Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS

MATA KULIAH MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


Dibina Oleh: Diah Novita, M.Pd.I.

Disusun Oleh:

Evi Ayu Ika Pratiwi (153131005)


Yusuf Baktiar (153131018)
Dewi Maharani (153131027)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
TAHUN PELAJARAN 2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini manusia sedang menghadapi perubahan yang begitu cepat yang
timbul sebagai dampak dan kewajiban ilmu pengetahuan. Apalagi jika didasarkan pada
asumsi bahwa segala problem itu berpangkal dan suatu penerapan konsep pendidikan
yang merangsang serta mendorong progresivitas ilmu pengetahuan dan teknologi yang
tak terkendali.
Di kalangan Islam juga muncul berbagai isu tentang krisis pendidikan serta
problem lainya yang dengan sangat mendesak menuntut suatu pemecahan berupa
terwujudnya suatu sistem pendidikan yang didasarkan atas konsep Islam.
Salah satu solusi pemecahannya adalah pembenahan manajemen dan
kepemimpinan dalam pendidikan. Selain dari dunia bisnis, negara maupun organisasi
manajemen mempunyai peran penting untuk mengantarkan kemajuan pendidikan.
Kalau manajemen negara mengejar kesuksesan pembangunan sedangkan manajemen
pendidikan (sekolah) mengejar kesuksesan perkembangan anak manusia melalui
pelayanan-pelayanan pendidikan yang memadai.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perencanaan dalam lembaga pendidikan Islam?
2. Apa jenis-jenis perencanaan dalam lembaga pendidikan Islam?
3. Bagaimana cara-cara perencanaan dalam lembaga pendidikan Islam?
4. Apa prinsip-pinsip perencanaan dalam lembaga pendidikan Islam?
5. Bagaimana pendekatan perencanaan dalam lembaga pendidikan Islam?
6. Apa teori-teori perencanaan dalam lembaga pendidikan Islam?
7. Bagaimana dimensi-dimensi perencanaan dalam lembaga pendidikan Islam?
8. Bagaimana pengorganisasian perencanaan dalam lembaga pendidikan Islam?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perencanaan Dalam Lembaga Pendidikan Islam

Perencanaan adalah proses penentuan tujuan ataau sasaran yang hendak dicapai dan
menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefisien dan
seefektif mungkin. Dalam perrencanaan selalu terdapat tiga kegiatan yang meskioun dapat
dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya dalam proses
perencanaan
Ketiga kegiatan itu adalah perumusan tujuan yang ingin dicapai, pemilihan program
untuk mencapai tujuan itu serta, identifikasi dan pengerahan sumber yang jumlahnya selalu
terbatas. Merencanakan pada dasarnya menentukan kegiatan yang hendak dilakukan pada
masa depan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengatur berbagai sumber daya agar hasil
yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan.
Selain itu perencanaan juga sering disebut jembatan yang menghubungkan
kesenjangan atau jurang antara keadaan masa kini dan keadaan yang diharapkan terjadi
pada masa yang akan dating. Meskipun keadaan dimasa depan yang tepat itu sukar
diperkirakan karena banyak factor diuar penguasaan manusia yang berpengaruh terhadap
rencana, tetapi tanpa perencanaan kita akan menyerahkan keadaan pada masa yang akan
datang itu kepada kebetulan-kebetulan.1
Perencanaan memegang peranan penting dalam organisasi karena akan menjadi
penentu sekaligus memberi arah terhadap tujuan yang ingin dicapai. Oxfor Advanced
Learners Dictionary of Current English menguraikan pengertian recana sebagai : (1)
garis besar gambaran tentang suatu bangunan, baik ukuran, posisi, maupun berbagai
bagian lainnya; (2) diagram bagian-bagian mesin; (3) diagram yang memperlihatkan
luasnya kebun, tanaman, kota atau area tanaman; (4) penyusunan sesuatu yang harus
dikerjakan dan digunakan.
Syaifullah Wikipedia, mengatakan perencanaan dalam organisasi dan kebijakan public
adalah proses menciptakan dan memelihara rencana serta proses pesikologis berpikir
tentang kegiatan yang dibutuhkan untuk membuat suatu tujuan yang dikehendaki pada
skala tertentu).

