Disusun Oleh:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini manusia sedang menghadapi perubahan yang begitu cepat yang
timbul sebagai dampak dan kewajiban ilmu pengetahuan. Apalagi jika didasarkan pada
asumsi bahwa segala problem itu berpangkal dan suatu penerapan konsep pendidikan
yang merangsang serta mendorong progresivitas ilmu pengetahuan dan teknologi yang
tak terkendali.
Di kalangan Islam juga muncul berbagai isu tentang krisis pendidikan serta
problem lainya yang dengan sangat mendesak menuntut suatu pemecahan berupa
terwujudnya suatu sistem pendidikan yang didasarkan atas konsep Islam.
Salah satu solusi pemecahannya adalah pembenahan manajemen dan
kepemimpinan dalam pendidikan. Selain dari dunia bisnis, negara maupun organisasi
manajemen mempunyai peran penting untuk mengantarkan kemajuan pendidikan.
Kalau manajemen negara mengejar kesuksesan pembangunan sedangkan manajemen
pendidikan (sekolah) mengejar kesuksesan perkembangan anak manusia melalui
pelayanan-pelayanan pendidikan yang memadai.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perencanaan dalam lembaga pendidikan Islam?
2. Apa jenis-jenis perencanaan dalam lembaga pendidikan Islam?
3. Bagaimana cara-cara perencanaan dalam lembaga pendidikan Islam?
4. Apa prinsip-pinsip perencanaan dalam lembaga pendidikan Islam?
5. Bagaimana pendekatan perencanaan dalam lembaga pendidikan Islam?
6. Apa teori-teori perencanaan dalam lembaga pendidikan Islam?
7. Bagaimana dimensi-dimensi perencanaan dalam lembaga pendidikan Islam?
8. Bagaimana pengorganisasian perencanaan dalam lembaga pendidikan Islam?
BAB II
PEMBAHASAN
Perencanaan adalah proses penentuan tujuan ataau sasaran yang hendak dicapai dan
menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefisien dan
seefektif mungkin. Dalam perrencanaan selalu terdapat tiga kegiatan yang meskioun dapat
dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya dalam proses
perencanaan
Ketiga kegiatan itu adalah perumusan tujuan yang ingin dicapai, pemilihan program
untuk mencapai tujuan itu serta, identifikasi dan pengerahan sumber yang jumlahnya selalu
terbatas. Merencanakan pada dasarnya menentukan kegiatan yang hendak dilakukan pada
masa depan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengatur berbagai sumber daya agar hasil
yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan.
Selain itu perencanaan juga sering disebut jembatan yang menghubungkan
kesenjangan atau jurang antara keadaan masa kini dan keadaan yang diharapkan terjadi
pada masa yang akan dating. Meskipun keadaan dimasa depan yang tepat itu sukar
diperkirakan karena banyak factor diuar penguasaan manusia yang berpengaruh terhadap
rencana, tetapi tanpa perencanaan kita akan menyerahkan keadaan pada masa yang akan
datang itu kepada kebetulan-kebetulan.1
Perencanaan memegang peranan penting dalam organisasi karena akan menjadi
penentu sekaligus memberi arah terhadap tujuan yang ingin dicapai. Oxfor Advanced
Learners Dictionary of Current English menguraikan pengertian recana sebagai : (1)
garis besar gambaran tentang suatu bangunan, baik ukuran, posisi, maupun berbagai
bagian lainnya; (2) diagram bagian-bagian mesin; (3) diagram yang memperlihatkan
luasnya kebun, tanaman, kota atau area tanaman; (4) penyusunan sesuatu yang harus
dikerjakan dan digunakan.
Syaifullah Wikipedia, mengatakan perencanaan dalam organisasi dan kebijakan public
adalah proses menciptakan dan memelihara rencana serta proses pesikologis berpikir
tentang kegiatan yang dibutuhkan untuk membuat suatu tujuan yang dikehendaki pada
skala tertentu).
