Bab 04
Bab 04
IV - 1
$2,00 - $ 0,30
BESR(1) = $ 0,35
Ini berarti bahwa hanya bagian endapan yang mempunyai BESR yang
lebih rendah dari 4,86 yang dapat ditambang secara tambang terbuka
dengan menguntungkan. Jadi 4,86 adalah BESR(1) tertinggi yang masih
dibolehkan untuk operasi tambang terbuka dengan kondisi tersebut di
atas. Setelah ditentukan bahwa akan digunakan sistem tambang terbuka,
maka dalam rangka pengembangan rencana penambangan digunakan
BESR (2) dengan rumus sebagai berikut.
BESR(2) ini juga disebut economic stripping ratio yang artinya berapa besar
keuntungan yang dapat diperoleh bila endapan bijih itu ditambang secara
tambang terbuka. Contoh perhitungan BESR (2) untuk bijih tembaga kadar
0,80%, 0,75% dan 0,60%Cu adalah sebagai berikut.
Dari hasil perhitungan seperti terlihat pada Tabel 4.1 bila harga logam
Cu = $0,35/lb, ternyata untuk bijih Cu (ore) dengan kadar 0,80%
mempunyai BESR 1,5 : 1 dan kadar 0,60% Cu mempunyai BESR 0,6 :1.
dengan demikian selanjutnya untuk harga metal $0,30/lb dan $0,35/lb Cu
juga dihitung BESR-nya. Setelah masing-masing BESR dihitung untuk
setiap kadar Cu dan untuk berbagai harga logam Cu, kemudian dapat
dibuat grafik BESR vs kadar Cu (lihat Gambar 4.1).
Dari grafik BESR (lihat Gambar 4.1) terlihat bahwa tinggi rendahnya BESR
sangat dipengaruhi oleh :
- kadar logam dari bijih yang akan ditambang
- harga logam di pasaran
Jadi pada dasarnya, jika terjadi kenaikan harga logam di pasaran, dapat
mengakibatkan perluasan tambang karena cadangan bertambah,
sebaliknya jika harga logam turun maka jumlah cadangan akan berkurang.
Tabel 4.1
IV - 2
Contoh Perhitungan Break Even Stripping Ratio (BESR)
ONGKOS PENGUPASAN
Ongkos pengupasan /ton waste $ 0,40 $ 0,40 $ 0,40
RECOVERY VALUE
Harga jual per ton bijih
1. Untuk $ 0,25/lb Cu $ 3,53 $ 3,05 $ 2,58
BESR 2,5 : 1 1,5 : 1 0,6 : 1
2. Untuk $ 0,30/lb Cu $ 4,23 $ 4,23 $ 3,09
BESR 4,2 : 1 3,0 : 1 1,8 : 1
3. Untuk $ 0,35/lb Cu $ 4,94 $ 4,27 $ 3,61
BESR 6,0 : 1 4,5 : 1 3,2 : 1
6:1
GRAFIK BESR
5:1
4:1
BESR
3:1
2:1
1:1
IV - 3
4.2. PERTIMBANGAN TEKNIS
Ultimate pit slope adalah batas akhir atau paling luar dari suatu tambang
terbuka yang masih diperbolehkan, dan pada kemiringan ini jenjang masih
tetap mantap (stabil).
IV - 4
Common Surface Intercept
WASTE
45 0 at 3 : 1
allowable ratio
50 0 at 3 : 1
allowable ratio
ORE
IV - 5
beberapa lubang bor dibagian luar daerah penambangan atau di jenjang
kemudian dari lubang-lubang bor tersebut air dipompa ke luar tambang.
W minimum = Y + Wt + Ls + G + Wb
keterangan :
W minimum : lebar jenjang minimum, m
Y : lebar yang disediakan untuk pengeboran, m
Wt : lebar yang disediakan untuk alat-alat, m
Ls : panjang power shovel tanpa panjang boom, m
G : floor cutting radius dari power shovel, m
Wb : lebar untuk broken material, m
IV - 6
c. Untuk open cut antara 12 ft75 ft; yang baik adalah 30 ft.
Sedangkan untuk tambang bijih dapat sampai 225 ft. Lebar
jenjang disesuaikan dengan loading track, daerah operasi power
shovel serta untuk peledakan, lebarnya antara 20 ft76 ft,
umumnya 50 ft dan yang ideal 30 ft.