1
Nanang Fatah. Landasan Manajemen Pendidikan. (Bandung. Remaja Rosdakarya: 2013). hlm 49-50.
Planning berasal dari kata plan artinya rencana, rancangan, maksud, dan niat. Planing
berarti perencanaan. Perencanaan adalah proses kegiatan, sedangkan rencana merupakan
hasil perencanaan. Perencanaan adalah kegiatan yang berkaitan dengan usaha
merumuskan program yang didalamnya memuat segala sesuatu yang akan dilaksanakan,
penentuan tujuan kebijakasanaan, arah yang akan ditempuh, prosedur dan metode yang
akan diikuti dalam usaha pencapaian tujuan.
Roger A. Kaufman (Harjanto, 1997: 2) mengemukakan bahwa Perencanaan adalah
proyeksi (perkiraan) tentang segala sesuatu yang diperlukan dalam rangka mencapai
tujuan yang abash dan bernilai. Perencanaan sering juga disebut sebagai jembatan yang
menghubungkan kesenjangan atau jurang antara keadaan masa kini dan keadaan masa
yang akan datang.
Dalam pendidikan islam, perencanaan merupakan langkah pertama yang harus
diperhatikan oleh para manager dan para pengelolan pendidkan islam. Allah memberikan
arahan kepada setiap orang yang beriman untuk mendesain sumber rencana yang akan
dilakukan pada kemudian hari, sebagaimana firman-nya dalam Al-Quran antara lain surat
Al-Hasyrayat 18, surat An-Nisaayat :94, surat Al-Baqorah :201.
Perencanaan dalam manajemen pendidikan Islam merupakan kunci utama dalam
aktivitas berikutnya, aktivitas lain tidak akan berjalan dengan baik, bahkan mungkin gagal
jika tidak didahului oleh perencanaan. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa perencanaan
meupakan ruh manajeme. Jika tidak ada perencanaan, semua aktivita dalam pendidikan
Islam tidak akan jalan dengan baik.2

B. Jenis-jenis Perencanaan Dalam Lembaga Pendidikan Islam

1. Jenis Perencanaan Menurut Penggunaanya


a. Single use planning,yaitu perencanaan satu kali pakai.
b. Repeats planning,yaitu perencanaan yang digunakan untuk kepentingan berulang-ulang.
2. Jenis Perencanaan Menurut Prosesnya
a. Policy planning (merupakan kebijakan), yaitu planning yang hanya berisi kebijakan tanpa
dilengkapi oleh teknis pelaksanaanya secara sistematis.
b. Program planning,yaitu perencanaan yang merupakan penjelasan dan perinaan dari polici
planning. Progam planning dibuat oleh badan-badan khusus yang mempunyai wewenang
untuk pelaksanakan policy planning.

2
Saefullah. Manajemen Pendidikan Islam. (Bandung: CV Pustaka Setia. 2012). hlm.211-219.
c. Operational plannimg (perencanaan kerja), yaitu progam kerja yang memuat cara-cara
melakukan pekerjaan tertentu agar lebih berhasil dalam pencapaian tujuan.

3. Jenis Perencanaan menurut Jangka Waktunya

a. Long range planning (LRP), yaitu perenanaan jangka panjang dimana dalam
pelaksanaannya, biasanya membutuhkan waktu lebih dari sepuluh tahun.

b.Intermediet planning (perencanaan jangka menengah), yaitu sebuah planning yang


dalam pelaksanaannya membutuhkan waktu lima tahun

c. Short range planning (SRC) perencanaan jangka pendek, yaitu sebuah perencanaan
yang dipersiapkan dengan tergesa-gesa dan mendadak karena pentingnya dan waktu yang
tersedia sangat sempit. Yang membutuhkan waktu kurang dari satu tahun.