1
Nanang Fatah. Landasan Manajemen Pendidikan. (Bandung. Remaja Rosdakarya: 2013). hlm 49-50.
Planning berasal dari kata plan artinya rencana, rancangan, maksud, dan niat. Planing
berarti perencanaan. Perencanaan adalah proses kegiatan, sedangkan rencana merupakan
hasil perencanaan. Perencanaan adalah kegiatan yang berkaitan dengan usaha
merumuskan program yang didalamnya memuat segala sesuatu yang akan dilaksanakan,
penentuan tujuan kebijakasanaan, arah yang akan ditempuh, prosedur dan metode yang
akan diikuti dalam usaha pencapaian tujuan.
Roger A. Kaufman (Harjanto, 1997: 2) mengemukakan bahwa Perencanaan adalah
proyeksi (perkiraan) tentang segala sesuatu yang diperlukan dalam rangka mencapai
tujuan yang abash dan bernilai. Perencanaan sering juga disebut sebagai jembatan yang
menghubungkan kesenjangan atau jurang antara keadaan masa kini dan keadaan masa
yang akan datang.
Dalam pendidikan islam, perencanaan merupakan langkah pertama yang harus
diperhatikan oleh para manager dan para pengelolan pendidkan islam. Allah memberikan
arahan kepada setiap orang yang beriman untuk mendesain sumber rencana yang akan
dilakukan pada kemudian hari, sebagaimana firman-nya dalam Al-Quran antara lain surat
Al-Hasyrayat 18, surat An-Nisaayat :94, surat Al-Baqorah :201.
Perencanaan dalam manajemen pendidikan Islam merupakan kunci utama dalam
aktivitas berikutnya, aktivitas lain tidak akan berjalan dengan baik, bahkan mungkin gagal
jika tidak didahului oleh perencanaan. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa perencanaan
meupakan ruh manajeme. Jika tidak ada perencanaan, semua aktivita dalam pendidikan
Islam tidak akan jalan dengan baik.2
2
Saefullah. Manajemen Pendidikan Islam. (Bandung: CV Pustaka Setia. 2012). hlm.211-219.
c. Operational plannimg (perencanaan kerja), yaitu progam kerja yang memuat cara-cara
melakukan pekerjaan tertentu agar lebih berhasil dalam pencapaian tujuan.
a. Long range planning (LRP), yaitu perenanaan jangka panjang dimana dalam
pelaksanaannya, biasanya membutuhkan waktu lebih dari sepuluh tahun.
c. Short range planning (SRC) perencanaan jangka pendek, yaitu sebuah perencanaan
yang dipersiapkan dengan tergesa-gesa dan mendadak karena pentingnya dan waktu yang
tersedia sangat sempit. Yang membutuhkan waktu kurang dari satu tahun.
a. General plans (rencana umum), yaitu perencanaan yang dibuat garis-garis besarnya dan
menyeluruh dari semua kegiatan kerjasama.
b. Special planning (rencana khusus) yaitu perencanaan yang dibuat secara mendetail dan
terperinci.
c. Overall planning, yaitu perencanakan yang memberikan pola keseluruhan dari pekerjaan
yang harus dilaksanakan.3
3
Ibid., hlm. 222-225.
C. Cara-cara Perencanaan Pendidikan Lembaga Pendidikan Islam
Pertanyaan apa secara ontologism memberikan makna yang sangat dalam bagi
organisasi dalam menyusun rencana karena rencana yang dibuat didasarkan pada tujuan
dan fakta-fakta yang mengharuskan dirumuskannya perencanaan.
Adapun juga ada langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam membuat perencanaan
adalah sebagai berikut.
1. Menetapkan sasaran atau perangkat tujuan
Langkah ini berkaitan dengan kebutuhan organisasi dan tujuan yang hendak
dicapai. Dalam penentuan tujuan disusun pula priortas utama dan sumber daya yang
dimiliki sehingga memudahkan pelaksanaan rencana.