IV - 7
R = digging radius dari alat muat, m
C = jarak sisi jenjang broken material ke garis tengah rel, m
L= lebar yang disediakan untuk pengaman ( safety), biasanya
selebar dump truck, m
b. Lebar jenjang
Lebar jenjang antara 4060 m, biasanya juga dibuat antara
80100 m. Jika memakai multi row bore hole. Lebar minimum
untuk batuan keras :
Vr = A + C + C1 + L + B
keterangan :
Vr = lebar jenjang minimum, m
A = lebar broken material, m
IV - 8
C = jarak sisi timbunan ke sisi tengah rel, m
C1 = 0,50 lebar lori = 23 m
B = lebar endapan yang diledakkan = 612 m
L = lebar yang disediakan untuk menjamin extraction
dari endapan pada jenjang di bawahnya.
a. Tinggi jenjang
Untuk tambang bijih besi antara 20 40 ft
Untuk tambang bijih tembaga 30 70 ft
Untuk limestone dapat sampai 200 ft
b. Lebar jenjang
Antara 50250 ft
c. Kemiringan jenjang
Antara 45o65o
Tinggi jenjang : L = Lm x Sf
keterangan :
L = tinggi jenjang, m
Lm = maximum cutting height dan alat muat
Sf = swell factor
= 1/3 untuk cara corner cut dan = 0,50 untuk cara box cut
IV - 9
Pada batuan keras sudut ini bervariasi antara 55 0800. Bagian-bagian
jenjang tersebut dapat digambarkan pada Gambar 4.3.
Setelah cut dipindahkan maka akan terlihat sisanya adalah sebagai jenjang
pengaman atau jenjang penangkap (catch bench) dengan lebar SB. Tujuan
pembuatan jenjang penangkap ini adalah :
a. Untuk mengumpulkan material yang meluncur dari jenjang yang ada
di atasnya
IV - 10
b. Untuk memberhentikan pergerakan boulder yang bergerak ke bawah
Secara umum lebar dari jenjang penangkap adalah 2/3 dari tinggi jenjang
sedangkan pada akhir umur tambang lebar jenjang penangkap kadang-
kadang dikurangi sampai kira-kira 1/3 dari tinggi jenjang. Kadang-kadang
IV - 11
jenjang ganda (double benches) ditinggalkan sepanjang final pit seperti
pada Gambar 4.6.
IV - 12
Gambar 4.7. Geometri Jenjang Penangkap (Call, 1986)
Tabel 4.2. Dimensi Jenjang Penangkap (Call, 1986)
Berikut ini adalah suatu lereng yang terdiri dari 5 jenjang (Gambar 4.8)
dimana sudut lerengnya dibuat dari garis yang menghubungkan kaki
lereng yang paling rendah sampai ke puncak lereng yang paling tinggi
sehingga kemiringan lereng keseluruhannya ( overall pit slope) dapat
dihitung sebagai berikut.
5 x 50
(overall) = tan-1 5 x 50 = 50.4O
4 x 35
tan 75
IV - 13
Gambar 4.8. Sudut Lereng Keseluruhan
Jika pada Gambar 4.9 terlihat bahwa pada jenjang ketiga terdapat jalan
masuk yang berbelok (acces ramp) dengan lebar 100 ft maka kemiringan
lerengnya menjadi :
5 x 50
(overall) = tan -1
5 x 50 = 39.2O
4 x 35 100
tan 75
Apabila pada lereng tersebut terdapat jenjang kerja dengan lebar 125 ft
pada jenjang 2 seperti pada Gambar 4.10 maka sudut lereng keseluruhan
menjadi :
5 x 50
(overall) = tan -1
5 x 50 = 36.98O
4 x 35 125
tan 75
IV - 14
Jika ramp tersebut dibagi menjadi 2 bagian seperti pada Gambar 4.10
yang masing-masing ramp tersebut dapat digambarkan dengan sudut
lereng. Sudut ini disebut sudut antar ramp (interramp angle). Dalam hal ini
berlaku :
125
IR1 = IR2 = tan -1
2 x 50 25 = 50.4O
2 x 35
tan 75 tan 75
IV - 15
Gambar 4.11. Sudut Lereng Keseluruhan Dengan Adanya
Jenjang Kerja
IV - 16