4. Jenis Perencanaan menurut Wilayah Pelaksanaannya

a. Rural planning,yaitu perencanaan pedesan.


b. City planning, yaitu perencanaan untuk suatu kota.
c. Regional planning, yaitu perencanaan tingkat daerah atau kabupaten
d. National planning,yaitu perencanaan tingkat nasional (Negara)

5. Jenis Perencanaan menurut Materinya

a. Personal planning, yaitu perencanaan mengenai masalah kepengawasan.


b. Financial planning, yaitu perencanaan mengenai masalah keuangan.
c. Indrustial planning, yaitu perencanaan yang menyangkut kegiatan industry.
d. Education planning, yaitu perencanaan mengenai kependidikan.

6. Jenis Perencanaan menurut Segi Umum dan Khusus

a. General plans (rencana umum), yaitu perencanaan yang dibuat garis-garis besarnya dan
menyeluruh dari semua kegiatan kerjasama.

b. Special planning (rencana khusus) yaitu perencanaan yang dibuat secara mendetail dan
terperinci.

c. Overall planning, yaitu perencanakan yang memberikan pola keseluruhan dari pekerjaan
yang harus dilaksanakan.3

3
Ibid., hlm. 222-225.
C. Cara-cara Perencanaan Pendidikan Lembaga Pendidikan Islam

Cara membuat rencana semprna yang memudahkan seseorang untuk melaksanakan?


Rudyard kipling, sastrawan inggris yang terkenal, mengatakan bahwa cara-cara yang tebaik
dalam membuat perencanaan adalah mengawalinya dengan pertanyaan berikut.

a. What, apa yang akan direncanakan?


b. When, kapan rencana tersebut akan dilaksanakan?
c. Where, di mana kegiatan tersebut akan dilaksanakan?
d. How, bagaimana cara melaksanakan rencana yang dimaksudkan?
e. Who, siapa yang akan melaksanakan rencana bersangkutan?
f. Why, untuk apa rencana tersebut dilaksanakan, mengapa diaksanakan?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut secara filosofis mengungkap hakikat perencanaan dan


tindakan orang yang melaksanakan rencana. Oleh karena itu, pertanyaannya adalah apa
rencana yang akan dibuat?, bagaimana rencana tersebut dapat dilaksanakan?, dan untuk
apa melaksanakan rencana itu? para ahli ada administrasi dan menejemen meminjam
konsep ini dan menerapakan dibidang administrasi dan manajemen.

Pertanyaan apa secara ontologism memberikan makna yang sangat dalam bagi
organisasi dalam menyusun rencana karena rencana yang dibuat didasarkan pada tujuan
dan fakta-fakta yang mengharuskan dirumuskannya perencanaan.

Pertanyaan kedua, yaitu bagaimana melaksanakan perencanaan tersebut? beerkaitan


dengan metode, teknik, dan strategi pelaksanaannya rencana dalam bentuk kegiatan atau
aktivitas organisasi.

Pertanyaan ketiga berkaitan dengan kegunaan atau fungsi kegiatan dilaksanakan.


Secara aksiologis, seluruh tindakan dan aktivitas organisasi diarahkan pada target yang
telah ditetapkan sehingga seluruh kegiatan memberikan manfaat bagi organisasi, para
pekerja, dan manajemen itu.

Adapun juga ada langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam membuat perencanaan
adalah sebagai berikut.
1. Menetapkan sasaran atau perangkat tujuan
Langkah ini berkaitan dengan kebutuhan organisasi dan tujuan yang hendak
dicapai. Dalam penentuan tujuan disusun pula priortas utama dan sumber daya yang
dimiliki sehingga memudahkan pelaksanaan rencana.

2. Menentukan keadaan, situasi, dan sekarang

Situasi sekaran perlu diperhatikan sebelum perencanaan dibuat, kemudian


diukur menurut kemampuan organisasi dari seluruh komponen yang ada secara
sistemik.