Secara lebih praktis agar dapat dipahami oleh seluruh pelaksana kegiatan dan
memudahkan tercapainya sasaran dan tujuan.4
D. Perencanaan Pendidikan
4
Ibid., hlm. 225-229.
1. Perencanaan pendidikan adalah proses intelektual yang berkesinambugan
dalaam menganalisis, merumuskan, dan menimbang.
2. Perencanaan pendidikan selalu memerhatikan masalah, kebutuhan, situasi, dan
tujuan, keadaan perekonomian, keperluan penyediaan, dan pengembangan
tenaga kerja bagi pembangunan nasional.
3. Tujuan perencanaan pendidikan adalah menyusun kebijaksanaan dan
menggariskan strategi pendidikan yang sesuai dengan kebujakan pemerintah.
4. Perencanaan pendidikan sebagai perintis atau pelopor dalam kegiatan
pembangunan harus bisa melihat jauh ke depan dan bersifat inovatif, kuantitatif,
dan kualitatif.
5. Perencanaan pendidikan selalu memperhatikan dan menganalisis factor ekologi
(lingkungan), baik internal maupun eksternal.5
Prinsip adalah pedoman dasar yang dijadikan sebagai kepribadian atau karakeristik akan
sesuatu. Dalam hal ini, perencanaan pendidikan memiliki berbagai prinsip yang harus dijadikan
sebagai tolok ukur. Tujuannya agar perencanaan terlaksana sesuai dengan desain dan
mekanisme yang telah direncanakan. Agar perencanaan dapat menghasilkan rencana yang
efektif dan efisien, prinsip-prinsip berikut harus diperhatikan.
5
Ibid., hlm. 231-235.
6
Ibid., hlm. 237-238.
Pendidikan perencanaan pendidikan dalam pendekatan kebutuhan social
menekankan pada pemerataan kesempatan kerja. Tugas para perencana dalam pendekatan
ini adalah memperkirakan kebutuhan pada masa yang akan datang, yaitu menganalisis:
a. Pertumbuhan penduduk,
b. Partisipasi dalam pendidikan,
c. Arus murid dalam pendidikan harus semakin tinggi,
d. Mempertimbangkan pilihan atau keinginan masyarakat dari individu
dari jenis pendidikannya.
Pendekatan ini bersifat ekonomi dan berpangkal dari konsep investment in human
capital atau investasi pada sumber daya manusia. Setiap investasi harus mendatangkan
keuntungan yang dapat diukur dengan nilai moneter.
Perencanaan dalam definisi dan teori penelitian para ahli yang dipelopori oleh seorang
yang bernama Hidson menyatakan bahwa teori perencanaan tersebut mencakup : sinoptik,
7
Ibid., hlm. 239-243.
inkremental, transaktif, advokasi, dan radial. Selanjutnya di kembangkan oleh tanner (1981)
dengan nama teori SITAR sebagai penggabungan dari taksonomi Hudson.
Pembahasan yang diuraikan tentang teori perencanaan secara umum, namun itu juga berlaku
secara spesifik untuk perencanaan pendidikan. Cakupan tentang teori perencaan tersebut
dibahas secara ringkas pada makalah berikut ini :
1. Teori Sinoptik
Teori ini terkadang disebut dengan bahasa lain ; system planning, rational system
approach, rasional comprehensive planning. Menggunakan model berfikir system dalam
perencanaan, sehingga objek perencanaan dipandang sebagai suatu kesatuan yang bulat,
dengan satu tujuan yang disebut visi. Langkah-langkah dalam perencanaan ini meliputi
; pengenalan masalah, mengestimasi ruang lingkup problem, mengklasifikasi kemungkinan
penyelesaian, menginvestigasi problem, memprediksi alternative, mengevaluasi kemajuan
atas penyelesaian spesifik.
2. Teori Incemental
Didasarkan pada kemampuan institusi dan kinerja personalnya. Bersifat desentralisasi
dan tidak cocok untuk jangka panjang. Jadi perencanaan ini menekankan perencanaan dalam
jangka pendek saja. Yang dimaksud dengan desentralisasi pada teori ini adalah si perencana
dalam merencanakan objek tertentu dalam lembaga pendidikan, selalu mempertimbangkan
faktor-faktor lingkungan.
