Keperawatan
Pantau warna, jumlah dan frekuensi kehilangan cairan
Observasi khususna terhadap kehilangan cairan yang
tinggi elektrolit
Pantau perdarahan
Identifikasi factor pengaruh terhadap bertambah
buruknya dehidrasi
Pantau hasil laboratorium yang relevan dengan
keseimbangan cairan
Kaji adanya vertigo atau hipotensi postural
Kaji orientasi terhadap orang, tempat dan waktu
Cek arahan lanjut klien untuk menentukan apakah
penggantian cairan pada pasien sakit terminal tepat
dilakukan
Manajemen cairan (NIC):
Pantau status hidrasi
Timbang berat badan setiap hari dan pantau
kecenderungannya
Pertaruhkan keakuratan catatan asupan dan haluaran
Daftar pustaka
(.....) (..)