3. Mengidentifikasikan factor pendukung dan penghambat

Memperkuat semua factor yang mendukung terlaksananya perencanaan dan


meminimalisasi semua factor yang akan menghambat.

4. Mengembangkan rencana dan menjabarkannya

Secara lebih praktis agar dapat dipahami oleh seluruh pelaksana kegiatan dan
memudahkan tercapainya sasaran dan tujuan.4

D. Perencanaan Pendidikan

Setelah mengetahui secara komprehensif makna perencanaan sebaimana dijelaskan


dimuka, pembahasan berikut adalah tentang perencanaan pendidikan. Perencanaan
pendidikan adalah perencanaan yang berkaitan dengan pendidikan yang diawali dengan
memulai merencanakan, menjalani, dan mencapai tujuan pendidikan.

Ada empat hal yang dibahas dalam perencanaan pendidikan, yaitu:

1. Tujuan apa yang akan dicapai dengan perencanaan itu?


2. Status posisi system pendidikan yang ada, bagaimanakah keadaan yang ada
sekarang?
3. Kemungkinan pilihan alternative kebijakan dan prioritas untuk mencapai
tujuan.
4. Strategi, penentuan cara yang terbaik untuk mencapai tujuan.

Kemudian ciri-ciri dari perencanaan pendidikan, yaitu sebagai berikut.

4
Ibid., hlm. 225-229.
1. Perencanaan pendidikan adalah proses intelektual yang berkesinambugan
dalaam menganalisis, merumuskan, dan menimbang.
2. Perencanaan pendidikan selalu memerhatikan masalah, kebutuhan, situasi, dan
tujuan, keadaan perekonomian, keperluan penyediaan, dan pengembangan
tenaga kerja bagi pembangunan nasional.
3. Tujuan perencanaan pendidikan adalah menyusun kebijaksanaan dan
menggariskan strategi pendidikan yang sesuai dengan kebujakan pemerintah.
4. Perencanaan pendidikan sebagai perintis atau pelopor dalam kegiatan
pembangunan harus bisa melihat jauh ke depan dan bersifat inovatif, kuantitatif,
dan kualitatif.
5. Perencanaan pendidikan selalu memperhatikan dan menganalisis factor ekologi
(lingkungan), baik internal maupun eksternal.5

E. Prinsip-prinsip perencanaan pendidikan

Prinsip adalah pedoman dasar yang dijadikan sebagai kepribadian atau karakeristik akan
sesuatu. Dalam hal ini, perencanaan pendidikan memiliki berbagai prinsip yang harus dijadikan
sebagai tolok ukur. Tujuannya agar perencanaan terlaksana sesuai dengan desain dan
mekanisme yang telah direncanakan. Agar perencanaan dapat menghasilkan rencana yang
efektif dan efisien, prinsip-prinsip berikut harus diperhatikan.

1. Perencanaan hendaknya mempunyai dasar nilai yang jelas dan mantap.


2. Perencanaan hendaknya berangka dari tujuan umum.
3. Perencanaan hendaknya realities.
4. Perencanaan hendaknya mempertimbangkan kondisi sosiobudaya masyarakat,
baik mendukung maupun menghambat pelaksanaan rencana.
5. Perencanaan hendaknya fleksibel.6

F. Pendekatan Perencanaan Pendidikan

Ada beberapa pendekatan dalam perencanaan pendidikan, yaitu sebagai berikut:

1. Social Demand Approach (pendekatan tuntutan masyarakat)

5
Ibid., hlm. 231-235.
6
Ibid., hlm. 237-238.
Pendidikan perencanaan pendidikan dalam pendekatan kebutuhan social
menekankan pada pemerataan kesempatan kerja. Tugas para perencana dalam pendekatan
ini adalah memperkirakan kebutuhan pada masa yang akan datang, yaitu menganalisis:

a. Pertumbuhan penduduk,
b. Partisipasi dalam pendidikan,
c. Arus murid dalam pendidikan harus semakin tinggi,
d. Mempertimbangkan pilihan atau keinginan masyarakat dari individu
dari jenis pendidikannya.

2. Man Power Approach (pendekatan kebutuhan tenaga kerja)

Pendekatan man power approach bertujuan mengarahkan kegiatan pendidikan pada


pemenuhan tenaga kerja (man power atau person power). Pendekatan ini mengutamakan
keterkaitan lulusan system pendidikan dengan tuntutan terhadap tenaga pada berbagai sektor
pembangunan.

3. Pendekatan SP4 (Perencanaan, penyusunan program, dan pengangguran)

Perencanaan, penyusunan program, dan pengangguran dipandang sebagai sistem


integral, yang berusaha memetapkan tujuan, mengembangkan program-program prndidikan
dengan proses pengangguran yang efisien serta merefleksikan keiatan program jangka
panjang.

4. Cost Benefit/ Rate of education approach

Pendekatan ini bersifat ekonomi dan berpangkal dari konsep investment in human
capital atau investasi pada sumber daya manusia. Setiap investasi harus mendatangkan
keuntungan yang dapat diukur dengan nilai moneter.

5. Stategic Planning Approach

Perencanaan strategis merupakan instrumen perencanaan awal dari proses


akuntabilitas lembaga pihak-pihak yang berkepentingan.7

G. Teori-teori Perencanaan Pendidikan

Perencanaan dalam definisi dan teori penelitian para ahli yang dipelopori oleh seorang
yang bernama Hidson menyatakan bahwa teori perencanaan tersebut mencakup : sinoptik,

7
Ibid., hlm. 239-243.
inkremental, transaktif, advokasi, dan radial. Selanjutnya di kembangkan oleh tanner (1981)
dengan nama teori SITAR sebagai penggabungan dari taksonomi Hudson.
Pembahasan yang diuraikan tentang teori perencanaan secara umum, namun itu juga berlaku
secara spesifik untuk perencanaan pendidikan. Cakupan tentang teori perencaan tersebut
dibahas secara ringkas pada makalah berikut ini :

1. Teori Sinoptik
Teori ini terkadang disebut dengan bahasa lain ; system planning, rational system
approach, rasional comprehensive planning. Menggunakan model berfikir system dalam
perencanaan, sehingga objek perencanaan dipandang sebagai suatu kesatuan yang bulat,
dengan satu tujuan yang disebut visi. Langkah-langkah dalam perencanaan ini meliputi
; pengenalan masalah, mengestimasi ruang lingkup problem, mengklasifikasi kemungkinan
penyelesaian, menginvestigasi problem, memprediksi alternative, mengevaluasi kemajuan
atas penyelesaian spesifik.

2. Teori Incemental
Didasarkan pada kemampuan institusi dan kinerja personalnya. Bersifat desentralisasi
dan tidak cocok untuk jangka panjang. Jadi perencanaan ini menekankan perencanaan dalam
jangka pendek saja. Yang dimaksud dengan desentralisasi pada teori ini adalah si perencana
dalam merencanakan objek tertentu dalam lembaga pendidikan, selalu mempertimbangkan
faktor-faktor lingkungan.

3. Teori Transactive

Menekankan pada harkat individu yang menjunjung tinggi kepentingan pribadi dan
bersifat desentralisasi, suatu desentralisasi yang transactive yaitu berkembang dari individu ke
individu secara keseluruhan. Ini berarti penganutnya juga menekankan pengembangan individu
dalam kemampuan mengadakan perencanaan.

4. Teori Advocacy

Menekankan hal-hal yang bersifat umum, perbedaan individu dan daerah diabaikan.
Dasar perencanaan tidak bertitik tolak dari pengamatan secara empiris, tetapi atas dasar
argumentasi yang rasional, logis dan bernilai (advocacy= mempertahankan dengan
argumentasi).