3. Teori Transactive
Menekankan pada harkat individu yang menjunjung tinggi kepentingan pribadi dan
bersifat desentralisasi, suatu desentralisasi yang transactive yaitu berkembang dari individu ke
individu secara keseluruhan. Ini berarti penganutnya juga menekankan pengembangan individu
dalam kemampuan mengadakan perencanaan.
4. Teori Advocacy
Menekankan hal-hal yang bersifat umum, perbedaan individu dan daerah diabaikan.
Dasar perencanaan tidak bertitik tolak dari pengamatan secara empiris, tetapi atas dasar
argumentasi yang rasional, logis dan bernilai (advocacy= mempertahankan dengan
argumentasi).
Kebaikan teori ini adalah untuk kepentingan umum secara nasional. Karena ia
meningkatkan kerja sama secara nasional, toleransi, kemanusiaan, perlindungan terhadap
minoritas, menekankan hak sama, dan meningkatkan kesejahteraan umum. Perencanaan yang
memakai teori ini tepat dilaksanakan oleh pemerintah/ atau badan pusat.
5. Teori Radikal
Teori ini menekankan pentingnya kebebasan lembaga atau organisasi lokal untuk melakukan
perencanaan sendiri, dengan maksud agar dapat dengan cepat mengubah keadaan lembaga
supaya tepat dengan kebutuhan.
Perencanaan ini bersifat desentralisasi dengan partisipasi maksimum dari individu dan
minimum dari pemerintah pusat / manajer tertinggilah yang dapat dipandang perencanaan yang
benar. Partisipasi disini juga mengacu kepada pentingnya kerja sama antar personalia. Dengan
kata lain teori radikal menginginkan agar lembaga pendidikan dapat mandiri menangani
lembaganya. Begitu pula pendidikan daerah dapat mandiri menangani pendidikannya.
6. Teori SITAR
persamaannya:
H. Dimensi-dimensi Perencanaan
Ada sembilan dimensi yang terkait dengan proses perencanaan pendidikan yakni :
1) Signifikansi
Yaitu tingkat kebermaknaan yang tergantung dari kepentingan sosial dari tujuan
pendidikan yang diusulkan.
2) Feasibilitas
Maksudnya perencanaan harus disusun berdasarkan pertimbangan relitas baik yang
berkaitan dengan biaya maupun pengimplementasiannya.
3) Relevansi
Konsep relevansi berkaitan dengan jaminan bahwa perencanaan memungkinkan
penyelesaian persoalan secara lebih spesifik pada waktu yang tepat agar dapat dicapai tujuan
spesifik secara optimal.
8
Asep Iwan. Teori-teori Perencanaan Pendidikan. 2013 (Online)
4) Kepastian
Konsep kepastian minimum diharapkan dapat mengurangi kejadian-kejadian yang tidak
terduga.
5) Ketelitian
Prinsip utama yang perlu diperhatikan ialah agar perencanaan pengajaran disusun dalam
bentuk yang sederhan, serta perlu diperhatikan secara sensitif kaitan-kaitan yang pasti terjadi
antara berbagai komponen.
6) Adaptabilitas
Diakui bahwa perencanaan pengajaran bersifat dinamis, sehingga perlu senantiasa mencari
informasi sebagai umpan balik. Penggunaan berbagai proses memungkinkan perencanaan yang
fleksibel atau adaptable dapat dirancang untuk menghindari hal-hal yang tidak diharapkan.
7) Waktu
Faktor yang berkaitan dengan waktu cukup banyak, selain keterlibatan perencanaan dalam
memprediksi masa depan, juga validasi dan rebilitas analisis yang dipakai, serta kapan untuk
menilai kebutuhan kependidikan masa kini dalam kaitannya dengan masa mendatang.
8) Monitoring
Monitoring merupakan proses mengembangkan kriteria untuk menjamin bahwa berbagai
komponen bekerja secara efektif.