Kebaikan teori ini adalah untuk kepentingan umum secara nasional. Karena ia
meningkatkan kerja sama secara nasional, toleransi, kemanusiaan, perlindungan terhadap
minoritas, menekankan hak sama, dan meningkatkan kesejahteraan umum. Perencanaan yang
memakai teori ini tepat dilaksanakan oleh pemerintah/ atau badan pusat.

5. Teori Radikal

Teori ini menekankan pentingnya kebebasan lembaga atau organisasi lokal untuk melakukan
perencanaan sendiri, dengan maksud agar dapat dengan cepat mengubah keadaan lembaga
supaya tepat dengan kebutuhan.

Perencanaan ini bersifat desentralisasi dengan partisipasi maksimum dari individu dan
minimum dari pemerintah pusat / manajer tertinggilah yang dapat dipandang perencanaan yang
benar. Partisipasi disini juga mengacu kepada pentingnya kerja sama antar personalia. Dengan
kata lain teori radikal menginginkan agar lembaga pendidikan dapat mandiri menangani
lembaganya. Begitu pula pendidikan daerah dapat mandiri menangani pendidikannya.

6. Teori SITAR

Merupakan gabungan kelima teori diatas sehingga disebut juga complementary


planning process. Teori ini menggabungkan kelebihan dari teori diatas sehingga lebih lengkap.
Karena teori ini memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat atau lembaga tempat
perencanaan itu akan diaplikasikan, maka teori ini menjadi SITARS yaitu S terakhir adalah
menunjuk huruf awal dari teori situational. Berarti teori baru ini di samping mengombinasikan
teori-teori yang sudah ada penggabungan itu sendiri ada dasarnya ialah menyesuaikan dengan
situasi dan kondisi lembaga pendidikan dan masyarakat. Jadi dapat kita simpulkan bahwa teori-
teori diatas mempunyai persamaan dan pebedaannya.

persamaannya:

1. Mempunyai tujuan yang sama yaitu pemecahan masalah


2. Mempunyai obyek perencanaan yang sama yaitu manusia dan lingkungan sekitarnya.
3. Mempunyai beberapa persyaratan data, keahlian, metode, dan mempunyai konsistensi
internal walaupun dalam penggunaannya terdapat perbedaan penitikberatan.
4. Mempertimbangkan dan menggunakan sumberdaya yang ada dalam pencapaian tujuan

Sedangkan Perbedaannya adalah :

1. Perencanaan sinoptik lebih mempunyai pendekatan komprehensif dalam pemecahan


masalah dibandingkan perencanaan yang lain, dengan lebih mengedepankan aspek-
aspek metodologi, data dan sangat memuja angka atau dapat dikatakan komprehensif
rasional. Hal ini yang sangat minim digunakan dalam 4 pendekatan perencanaan yang
lain.
2. Perencanaan incremental lebih mempertimbangkan peran lembaga pemerintah dan
sangat bertentangan dengan perencanaan advokasi yang cenderung anti kemapanan dan
perencanaan radikal yang juga cenderung revolusioner.
3. Perencanaan transactive mengedepankan faktor faktor perseorangan / individu
melalui proses tatap muka dalam salah satu metode yang digunakan, perencanaan ini
kurang komprehensif dan sangat parsial dan kurang sejalan dengan perencanaan
Sinoptik dan Incremental yang lebih komprehensif.
4. Perencanaan advocacy cenderung menggunakan pendekatan hukum dan obyek yang
mereka ambil dalam perencanaan adalah golongan yang lemah. Perencanaan ini bersifat
sosialis dengan lebih mengedepankan konsep kesamaan dan hal keadilan social
5. Perencanaan Radikal seakan - akan tanpa metode dalam memecahkan masalah dan
muncul dengan tiba-tiba (spontan) dan hal ini sangat kontradiktif dengan pendekatan
incremental dan sinoptik yang memepertimbangkan aturan - aturan yang ada baik
akademis/metodologis dan lembaga pemerintahan yang ada.8

H. Dimensi-dimensi Perencanaan
Ada sembilan dimensi yang terkait dengan proses perencanaan pendidikan yakni :
1) Signifikansi
Yaitu tingkat kebermaknaan yang tergantung dari kepentingan sosial dari tujuan
pendidikan yang diusulkan.
2) Feasibilitas
Maksudnya perencanaan harus disusun berdasarkan pertimbangan relitas baik yang
berkaitan dengan biaya maupun pengimplementasiannya.
3) Relevansi
Konsep relevansi berkaitan dengan jaminan bahwa perencanaan memungkinkan
penyelesaian persoalan secara lebih spesifik pada waktu yang tepat agar dapat dicapai tujuan
spesifik secara optimal.

8
Asep Iwan. Teori-teori Perencanaan Pendidikan. 2013 (Online)
4) Kepastian
Konsep kepastian minimum diharapkan dapat mengurangi kejadian-kejadian yang tidak
terduga.
5) Ketelitian
Prinsip utama yang perlu diperhatikan ialah agar perencanaan pengajaran disusun dalam
bentuk yang sederhan, serta perlu diperhatikan secara sensitif kaitan-kaitan yang pasti terjadi
antara berbagai komponen.
6) Adaptabilitas
Diakui bahwa perencanaan pengajaran bersifat dinamis, sehingga perlu senantiasa mencari
informasi sebagai umpan balik. Penggunaan berbagai proses memungkinkan perencanaan yang
fleksibel atau adaptable dapat dirancang untuk menghindari hal-hal yang tidak diharapkan.
7) Waktu
Faktor yang berkaitan dengan waktu cukup banyak, selain keterlibatan perencanaan dalam
memprediksi masa depan, juga validasi dan rebilitas analisis yang dipakai, serta kapan untuk
menilai kebutuhan kependidikan masa kini dalam kaitannya dengan masa mendatang.
8) Monitoring
Monitoring merupakan proses mengembangkan kriteria untuk menjamin bahwa berbagai
komponen bekerja secara efektif.
9) Isi perencanaan
Dimensi terakhir adalah hal-hal yang akan direncanakan. Pengajaran yang baik perlu
memuat :
a)Tujuan atau apa yang diinginkan sebagai hasil proses pendidikan.
b)Program dan layanan, atau bagaimana cara mengorganisasi aktivitas belajar dan
layanan-layanan pendukungnya.
c)Tenaga manusia, yakni mencakup cara-cara mengembangkan prestasi, spesialisasi,
perilaku, kompetensi, maupun kepuasan mereka.
d)Bangunan fisik, mencakup tentang cara-cara penggunaan pola distribusi dan
kaitannya dengan bangunan fisik lainnya.
e)Keuangan, meliputi rencana pengeluaran dan rencana penerimaan.
f)Struktur organisasi, maksudnya bagaimana cara mengorganisasi dan manajemen
operasi dan pengawasan program dan aktivitas kependidikan yang direncanakan.
g)Konteks sosial atau elemen-elemen lainnya yang perlu dipertimbangkan dalam
perencanaan pengajaran.9
I. Pengorganisasian dalam perencanaan Pendidikan
Pengorganisaian diartikan sebagai kegiatan membagi tugas tugas pada orang yang
terlibat dalam kerja sama pendidikan. Karena banyaknya tugas dan tidak dapat diselesaikan
oleh satu orang, tugas-tugas dibagi untuk dikerjakan leh masing-masing organisasi.
Kegiatan pengorganisasian untuk menentukan orang-orang yang akan melaksanakannya
sesuai dengan prinsip pengorganisasian yang proposional.

Fungsi pengorganisasian dalam perencanaan pendidikan adalah memilih orang-orang


dan mengalokasikan sarana serta prasarana yang menunjang pelaksanaan tugas dalam
organisasi. Pengoganisasian juga dimaksudkan mengatur mekanisme kerja organisasi,
sehingga dengan pengaturan tersebut dapat menjamin pencapaian tujuan yang ditentukan.

Ada empat syarat yang harus dipertimbangkan dalam pengorganisasian, yaitu


legitimasi (legetimacy), efisiensi (efficiency), keefektifan (effectiveness), dan keunggulan
(excelence). Legitimasi sekolah memberikan respons dan tuntunan eksternal, yaitu seolah
mampu menampilkan performansi organisasi yang dapat menyakinkan pihak-pihak terkain
terhadap kemampuan sekolah mencapai tujuan melakukan tindakan melalui sasaran.
Efisiensi dalam pengorganisasian merupakan upaya sekolah dalam penggunaan waktu,
uang, dan sumber daya yang terbatas dalam mencapai tujuannya, yaitu menentukan alat
yang dipelukan, pengalokasian waktu, dana, dan sumber daya sekolah. Keefektifan dalam
pengorganisasian sekolah menggambarkan ketepatan pembagian tugas, hak, tanggung
jawab, hubungan kerja bagian-bagian organisasi, menentukan personel guru dan nonguru)
melaksanakan tugasnya. Adapun keunggulan dalam pengorganisasian menggambarkan
kemampuan organisasi dan kepala sekolah melaksanakan fungsi dan tugasnya sehingga
dapat meningkatkan harga diri dan kualitas sekolah.

Prinsip pengorganisasian adalah adanya kesatuan arah dari berbagai bagian organisasi,
yaitu arah yang konsisten terhadap visi dan misi, kesatuan pemerintah atau kesatuan
komando sehingga tidak kehilangan arah, keseimbangan antara wewenang dan tanggung
jawab seseorang dalam melaksanakan tugasnya, pembagian tugas yang jelas dan tegas,
struktur organisasi disusun sesederhana mungkin, pola organisasi relatif permanen,

9
Robbinn. Dimensi-dimensi Perencanaan Pendidikan Islam. 2014. (Online)
jaminan terhadap jabatan-jabatan dalam organisasi, balas jasa setimpal kepada setiap
anggota organisasi, dan penempatan orang yang bekerja dalam organisasi sesuai dengan
kemampuannya (profesional).10

10
Saefullah. Manajemen Pendidikan Islam. (Bandung: CV Pustaka Setia. 2012). hlm. 251-252.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perencanaan dalam manajemen pendidikan Islam merupakan kunci utama dalam
aktivitas berikutnya, aktivitas lain tidak akan berjalan dengan baik, bahkan mungkin gagal
jika tidak didahului oleh perencanaan. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa perencanaan
merupakan ruh manajemen. Jika tidak ada perencanaan, semua aktivita dalam pendidikan
Islam tidak akan jalan dengan baik.

Jenis-jenis Perencanaan Dalam Lembaga Pendidikan Islam: Jenis Perencanaan


Menurut Penggunaanya, Jenis Perencanaan Menurut Prosesnya, Jenis Perencanaan menurut
Jangka Waktunya, Jenis Perencanaan menurut Wilayah Pelaksanaannya, Jenis Perencanaan
menurut Materinya, Jenis Perencanaan menurut Segi Umum dan Khusus.

Adapun juga ada langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam membuat perencanaan
adalah sebagai berikut: Menetapkan sasaran atau perangkat tujuan, Menentukan keadaan,
situasi, dan sekarang, Mengidentifikasikan factor pendukung dan penghambat,
Mengembangkan rencana dan menjabarkannya.

Ada sembilan dimensi yang terkait dengan proses perencanaan pendidikan yakni :
Signifikansi, Feasibilitas, Relevansi, Kepastian, Ketelitian, Adaptabilitas, Waktu, Monitoring,
Isi perencanaan

DAFTAR PUSTAKA

Fatah, Nanang.2013. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

http://kuliahnyata.blogspot.co.id/2013/04/teori-teori-perencanaan-pendidikan.html. Diakses
pada tanggal 27 Maret 2017.

http://pendidikanmerahputih.blogspot.co.id/2014/03/dimensi-dimensi-perencanaan-
pendidikan.html. Diakses pada tanggal 27 Maret 2017.
Saefullah. 2012. Manajemen Pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia.

Anda mungkin juga menyukai