9) Isi perencanaan
Dimensi terakhir adalah hal-hal yang akan direncanakan. Pengajaran yang baik perlu
memuat :
a)Tujuan atau apa yang diinginkan sebagai hasil proses pendidikan.
b)Program dan layanan, atau bagaimana cara mengorganisasi aktivitas belajar dan
layanan-layanan pendukungnya.
c)Tenaga manusia, yakni mencakup cara-cara mengembangkan prestasi, spesialisasi,
perilaku, kompetensi, maupun kepuasan mereka.
d)Bangunan fisik, mencakup tentang cara-cara penggunaan pola distribusi dan
kaitannya dengan bangunan fisik lainnya.
e)Keuangan, meliputi rencana pengeluaran dan rencana penerimaan.
f)Struktur organisasi, maksudnya bagaimana cara mengorganisasi dan manajemen
operasi dan pengawasan program dan aktivitas kependidikan yang direncanakan.
g)Konteks sosial atau elemen-elemen lainnya yang perlu dipertimbangkan dalam
perencanaan pengajaran.9
I. Pengorganisasian dalam perencanaan Pendidikan
Pengorganisaian diartikan sebagai kegiatan membagi tugas tugas pada orang yang
terlibat dalam kerja sama pendidikan. Karena banyaknya tugas dan tidak dapat diselesaikan
oleh satu orang, tugas-tugas dibagi untuk dikerjakan leh masing-masing organisasi.
Kegiatan pengorganisasian untuk menentukan orang-orang yang akan melaksanakannya
sesuai dengan prinsip pengorganisasian yang proposional.
Prinsip pengorganisasian adalah adanya kesatuan arah dari berbagai bagian organisasi,
yaitu arah yang konsisten terhadap visi dan misi, kesatuan pemerintah atau kesatuan
komando sehingga tidak kehilangan arah, keseimbangan antara wewenang dan tanggung
jawab seseorang dalam melaksanakan tugasnya, pembagian tugas yang jelas dan tegas,
struktur organisasi disusun sesederhana mungkin, pola organisasi relatif permanen,
9
Robbinn. Dimensi-dimensi Perencanaan Pendidikan Islam. 2014. (Online)
jaminan terhadap jabatan-jabatan dalam organisasi, balas jasa setimpal kepada setiap
anggota organisasi, dan penempatan orang yang bekerja dalam organisasi sesuai dengan
kemampuannya (profesional).10
10
Saefullah. Manajemen Pendidikan Islam. (Bandung: CV Pustaka Setia. 2012). hlm. 251-252.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perencanaan dalam manajemen pendidikan Islam merupakan kunci utama dalam
aktivitas berikutnya, aktivitas lain tidak akan berjalan dengan baik, bahkan mungkin gagal
jika tidak didahului oleh perencanaan. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa perencanaan
merupakan ruh manajemen. Jika tidak ada perencanaan, semua aktivita dalam pendidikan
Islam tidak akan jalan dengan baik.
Adapun juga ada langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam membuat perencanaan
adalah sebagai berikut: Menetapkan sasaran atau perangkat tujuan, Menentukan keadaan,
situasi, dan sekarang, Mengidentifikasikan factor pendukung dan penghambat,
Mengembangkan rencana dan menjabarkannya.
Ada sembilan dimensi yang terkait dengan proses perencanaan pendidikan yakni :
Signifikansi, Feasibilitas, Relevansi, Kepastian, Ketelitian, Adaptabilitas, Waktu, Monitoring,
Isi perencanaan
DAFTAR PUSTAKA
http://kuliahnyata.blogspot.co.id/2013/04/teori-teori-perencanaan-pendidikan.html. Diakses
pada tanggal 27 Maret 2017.
http://pendidikanmerahputih.blogspot.co.id/2014/03/dimensi-dimensi-perencanaan-
pendidikan.html. Diakses pada tanggal 27 Maret 2017.
Saefullah. 2012. Manajemen Pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia.